QUALITY MANAGEMENT
OLEH
FADYLAH DAUD (D071191008)
ZAKIAH NOVACASTRY NISWAR (D071191014)
NASRULLAH (D071191050)
BELA MEGAPERWANI (D071191062)
TEGAR IKHWANUL DZIKRI (D071191080)
MUHAMMAD FADEL MUSLIMIN (D22115505)
DAFTAR ISI
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) i
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) ii
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Urutan RPN dalam pembuatan produk wight a handle ........................ 17
Tabel 4.1 Data produksi dan Jumlah kecacatan .................................................... 59
Tabel 4.2 Nilai CTR .............................................................................................. 62
Tabel 4.3 Data Statistika proses ............................................................................ 63
Tabel 4.4 Perhitungan data proporsi CL,UCL,LCL .............................................. 66
Tabel 4.5 Pengukuran Kapabilitas sigma .............................................................. 68
Tabel 4.6 failure mode and effect analysis............................................................ 72
Tabel 4.7 Nilai Risk of Priority Number ............................................................... 72
Tabel 4.8 Nilai Risk of Priority Number ............................................................... 73
Tabel 4.9 Gaji karyawan bulanan UMKM ............................................................ 75
Tabel 4.10 Biaya Pelatihan tahun 2019................................................................. 75
Tabel 4.11 Data biaya pelatihan tahun 2020 ......................................................... 76
Tabel 4.12 Biaya perencanaan kualitas UMKM ................................................... 76
Tabel 4.13 Biaya tinjauan ulang produk baru UMKM ......................................... 77
Tabel 4.14 Biaya Pengendalian proses UMKM .................................................... 77
Tabel 4.15 Biaya evaluasi pemasok UMKM ........................................................ 77
Tabel 4.16 Total biaya pencegahan UMKM Mie Kembang tahun 2019 .............. 78
Tabel 4.17 Total biaya pencegahan UMKM Mie Kembang tahun 2020 .............. 79
Tabel 4.18 Data biaya sampel tahun 2019 ............................................................ 80
Tabel 4.19 Data biaya sampel tahun 2020 ............................................................ 80
Tabel 4.20 Biaya pemeriksaan dan pengujian produk dalam proses UMKM ...... 81
Tabel 4.21 Biaya pemeriksaan dan pengujian produk akhir UMKM ................... 81
Tabel 4.22 Biaya pemeriksaan dan Pengujian material UMKM .......................... 82
Tabel 4.23 Total biaya penilaian UMKM Mie Kembang tahun 2019 .................. 82
Tabel 4.24 Total biaya penilaian UMKM Mie Kembang tahun 2020 .................. 83
Tabel 4.25 Data biaya waste tahun 2019 ............................................................. 85
Tabel 4.26 Data biaya waste tahun 2020 ............................................................. 85
Tabel 4.27 Data biaya rework tahun 2019 ............................................................ 85
Tabel 4.28 Data biaya rework tahun 2020 ............................................................ 86
Tabel 4.29 Total Biaya kegagalan internal tahun 2019......................................... 86
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) iii
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) iv
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR GAMBAR
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) v
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) vi
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dalam dunia persaingan global yang tajam saat ini, orang banyak berbicara
tentang mutu terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan
produk atau jasa. Suatu produk dibuat karena ada yang membutuhkan, dan
kebutuhan tersebut berkembang seiring dengan tuntutan mutu
penggunanya, apalagi adanya tuntutan perubahan lingkungan dari lingkup
lokal menjadi global menyebabkan terjadinya perubahan dihampir semua
sektor kehidupan. Adanya keharusan untuk penyesuaian situasi secara
global, membuat manajer tidak hanya mengacu pada situasi lokal, nasional
ataupun regional, namun harus mampu bersaing secara internasional. Sikap
perusahaan untuk menghadapi hal ini hanya ada satu, yaitu ikut mengalami
perubahan baik secara struktural maupun sumber daya yang dimiliki.
