Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSAAN PADA GIGITAN HEWAN RABIES 2) Stadium Sensoris

Rasa nyeri/panas disertai rasa kesemutan pada tempat bekas


➢ pertama kali ditemukan di kerbau luka, disusul dengan rasa cemas dan reaksi yang berlebihan
➢ Rabies → penyakit infeksi akut yang menyerang susunan syaraf pusat, terhadap rangsangan sensorik.
menyerang hewan berdarah panas dan manusia disebabkan oleh virus 3) Stadium Eksitasi
Rabies (Rhabdovirus) → biasanya jika telah muncul manifestasi klinis Gelisah hebat dan kaget-kaget (tonus otot meninggi), Hydrophobi
→ selalu diakhiri dengan kematian → sehingga tujuan ttl mencegah (hanya ada pada rabies → tidak ada pada ensefalitis lainnya),
hal ini tjd setelah tergigit/dijilat pada bagian tubuh yang luka. Aerophobi, Hyphersalivasi dan kejang-kejang Penderita sering
➢ Virus bersifat neurotropik, dapat bertahan pemansan 56 c 35 menit & meninggal pada stadium ini. Hidrofobia merupakan gejala khas
pemanasan kering 100 c selama 2 menit, suhu panas 24 jam, lemari penyakit rabies.
pendingin 4 c bertahun-tahun. Mati oleh sinar uv, pada pelarut asam 4) Stadium Paralisis
basa, pelarut lemak (sabun, eter, klorofom, dll) Aphatis, stupor, koma dan meninggal.

➢ Masa inkubasi (Yang berkisar antara 2 minggu s/d 2 tahun, tetapi pada
umumnya 3 – 8 minggu), tergantung:
• Jumlah dan besar luka
• Lokasi luka gigitan (Route Inokulasi)
➢ Dapat menyerang manusia. Virus rabies dapat menginfeksi semua • Banyaknya syaraf di luka gigitan
hewan berdarah panas, juga manusia, monyet, anjing, kera dan burung. • Jumlah virus dan sifat strain virus (virulensi)
➢ Belum ditemukan obatnya. Yang ada hanyalah Vaksin Anti Rabies (VAR).
➢ Penyelamat utama: Penatalaksanaan luka gigitan dan kecepatan PENANGANAN LUKA GIGITAN HPR:
pemberian VAR 1. Pencucian luka gigitan dengan sabun/deterjen dibawah air
➢ Cara Penularan mengalir selama 10-15 menit dilakukan berulang-ulang dan diberi
• Melalui gigitan hewan tertular rabies diantaranya Anjing, Kucing, antiseptis. Jangan bilas dengan bahan keras → menambah luka
Kera 2. Tidak dibenarkan menjahit luka → bila terpaksa dengan jahitan
• Di luar negeri: kelelawar, serigala (fox), racoon (musang), dll situasi perlu diberi SAR (serum anti rabies) infiltrasi sekitar luka
• Melalui non gigitan: jilatan pada luka, transplantasi, kontak gigitan.
dengan bahan yang mengandung virus rabies pada kulit yang 3. Pemberian pengobatan Pasteur (Post exposure treatment) sesuai
lecet atau mukosa. dengan Protap. → beri VAR/SAR u/ luka derajat berat
4. Pemberian obat lain: antibiotik, ATS dll bila diperlukan
(symtomatis).

KATEGORI PAJANAN & REKOMENDASI TATALAKSANA MENURUT WHO

menetap (2 minguu) & bereplikasi di sekitar jaringan otot terluka → ke SSP


tanpa gejala klinis → bereplikasi di otak dan menyebar terutama di sel-sel
limbik, hipotalamus dan batang otoak → ke perifer mll saraf efferent
(volunteer/autonomy) → menyerang organ: kelenjar ludah, kornea, ginjal
PENGOBATAN:
• Manajemen therapy infeksi rabies pada manusia belum memuaskan
terutama bila penyakit ini sudah menunjukkan gejala. Hingga saat ini
belum ada laporan kasus yang dapat bertahan hidup setelah
manifestasi dari penyakit ini timbul
• jika gejala telah muncul → prognosis buruk

