- melakukan KIE :
1. Menjelaskan mengenai penyakit TBC
2. Menjelaskan penyakit TBC bisa disembuhkan
3. Mengenai pengobatan: rencana pengobatan, dosis dan cara
pemberian, keteraturan menelan obatsampai tuntas, efek
samping obat
4. Pentingnya PMO
5. Penularan TBC
6. Pencegahan penularan TBC
7. Pemeriksaan dahak ulang secara teratur
8. PHBS bagi pasien dan keluarga
9. Konseling dan perbaikan gizi pasien
b) Kasus 2
Citata, usia 7 tahun adalah puteri bapak dan ibu Ciputra. Citata
menderita panas, batuk batuk, nafsu makan menurun tanpa
sebab yang jelas lebih dari 2 minggu. Sudah diberi parasetamol,
panas turun tetapi kemudian panas lagi.
Pertanyaan:
a. Paduan OAT apa yang akan diberikan kepada Citata?
OAT anak kategori I 3 tablet 2HRZ/4HR
b. Perlukah pemeriksaan terhadap kontak erat pasien?
Jelaskan!
Perlu
Karena penting untuk mencari sumber infeksi
c. Kenapa Citata bisa sakit TBC padahal sudah mendapat
BCG?
1. Karena vaksin BCG tidak mencegah pasien dari
terinfeksi TB tetapi untuk mencegah terjadinya
komplikasi TB yang lebih berat
2. Karena pasien mendapatkan infeksi TBC dari
ayahnya yang merupakan kontak eratnya. Selain itu
terdapat juga gizi buruk
d. Informasi apa saja yang perlu disampaikan pada orang tua
Ciatata pada saat penyuluhan?
Penjelasan tentang TBC gejala dan penyebabnya
Pengobtaan TBC
Rencana pengobatan
Dosis dan cara pemberian obat
Keteraturan menelan obat sampai tuntas
Efek samping obat dan pastikan keluarga mengetahui
kapan dan kemana harus mencari pertolongan
Pentingnya pengawasan keteraturan menelan obat
Etika batuk (penggunaan masker)
Pentingnya pola hidup sehat
c) Kasus 3
Bapak Rafi, usia 50 tahun, tinggal di desa Cangadi, Kecamatan
Lilirilau, Kabupaten Soppeng – Provinsi Sulawesi Selatan
dengan Nomor Telpon 081 2233, 3344. Bapak Rafi sudah
beberapa minggu merasa lesu, nafsu makan menurun, dada
sebelah kanan sakit, nyeri disertai batuk dengan dahak yang
kadang berdarah. Bapak Rafi datang berobat sendiri ke
Puskesmas Cangadi. Bapak Rafi diperiksa spesimen dahak
pada tanggal 3 Agustus 2020, dengan nomor register
laboratorium 1411 dengan hasil Mtb positif Rif sensitive. Bapak
Rafi, setahun yang lalu dinyatakan sembuh dari penyakit TBC.
Berat badan 51 kg, tidak terlihat parut BCG. Dokter Puskesmas
memutuskan akan mengobati Bapak Rafi. Didekat rumah
dimana pak Rafi tinggal ada seorang petugas puskesmas
bernama pak Hamid. Nomor Telpon 081 2233 4477
Pertanyaan:
a. Paduan OAT mana yang akan diberikan kepada Bapak
Rafi?
OAT Kategori 2HRZE/4HR dengan dosis 3 tablet
b. Menurut anda, siapakah yang paling tepat sebagai PMO?
Jelaskan!
Petugas puskesmas, karena terdapat risiko pasien bisa
menjadi TB RO
c. Hal-hal apa yang penting disampaikan kepada pasien dan
keluarganya pada kunjungan pertama?
- Penjelasan tentang TBC gejala dan penyebabnya
- Pengobtaan TBC
- Rencana pengobatan
- Dosis dan cara pemberian obat
- Keteraturan menelan obat sampai tuntas
- Efek samping obat dan pastikan keluarga mengetahui
kapan dan kemana harus mencari pertolongan
- Pentingnya pengawasan keteraturan menelan obat
- Etika batuk (penggunaan masker)
- Pentingnya pola hidup sehat
d) Kasus 4
Humbalang, seorang remaja laki-laki usia 15 tahun, menderita
batuk cukup lama, sekitar 4 bulan, disertai sesak nafas, nyeri
dada kanan serta sering panas. Batuk kadang sembuh untuk 1-2
hari, kemudian timbul lagi. Dokter RSUD Buleleng dimana
Humbalang berobat minta agar Humbalang diperiksa dahaknya.
Spesimen dahak diperiksa pada tanggal 5 Juli 2020, hasil Mtb
negatif, nomor register laboratorium 1253. Dokter memberikan
antibiotika selama 2 minggu, dengan nasehat kembali bila obat
habis. Saat kembali, tidak ada perbaikan klinis, oleh karena itu
Humbalang diperiksa foto toraks. Hasil pemeriksaan foto toraks
pada tanggal 20 Juli 2020 dengan nomor seri 334 mendukung
proses spesifik TBC dan dokter memutuskan untuk diobati
sebagai pasien TBC terdiagnosis klinis.