1.3 Dalam era globalisasi yang serba modern memerlukan berbagai wawasan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam dunia usaha. Selain itu dibutuhkan
juga sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing dalam
bidang produksi maupun jasa. Kualitas sumber daya manusia dapat
mempengaruhi persaingan dalam meningkatkan usaha terhadap kemajuan
suatu perusahaan. Dengan menggunakan sistem manajemen yang baik
dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan sebagai alat untuk
meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja karyawannya. Salah satu
alat manajemen kualitas yang biasa digunakan adalah Total Quality
Management (TQM).
1.4 Perusahaan yang menerapkan Total Quality Management bertujuan untuk
memenuhi kepuasan dan harapan Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015
Page 2 pelanggan, tuntutan perubahan lingkungan dan tuntutan perusahan
sendiri. Penerapan TQM yang efektif membawa pengaruh positif yang pada
akhirnya akan memberikan manfaat bagi organisasi. Dengan adanya
penerapan TQM yang memfokuskan pada layanan jasa serta adanya
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 1
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 2
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Kualitas
2.1.1 Definisi Kualitas
Kualitas Menurut Deming (1986) adalah suatu tingkat yang dapat
diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang
rendah sesuai pasar. Menurut Juran (1962) mendefinisikan kualitas
sebagai cocok atau sesuai untuk digunakan (fitness for use), yang
mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Kualitas
Menurut Philips B. Crosby (1986) definisi kualitas adalah "Zero
Defects", yaitu kesesuaian seratus persen dengan spesifikasi produk
atau standar yang telah ditetapkan (Ariani, 2017). Berdasarkan tiga
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah sesuainya
barang atau jasa yang diproduksi dengan kebutuhan dan apa yang
diharapkan oleh pemakainya karena telah memenuhi standar yang
ditentukan.
2.1.2 Dimensi Kualitas
Menurut Ariani (2017) dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu
nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan
sesuai dengan harapan.
a. Dimensi Produk
Garvin (1996) telah menguraikan dimensi kualitas untuk industri
manufaktur yang berupa produk, yaitu :
1) Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama
produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
2) Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk
lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu
menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 3
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 4
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 5
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 6
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 7
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 8
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Tujuan
Tujuan dari diadakannya penjaminan kualitas (quality
assurance) ini adalah agar dapat memuaskan berbagai pihak yang
terkait di dalamnya, sehingga dapat berhasil mencapai sasaran
masing-masing. Penjaminan kualitas merupakan bagian yang
menyatu dalam membentuk kualitas produk dan jasa suatu
organisasi atau perusahaan. Mekanisme penjaminan kualitas
yang digunakan juga harus dapat menghentikan perubahan bila
dinilai perubahan tersebut menuju ke arah penurunan atau
kemunduran.
(Arif, 2003).
2.2.3 Total Quality Management (TQM)
a. Definisi
Total quality management merupakan sebuah konsep yang
digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan keunggulan
bersaing dan memastikan efektivitas operasional perusahaan.
Penerapan TQM dilakukan sebagai salah satu strategi perusahaan
dalam menghasilkan kinerja pelayanan yang baik, sehingga
pelaksanaannya berorientasi pada kepuasan pelanggan dan
melibatkan seluruh anggota perusahaan termasuk karyawan.
b. Tujuan
Tujuan dari total quality management yaitu kepada untuk
memenuhi kebutuhan konsumen (dalam hal ini meliputi
karyawan dan konsumen) dan untuk menurunkan biaya dengan
memperbaiki mutu dan mengurangi pemborosan.
(Sari, Surachman, & Ratnawati, 2018).
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 9
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 10
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2) Kekurangan
Kekurangan dari metode SQC yaitu sulitnya koordinasi dan
pengkoordinasian dalam pengawasan kualitas karena
banyaknya tugas yang berhubungan dengan pengendalian
kualitas.
(Ilham, 2012).
d. Prosedur
Prosedur pada metode statistical quality control antara lain :
1) Acceptance sampling
Pengambilan satu sampel atau lebih secara acak dari suatu
partai barang, memeriksa setiap barang di dalam sampel
tersebut, dan memutuskan berdasarkan hasil pemeriksaan itu,
apakah menerima atau menolak keseluruhan partai. Jenis
pemeriksaan ini dapat digunakan oleh pelanggan untuk
menjamin bahwa pemasok memenuhi spesifikasi kualitas atau
oleh produsen untuk menjamin bahwa standar kualitas
dipenuhi sebelum pengiriman. Pengambilan sampel
penerimaan lebih sering digunakan daripada pemeriksaan
100% karena biaya pemeriksaan jauh lebih besar dibandingkan
dengan biaya lolosnya barang yang tidak sesuai kepada
pelanggan.
2) Process control
Pengendalian proses menggunakan pemeriksaan produk/jasa
ketika barang tersebut masih sedang diproduksi (Work in
Process). Sampel berkala diambil dari output proses produksi.
Apabila setelah pemeriksaan sampel terdapat alas an untuk
mempercayai bahwa karakteristik kualitas proses telah
berubah, maka proses itu akan diberhentikan dan dicari
penyebabnya. Penyebab tersebut dapat berupa perubahan pada
operator, mesin, ataupun pada bahan. Apabila penyebab ini
telah dikemukakan dan diperbaiki, maka proses itu dapat
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 11
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 12
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 13
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Tujuan
Tujuan dari metode Taguchi antara lain :
1) Untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
2) Untuk mengurangi biaya produksi atau meminimalkan biaya
produksi.
(Prasetyo, 2017).
c. Kelebihan & kekurangan
1) Kelebihan
a) Dapat mengurangi jumlah pelaksanaan percobaan jika
dibandingkan dengan menggunakan percobaan full
factorial, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
b) Dapat melakukan penghematan terhadap rata-rata dan
variasi karakteristik kualitas sekaligus, sehingga ruang
lingkup pemecahan masalah lebih luas.
2) Kekurangan
Kekurangan dari metode Taguchi adalah apabila percobaan ini
dilakukan dengan banyak faktor dan interaksi, akan terjadi
pembauran beberapa interaksi oleh faktor utama. Akibatnya,
keakuratan hasil percobaan akan berkurang, jika interaksi yang
diabaikan tersebut memang benar-benar berpengaruh terhadap
karakteristik yang diamati.
(Debrina & Setyanto, 2017).
d. Prosedur
Prosedur dari metode Taguchi sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan dari proses atau lebih khususnya lagi target
value untuk pengukuran performansi dari suatu proses.
2) Menentukan parameter desain yang memberikan efek terhadap
proses.
3) Membuat orthogonal arrays untuk desain parameter yang
mengindikasikan jumlah dan kondisi dari masing-masing
eksperimen.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 14
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 15
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 16
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 17
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
memperbaiki atau mengatasi cacat atau tuna mutu yang terjadi atas
produk.
b. Tujuan
Tujuan metode Fault Tree Analysis untuk mengidentifikasi
terjadinya suatu kegagalan dari berbagai cara, baik dari faktor fisik
maupun manusia, yang dapat mengarah pada penyebab dari
terjadinya kegagalan/ kesalahan tersebut.
c. Kelebihan & kekurangan
1) Kelebihan
a) Bersifat sistematik, analisis sistem yang kompleks.
b) Membutuhkan beberapa jenis keilmuan (multi disiplin).
c) Menentukan interaksi yang sangat kompleks.
d) Memberikan pandangan secara kualitatif dengan mudah
terhadap plant.
e) Memberikan hasil secara kuantitatif yang dapat digunakan
sebagai pengambil keputusan.
f) Model yang dapatdigunakan untuk studi sensitivitas.
g) Dapat digunakan untuk mengevaluasi sesuatu yang tidak
pasti.
