Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN PENUGASAN DAN LEMBAR PENUGASAN

PELATIHAN MANAJEMEN PROGRAM TBC BAGI PENGELOLA


PROGRAM TBC (WASOR)
DI PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
METODE BLENDED

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
JAKARTA

1
PETUNJUK PENUGASAN

Jam pembelajaran penugasan disesuaikan dengan JPL masing-masing materi. Penugasan


akan dilaksanakan dengan metode Sinkronus Maya (SM), dengan ketentuan:
1. Lembar penugasan akan disampaikan melalui email
2. Sebelum melakukan penugasan, akan dijelaskan tentang tujuan, langkah-langkah serta
alokasi waktu dalam menyelesaikan penugasan secara langsung oleh fasilitator/tim teknis
3. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok (1 kelompok berisi 15 orang) dan setiap kelompok
dipisah ke dalam breakout room zoom meeting
4. Peserta mengerjakan latihan kasus secara individu secara sinkronus maya didampingi oleh
fasilitator melalui breakout zoom meeting
5. Selama pengerjaan penugasan peserta dapat mengajukan pertanyaan terkait penugasan
melalui zoom meeting
6. Setelah pengerjaan beberapa peserta diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil
penugasan
7. Setelah presentasi fasilitator memberikan feedback kepada hasil presentasi peserta

Demikian petunjuk ini dipakai untuk dilaksanakan dalam penugasan pelatihan

Jakarta Juli 2022

2
I. LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 1 :
PENEMUAN KASUS TERDUGA TBC MELALUI SINKRONUS MAYA

Dalam latihan berikut ini anda diminta melengkapi buku daftar terduga TB yang
diperiksa spesimen dahak pada soal a dan b ke buku TB.06

a) Pada tanggal 30 Maret 2020, Maryam seorang wanita berusia 40 tahun, alamat
Rt.01/RW05 desa Pasir Putih, diperiksa spesimen dahaknya untuk diagnosis di
Puskesmas Kayu Putih, Kabupaten Pulo Mas. Pemeriksaan spesimen dahak dengan
TCM pada tanggal 30 Maret 2020 dengan nomor sediaan 16/11122233344/1/0102
hasilnya Mtb positif Rif sensitif. Dalam buku register laboratorium tercatat nomor 213.

b) Tn.Fajar pada tanggal 30 Maret 2020 diperiksa specimen dahak di Puskesmas Kayu
Putih, untuk maksud diagnosis. Bapak Fajar berumur 54 tahun ini, tinggal di Desa
Sukamulia RT.06/RW.03, Jl Pusaka no. 22, kel. Bidara. Pemeriksaan specimen
dahak hasilnya Mtb positif Rif sensitif dengan nomor sediaan
16/11122233344/1/0109, nomor register laboratorium 218. Apa yang harus anda
lakukan bila Tn. Fajar tidak datang kembali untuk penatalaksanaan lebih lanjut?

Dalam latihan berikut ini anda diminta melengkapi formulir TB.05, register
laboratorium TB.04.
c) Ny.Titin Gozali, umur 39 tahun, tinggal di Rawakembang II/69, RT.07/ RW.08
Telp/HP:08133344455 datang ke Puskesmas Cempaka Putih, Kabupaten Pulo
Gadung, dengan keluhan batuk-batuk berdahak sekitar 2 bulan. Pengambilan
specimen dahak dengan nomor sediaan 16/22233344455/1/0111 pada tanggal 30
Maret 2020. Sediaan diperiksa pada tanggal 2 April 2020 dengan nomor register
laboratorium adalah 378, hasilnya Mtb positif Rif sensitif.

Ny.Titin tinggal serumah dengan suaminya, Tn. Tigor, 45 tahun serta 2 orang anak
yaitu Ali,7 tahun dan Aliah,4 tahun.Dirumahnya juga ada orang tua TN Tigor nama
Dadan usia 70 tahun dan ny Dadan umur 68 tahun disamping itu ada pembantu
rumah tangga nama nya Ijah usia 27 tahun .Dari hasil pemeriksaan, tidak ada
anggota keluarga Ny. Titin yang bergejala TB.

3
d) Isilah formulir TB.15, register TB.16, dan TB.01 P (TPT)
Petugas melakukan pelacakan, Anak Ny.Titin yaitu Ali,7 tahun dan Aliah,4 tahun
dibawa ke Fasyankes untuk dilakukan skoring sistem oleh Dokter. Dokter
menyatakan kondisi Ali dan Aliah sehat. Dokter memberi Terapi Pencegahan
Tuberkulosis (TPT).

e) Isilah formulir rujukan terduga TB RO dan buku rujukan terduga TB RO


Puskesmas A belum mempunyai TCM
Di Puskesmas A, pasien Abdi diberi pengobatan kat 1, mulai pengobatan tanggal 5
Januari 2020. Tanggal 3 Maret dilakukan pemeriksaan dahak ulang tahap awal
hasilnya negatif, dan bulan ke-5 pada tanggal 5 Juni hasilnya 1+. Dokter puskesmas
A menyimpulkan pasien Abdi gagal kat 1, akan dirujuk ke fasyankes yang memiliki
TCM sebagai terduga TB RO.

PENGOBATAN PASIEN TB MELALUI SINKRONUS MAYA

A. Latihan Kasus untuk Pengobatan


1. Latihan Pengobatan Pasien TB Sensitif
Kerjakan Latihan ini kemudian diskusikan hasilnya: (formulir/kartu dapat dilihat di lembar
kerja)
Latihan 1
Kasus-1
Bapak Kumara usia 44 tahun, alamat rumah Jalan Pemuda No.107 Jakarta Timur, selama 2
bulan terakhir selalu batuk dengan mengeluarkan dahak. Bapak Kumara datang berobat ke
RS Persahabatan atas inisiatif sendiri, dr. Erlina meminta bapak Kumara untuk diperiksa
dahak dengan TCM. Hasil pemeriksaan dahak sebagai berikut:
 Tanggal 28 Juni 2020, Mtb positif Rif sensitif
 Nomor register laboratorium: 1201

Wawancara dan pemeriksaan menunjukkan bahwa Bapak Kumara belum pernah mendapat
pengobatan TB sebelumnya. Dokter Erlina memutuskan untuk mengobati Bapak Kumara .
Sebagai PMO disetujui Bapak Chandra, tetangga pak Kumara.
Pengobatan dimulai tanggal 2 Juli 2020. Untuk 2 minggu pertama Bapak Kumara berjanji
akan datang setiap 3 (tiga) hari sekali untuk mengambil obat. Berat badan saat dimulai
pengobatan adalah 42 kg, serta tidak terlihat parut BCG. Nomor Telpon bapak Kumara 081
2233 5599 Nomor HP bapak Chandra 081 2233 4455
Pertanyaan:
a. Apa klasifikasi dan tipe penyakit Bapak Kumara?
Jawab: …………………………………………………………………………………

b. Paduan OAT KDT apa yang sesuai untuk penyakit Bapak Kumara ?

4
Jawab: …………………………………………………………………………………

c. Isi dan lengkapi kartu pengobatan TB.01 dan kartu identitas TB.02 bagi Bapak
Kumara
Jawaban dibuat pada kartu TB.01 dan TB.02 yang tersedia pada modul ini.

d. Apa yang akan saudara lakukan terhadap kontak erat Bapak Kumara ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Kasus-2
Citata, usia 7 tahun adalah puteri bapak dan ibu Ciputra. Citata menderita panas, batuk
batuk, nafsu makan menurun tanpa sebab yang jelas lebih dari 2 minggu. Sudah diberi
parasetamol, panas turun tetapi kemudian panas lagi.

