A. Defenisi
Envenomation adalah suatu gigitan atau sengatan yang menginjeksikan bisa atau racun
melalui gigitan (anjing,ular,ikan),sengatan (semut,tawon,kalajengking),kontak pasif (ulat
bulu),dan semprotan.(Krisanty, 2016)
B. Jenis-jenis Envenomation(Krisanty, 2016)
1. Hewan pada umumnya
a. Hal-hal yang harus diperhatikan
Harus mengetahui daerah tempat tinggal,endemik rabies/tidak
Keadaan binatang pada saat mengigit :
Sedang beranak
Dalam keadaan terangsang
Vaksinasi yang masih berlaku
b. Gejala klinis
Sakit kepala mendadak,muntah
Panas
Perubahan kepribadian/ mental
Kesadaran menurun sampai koma
Refleks patologis positif
Kadang-kadang parese,paralise,parestesi,kaku kuduk,ataksia,retensi urine
c. Penatalaksanaan
Binatang diserahkan kepada dinas peternakan / dokter hewan untuk
observasi.Sedangkan untuk penderita tersebut :
1) Debridement luka
Sesuai dengan cara mengatasi luka,membuang jaringan nekrosis dan yang
akan nekrosis.Cuci dengan benzalkonium chloride atau air detergen/
sabun,H202.Jangan dijahit.
2) Pemberian vaksin dan serum anti rabies
3) Pemberian ATS/Toksoid
4) Analgesik/antibiotic
Tabel.1 Pemberian Vaksin dan Serum Anti Rabies
Macam gigitan Pada waktu Observasi Pengobatan yang
menggigit selama 10 dianjurkan
hari
1. Kontak tetapi tidak ada Gila Tidak perlu
luka.kontak tak pengobatan
langsung.Tidak ada kontak
2. Jilatan pada kulit luka a.Tersangka gila - Sehat - segera diberikan
garukan atau lecet,luka vaksin dan
kecil di sekitar hentikan vaksinasi
tangan,badan,kaki tersebut apabila
ternyata masih
sehat setelah 5 hari
dalam observasi
- Gila - segera diberikan
vaksin dan
diberikan serum
apabila diagnosa
laboratorium
positif rabies
Untuk kasua-kasus penggigitan oleh hewan yang tersangka atau menderita rabies
yang telah pernah menerima “Pasteur treatment”,maka perlu diperhatikan ketentuan di
bawah ini ;
1. Bila seorang penderita telah divaksinasi dengan vaksinasi anti rabies (sebanyak 14
kali suntikan @ 2 cc,sekitar pusar),dan dalam waktu tiga bulan setelah
vaksinasi,digigit lagi oleh anjing,kucing atau kera ataupun hewan lain yang positif
rabies,maka pasien tadi perlu di vaksinasi lagi
2. Bila seorang penderita yang telah divaksinasi dengan vaksin anti rabies (sebanyak
14 kali suntikan 14 kali @ 2cc,subkutan sekitar pusar),dan dalam waktu tiga sampai
enam bulan setelah vaksinasi digigit lagi oleh anjing,kucing,kera serta hewan lain
yang positif rabies,maka pasien perlu diberi dua kali suntikan rabies @ 2cc
subkutan di sekitar pusar,dengan jarak 1 minggu antara suntikan pertama dengan
kedua.
3. Bila lebih dari enam bulan setelah vaksinasi anti rabies seorang digigit lagi oleh
anjing,kucing,kera ataupun hewan lain yang positif rabies,maka pasien tadi
dianggap sebagai penderita baru (harus mendapat 14 kali suntikan vaksin anti
rabies @ 2cc subkutan sekitar pusar).
Hati-hati terhadap gejala-gejala neurologik akibat pemberian vaksin dengan masa inkubasi
rata-rata 2 minggu.
d. Komplikasi
Komplikasi dibagi atas :
1) Saraf perifer :
Mononeuritis,misal: Parese N VII,N VI,dll
Poliretikuloneuritis (type Landry/Guillian Barre)
2) Susunan saraf pusat
Mielopati
Ensefalopati
Ensefalomyeolopati
2. Gigitan ular
Parahnya akibat dari suatu gigitan ular tergantung dari ular ular berbisa atau tidak
berbisa,jenis ular,bagian tubuh yang digigit dan seberapa banyak racun ular yang
disemprotkan oleh ular tersebut.
