Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kemampuan Numerasi

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep,prosedur,fakkta

dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis

konteks yang relevan untuk individu (Kemendikbud, 2020).Mahmud & Pratiwi

mengungkapkan numerasi adalah kemampuan,percaya diri,dan bersedia untuk

terlibat dalam informasi kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan keputusan

berdasarkan hasil informasi yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari

(Imawan,2023).

Sedangkan menurut Weilin Han dalam (Mas’ula, 2023) menyebutkan bahwa

kemampuan numerasi adalah kemampuan yang menggunakan konsep bilangan,

kemampuan menggunakan operasi hitung serta bagaimana menginterpretasikan

berbagai fakta di lingkungan sekitar, sehingga Weilin menguraikan indikator

kemampuan numerasi terdiri atas:

a. Menggunakan angka dan simbol matematika dasar untuk memecahkan masalah

dalam berbagai macam konteks di kehidupan sehari-hari.

b. Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk

(grafik,tabel.diagram,bagan)

c. Menginterpretasikan hasil dalam mengambil keputusan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan numerasi ini merupakan

kemampuan yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep bilangan dan operasi hitung

dalam kehidupan masyarakat.


Indikator kemampuan numerasi yang digagaskan oleh Weilin han,dll (2017)

diuraikan dalam tabel berikut :

Indikator Sub Indikator Deskripsi


Penerapan angka dan Penggunaan simbol Peserta didik
simbol menggunakan berbagai
simbol dari informasi yang
ia dapatkan, kemudia ia
lakukan pemisalan
Penggunaan angka Peserta didik melakukan
perhitungan
Analisis Informasi Menguraikan informasi Peserta didik menguraikan
informasi yang diketahui
dan ditanyakan
Merancang solusi Peserta didik mengambil
informasi yang didapatkan
dan membuat solusi dalam
menyelesaikan masalah
Mengevaluasi Peserta didik menerapkan
strategi sesuai dengan
rancangan dan mengukur
tingkat keberhasilan
Menginterpretasi Mennafsirkan Peserta didik mengukur
tingkat kebenaran dari
hasil yang didapatkan
Pengambilan keputusan Peserta didik memutuskan
dari hasil yang didapatkan
lalu membuat kesimpulan

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Asesmen merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan selain

kurikulum dan pembelajaran. Jika kurikulum berisi tentang apa yang akan dipelajari

dan pembelajaran merupakan proses bagaimana cara menguasai materi, maka

asesmen sendiri merupakan alat untuk mengukur tentang penguasaan atau

pemahamahan terkait apa yang sudah dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan (Rohim et al., 2021) bahwa asesmen merupakan penerapan alat

penilaian untuk mendapatkan informasi terkait keberhasilan siswa dalam menguasai


kompetensi tertentu. Selain itu, asesmen dilakukan tidak hanya untuk mengukur

tingkat penguasaan materi, tetapi dimaksudkan untuk mengetahui kualitan

pembelajaran secara keseluruhan.

Asesmen Kompetensi Minimum ialah evaluasi kompetensi mendasar yang diperlukan

seluruh siswa agar menumbuhkembangkan kinerja diri dan berpartisipasi pada warga (Pusat

Asesmen dan Pembelajaran, 2020).Asesmen Kompetensi Minimum(AKM) dicetuskan

sebagai kebijakan baru dalam program Kurikulum Merdeka terkait sistem evaluasi di

bidang pendidikan yaitu Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional

(UN). Menurut V. P. Sari & Sayekti, (2022) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah instrumen

penilaian peserta didik sebagai dasar untuk mengembangkan diri untuk menemukan penemuan baru

dengan menggunakan kemampuan berfikir secara kritis.

Sehngga, dapat disimpulkan bahwa Asesmen Kompentesi Minimun (AKM) adalah

sebuah penilaian kemampuan peserta didik dengan pengukuuran kemampuan literasi

dan numerasi,dimana dengan adanya AKM ini peserta didik dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan mampu menyelesaikkan permasalahan.

Tujuan Asesmen Kompentesi Minimun (AKM)

Asesmen Nasional merupakan kebijakan evaluasi yang bertujuan untuk

mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik di Indonesia

(Tim Tentor Anak Bangsa, 2022). Pelaksanaan Asesmen Nasional bagi peserta didik

dilakukan menggunakan Instrumen 1) Asesmen Kompetensi Minimum, 2) Survei

Karakter, 3)Survei Lingkungan Belajar (Kemendikbud,2021).

AKM merupakan bagian pertama dari Asesmen Nasional (AN) sebagai

instrumen penilaian kompetensi mendasar hasil belajar kognitif peserta didik.AKM

dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-


mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

(Kemendikbud,2020).