PENCEGAHAN:
• Hindari gigitan binatang
• Bila terlanjur digigit binatang tersangka rabies maka dilakukan usaha
mematikan/mengurangi virus rabies dengan :
– mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun atau
diterjen selama 10 – 15 menit kemudian deberi antiseptic.
– Di RS luka diinfiltrasi dengan SAR (serum anti rabies),
dipertimbangkan ----> anti tetanus, antibiotika dan
➢ Gejala klinis: analgetika.
1) Stadium Prodromal • Pemberian immunisasi / vaksin anti rabies, dilakukan melalui 2 cara :
Gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri
– Immunisasi sesudah terkontak, (VAR saja atau dengan SAR)
ditenggorokan selama beberapa hari.
– immunisasi sebelum terkontak , ( VAR → diindikasikan bagi Tujuannya utk memberikan kekebalan pasif dalam 7 hari pertama dimana
masyarakat dengan resiko tinggi seperti mereka yang pada masa itu belum terbentuk imunitas thd virus rabies.
bekerja pada pusat penelitian rabies, dokter hewan, 1. Serum Homolog (Human Rabies Immunoglobulin/HRIG)
peternak, petugas kebun binatang dan petugas kehutanan).

VAKSIN ANTI RABIES (VAR):


1. POST EKSPOSURE PROPHYLAXIS
a. Purified Vero Rabies Vaccine/PVRV (Verorab)

2. Serum Heterolog

b. Purified Chick Embriyo Cell-culture Vaccine/PCECV (Rabifur)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
➢ Isolasi virus dari air liur, konjungtiva, cairan serebrospinal dan urin
penderita
➢ Pemeriksaan Fluerescent Antibodies Test (FAT) dapat menunjukkan
antigen virus di jaringan otak, air liur, kerokan mukosa, cairan
Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian VAR: serebrospinal, urin, kulit dan usap kornea.
1. Kontraindikasi ➢ Saat ini teknik pemeriksaan dgn PCR (Polymerase Chain Reaction) cukup
2. Reaksi Alergi → hati2 penderita yg alergi streptomisin dan atau sensitif dan spesifik untuk rabies
neomisin (terdapat dalam vaksin) → kalau ada maka tatalaksana
antialergi (epinefrin, adrenalin) PENATALAKSANAAN
3. Interaksi obat →kortikosteroid dan obat2an imunosupresif
4. Jenis VAR → VAR lengkap dgn satu jenis VAR saja, tdk boleh beda
jenis (jenis verorab saja atau rabifur saja)
5. Efek samping → kemerahan, indurasi ringan
6. Penyimpanan→ lemari pendingin suhu 2-8 C
7. Waktu Kadaluarsa

2. Tatalaksana Kasus Gigitan yang Memiliki Riwayat Pemberian VAR


lengkap

3. Pre Exposure Prophylaxis (PrEP)


Pemberian kekebalan kepada orang-orang yang memiliki risiko tinggi
terinfeksi rabies, diantaranya:
• Petugas kesehatan (dokter/perawat) yang menangani kasus luka
gigitan hewan penular rabies
• Dokter hewan
• Teknisi yg berhubungan dgn hewan berisiko

PEMBAGIAN LUKA:
1) Luka Risiko Tinggi
Luka/jilatan pada mukosa, luka di atas daerah bahu (leher, muka,
kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki, luka di area genitalia, luka yg
lebar/dalam, atau luka multipel.

SERUM ANTI RABIES:


Pemberian SAR terutama utk luka risiko tinggi atau kategori III yg
disebabkan oleh hewan yg terindikasi tinggi rabies.
2) Luka Risiko Rendah
Jilatan pada kulit terbuka atau cakaran/gigitan yang menimbulkan
luka lecet (ekskoriasi) di area badan, tangan dan kaki.
* pasien kehausan tapi tidak mau minum dan takut lihat air segelas saja →
hidrofobia
* pasien stad eksitasi → harus diisolasi, diikat, air liur bisa menularkan
rabies, di ruangan gelap.
* skin test → 1ml IC di lengan bawah bagian dalam → tunggu 15 detik:
eritema oedem >10 ml (+) atau eritem >20 ml
Patofisiologi:

DD:

Contoh soal:

Tatalaksana:

Anda mungkin juga menyukai