Bisa ular dapat menyebabkan reaksi toksik pada syaraf,darah,dan jantung karena bisa
ular memiliki sifat :(Penelitian dan pengembangan Yayasan Ambulance Gawat
Darurat, 2012)
Neurotoksin :berakibat pada syaraf tepi (perifer) atau syaraf pusat (sentral)
Haematotoksin :haemolitik
Myotoksin:kerusakan sel otot ginjal
Kardiotoksin :kerusakan otot jantung
Cytotoksin :gangguan jantung dan pembuluh darah
Cytolytik :peradangan dan mati jaringan
Enzym-enzym :zat aktif penyebaran bisa
a. Tanda dan gejala lokal :
Ada 2 lubang bekas gigitan yang sejajar
Ada tanda-tanda kemerahan di sekitar luka
Bengkak dan nyeri
Timbul dalam 10 menit
b. Tanda dan gejala umum :
Demam
Mual-muntah
Kelemahan
Mimisan
Nadi cepat dan kecil
Penurunan rasa raba sampai dengan mati rasa
Kejang
Pingsan
Gangguan pernafasan
c. Penanganan :
Aman diri dan lingkungan sekitar
Nilai keadaan airway,breathing,dan sirkulasi (ABC)
Tenangkan penderita
SABU (pemberian SABU dengan polivalen 1 ml.Teknik pemberiannya
dengan cara 2 vial diencerkan dalam 500cc cairan dex 5% atau Nacl 0,9%
dengan kecepatan 40-80 tetes permenit.Maksimal 100 ml (20 vial)
pemberian dalam 24 jam jika prognosisnya bagus bisa diulang tiap 6 jam.
Imobilisasi anggota badan yang digigit di bawah ketinggian jantung.
Berikan O2 bila ada
Bawa segera ke rumah sakit
3. Serangga
Korban oleh serangga biasanya ringan dan tidak banyak bahayanya. Dasar
timbulnya reaksi dari penderita adalah suatu reaksi alergi. Reaksi ini bermacam –
macam dan sangat bergantung pada individu. Bukan saja bisanya tetapi
komponen serangga itu sendiri bersifat allergen. Kematian disebabkan itu sendiri
bersifat allergen. Kematian disebabkan reaksi anafilaksis dan timbul biasanya
akibat sengatan.
a. Manifestasi klinis
Dari bentuk urtikaria eksterna sampai reaksi alergi kronis yang muncul hebat
dengan reaksi anafilaksis dan didahului oleh reaksi setempat berupa
kemerahan, bengkak, rasa terbakar kemudian mual, muntah dan kesadaran
menurun.
b. Jenis serangga yang menyengat
Semut, tawon, laba-laba, kalajengking. Letak sengat di segmen terakhir dari
bagian perut.
Sifat bisanya adalah sebagai berikut :
Warna jernih seperti air
Larut dalam air dan asam
Tidak dapat larut dalam alkohol
Rasa tajam
Neurotoksik, perdarahan, dan hemolitik.
Mengandung unsur – unsur hiphoridae, fosfolise A dan histamine
Reaksi hebat yang terjadi bukan karena bisanya, tetapi reaksi sensivitas
terhadap protein asing.
c. Terapi yang dianjurkan :
Berantas anafilaksis dengan epineprin secara intramuscular (IM)/
subcutan (SC)
Lanjutkan dengan simpatik
Infus.
Antihistamin dan kostikosteroid.
Selanjutnya imunisasi dengan antigen.
d. Sengatan Tawon
Pada orang yang tidak sensitive hanya mengeluh sakit setempat, bengkak,
kemerahan.
Berat reaksi :
1. Reaksi ringan, urtikaria, malaise, gelisah.
2. Reaksi sedang : edema anasarka, sesak nafas, wheezing, nyeri perut, mual, muntah.
3. Reaksi berat : reaksi sedang diikuti sesak hebat, disfagia, suara serak, pelo, tidak sadar.
4. Reaksi syok : salah satu gejala diatas diikuti dengan sianosis, tekanan darah menurun,
tidak sadar.
Pertolongan pertama
1. Kompres es
2. Berikan krem yang mengandung soda disekitar sengatan
Reaksi berupa kemerahan, edema, rasa gatal. Pada reaksi- reaksi hebat berupa edema yang
menyeluruh. Tidak disebabkan bisa, tetapi saliva yang mengandung hyaluronidase dan
histamine.
Terapi :
1. Antihistamin
2. Analgesic local
3. Krem antihistamin
Manifestasi klinik
Berupa gatal dan kemerahan. Yang berat berupa syok sebagai reaksi
Pengobatan
Antihistamin local dan parenteral.