Hasil belajar dari adanya Asesmen Kompentesi Minimun (AKM) ini nantinya

diguunakan sebagai informasi bagi guru untuk melihat dan mengevaluasi bagaimana

tingkat kemampuan peserta didik.Dari infomasi ini, guru akan merancang strategi

untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.Berdasarkan uraian di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa Asesmen Kompentesi Minimun (AKM) bertujuan untuk

melihat kemampuan peserta didik guna memperbaiki kualitas pembelajaran.

Komponen Asesmen Kompentesi Minimun (AKM)

Kemampuan yang diukur dalam Asesmen Kompentesi Minimun (AKM)

adalah kemampuan literasi dan numerasi peserta didik yang dilakukan pada setiap

jenjang Pendidikan dimulai dari kelas 4 , 8 dan 11 ( Pusat Asesmen dan Pembelajaran,

2020). Komponen utama yang difokuskan dalam Asesmen Kompentesi Minimun (AKM)

khususnya numerasi dijabarkan pada tabel di bawah ini.

No Komponen Numerasi
1 Konten Bilangan, meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis
bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal).
Pengukuran dan geometri, mencakup mengenal bangun datar sampai
dengan menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan menilai pencapaian kemampuan peserta didik mengenai
pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, dan satuan luas
yang memanfaatkan satuan baku.
Data dan ketidakpastian, mencakup pemahaman, interpretasi,
penyajian data, dan peluang.
Aljabar, berhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan, relasi
dan fungsi, pola bilang, rasio, dan proporsi.
2 Kognitif Pemahaman , meliputi pemahaman fakta, prosedur, konsep dan proses.
Aspek-aspeknya meliputi mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasi,
menghitung, memperoleh, dan mengukur.
Penerapan ,meliputi kemampuan dalam menerapkan konsep, proses,
prosedur, dan metode matematika untuk menyelesaikan masalah. Siswa
mampu menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata..
Penalaran ,meliputi kegiatan bernalar dengan konsep matematika untuk
pertanyaan yang mencakup lebih dari satu strategi. Aspek-aspeknya
meliputi menganalisis, memadukan, mengevaluasi, menyimpulkan, dan
membuat justifikasi. Penalaran (Reasoning), meliputi kegiatan bernalar
dengan konsep matematika untuk pertanyaan yang mencakup lebih dari
satu strategi. Aspek-aspeknya meliputi menganalisis, memadukan,
mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi.
3 Konteks Personal, berkaitan dengan kemampuan diri secara pribadi yang
bertolak ukur pada kegiatan seseorang, keluarganya, maupun kelompok.
Jenis situasi atau konteks ini dapat terdiri dari kondisi yang berhubungan
dengan perlengkapan makanan, belanja, hobi, cita-cita, menghitung
biaya, dan lainnya. Konteks ini ditujukan untuk menggali peran
matematika dalam kehidupan pribadi mereka.
Sosial budaya, berkaitan dengan kemampuan antar individu, budaya,
dan topik kemasyarakatan yang dapat meliputi sistem pemungutan
suara, statistik, ekonomi nasional, dan lainnya. Konteks ini ditujukan
untuk menggali peran matematika dalam hidup sebagai anggota
komunitas yang konstruktif.
Saintifik, berhubungan dengan penerapan matematika di alam semesta
serta dapat berhubungan dengan topik seputar isu sains ataupun
teknologi, seperti beruba cuaca, ekologi, genetika, pengukuran, dan
lainnya.

Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan dipaparkan penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan

kemampuan numerasi dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Numerasi Peserta didik SMA dalam

Menyelesaikan Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)” oleh Katherina Estherika Anggraini

dan Rini Setianingsih, (2022). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Subjek

penelitian ini adalah tiga orang peserta didik dari kelas X dengan diberikan soal AKM dan

melakukan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan hasil tes Soal tipe AKM dari 15

peserta didik terdapat 11 peserta didik dengan kemampuan numerasi rendah, 3 peserta didik

dengan kemampuan numerasi sedang, dan 1 orang peserta didik dengan kemampuan numerasi

tinggi. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan adalah penelitian oleh Katherina Estherika

