DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS JAPANAN
Jalan Raya Sumberboto Nomor. 61 Kecamatan Mojowarno
Kabupaten Jombang. Kode Pos : 61475
Telp.(0321) 494790/081288861344
Fax. - Email : pkmjapanan10@gmail.com
I. Pendahuluan
Penyakit Tuberculosis (TB paru) paru adalah suatu penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB paru (Mycrobacterium Tuberculosis) sebagian
besar kuman tersebut terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Upaya
pemberantasan penyakit tuberculosis TB paru selama menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2006 : 5). Indonesia merupakan
penyumbang penderita ini belum berhasil karena angka kejadian penyakit yang tinggi
dengan penemuan penderita TB paru yang masih rendah, baik pada tingkat propinsi,
kabupaten maupun puskesmas. Semua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sulitnya penjaringan tersangka TB paru di puskesmas dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang TB paru itu sendiri dan rasa takut yang berlebihan
terhadap TB paru yang menyebabkan timbulnya reaksi penolakan (Depkes RI,
2002 : 64)
Tujuan umum :
b. Mencatat penderita yang mangkir pada buku analisa kegiatan penderita mangkir
VI. Sasaran
Nama Penderita :
Umur :
Alamat :
Tanggal mulai berobat :
Tanggal mulai mangkir :
2. Keterangan keluarga
3. Pesan
Jombang,
Kepala UPTD Puskesmas Japanan Pengelola Program P2 TB
TGL
TGL
N MULAI TGL
NAMA PENDERITA ALAMAT RUMAH MULAI
O BEROBA DILACAK
MANGKIR
T
Jombang,
Kepala UPTD Puskesmas Japanan Pengelola Program P2 TB
I. Pendahuluan
Penyakit Tuberculosis (TB paru) paru adalah suatu penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB paru (Mycrobacterium Tuberculosis) sebagian
besar kuman tersebut terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Upaya
pemberantasan penyakit tuberculosis TB paru selama menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2006 : 5). Indonesia merupakan
penyumbang penderita ini belum berhasil karena angka kejadian penyakit yang tinggi
dengan penemuan penderita TB paru yang masih rendah, baik pada tingkat propinsi,
kabupaten maupun puskesmas. Semua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sulitnya penjaringan tersangka TB paru di puskesmas dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang TB paru itu sendiri dan rasa takut yang berlebihan
terhadap TB paru yang menyebabkan timbulnya reaksi penolakan (Depkes RI,
2002 : 64)
kegiatan penemuan penderita TB BTA positif sampai saat ini masih menjadi masalah
karena upaya pencapaianya masih kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu 70
%. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah
rendahnya penjaringan tersangka, sulitnya penderita dalam mengeluarkan dahak
yang baik,rujukan dari pustu masih rendah. Untuk manambah upaya penemuan
penderita TB BTA positif maka perlu adanya kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan
keluarga pada penderita yang sedang diobati dengan status penderita BTA positif
dengan pemeriksaan kontak keluarga penderita BTA positif ini di harapkan bisa
menjaring suspek penderita TB dengan demikian di harapkan penemuan penderuta
baru BTA positif. Selain kontak tracing dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan
keluarga tentang penyakit TB yang akan menambah wawasan keluarga untuk
pengetahuanya sehingga mereka akan dapat segera mengambil keputusan untuk
berobat.
Tujuan Umum :
a. Merekap data keluarga penderita TB BTA positif yang ditemukan dan diobati
b. Menentukan jadwal kunjungan rumah penderita
VI. Sasaran
Kontak
1 √ √ √ √ √
tracing TB
VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Nama Penderita :
Umur :
Alamat :
Tanggal pemeriksaan :
ANAMNESA
PENYULUHAN
NO NAMA KONTAK UMUR PERNAH DIPERIKSA
BATUK KELUARGA
BEROBAT DAHAKNYA
Jombang,
Kepala UPTD Puskesmas Japanan Pengelola Program P2 TB
PENYULUHAN PENYAKIT TB
I. Pendahuluan
Penyakit Tuberculosis (TB paru) paru adalah suatu penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB paru (Mycrobacterium Tuberculosis) sebagian
besar kuman tersebut terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Upaya
pemberantasan penyakit tuberculosis TB paru selama menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2006 : 5). Indonesia merupakan
penyumbang penderita ini belum berhasil karena angka kejadian penyakit yang tinggi
dengan penemuan penderita TB paru yang masih rendah, baik pada tingkat propinsi,
kabupaten maupun puskesmas. Semua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sulitnya penjaringan tersangka TB paru di puskesmas dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang TB paru itu sendiri dan rasa takut yang berlebihan
terhadap TB paru yang menyebabkan timbulnya reaksi penolakan (Depkes RI,
2002 : 64)
kegiatan penemuan penderita TB BTA positif sampai saat ini masih menjadi masalah
karena upaya pencapaianya masih kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu 70
%. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah
rendahnya penjaringan tersangka, sulitnya penderita dalam mengeluarkan dahak
yang baik,rujukan dari pustu masih rendah. Untuk manambah upaya penemuan
penderita TB BTA positif maka perlu adanya kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan
keluarga pada penderita yang sedang diobati dengan status penderita BTA positif
dengan pemeriksaan kontak keluarga penderita BTA positif ini di harapkan bisa
menjaring suspek penderita TB dengan demikian di harapkan penemuan penderuta
baru BTA positif. Selain kontak tracing dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan
keluarga tentang penyakit TB yang akan menambah wawasan keluarga untuk
pengetahuanya sehingga mereka akan dapat segera mengambil keputusan untuk
berobat.
a. Menentukan sasaran
b. Menyusun jadwal kegiatan
c. Membuat surat undangan
d. Menyiapkan materi dan narasumber
e. Menyiapkan daftar hadir
f. Menyiapkan media penyuluhan
VI. Sasaran
Tokoh masyarakat, kader, masyarakat
I. Pendahuluan
Penyakit Tuberculosis (TB paru) paru adalah suatu penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB paru (Mycrobacterium Tuberculosis) sebagian
besar kuman tersebut terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Upaya
pemberantasan penyakit tuberculosis TB paru selama menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2006 : 5). Indonesia merupakan
penyumbang penderita ini belum berhasil karena angka kejadian penyakit yang tinggi
dengan penemuan penderita TB paru yang masih rendah, baik pada tingkat propinsi,
kabupaten maupun puskesmas. Semua ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sulitnya penjaringan tersangka TB paru di puskesmas dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang TB paru itu sendiri dan rasa takut yang berlebihan
terhadap TB paru yang menyebabkan timbulnya reaksi penolakan (Depkes RI,
2002 : 64)
III. Tujuan
Tujuan Umum
Pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang berkualitas
Tujuan Khusus :
a. Peningkatan jejaring layanan TB
b. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien untuk mencegah
MDR
c. Meningkatkan angka penemuan TB dan angka kesembuhan menjadi 85 %
d. Memperkuat sistem rujukan melalui kader, tokoh masyarakat, BPM, DPM
a. Membentuk jejaring
b. Melaksanakan pertemuan
c. Monitoring dan evaluasi kegiatan
VI. Sasaran
Jejaring fasyankes diantaranya : DPM, BPM, PPM, Apotek, Laboratorium,
Perusahaan, TB care Aisyiah
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
BULAN
NO KEGIATAN
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
Identifikasi
1 √
jejaring
Optimalisa
2 si peran √
Kader TB
Pertemuan
3 √
PPM TB
Pemantap
an jejaring
melalui
pendekata
n rujukan
4 √
suspek
sampai
pencatatan
dan
pelaporan
Koordinasi
dengan
5 lintas √ √ √ √
program
dan sektor
Monitoring
6 dan √ √
evaluasi
APOTEK :
BULAN :
OBAT
NAMA TGL MULAI DOKTER YANG
NO UMUR L/P ALAMAT YANG KET
PENDERITA TB BEROBAT MENGOBATI
DIBERIKAN
1
2
3
4
5
Jombang,
Pimpinan Apotek
……………..
………………………………
…..
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
UPTD PUSKESMAS JAPANAN
DINAS KESEHATAN
JL. KAPTEN TENDEAN NOMOR 60 KECAMATAN JOMBANG
No. Rujukan :
Nama Perujuk :
Alamat :
Dengan keluhan:
Jombang, …………………..
Perujuk,