Pada tanggal 18 Februari 2020, Citata dibawa ke Puskesmas Bintuni di Papuatara. Dokter
menemukan pembesaran beberapa kelenjar getah bening pada leher sisi kiri dengan ukuran
> 1 cm, jumlahnya ada 3 dan tidak nyeri tekan.
Citata juga mengalami klinis gizi buruk (BB/U <60%).
Dari hasil wawancara diketahui bahwa bapak Ciputra sedang menjalani pengobatan sebagai
pasien TBC dengan terkonfirmasi bakteriologis.
Berat badan Citata 13 kg dan terlihat parut BCG, Citata belum pernah mendapat pengobatan
TB. Dokter Puskesmas menyarankan agar Citata segera diobati. Pengobatan dimulai pada
tanggal 22 Februari 2020.

Ibu Ciputra akan bertindak sebagai PMO-nya. Alamat Citata adalah jalan raya Bintuni No.17.
No Telpon ibu Ciputra 081 2233 6677. Ibu Ciputra berjanji akan datang ke poli anak untuk
mengambil obat setiap hari selama 2 minggu. Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap,
Citata didiagnosis menderita TB kelenjar dan diputuskan untuk diobati.

Pertanyaan:
a. Paduan OAT apa yang akan diberikan kepada Citata ?

…………………………………………………………………………………

b. Isi dan lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 yang sudah tersedia dalam buku kerja
Pengobatan setelah mengisi formulir skoring pada anak.

c. Perlukah pemeriksaan terhadap kontak erat pasien? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

d. Kenapa Citata bisa sakit TB padahal sudah mendapat BCG?

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

5
e. Informasi apa saja yang perlu disampaikan pada orang tua Ciatata pada saat
penyuluhan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Kasus-3
Bapak Rafi, usia 50 tahun, tinggal di desa Cangadi, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng
– Provinsi Sulawesi Selatan dengan Nomor Telpon 081 2233, 3344. Bapak Rafi sudah
beberapa minggu merasa lesu, nafsu makan menurun, dada sebelah kanan sakit, nyeri
disertai batuk dengan dahak yang kadang berdarah. Bapak Rafi datang berobat sendiri ke
Puskesmas Cangadi. Bapak Rafi diperiksa specimen dahak pada tanggal 3 Agustus 2020,
dengan nomor register laboratorium 1411 dengan hasil Mtb positif Rif sensitive. Bapak Rafi,
setahun yang lalu dinyatakan sembuh dari penyakit TB. Berat badan 51 kg, tidak terlihat
parut BCG. Dokter Puskesmas memutuskan akan mengobati Bapak Rafi. Didekat rumah
dimana pak Rafi tinggal ada seorang petugas puskesmas bernama pak Hamid. Nomor
Telpon 081 2233 4477
Bapak Rafi mempunyai 3 anak, Bahar,laki-laki usia 17 tahun, Suti, perempuan usia 15 tahun
dan Ayu, perempuan usia 5 tahun.
Pengobatan dimulai tanggal 12 Agustus 2020. Bapak Rafi akan mengambil obatnya setiap
hari.

Pertanyaan:
a. Paduan OAT mana yang akan diberikan kepada Bapak Rafi?
…………………………………………………………………………………

b. Menurut anda, siapakah yang paling tepat sebagai PMO? Jelaskan!


……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….........................
..........................................

c. Isi dan lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 untuk Bapak Rafi!

d. Hal-hal apa yang penting disampaikan kepada pasien dan keluarganya pada
kunjungan pertama?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………

Kasus-4
Humbalang, seorang remaja laki-laki usia 15 tahun, menderita batuk cukup lama, sekitar 4
bulan, disertai sesak nafas, nyeri dada kanan serta sering panas. Batuk kadang sembuh
untuk 1-2 hari, kemudian timbul lagi. Dokter RSUD Buleleng dimana Humbalang berobat
minta agar Humbalang diperiksa dahaknya.
Spesimen dahak diperiksa pada tanggal 5 Juli 2020, hasil Mtb negatif, nomor register
laboratorium 1253. Dokter memberikan antibiotika selama 2 minggu, dengan nasehat
kembali bila obat habis. Saat kembali, tidak ada perbaikan klinis, oleh karena itu Humbalang
diperiksa foto toraks. Hasil pemeriksaan foto toraks pada tanggal 20 Juli 2020 dengan nomor
seri 334 mendukung proses spesifik TBC dan dokter memutuskan untuk diobati sebagai
pasien TBC terdiagnosis klinis.
6
Orang tua Humbalang menyatakan bahwa anaknya belum pernah mendapat pengobatan
TBC sebelumnya. Pengobatan akan dilaksanakan di Puskesmas Buleleng. Humbalang
akan datang satu kali dalam seminggu. Sebagai PMO adalah Bapak Abu , orang tua
Humbalang dengan nomor telpon 081 2255 6677. Alamat Humbalang adalah desa Banyu
Urip lingkungan
II. No 207 Buleleng, telpon 081 2255 7788
Berat badan saat dimulai pengobatan adalah 40 kg, serta terlihat adanya parut
BCG. Pengobatan dimulai tanggal 21 Juli 2020.

Pertanyaan:

a. Paduan OAT apa yang seharusnya diberikan kepada Humbalang ?


…………………………………………………………………………………

b. Buat dan isilah kartu TB.01 dan TB.02 untuk Humbalang.


Jawabannya ditulis pada lembar kartu yang tersedia.

c. Apa yang akan saudara sampaikan kepada orang tuanya sebagai PMO?

……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………

Latihan 2
Latihan ini merupakan kelanjutan latihan-1
Tujuan latihan ini yaitu untuk belajar mempraktekkan bagaimana memantau kemajuan
pengobatan serta mencatatnya pada kartu TB.01 dan TB.02.
Ambil kartu-kartu TB.01 dan TB.02 yang telah anda isi pada latihan sebelumnya kemudian
kerjakan latihan-2 ini.

Kasus-1
Bapak Kumara
Pada pengobatan tahap awal Bapak Kumara mengambil obat 3 hari sekali selama 2 minggu.
Setelah dipandang bapak Kumara rajin berobat selanjutnya kunjungan pengobatan
disepakati seminggu sekali.
Pemeriksaan ulang dahak akhir tahap awal dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2020, nomor
register laboratorium 1601, dengan hasil negatif. Berat badan 42 kg. Tidak ada keluhan. No
Reg UPK: 57 No Rek Kab: 112
Pertanyaan:
a. Hasil pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal Bapak Kumara negatif. Ini
disebut apa?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

b. Lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 dari bapak Kumara


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kasus-2
Citata
Setelah 2 minggu pengobatan, selanjutnya jadwal pengambilan obat di puskesmas
disepakati setiap 2 minggu sekali. Ibu Citata sangat ingin agar anaknya sembuh, oleh karena
7
itu dia rajin mengobati anaknya. Setelah 1 bulan pengobatan yaitu pada tanggal 25 Maret

8
2020 nampak ada perbaikan klinis dan BB meningkat menjadi 14 Kg. Setelah 2 bulan
pengobatan yaitu tanggal 19 April 2020 diketahui bahwa klinis membaik antara lain, nafsu
makan meningkat serta anaknya menjadi gesit kembali, berat badan Citata meningkat
menjadi 15 kg.
Pertanyaan:
a. Bolehkah pengobatan Citata dihentikan setelah keadaan klinis Citata membaik?
Jelaskan jawaban saudara!

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

b. Catatlah informasi tersebut diatas pada kartu TB.01 dan TB.02 Citata!

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kasus-3
Bapak Rafi
Pengobatan tahap awal dimulai pada tanggal 12 Agustus 2020 , Bapak Rafi datang setiap
hari selama 2 bulan. Kemudian pada bulan ke-3, obat diberikan seminggu sekali.
Bapak Rafi rajin berobat dan pada tanggal 28 Oktober 2020, dilakukan pemeriksaan ulang
dahak pada akhir masa pengobatan tahap awal, dengan nomor register laboratorium 1917.
Hasil pemeriksaan ke dua spesimen dahak (P,S) BTA negatif. Berat badan tetap 51 kg, serta
tidak ada lagi keluhan.
Untuk pengobatan tahap lanjutan, bapak Rafi minta ijin untuk pindah dan melanjutkan
pengobatan ke RSUD Bone karena Bapak Raharjo harus mengikuti pelatihan penjenjangan
di Bone selama kurang lebih 2 bulan.
Pertanyaan:
a. Apakah pengobatan tahap awal dari Bapak Rafi sudah berhasil?

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

b. Lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 Bapak Rafi !

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

c. Buatkan formulir rujukan/pindah pasien untuk Bapak Rafi !(isi form TB.09)

d. Bolehkah sisa OAT diberikan kepada Bapak Rafi untuk disampaikan ke RSUD
Bone ? jelaskan jawaban saudara.

…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Kasus-4
Humbalang
Pada pengobatan tahap Awal obat diambil seminggu sekali.
Pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap Awal (tanggal 08 September 2020, nomor
register laboratorium 1639), hasilnya BTA negatif. Berat badan ditimbang 41 kg, tidak ada
9
keluhan.

10
Pertanyaan:

a. Bisakah pengobatan Humbalang dilanjutkan?


…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....

b. Catatlah informasi tersebut diatas pada kartu TBC.01 dan TBC.02 Humbalang !
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Latihan 3
Latihan Tatalaksana Pasien yang Berobat Tidak Teratur

Latihan dibawah ini memberikan kesempatan kepada saudara sebagai peserta latih untuk
mempraktekkan bagaimana memberikan pengobatan bagi pasien TB yang berobat tidak
teratur.

Kasus-1
Ibu Putri, usia 33 tahun datang ke Puskesmas anda dengan keluhan batuk darah yang hebat.

Pertanyaan:
a. Apa tindakan saudara pada waktu ibu Putri kembali dengan batuk darah yang
hebat?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Setelah menjalani perawatan di RS Kabupaten, batuk darahnya teratasi dan kondisi ibu Putri
membaik, namun keluhan batuknya masih tetap ada. hasil pemeriksaan spesimen dahak
pada tanggal 30 November 2020 adalah Mtb positif Rif sensitif. Menurut anamnesa dan
catatan medik yang ada di RSUD Lombok Tengah, ibu Putri pernah berobat selama 3
minggu pada 4 bulan yang lalu. Berat badan 42 kg.dan pengobatan akan diberikan di
Puskesmas.

b. Apa paduan OAT KDT yang akan saudara berikan kepada Ibu Putri ?

…………………………………………………………………………………………

Pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal hasilnya negatif, selanjutnya diberikan
pengobatan tahap lanjutan. Namun, karena ibu Putri merasa sudah sehat dia menghentikan
pengobatannya selama lebih kurang 10 minggu. Setelah itu batuk-batuknya kambuh lagi dan
dia datang ke Puskesmas anda.
Pertanyaan:
a. Tindakan apa yang harus saudara lakukan pada ibu Putri ?

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

b. Bila hasil tindakan yang saudara lakukan negatif, apa tindak lanjutnya?

…………………………………………………………………………………
11
…………………………………………………………………………………

12
Kasus-2
Bapak Limbubu
Bapak Limbubu mulai berobat secara teratur sejak tanggal 24 Februari 2020 di Puskesmas
Kediri Kab. Lombok Barat. Namun sejak tanggal 5 April 2020 Bapak Limbubu tidak datang.
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah, ternyata Bapak Limbubu pergi ke Tarakan
mengunjungi anaknya, tanpa membawa obat. Selama kurang lebih 2 bulan di Tarakan,
batuknya kambuh, disertai darah.
Anaknya mengajak Bapak Limbubu berobat di RS Tarakan, tetapi tidak bersedia, karena
Bapak Limbubu ingin segera kembali ke Puskesmas Kediri dan kembali berobat disana.
Sesampai di Puskesmas Kediri, Bapak Limbubu kembali berobat pada 9 Juni 2020
Pertanyaan:
Sebagai petugas kesehatan di Puskesmas Kediri yang menangani Bapak Limbubu, apa
yang saudara lakukan?

Jawaban:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Latihan 4
Latihan ini menentukan Hasil Akhir Pengobatan

Latihan ini merupakan kelanjutan latihan sebelumnya.


Gunakan kartu TB.01 dan TB.02 yang sudah dibuat pada latihan sebelumnya untuk
mengerjakan latihan ini.
Tujuan latihan ini yaitu menentukan hasil pengobatan, pencatatannya di TB.01 dan TB.02
pada latihan 1 untuk kasus 1, 2, 3, dan 4 serta tindak lanjut yang perlu diambil.

Kasus-1
Bapak Kumara
Pengobatan Bapak Kumara dilanjutkan dengan pemberian tahap lanjutan. Pengambilan
OAT tahap lanjutan dilakukan 2 minggu sekali. Pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan
ke 5 (tanggal 19 November 2020, nomor register laboratorium 2205) dan pada akhir
pengobatan (tanggal 10 Desember 2020, nomor register laboratorium 2407), keduanya
menunjukkan BTA negatif. Berat badan 44 kg.
Pertanyaan:
a. Bagaimana hasil akhir pengobatan Bapak Kumara ?

…………………………………………………………………………………

b. Apa tindak lanjut saudara terhadap Bapak Kumara ?

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

c. Lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 Bapak Kumara

13
Kasus-2
Citata
Pengobatan Citata diteruskan dengan tahap lanjutan dan OAT akan diambil 2 minggu sekali,
sampai dengan selesai serta lengkap. Keluhan tidak ada, berat badan meningkat menjadi 17
kg (16 Juli 2020) dan 18 kg (20 Agustus 2020).
Pertanyaan:
a. Apa hasil akhir pengobatan Citata?

…………………………………………………………………………………………

b. Lengkapi kartu TBC.01 dan TBC.02 Citata!

Kasus-3
Bapak Rafi
Pada tanggal 20 Januari 2020 Kepala Puskesmas Cangadi menerima surat dari poli paru
RSUD Bone yang mengabarkan bahwa Bapak Rafi hanya berobat sekitar 2 bulan. Setelah
itu tidak pernah kembali ke poli RSUD Bone. Bapak Rafi terakhir mengambil obat di poli
RSUD Bone pada tanggal 25 Desember 2020 untuk persiapan seminggu. Sampai dengan
tanggal 10 Maret 2021, bapak Rafi tidak pernah muncul di Puskesmas Cangadi.
Pertanyaan:
a. Apa pendapat anda tentang cara penanganan bapak Rafi oleh Puskesmas
Cangadi ?
…………………………………………………………………………………

b. Apa yang harus anda lakukan sekarang terhadap bapak Rafi ?


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

c. Bila anda berhasil menemukan Bapak Rafi , apa yang harus anda lakukan?
Sebutkan 3 hal!

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

d. Bila anda tidak berhasil menemukan Bapak Rafi , apa hasil akhir pengobatan
Bapak Rafi ?

…………………………………………………………………………………

e. Lengkapi kartu TBC.01 Bapak Rafi

Kasus-4
Humbalang
Pengobatan tahap lanjutan Humbalang
diberikan dengan sekali seminggu. Humbalang berobat secara teratur. Pada akhir
pengobatan, keadaan klinis membaik dan berat badan meningkat menjadi 45 kg, serta tidak
ada keluhan lagi.

Pertanyaan:

14
a. Apakah pada akhir pengobatan, Humbalang perlu dilakukan pemeriksaan
tertentu?

…………………………………………………………………………………………
b. Apa hasil akhir pengobatan Humbalang ?

……………………………………………………………………………………………………...........
..................................................................................................

c. Apa tindak lanjut saudara terhadap Humbalang?


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….............................
.........................................

d. Lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 Humbalang

2. Latihan Pengobatan Pasien TB RO


Latihan 1 : latihan ini untuk mengetahui proses sebelum pengobatan dan selama
menjalani pengobatan
1. Sebutkan peranan Tim Ahli Klinis di Fasyankes Rujukan TB RO dan Dokter di
Fasyankes TB RO dalam pengobatan TB RO !
Jawab:

2. Pak Setiadi adalah pasien TB RO yang sudah memenuhi syarat dan disetujui oleh
Tim Ahli klinis RSU Dr Sardjito, Yogyakarta untuk diobati. Berat badan Pak
Setiadi adalah 56 kg.

a. Tulis paduan pengobatan


Jawab:

b. Tulis Dosis OAT


Jawab:

c. Berapa jumlah obat suntik/ tablet?


Jawab:

3. Sebutkan persiapan awal sebelum memulai pengobatan TB RO


Jawab :

15
4. Sebutkan beberapa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan sebelum
mengobati pasien TB RO
Jawab: 18 Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik/Klinis (BB)
c. BTA Sputum
d. Biakan Sputum
e. LPA Lini Kedua
f. Uji Kepekaan
g. EKG
h. Tes Pendengaran
i. Tes Penglihatan
j. Rontgen Dada (Foto Thorax)
k. Darah Lengkap
l. Gula Darah Puasa
m. Ureum – Kreatinin Serum
n. Elektrolit
o. SGOT, SGPT, Bilirubin Total
p. TSH
q. Tes Kehamilan
r. Tes HIV

16
5. Sebutkan dan jelaskan jenis dan paduan OAT TB RO di Indonesia!

Jawab : ada 2 Jenis Paduan OAT TB RO

a. Jangka Pendek, Paduan OAT ini diberikan jika


Memenuhi 9 Kriteria pengobatan jangka pendek tanpa
injeksi, 9 Kriteria tsb, adalah

1. Tidak resisten terhadap fluorokuinolon

2. Tidak ada kontak dengan TB pre/XDR

3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan

4. Tidak ada resistensi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT paduan
Jangka pendek (Kecuali INH)

5. Tidak hamil ataupun menyusui

6. Bukan Kasus TBC Paru berat

7. Bukan kasus TBC Ekstraparu berat

8. ODHA

9. Anak usia > 6 Tahun

b. Jangka Panjang, Paduan ini diberikan jika tidak


memenuhi 9 Kriteria pengobatan jangka pendek tanpa
injeksi

6. Sebutkan dan jelaskan tahapan serta durasi pengobatan TB RO


Jawab :
- Untuk durasi jangka pendek selama 9 bulan (jika konversi BTA ≤ 4 bulan
maka tahap awalnya 4 bulan dan dilanjutkan dengan tahap lanjutan 5
bulan)
- Pengobatan jangka pendek bisa sampai 11 bulan jika pada bulan ke – 4
belum konversi, maka tahap awal dilanjutkan sampai bulan ke -5 atau ke –
6, jika terjadi konversi BTA di bulan ke – 5 atau ke – 6, maka dilanjutkan ke
tahap lanjutan selama 5 bulan, tetapi jika tidak terjadi konversi BTA di bulan
ke –5 atau ke -6, maka pasien dinyatakan gagal pengobatan jangka
pendek dan pasien dirujuk untuk mendapatkan paduan pengobatan jangka
Panjang
- Untuk durasi pengobatan jangka panjang 18 bulan – 24 bulan, dengan
catatan, bulan 1 dan ke-2 terjadi konversi, maka lama pengobatan selama
18 bulan, jika terjadi konversi dibulan ke-3 hingga bulan ke-7, lama durasi
pengobatan 19 – 23 bulan, jika terjadi konversi dibulan ke-8, maka lama
durasi pengobatan 24 bulan

7. Sebutkan jenis pemeriksaan apa sajakah yang menjadi evaluasi utama untuk

17
memantau kemajuan pengobatan pasien TB RO !
Jawab : Pemeriksaan Mikroskopis dan pemeriksaan dahak biakan, untuk pasien TB RO
Sulbar pemeriksaan ini diperiksa di BBLK makassar

8. Jelaskan kapan sajakah dilakukan pemeriksaan dahak biakan serta uji kepekaan
pada pasien TB RO !
Jawab :
- Dahak biakan di periksa tiap bulan selama tahap awal pengobatan
pasien, dan diperiksa setiap 2 bulan sekali pada Tahap lanjutan
- uji kepekaan merupakan pemeriksaan baseline pasien TB RO
sebelum memulai pengobatan

9. Sebutkan jenis pemeriksaan lainnya selain pemeriksaan dahak untuk pemantauan


pengobatan TB RO !
Jawab :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik/Klinis (BB)
c. EKG
d. Rontgen Dada (Foto Thorax)
e. Ureum – Kreatinin Serum
f. Elektrolit

LATIHAN 4
1. Jelaskan prinsip dasar pengobatan TB RO pada anak !

Jawab :

Pada anak, paduan pengobatan TB RO jangka pendek dan jangka panjang memiliki
komposisi yang sama; yang membedakan adalah durasi pemberian obat. Penentuan
seorang mendapatkan paduan obat jangka pendek atau jangka panjang adalah
berdasarkan berat ringan penyakitnya. Obat TB RO jangka pendek (selama 9-12
bulan) diberikan pada TB RO tidak berat; sedangkan obat jangka panjang (18-24
bulan) diberikan pada TB RO berat. Lama pemberian obat TB RO jangka panjang
minimal 18 bulan, tergantung pada respon klinis terhadap terapi. Kondisi gizi buruk,
imunodefisiensi berat, dan konfirmasi bakteriologis (TCM atau biakan) juga
dipertimbangkan dalam penentuan durasi pengobatan.

18
2. Jelaskan paduan pengobatan TB RO pada anak !
Jawab :
paduan pengobatan TB RO pada anak utamanya didasarkan pada usia anak dan profil
resistan terhadap fluorokuinolon, dan dapat dibagi sebagai berikut:
a. Untuk anak usia < 3 Tahun
 Jika tidak ada resistensi terhadap floroquinolon, paduan yang
direkomendasikan adalah Lzd-Lfx-Cfz—Cs.jika diperlukan obat tambahan,
bisa memilih obat delamanid, ethionamide, atau PAS
 Jika terdapat resistensi terhadap floroquinolon, paduan yang diberikan
linezolid, clofazimine, dan cycloserin dan harus ditambahkan paling tidak
salah satu dari delamanid, Ethionamide, atau Pas. Obat-obat lain juga bisa
ditambahkan untuk menambah efektivitas pengobatan, Ethambutol dan
Pyrazinamide bisa dipertimbangkan untuk ditambahkan jika terbukti tidak ada
resistensi terhadap kedua obat tersebut (Ethambutol dan Pyrazinamide)
b. Untuk anak usia 3 – 6 Tahun
 Bedaquiline tidak direkomendasikan pada kelompok umur ini karena penelitian
farmakokinetik dan keamanannya masih terbatas
 Jika tidak ada resistensi terhadap floroquinolon, paduan yang
direkomendasikan adalah Lzd-Lfx-Cfz—Cs.jika diperlukan obat tambahan,
bisa memilih obat delamanid, ethionamide, atau PAS
 Jika terdapat resistensi fluorokuinolon, paduan inti yang dianjurkan adalah
Lzd-Cfz—Cs-Dlm. Jika diperlukan obat tambahan, bisa dipertimbangkan
ethionamide atau PAS, berdasarkan pola kekebalan (ethionamide jangan
diberikan pada pasien yang diketahui atau dicurigai mempunyai mutasi inhA)
dan toleransi terhadap obat – obat tersebut.
c. Untuk anak usia > 6 Tahun
 Jika tidak ada resistensi terhadap obat – obat fluorokuinolon, paduan inti yang
bisa direkomendasikan adalah Bedaquline-Levofloxacin-Linezolid-Clofazimine.
Tambahan obat yang dapat dipertimbangkan jika K.U pasien ini tidak baik
adalah Cs dan Dlm.
 Etambutol dan pyrazinamide bisa diberikan jika terdapat bukti bahwa obat –
obat tersebut masih sensitif.

19
II. LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 2 :
PERENCANAAN P2TBC MELALUI SINKRONUS MAYA
1. Isilah formulir berikut sesuai dengan data yang ada di wilayah masing- masing.

No Variabel 2020 2021 2022


1 Jumlah penduduk 522.738 478.534 478.534
2 - Perkiraan sasaran kasus TBC - 321,7 - 351,4 - 351,0
per

100.000 penduduk
- 1682 - 1682 -1680
- Sasaran yang ditetapkan
berdasarkan metode
modeling
Triwulan Triwulan Triwulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
3 Jumlah kasus TBC
baru yang ditemukan
dan diobati:
a. Jumlah kasus TBC 16 10 1 1
2 1
terkonfirmasi 4 5
1
bakteriologis 5

b. Jumlah kasus TBC 69 20 3


4
terdiagnosis 6
5
Klinis
4 Jumlah kasus TBC pengobatan

ulang yang ditemukan dan


diobati
5 Jumlah anak dibawah 5
tahun
yang diberi pengobatan
dan pencegahan dengan INH
6 Jumlah terduga TBC
Resisten Obat (TBC-RO)
yang diperiksa:

20
a. Kriteria 1 sampai 9

b. Kriteria 10 (kasus
baru)

1) TBC Sensitif
Obat

2) TBC Resistan
Obat:

yang
Diobati

3) TBC Negatif
7 Jumlah semua Fasilitas
Kesehatan
a. FKTP dengan TCM

b. FKTP dengan
Mikroskop Binokuler
saja

c. FKRTL dengan TCM

d. FKRTL dengan
Mikroskop Binokuler
saja

e. RSUD/RSUP

f. RS Swasta

g. RS TNI

h. RS POLRI

i. BBKPM/BKPM

j. DPM (Dokter Praktik


Mandiri)

k. LAPAS/RUTAN

l. Klinik Perusahaan

21
8 Jumlah dokter terlatih TBC
yang masih aktif
a. FKTP dengan TCM

b. FKTP dengan
Mikroskop Binokuler
saja

c. FKRTL dengan TCM

d. FKRTL dengan
Mikroskop Binokuler
saja

e. RSUD/RSUP

f. RS Swasta

g. RS TNI

h. RS POLRI

i. BBKPM/BKPM

j. DPM (Dokter Praktik


Mandiri)

k. LAPAS/RUTAN

l. Klinik Perusahaan

9 Jumlah perawat/bidan terlatih


TBC yang masih aktif
a. FKTP dengan TCM

b. FKTP dengan Mikroskop


Binokuler saja

c. FKRTL dengan
TCM

d. FKRTL dengan
Mikroskop
Binokuler saja

e. RSUD/RSUP

22
f. RS Swasta

g. RS TNI

h. RS POLRI

i. BBKPM/BKPM

j. DPM (Dokter
Praktik Mandiri)

k. LAPAS/RUTAN

l. Klinik Perusahaan

11 Jumlah petugas
laboratorium terlatih
mikroskopis TBC yang
masih aktif
a. FKTP dengan TCM

b. FKTP dengan
Mikroskop Binokuler
saja

c. FKRTL dengan
TCM

d. FKRTL dengan
Mikroskop Binokuler
saja

e. RSUD/RSUP

f. RS Swasta

g. RS TNI

h. RS POLRI

i. BBKPM/BKPM

j. DPM (Dokter Praktik


Mandiri)

k. LAPAS/RUTAN

23
l. Klinik Perusahaan

12 Jumlah petugas
laboratorium terlatih
TCM TBC yang
masih aktif
a. FKTP dengan TCM

b. FKTP dengan
Mikroskop Binokuler
saja

c. FKRTL dengan
TCM

d. FKRTL dengan
Mikroskop Binokuler
saja

e. RSUD/RSUP

f. RS Swasta

g. RS TNI

h. RS POLRI

i. BBKPM/BKPM

j. DPM (Dokter Praktik


Mandiri)

k. LAPAS/RUTAN

l. Klinik Perusahaan

13. Jumlah (Rupiah) pendanaan


Program
Penanggulangan TBC
a. APBD Provinsi

b. APBD Kabupaten/Kota

c. APBN (Dekon)

d. Global Fund (GF)

24
e. Dana Desa

f. Lain-lain, sebutkan..........

25
FORMULIR PERENCANAAN KEBUTUHANOBATANTITB(OAT)KABUPATEN/KOTA

OAT KDT OAT Kombipak


NoUraian Kategori 1 Kategori 2 Kategori Anak Kategori 1 Kategori Anak

1JumlahKebutuhan

2JumlahPengadaanKab/Kota

3JumlahKekurang(UsulankeProv/Pusat)

Tanggalawalperiode Provinsi :
perencanaan:..........
.. Tanggalakhirp
eriodeperenca
naan:............
26
PERENCANAAN P2TB MELALUI SINKRONUS MAYA
Formulir Perencanaan Kebutuhan Obat Anti TB (OAT) Kab/Kota Tahun ………
27

FORMULIRPERENCANAANKEBUTUHAN OBAT ANTI TB(OAT)KABUPATEN/KOTA


TAHUN......
)
............
............

Ka.DinkesKab/Kota
Mengetahui:
Kabupaten :

NIP
)(
39
Lampiran 4:
Template Perhitungan Kebutuhan OAT Kab/Kota

TEMPLATE PERHITUNGAN KEBUTUHAN OAT


KABUPATEN/KOTA PROVINSI: ......... KAB/KOTA: .........
Tgl/bln/thn. Mulai Perencanaan : .........
Tgl/bln/thn. Akhir Perencanaan : .........

Stok OAT Sekarang Stok OAT yg masih dapat digunakan


KDT Kombipak KDT Kombipak
No Jenis OAT
Jumlah Exp date Jumlah Exp date Jumlah Exp date Jumlah Exp date
(bln/thn) (bln/thn) (bln/thn) (bln/thn)

Kategori 1

Kategori 2

Kategori Anak
Jumlah

Jumlah Pasien TB
Jumlah BTA Neg Ekstra Kambuh +
Penduduk BTA Ro Pos Paru Defaulter + Anak
No Hasil & Target Pos
Gagal
Cakupan
1
Tahun Lalu
Sasaran Tahun
2
Perencanaan

Jenis OAT
No Jumlah
Kategori 1 Kategori 2 Kategori Anak
1 Kebutuhan OAT 1 Tahun
2 Kebutuhan OAT 1 Triwulan
3 Kebutuhan OAT 1 Bulan

28
OAT yg akan Buffer Jumlah
Periode Stok Jumlah Kebutuhan
Jenis Konsumsi diterima pada stok
No OAT Perbulan Perencanaa Sekaran periode kebutuha OAT (paket)
n g n
(bulan) (Paket) perencanaan OAT Kombi
% Jlh KDT
Pak
Kategori 1
Kategori 2
Kategori
Anak

29
III. LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 3 :
PENGORGANISASIAN P2TBC MELALUI SINKRONUS MAYA

A. Pelibatan Fasyankes 
Kasus 1 –  Pelibatan Fasyankes 
Proporsi kontribusi faskes lapor kasus TBC diantara total fasyankes yang ada di Kota XYZ
terjadi penurunan pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021,
hanya sebesar 45% RS Swasta dan 1% DPM/Klinik yang melaporkan kasus TBC ke dalam
sistem informasi TBC. 
Permasalahan pelaporan TBC tersebut yang telah diidentifikasi diantaranya adalah:
 Belum seluruh faskes khususnya sektor swasta di Kota XYZ berjejaring/terlibat dengan
Dinas Kesehatan, 
 Sebagian besar dari faskes yang sudah berjejaring belum rutin melaporkan kasus TBC
ke dalam sistem informasi TBC (SITB), dan
 Sebagian besar dari faskes yang sudah berjejaring belum melaporkan seluruh kasus
TBC yang ditemukan dan diobatinya. 

Pertanyaan:
a. Mengacu pada identifikasi permasalahan tersebut, apakah yang perlu saudara/i
lakukan untuk meningkatkan keterlibatan seluruh faskes (khususnya sektor
swasta) dalam program TBC?
Jawab:
b. Apakah yang perlu saudara/i lakukan untuk memastikan seluruh terduga dan
pasien TBC dari fasyankes agar seluruhnya terlaporkan dalam sistem informasi
tuberkulosis? 
Jawab:

B. Jejaring Internal 
Kasus 2 – Jejaring Internal di Rumah Sakit
RS Sukamaju merupakan rumah sakit yang berada di wilayah Kota W, Provinsi Y. RS
tersebut memiliki beberapa poli/unit yang terdiri dari : poli umum, poli anak, poli obgyn, poli
penyakit dalam, poli paru,  poli gizi, poli gigi dan mulut, unit gawat darurat, unit rawat jalan,
unit rawat inap,  laboratorium, serta farmasi.  RS tersebut telah memiliki fasilitas pemeriksaan
mikrobiologis TBC dan memiliki TCM untuk penegakan diagnosis pasien TBC, namun
selama tiga bulan berturut-turut, terdapat penurunan pelaporan terduga dan kasus TBC di
SITB RS tersebut. 

30
Sebagai Penanggung Jawab Program TBC Kota W, Bapak/Ibu melakukan kunjungan
supervisi untuk memahami masalah yang terjadi. Setelah ditelusuri, ditemukan beberapa hal
sebagai berikut:
 Belum adanya mekanisme koordinasi dan alur penemuan terduga/kasus TBC di RS
 Seluruh kasus TBC yang dicatat dan dilaporkan hanya berasal dari poli paru
 Terdapat pergantian petugas di masing-masing poli dengan petugas baru
 Tidak seluruh terduga TBC dilakukan pemeriksaan TCM
 Tidak seluruh terduga TBC terkonfirmasi bakteriologis memulai pengobatan

Pertanyaan :
a. Apa yang saudara/i dapat lakukan untuk menanggulangi masalah tersebut?
Jawab:
b. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memastikan kendala tersebut tidak
terulang kembali di masa yang akan datang?
Jawab:

C. Jejaring Eksternal 
Kasus 3 – Jejaring Diagnostik DPM/Klinik dan Puskesmas terkait TCM
Klinik Maju Jaya merupakan klinik utama yang berada di wilayah Kota M, Provinsi ABC.
Klinik Maju Jaya saat ini belum memiliki alat TCM untuk penegakan diagnosis pasien TBC,
sehingga apabila ada terduga pasien TBC, klinik tersebut melakukan rujuk sputum ke
Puskesmas yang memiliki TCM di wilayah tersebut. Klinik ini sudah bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kota M terkait program TBC, namun dalam triwulan terakhir terjadi
penurunan terduga diperiksa TCM dari klinik tersebut. Saudara/i sebagai Penanggung Jawab
Program TBC Kota M melakukan supervisi kepada klinik tersebut dan menemukan beberapa
permasalahan:
 Klinik tertunda melakukan rujuk sputum, dikarenakan kurir pengantar spesimen dahak
(PT XX) sering kali datang terlambat untuk mengambil dahak
 Petugas di klinik  mengatakan membutuhkan 5-7 hari untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan TCM 
 Dikarenakan lamanya hasil pemeriksaan TCM, dokter dan klinisi lainnya memilih
untuk melakukan penegakan diagnosis secara klinis tanpa melakukan pemeriksaan
bakteriologis

Pertanyaan:
a. Apa yang saudara/i dapat lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Jawab:
b. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mendorong dokter atau klinisi lainnya
melakukan pemeriksaan TCM kepada seluruh terduga TBC?
Jawab:

D. Keterlibatan Peran Lintas Program dan Lintas Sektor


Kasus 4 - Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
Kabupaten Maju Bahagia pada tahun 2022 memiliki hasil capaian Treatment Coverage (TC)
dan Treatment Sussces Rate (TSR) yang rendah.  Sebagai Pengelola Program TBC di
Kabupaten Maju Bahagia, anda melakukan identifikasi terkait permasalahan tersebut, dan
salah satu permasalahan yang teridentifikasi adalah belum seluruh intansi, lintas program
dan lintas sector terlibat aktif dalam mendukung program TBC. Terutama dalam hal
mengoptimalisasi promosi kesehatan, penemuan kasus (termasuk investigasi kontak),

pelibatan semua faskes, dan pembiayaan/anggaran tuberkulosis belum optimal yang mana
masih bergantung pada dana hibah. Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 sebagai payung
hukum telah mengamanahkan pelibatan lintas program dan lintas sektor dalam

31
penanggulangan tuberculosis. Meskipun demikian, hal ini belum terjadi di Kabupaten Maju
Jaya.

Pertanyaan :
Langkah apa yang saudara/i lakukan untuk melibatkan dan mengoptimalkan peran dari lintas
program dan lintas sektor sehingga dapat meningkatkan capaian TC dan TSR di Kabupaten
Maju Bahagia?
Jawab: ….....................................................................................................................  

E. Keterlibatan Peran OP/KOPI/Asosiasi Fasyankes


Kasus 5 – Pelibatan OP/KOPI/Asosiasi Fasyankes
Di Kabupaten CDE, Provinsi XY saat ini sudah terbentuk KOPI TB, namun di Kabupaten
tersebut masih ada kesenjangan dimana belum  semua RS Swasta dan DPM/Klinik terlibat
untuk mendukung program TBC. Salah satu permasalahan yang ditemukan adalah belum
seluruh dokter/klinisi pada RS Swasta dan DPM/Klinik melakukan tatalaksana sesuai standar
yaitu belum seluruh terduga dilakukan pemeriksaan dengan TCM untuk penegakan diagnosis
TBC. 

Pertanyaan: 
a. Apa saja peran dari Organisasi Profesi/KOPI TB/Asosiasi Fasyankes yang dapat
anda libatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Jawab:
b. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran Organisasi
Profesi/KOPI TB terhadap program TBC di Kabupaten CDE?
Jawab:

F. Akses Layanan TBC pada Peserta JKN


Kasus 6 – Akses Layanan TBC pada Peserta JKN 
Ny. Aminah, 43 tahun, tinggal di Kabupaten MM, memiliki keluhan batuk berdahak yang tidak
kunjung sembuh selama lebih dari 1 bulan. Ny. Aminah sudah minum beberapa obat batuk
yang dibeli di apotek namun tidak kunjung membaik. Oleh karena itu, Ny. Aminah
memutuskan untuk berobat ke klinik. Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. Aminah disarankan
untuk melakukan pemeriksaan dahak oleh dokter klinik. Hasil pemeriksaan menyebutkan
bahwa Ny. Aminah terkonfirmasi TBC dan harus segera memulai pengobatan TBC. 

Dokter mengatakan kepada Ny. Aminah untuk berobat berkala ke puskesmas, karena di
klinik tersebut tidak menyediakan OAT gratis dari pemerintah. Atas saran dari dokter klinik,
Ny. Aminah datang ke puskesmas setempat untuk mendapatkan OAT gratis. Namun,
petugas TBC di puskesmas menyarankan agar Ny. Aminah memindahkan status
kepesertaan BPJS di Puskesmas tersebut untuk mendapatkan OAT tersebut. 

Namun, untuk pengobatan bulan selanjutnya Ny. Aminah lebih memilih untuk berobat di klinik
karena lebih dekat dengan rumah dan nyaman dengan pelayanan di klinik tersebut. 

Pertanyaan:
a. Apa yang dapat saudara/i lakukan untuk membantu akses pengobatan gratis OAT sesuai
faskes pilihan Ny. Aminah?
Jawab:
b. Apa yang dapat saudara/i lakukan agar seluruh Klinik yang sudah bekerjasama dengan
BPJS di Kabupaten MM, mendapatkan akses OAT gratis dan berkualitas untuk pasien
TBC? 
Jawab:

G. Keterlibatan BPJS Kesehatan


32
Kasus 7 – Peserta JKN luar wilayah
Bapak Joko, 37 tahun, tinggal di Kabupaten Sentosa, memiliki keluhan berkeringat pada
malam hari dan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 3 minggu.
Kemudian Bapak Joko memutuskan untuk berobat ke Klinik. Saat sampai ke Klinik, Bapak
Joko berobat menggunakan kartu BPJS, namun petugas pendaftaran klinik mengatakan
bahwa kartu BPJS tidak bisa digunakan di klinik tersebut karena bukan merupakan faskes
pengobatan Bapak Joko. 

Kartu BPJS Bpk. Joko saat ini terdaftar di Puskesmas Kota Bahagia, karena Bpk. Joko
datang ke Kabupaten Sentosa untuk pindah tugas bekerja selama 5 tahun. Setelah
dilakukan  pemeriksaan, Bpk. Joko terkonfirmasi penyakit TBC dan harus segera memulai 
pengobatan TBC. Dokter mengatakan pengobatan TBC lama hingga 6 bulan dan Bpk. Joko
diminta datang untuk berobat berkala ke klinik tersebut.

Karena tidak bisa menggunakan kartu BPJS nya, maka Bpk. Joko harus menggunakan uang
pribadi untuk membayar biaya pemeriksaan dokter tersebut. Namun, Bpk. Joko berkeberatan
untuk datang secara rutin ke klinik untuk pengobatan TBC nya karena harus membayar biaya
berobat setiap kali datang. 

Pertanyaan:
a. Apa yang dapat saudara/i lakukan untuk membantu pengobatan dan status kepesertaan
BPJS kesehatan Bpk. Joko yang berada di luar wilayah?
Jawab:
b. Upaya apa saja yang dapat dilakukan dengan BPJS Kesehatan regional untuk mengatasi
permasalahan serupa yang dialami oleh Bpk. Joko di masa yang akan datang?
Jawab:

33
IV. LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 4 :
PEMANTAUAN P2TB MELALUI SINKRONUS MAYA

Buatlah check-list supervisi program penanggulangan TB untuk Saudara gunakan saat supervisi program
penanggulangan TB ke Dinkes Kab/Kota – IFK dan fasilitas kesehatan
Latihan Soal 1

Setiap peserta dengan data wilayah masing-masing mengisi kedalam format sebagai berikut Hitunglah
capaian setiap Puskesmas perbulan
Hitunglah capaian 6 bulan dibandingkan dengan target
Lakukan analisis capaian tersebut untuk 6 bulan
Tentukan Puskesmas mana yang bermasalah dikaitkan dengan SDM, logistik (OAT dan Non OAT),
pendanaan dll
Tentukan pemecahan masalah untuk 6 bulan kedepan (kegiatan-kegiatan rinci yang akan
dilakukan)

Tabel Pemantauan, Penemuan Pasien TB di


Kabupaten/Kota................TW 1 dan 2 Tahun 2020
Capaian perbulan Sumbe
No. Puskesmas Target Keterangan r
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Data
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Jumlah

34
V LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 5:
Penilaian Program Penanggulangan TB

KASUS

Kabupaten Papyrus terdiri dari 4 (empat) Faskes (Puskesmas ”A”, Puskesmas ”B”,
Puskesmas ”C”, dan Puskesmas ”D”) dengan jumlah penduduk 112.339 jiwa pada tahun
2017, merupakan salah satu kabupaten dari Provinsi Perdana.

Evaluasi hasil kegiatan program TB di Kabupaten Papyrus dilakukan oleh Bapak Budi
Agung (Wasor TB Kabupaten Papyrus). Hasil evaluasi penemuan kasus dan hasil
pengobatan TB adalah sebagai berikut:

Distribusi penemuan pasien TB di Kabupaten “Papyrus” tahun 2013-2017

Pasien Semua
Terdug TB Pasien
Tahun Penduduk TB
a TB
terkonfirma terdiagnis Tercata
si klinis t/
bakteriologi diobati
s
2013 94.086 878 69 50 11
9
2014 98.960 989 75 56 13
1
2015 100.097 993 83 67 15
0
2016 102.909 906 79 65 14
4
2017 112.339 1.06 85 69 15
0 4

Distribusi penemuan pasien TB per Faskes di Kabupaten “Papyrus” tahun 2017

Pasien ditemukan
Fasilita Terdug Semua Pasien
TB TB
s a TB TB Tercatat/
terkonfirmasi terdiagn
Kesehat diobati
bakteriologis is klinis
an
“A” 410 39 32 71
“B” 185 18 14 32
“C” 260 24 12 36
“D” 205 19 11 30
Tota 1.06 10 69 16
l 0 0 9

35
Distribusi Penemuan Pasien TB per Triwulan per Faskes Kab. Papyrus Tahun 2017
Faske TW- TW- TW- TW- Tota
s 1 2 3 4 l
A 17 20 15 19
B 10 8 9 5
C 12 10 7 7
D 8 6 10 6
Total 47 44 41 37

Distribusi penemuan pasien TB anak per Faskes di Kabupaten “Papyrus” tahun 2017.

Pasien
Fasilitas TB Keterangan
Kesehata
Pasien TB Pasien TB
n
tercatat/diob anak
ati
“A” 71 6
“B” 32 4
“C” 36 4
“D” 30 4
Tota 16 18
l 9

Evaluasi hasil akhir pengobatan pasien TB per Faskes tahun 2017.

Jumla
h Jumlah
Fasilit pasie Semb Pengobat Gag Meni Lost Tidak pasien
as n TB uh an al ng to di yang
Keseha yang lengkap gal follow evalu dievalu
tan terdaf up asi asi
tar
dan
dioba
ti
“A” 71 55 5 3 0 0 8
“B” 32 22 3 2 1 1 3
“C” 36 30 3 0 0 1 2
“D” 30 24 4 0 0 0 2
Total

36
Distribusi Tenaga Pengelola Program TB per Faskes di Kabupaten ”Papyrus” tahun 2017.

Jenis
Fasilitas Jenis Ketenagaan
Kesehata Faske Dokter Paramedis Laboratorium
n s Jumla Terlati Jumla Terlati Jumla Terlati
h h h h h h
“A” PRM 2 1 2 2 2 1
“B” PPM 1 1 1 0 0 0
“C” PPM 2 0 2 1 1 0
“D” PPM 2 2 2 1 1 1
Tota
l

Distribusi balita sehat hasil investigasi kontak pasien TB per Fakes Kabupaten “papyrus”
tahun 2017

Fasilitas Pasien TB Jumlah Total Diberi


Kesehata tercatat/diobati investigasi Balita PPIN
n Kontak sehat H
“A” 71 400 40 25
“B” 32 350 20 10
“C” 36 360 26 16
“D” 30 310 24 12
total

TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN :

Lengkapilah data pada tabel yang kosong tersebut di atas sebelum mengerjakan tugas-tugas di
bawah ini.
Gunakanlah data Kabupaten “Papyrus” yang sudah dilengkapi untuk menyelesaikan latihan di
bawah ini:

1. Hitunglah Case Notification Rate (CNR) di kabupaten “Papyrus” selama tahun 2013 - 2017

a. Pindahkan data sebelumnya ke tabel berikut

2013
2014
2015
37
2016
2017

38
Jawab:

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pusk "A" Pusk "B" Pusk "C" Pusk Kab
"D"
b. Bagaimana interpretasi anda tentang grafik tersebut?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Apa yang harus anda sampaikan pada umpan balik terhadap hasil data tersebut?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Proporsi Pasien TB Anak diantara Seluruh Pasien TB.


a. Berapa proporsi pasien TB Anak diantara seluruh pasien TB di Kabupaten “Papyrus”
pada tahun 2017?

Jawab:
39
Fasilitas TB
TB Anak Total TB Dewasa (%) TB Anak (%)
Kesehata Dewas
n a
“A”
“B”
“C”
“D”
Kab.

40
b. Buatlah grafik proporsi pasien TB anak dan pasien TB dewasa di Kabupaten “Papyrus”
tahun 2017.
Jawab:

c. Bagaimana interpretasi anda tentang grafik tersebut?


Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
d. Apa yang harus anda sampaikan pada umpan balik terhadap hasil data tersebut?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

3. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate).


a. Hitunglah angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) pasien TB per Faskes di
Kabupaten “Papyrus” pada tahun 2017?
Jawab:
Jumla
h Tida
Fasilitas pasie Pengobata k di Succes
Kesehata n TB Sembuh n Gagal meningga Lost eval s Rate
n yang lengkap l to u asi (%)
tercat follow
at dan up
diobat
i
“A”
“B”
“C”
“D”

41
Kab.

42
b. Buatlah grafik angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) pasien baru TB Paru
Terkonfirmasi Bakteriologis per Faskes di Kabupaten “Papyrus” pada tahun 2017.
Jawab:
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pusk "A" Pusk "B" Pusk "C" Pusk Kab
"D"

c. Bagaimana interpretasi anda tentang grafik tersebut?


Jawab:
……………………………………………………………………………..………
……………………………………………………………………………………...

d. Apa yang harus anda sampaikan pada umpan balik terhadap hasil data tersebut?
Jawab:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………

4. Proporsi tenaga terlatih


a. Berapa proporsi tenaga terlatih per Faskes di Kabupaten “Papyrus” pada tahun 2017?
Jawab:
Jenis

43
Fasilita Tenaga
s Dokt Paramedis Laboratorium
Pelayan er
an
Kesehat Jumlah Terlati % Jumlah Terlatih % Jumlah Terlatih %
an h
“A”
“B”
“C”
“D”
Kab.

44
b. Buatlah grafik proporsi tenaga terlatih per jenis tenaga dan Faskes di Kabupaten
“Papyrus” pada tahun 2017
Jawab:
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pusk "A" Pusk "B" Pusk "C" Pusk Kab
"D"

45
c. Bagaimana interpretasi anda tentang grafik tersebut?
Jawab:
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...

d. Apa yang harus anda sampaikan pada umpan balik terhadap hasil data tersebut?
Jawab:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
5. Distribusi pemberian Pengobatan Pencegahan per faskes di Kabupaten “papyrus”
tahun 2017

Fasilitas Pasien TB Jumlah Total Diberi


Kesehatan tercatat/diobati investigasi Balita PPINH
Kontak sehat
“A” 71 400 40 25
“B” 32 350 20 10
“C” 36 360 26 16
“D” 30 310 24 12
Total 169 90

a. Bagaimana interpretasi anda mengenai tabel tersebut tentang


1) Investigasi kontak?
Jawab:
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………mengenai………………………...
2) Pemberian pengobatan pencegahan?
Jawab:
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...

b. Apa yang harus anda sampaikan pada umpan balik terhadap hasil data tersebut?
1) Untuk investigasi kontak
Jawab:
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...
2) Untuk pemberian pengobatan pencegahan
Jawab:
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...

46
LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 5:
Penilaian Program Penanggulangan TBC

PANDUAN MENYUSUN DAFTAR TILIK

Tujuan: setelah latihan ini, peserta mampu menyusun daftar tilik penilaian Program
Penanggulangan TB
Petunjuk:
a. Pelatih meminta masing-masing peserta mengerjakan latihan menyusun daftar tilik
penilaian Program Penanggulangan TB
b. Pelatih mengamati peserta saat mengerjakan latihan menyusun daftar tilik, bila sudah
selesai mengerjakan latihan ini, masing-masing peserta diminta ntuk Menyusun laporan
dan mengirim ke fasilitator
c. Pelatih meminta kelompok lain untuk menanggapi, memberikan saran dan klarifikasi
terhadap penyajian kelompok lain.
d. Pelatih memberikan tanggapan terhadap keseluruhan hasil presentasi kelompok.

Waktu: menit

LEMBAR LATIHAN MATERI INTI 5:


Penilaian Program Penanggulangan TBC

PANDUAN LATIHAN MENYUSUN RTL

Tujuan: setelah latihan ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut hasil penilaian
Program Penanggulanagn TB
Petunjuk:
a. Pelatih membagi lembar/format RTL untuk masing-masing kelompok
b. peserta diminta mengerjakan latihan menyusun RTL. Dengan tahapan sebagai berikut:
1) Penentuan masalah
2) Penentuan penyebab masalah
3) Penentuan cara mengatasi masalah
4) Membuat rencana tidak lanjut
5) Melaksanakan rencana tindak lanjut
c. Pelatih mengamati peserta saat mengerjakan latihan menyusun RTL, bila sudah selesai
mengerjakan latihan ini, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil latihannya
d. Pelatih meminta kelompok lain untuk menanggapi, memberikan saran dan klarifikasi
terhadap penyajian kelompok lain.
e. Pelatih memberikan tanggapan terhadap keseluruhan hasil presentasi kelompok.

Waktu: 45 menit

SELAMAT MENGERJAKAN

47
48

Anda mungkin juga menyukai