Anggraini dan Rini Setianingsih menggunakan indikator penyelesaian masalah soal AKM,

menggunakan empat konten, dan pengambilan subjek diambil dari setiap kategori kemampuan

numerasinya

2. Penelitian relevan yang kedua dari Desi Ratna Sari, Epon Nur’aeni, dan Muhammad Rijal Wahid

Muharram Desi Ratna Sari, Epon Nur’aeni, dan Muhammad Rijal Wahid Muharram (2021)

dengan judul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Pada Asesmen
Kompetensi Minimum Numerasi Sekolah Dasar ”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif

deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan kemampuan siswa

kelas IV SD dalam menyelesaikan soal geometri pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Numerasi yang diambil dari kualitas respon pada siswa berdasarkan hasil. Dalam penelitian ini

disimpulkan bahwa kemampuan siswa tergolong rendah dalam menyelesaikan soal geometri

pada AKM Numerasi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ashilla Hanun Sanvi dan Hafsah Adha Diana berjudul “Analisis

Kemampuan Numerasi pada Materi Matriks ditinjau Berdasarkan Kemampuan Awal

Matematika”. Melalui metode kualitatif deskriptif penelitian berfokus untuk menganalisis

kemampuan numerasi ditinjau dari kemampuan awal matematika. Menggunakan siswa kelas XI

IPS SMAN 30 Jakarta sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 34 siswa menghasilkan bahwa

siswa dengan kemampuan awal sangat tinggi, tinggi, dan sedang masih belum mampu

menguasai dengan baik indikator kemampuan numerasi dan indikator pemecahan masalah.

Sedangkan untuk siswa dengan kemampuan awal rendah dan sangat rendah sama sekali tidak

mampu menguasai kedua indikator mengenai kemampuan numerasi ataupun indikator

pemecahan masalah.

Apabila berpacu pada ketiga penelitian di atas, peneliti mengangkat topik mengenai

kemampuan numerasi siswa. Dan pemaparan persamaan dan perbedaan peneliti ini dengan

penelitian terdahulu sebagai berikut:

No Identitas Persamaan Perbedaan

1 Katherina Estherika a. Membahas mengenai a. Mendeskripsiikan


Anggraini dan Rini Asesmen Kompetensi kemampuan numerasi
Setianingsih (2021) Minimum (AKM)
siswa tingkat
dengan judul “Analisis b. Menggunakan jenis
SMA,sedangkan
Kemampuan Numerasi penelitian kualitatif
peneliti meneliti pada
Peserta Didik Kelas VIII deskriptif
tingkat Sekolah
dalam Menyelesaikan

Menengah Pertama
Soal Asesmen (SMP).
Kompetensi Minimum”.

2 Desi Ratna Sari, Epon a. Jenis Penelitian Peneliti terdahulu meneliti

Nur’aeni, dan menggunakan penelitian disekolah dasar (SD) dan

Muhammad Rijal Wahid Kualitatif membatasii pada

Muharram (2021) b. Membahas penyelesaiann soal

dengan judul “Analisis geometri,sedang kan peneliti


kemampuan
Kemampuan Siswa meneliti Sekolah menengah
numerasi Asesmen
Dalam Menyelesaikan pertama (SMP).
Kompetensi Minimum
Soal Geometri Pada
(AKM)
Asesmen Kompetensi

Minimum Numerasi

Sekolah Dasar ”.

3 Ashilla Hanun Sanvi dan a. Mendeskripsikan Peneliti terdahulu


Hafsah Adha Diana, kemampuan mengukur kemampuan
2022, “Analisis
numerasi siswa numerasi ditinjau dari
Kemampuan Numerasi
b. Menggunakan jenis kemampuuan awal
pada Materi Matriks
penelitian kualitatif matematika,sedangkan
ditinjau Berdasarkan
deskriptif saya berdasarkkan
Kemampuan Awal

Matematika” indikator kemampuan

numerasi

Kerangka Berpikir

Kemampuan numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat

matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan

untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia (Kemendikbud, 2020a p. 3).Kemampuan
numerasi ini sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik karena dapat membantu mereka untuk

beradaptasi dengan penyelesaian soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan mampu

memahami peran matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mengintegrasikan

konsep dan nilai matematika dalam menyelesaikan permasalahan.

Analisis dalam penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan kemampuan numerasi,

Kemampuan numerasi peserta didik diukur dengan melihat indikator kemampuan numerasi yang

terdiri atas tiga indikator, yaknik 1) menggunakan berbaga macam angka dan symbol, 2)

menganalisis informasi, 3) menginterpretasi . Dari uraian tersebut, peneliti akan menunjukkan

kerangka teoretis dalam penelitian ini.

Analisis Kemampuan Numerasi


Siswa Kelas VIII dalam
Menyelesaikan soal setara
Asesmmen Kompetensi minimum
(AKM) di MTsN 2 Banda Aceh

Kemampuan Numerasi

Anda mungkin juga menyukai