Oleh karena kondisi merasa hampa, pikiran kosong, sering menangis, tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari sejak sebulan yang lalu dan merupakan episode depresi
tunggal (pertama) menunjukkan Tn. Andi mengalami gejala gangguan depresi berat.
Berdasarkan karakterisitiknya yaitu gejala-gejala kognitif dan vegetative menonjol seperti
retardasi psikomotor, atau agitasi, gangguan tidur, anoreksia, penurunan berat badan, rasa
bersalah berlebihan maka Tn. Andi menunjukan gejala somatik atau melankolia dari depresi.
Hal ini berbanding terbalik dengan depresi atipikal yaitu nafsu makan meningkat,
penambahan berat badan, hypersomnia, sensitive terhadap penolakn interpersonal, perasaan
“kaku” di anggota badan.2,3
Kematian istrinya merupakan faktor stressor dari penyebab gangguan depresi yang
dialami Tn. Andi. Berkabung atau kehilangan merupakan perasaan disforik (tidak bahagia)
yang mendalam setelah kehilangan atau mengalami trauma berat dan dapat menimbulkan
sindrom depresi lengkap. Dengan berjalannya waktu, gejala-gejala depresi dapat hilang dalam
waktu beberapa minggu hingga bulan. Namun, jika gejala tersebut tidak menghilang
berdasarkan kriteria waktu (misalnya lebih dari dua bulan) dapat berkembang menjadi depresi
berat.3
Sumber:
1. Elvira SD, Hadisukanto G, editor. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III. Jakarta: Depkes RI; 1993.
3. Amir N. Depresi: Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana. 2th ed. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
No 9
Sumber:
1. Elvira SD, Hadisukanto G, editor. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.