Pertanyaan:
a. Paduan OAT apa yang seharusnya diberikan kepada
Humbalang?
OAT Kategori I 2HRZE/4HR dengan dosis 3 tablet
b. Apa yang akan saudara sampaikan kepada orang tuanya
sebagai PMO?
- Penjelasan tentang TBC gejala dan penyebabnya
- Pengobtaan TBC
- Rencana pengobatan
- Dosis dan cara pemberian obat
- Keteraturan menelan obat sampai tuntas
- Efek samping obat dan pastikan keluarga
mengetahui kapan dan kemana harus mencari
pertolongan
- Pentingnya pengawasan keteraturan menelan
obat
- Etika batuk (penggunaan masker)
- Pentingnya pola hidup sehat
2) Latihan 2
Tujuan latihan ini yaitu untuk belajar mempraktekkan bagaimana
memantau kemajuan pengobatan serta mencatatnya pada kartu
TBC.01 dan TBC.02.
a) Kasus 1 - Bapak Kumara
Pada pengobatan tahap awal Bapak Kumara mengambil obat 3
hari sekali selama 2 minggu. Setelah dipandang bapak Kumara
rajin berobat selanjutnya kunjungan pengobatan disepakati
seminggu sekali.
Pemeriksaan ulang dahak akhir tahap awal dilakukan pada
tanggal 21 Agustus 2020, nomor register laboratorium 1601,
dengan hasil negatif. Berat badan 42 kg. Tidak ada keluhan. No
Reg UPK: 57 No Rek Kab: 112
Pertanyaan:
a. Hasil pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal
Bapak Kumara negatif. Ini disebut apa? Jelaskan!
Pengobatan dilanjutkan ke tahap lanjutan yaitu 4HR
b) Kasus 2 - Citata
Setelah 2 minggu pengobatan, selanjutnya jadwal pengambilan
obat di puskesmas disepakati setiap 2 minggu sekali. Ibu Citata
sangat ingin agar anaknya sembuh, oleh karena itu dia rajin
mengobati anaknya. Setelah 1 bulan pengobatan yaitu pada
tanggal 25 Maret 2020 nampak ada perbaikan klinis dan BB
meningkat menjadi 14 Kg. Setelah 2 bulan pengobatan yaitu
tanggal 19 April 2020 diketahui bahwa klinis membaik antara
lain, nafsu makan meningkat serta anaknya menjadi gesit
kembali, berat badan Citata meningkat menjadi 15 kg.
Pertanyaan:
a. Bolehkah pengobatan Citata dihentikan setelah keadaan
klinis Citata membaik? Jelaskan!
Tidak boleh,
Karena klinis membaik hanya menunjukan keberhasilan
pengobatan bukan kesembuhan
d) Kasus 4 - Humbalang
Pada pengobatan tahap Awal obat diambil seminggu sekali.
Pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap Awal (tanggal 08
September 2020, nomor register laboratorium 1639), hasilnya
BTA negatif. Berat badan ditimbang 41 kg, tidak ada keluhan.
Pertanyaan:
a. Bisakah pengobatan Humbalang dilanjutkan?
3) Latihan 3
Latihan Tatalaksana Pasien yang Berobat Tidak Teratur
a) Kasus-1 Ibu Putri
Ibu Putri, usia 33 tahun datang ke Puskesmas anda dengan
keluhan batuk darah yang hebat.
Pertanyaan:
a. Apa tindakan saudara pada waktu ibu Putri kembali dengan
batuk darah yang hebat?
Jawaban:
4) Latihan 4
Latihan ini menentukan Hasil Akhir Pengobatan
Latihan ini merupakan kelanjutan latihan sebelumnya.
Tujuan latihan ini yaitu menentukan hasil pengobatan serta tindak
lanjut yang perlu diambil.
b) Kasus 2 Citata
Pengobatan Citata diteruskan dengan tahap lanjutan dan OAT
akan diambil 2 minggu sekali, sampai dengan selesai serta
lengkap. Keluhan tidak ada, berat badan meningkat menjadi 17
kg (16 Juli 2020) dan 18 kg (20 Agustus 2020).
Pertanyaan:
a. Apa hasil akhir pengobatan Citata?
d) Kasus-4 Humbalang
Pengobatan tahap lanjutan Humbalang
diberikan dengan sekali seminggu. Humbalang berobat secara
teratur. Pada akhir pengobatan, keadaan klinis membaik dan
berat badan meningkat menjadi 45 kg, serta tidak ada keluhan
lagi.
Pertanyaan:
a. Apakah pada akhir pengobatan, Humbalang perlu
dilakukan pemeriksaan tertentu?
b. Apa hasil akhir pengobatan Humbalang?
c. Apa tindak lanjut saudara terhadap Humbalang?
2) Latihan 2
a) Jelaskan prinsip dasar pengobatan TBC RO pada anak!
Jawab: