A. Pendahuluan
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian ke-3 terbanyak di Indonesia.
Diperkirakan setiap tahun ada 539.000 kasus baru, dan dari kasus tersebut 101.000
orang meninggal karena TB. TB dapat disembuhkan jika pasien menelan obat
secara teratur 6-8 bulan sesuai dengan petunjuk dokter. (Buku Saku 3B,
Departemen Kesehatan RI Pusat Promisi Kesehatan tahun 2009)
Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama, sehingga dimungkinkan
pasien tidak patuh dalam menelan obat, disamping masih adanya stigma tentang
TB, serta terbatasnya informasi pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat.
Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai kader dan
petugas di unit pelayanan kesehatan terdepan sangatlah penting. Diharapkan
dengan aktifnya kader dan petugas dalam pendampingan di masyarakat, akan
menurunkan angka drop-out dan meningkatkan kesembuhan serta penemuan
kasus TB di wilayahnya.
B. Latar Belakang
Menurut hasil distribusi penjaringan suspek dan penemuan kasus TB paru
UPTD Puskesmas sukamara tahun 2016 didapatkan jumlah Suspek yg diperiksa
dahak 39% dan yang diobati 59%. Sesuai dengan tabel berikut ini :
Target Capaian
No Nama Desa Suspek Yang Suspek Yang Diobati
Diobati
% %
1 Kel. Mendawai 232 22 53 23 10 45
2 Kel. Padang 100 10 58 58 7 70
3 Desa Pudu 14 1 5 36 0 0
4 Desa Natai 33 3 11 33 2 67
Sedawak
5 Desa Kartamulia 68 7 42 62 7 100
6 Desa Sukaraja 14 1 13 93 1 100
7 Desa P.Muntai 52 5 16 31 2 40
8 Desa Petarikan 18 2 8 44 1 50
Sukamara 531 51 206 39 29 59
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa target belum tercapai maksimal.
Untuk mencapai target, maka diwajibkan bagi petugas pengelola program
pengendalian dan pencegahan penyakit menular TB UPTD Puskesmas Sukamara
untuk melaksanakan kegiatan pelacakan kasus kontak di wilayah kerjanya.
C. Tujuan
Tujuan Umum
Pelacakan kasus kontak bertujuan untuk penemuan/deteksi dini terduga
TB.
Setelah dilakukan kegiatan ini diharapkan dapat menjaring mereka yang memiliki
gejala :
1. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun,malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan.
2. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasis, bronkitiskronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap
orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung.
Tujuan Khusus
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring dan menentukan terduga/suspek TB
yang akan diperiksa dahaknya dalam kegiatan pengambilan dan pengiriman
spesimen sebanyak 2,1 % dari jumlah penduduk.
D. Sasaran
Sasaran kegiatan pelacakan kasus kontak adalah masyarakat dan pasien
kontak erat dengan pasien TB.
E. Rencana kegiatan
1. Metode
Kunjungan rumah, Tanya jawab
2. Media dan alat bantu
Ballpoint, Form Skrining TB
3. Waktu dan tempat
Waktu : 20 Juli 2017
Tempat : Rumah pasien kontak erat dengan pasien TB
F. Kegiatan Pelacakan
TAHAP DURASI KEGIATAN KEGIATAN METODE MEDIA
PETUGAS PASIEN
I 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Tanya -
salam salam jawab
2. Perkenalan 2. Mendengar
3. Menjelaskan dengan
maksud dan seksama
tujuan penjelasan
kunjungan petugas
rumah 3. Menjawab
4. Menggali pertanyaan
pengetahuan
masyarakat
H. Evaluasi
Dilakukan skrining TB untuk masyarakat sesuai dengan form yang telah
disediakan.
I. LAMPIRAN
Lampiran Form Skrining TB
J. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. 2009. Buku Saku 3B Bukan
Batuk Biasa.
KEPALA PUSKESMAS
Nama :
NIP.