TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kemampuan Numerasi
dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
(Imawan,2023).
(grafik,tabel.diagram,bagan)
kemampuan yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep bilangan dan operasi hitung
kurikulum dan pembelajaran. Jika kurikulum berisi tentang apa yang akan dipelajari
pemahamahan terkait apa yang sudah dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan yang
seluruh siswa agar menumbuhkembangkan kinerja diri dan berpartisipasi pada warga (Pusat
sebagai kebijakan baru dalam program Kurikulum Merdeka terkait sistem evaluasi di
bidang pendidikan yaitu Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional
(UN). Menurut V. P. Sari & Sayekti, (2022) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah instrumen
penilaian peserta didik sebagai dasar untuk mengembangkan diri untuk menemukan penemuan baru
dan numerasi,dimana dengan adanya AKM ini peserta didik dapat mengembangkan
mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik di Indonesia
(Tim Tentor Anak Bangsa, 2022). Pelaksanaan Asesmen Nasional bagi peserta didik
(Kemendikbud,2020).
Hasil belajar dari adanya Asesmen Kompentesi Minimun (AKM) ini nantinya
diguunakan sebagai informasi bagi guru untuk melihat dan mengevaluasi bagaimana
tingkat kemampuan peserta didik.Dari infomasi ini, guru akan merancang strategi
adalah kemampuan literasi dan numerasi peserta didik yang dilakukan pada setiap
jenjang Pendidikan dimulai dari kelas 4 , 8 dan 11 ( Pusat Asesmen dan Pembelajaran,
2020). Komponen utama yang difokuskan dalam Asesmen Kompentesi Minimun (AKM)
No Komponen Numerasi
1 Konten Bilangan, meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis
bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal).
Pengukuran dan geometri, mencakup mengenal bangun datar sampai
dengan menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan menilai pencapaian kemampuan peserta didik mengenai
pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, dan satuan luas
yang memanfaatkan satuan baku.
Data dan ketidakpastian, mencakup pemahaman, interpretasi,
penyajian data, dan peluang.
Aljabar, berhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan, relasi
dan fungsi, pola bilang, rasio, dan proporsi.
2 Kognitif Pemahaman , meliputi pemahaman fakta, prosedur, konsep dan proses.
Aspek-aspeknya meliputi mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasi,
menghitung, memperoleh, dan mengukur.
Penerapan ,meliputi kemampuan dalam menerapkan konsep, proses,
prosedur, dan metode matematika untuk menyelesaikan masalah. Siswa
mampu menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata..
Penalaran ,meliputi kegiatan bernalar dengan konsep matematika untuk
pertanyaan yang mencakup lebih dari satu strategi. Aspek-aspeknya
meliputi menganalisis, memadukan, mengevaluasi, menyimpulkan, dan
membuat justifikasi. Penalaran (Reasoning), meliputi kegiatan bernalar
dengan konsep matematika untuk pertanyaan yang mencakup lebih dari
satu strategi. Aspek-aspeknya meliputi menganalisis, memadukan,
mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi.
3 Konteks Personal, berkaitan dengan kemampuan diri secara pribadi yang
bertolak ukur pada kegiatan seseorang, keluarganya, maupun kelompok.
Jenis situasi atau konteks ini dapat terdiri dari kondisi yang berhubungan
dengan perlengkapan makanan, belanja, hobi, cita-cita, menghitung
biaya, dan lainnya. Konteks ini ditujukan untuk menggali peran
matematika dalam kehidupan pribadi mereka.
Sosial budaya, berkaitan dengan kemampuan antar individu, budaya,
dan topik kemasyarakatan yang dapat meliputi sistem pemungutan
suara, statistik, ekonomi nasional, dan lainnya. Konteks ini ditujukan
untuk menggali peran matematika dalam hidup sebagai anggota
komunitas yang konstruktif.
Saintifik, berhubungan dengan penerapan matematika di alam semesta
serta dapat berhubungan dengan topik seputar isu sains ataupun
teknologi, seperti beruba cuaca, ekologi, genetika, pengukuran, dan
lainnya.
Penelitian Terdahulu
Berikut ini akan dipaparkan penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan
kemampuan numerasi dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Numerasi Peserta didik SMA dalam
Menyelesaikan Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)” oleh Katherina Estherika Anggraini
dan Rini Setianingsih, (2022). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Subjek
penelitian ini adalah tiga orang peserta didik dari kelas X dengan diberikan soal AKM dan
melakukan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan hasil tes Soal tipe AKM dari 15
peserta didik terdapat 11 peserta didik dengan kemampuan numerasi rendah, 3 peserta didik
dengan kemampuan numerasi sedang, dan 1 orang peserta didik dengan kemampuan numerasi
tinggi. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan adalah penelitian oleh Katherina Estherika
Anggraini dan Rini Setianingsih menggunakan indikator penyelesaian masalah soal AKM,
menggunakan empat konten, dan pengambilan subjek diambil dari setiap kategori kemampuan
numerasinya
2. Penelitian relevan yang kedua dari Desi Ratna Sari, Epon Nur’aeni, dan Muhammad Rijal Wahid
Muharram Desi Ratna Sari, Epon Nur’aeni, dan Muhammad Rijal Wahid Muharram (2021)
dengan judul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Pada Asesmen
Kompetensi Minimum Numerasi Sekolah Dasar ”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan kemampuan siswa
kelas IV SD dalam menyelesaikan soal geometri pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Numerasi yang diambil dari kualitas respon pada siswa berdasarkan hasil. Dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa kemampuan siswa tergolong rendah dalam menyelesaikan soal geometri
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ashilla Hanun Sanvi dan Hafsah Adha Diana berjudul “Analisis
kemampuan numerasi ditinjau dari kemampuan awal matematika. Menggunakan siswa kelas XI
IPS SMAN 30 Jakarta sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 34 siswa menghasilkan bahwa
siswa dengan kemampuan awal sangat tinggi, tinggi, dan sedang masih belum mampu
menguasai dengan baik indikator kemampuan numerasi dan indikator pemecahan masalah.
Sedangkan untuk siswa dengan kemampuan awal rendah dan sangat rendah sama sekali tidak
pemecahan masalah.
Apabila berpacu pada ketiga penelitian di atas, peneliti mengangkat topik mengenai
kemampuan numerasi siswa. Dan pemaparan persamaan dan perbedaan peneliti ini dengan
Menengah Pertama
Soal Asesmen (SMP).
Kompetensi Minimum”.
Minimum Numerasi
Sekolah Dasar ”.
numerasi
Kerangka Berpikir
Kemampuan numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan
untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia (Kemendikbud, 2020a p. 3).Kemampuan
numerasi ini sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik karena dapat membantu mereka untuk
beradaptasi dengan penyelesaian soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan mampu
Kemampuan numerasi peserta didik diukur dengan melihat indikator kemampuan numerasi yang
terdiri atas tiga indikator, yaknik 1) menggunakan berbaga macam angka dan symbol, 2)
Kemampuan Numerasi