2) Kekurangan
a) Tidak ada jaminan semua kejadian awal sudah
teridentifikasi.
b) Kekurangan dari model konsep dan model matematika.
c) Tidak cukupnya data perangkat keras dan performance
manusia.
d) Ketidakpastian dari model parameter untuk model yang
digunakan.
d. Prosedur
Prosedur dari metode Fault Tree Analysis antara lain :
1) Mendefinisikan masalah dan kondisi batas dari suatu sistem
yang ditinjau. Langkah pertama bertujuan untuk mencari top
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 18
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 19
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 20
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 21
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 22
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.3.6 Kaizen
a. Definisi
Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang terhadap konsep
continous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan
Zen berarti baik. Kaizen berarti penyempurnaan yang
berkesinambungan yang melibatkan setiap orang. Pendekatan ini
hanya dapat berhasil dengan baik apabila disertai dengan usaha
sumber daya manusia yang tepat. Faktor manusia merupakan
dimensi yang terpenting dalam perbaikan kualitas dan
produktivitas. Semangat Kaizen yang tinggi dalam perusahaan
Jepang telah membuat mereka maju pesat dan unggul dalam
kualitas.
b. Tujuan
1) Tujuan metode kaizen yaitu untuk melaksanakan perbaikan
secara terus-menerus.
2) Menghindari biaya yang tersembunyi yang berasal dari 7
pemborosan (seven waste) dalam proses produksi.
3) Memberikan nilai tambah pada oprasional produksi sehingga
dapat meningkatkan kualitas produk dengan biaya terendah
dan memperpendek pengiriman kepada pelanggan.
c. Kelebihan & kekurangan
1) Kelebihan
Kelebihan dari metode kaizen yaitu memiliki risiko yang
rendah kemudian penyelesaian yang cepat.
2) Kekurangan
Kekurangan dari metode kaizen yaitu sulit untuk menerima
sesuatu yang baru.
d. Prosedur
Prosedur dari metode kaizen antara lain :
1) Mencari garis tengah untuk masing-masing sampel.
2) Menghitung sampel rata-rata.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 23
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 24
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gambar 2.12 Tabel konversi DPMO ke nilai Sigma berdasarkan konsep Motorola
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 25
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gambar 2.13 Lanjutan tabel konversi DPMO ke nilai Sigma berdasarkan konsep Motorola
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 26
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gambar 2.14 Lanjutan tabel konversi DPMO ke nilai Sigma berdasarkan konsep Motorola
e. DMAIV
DMAIV merupakan singkatan dari define, measure, analyze,
improve, dan verify.
1) Define: meyatakan masalah, tentukan set pelanggan,
identifikasi tujuan, dan garis besar proses target.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 27
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 28
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 29
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
seven tools berasal dari Kaoru Ishikawa bahwa 95% masalah terkait
kualitas dapat diselesaikan dengan alat dasar ini. Menurut Momon
(2011), adapun langkah-langkah teknik seven tools, antara lain yaitu :
a. Check Sheet
Check Sheet digunakan untuk mempermudah dalam
pengumpulan dan meringkas data. Check Sheet merupakan salah
satu metoda untuk memperoleh data yang berbentuk daftar. Alat
ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana,
sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pengumpulan data tersebut. Umumnya check sheet berisi
pernyataan-pernyataan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
pencatat cukup memberikan tanda kolom yang tersedia dan
memberikan keterangan seperlunya.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 30
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.5
Gambar 2.16 Histogram
c. Stratifikasi
Stratifikasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menguraikan dan mengklasifikasikan data menjadi beberapa
kelompok sejenis yang lebih kecil sehingga menjadi jelas dan
dapat dianalisa lebih lanjut. Stratifikasi digunakan untuk
memperlihatkan permasalahan berdasarkan kelompok.
d. Diagram Pareto
Diagram Pareto Digunakan untuk menunjukkan permasalahan
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Diagram pareto juga
bertujuan untuk memperjelas faktor yang paling penting atau
yang paling besar dari beberapa faktor yang ada. Diagram pareto
juga dapat digunakan untuk menentukan critical to quality dan
selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan peta kendali
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 31
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 32
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 33
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 34
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 35
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 36
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 37
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 38
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 39
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 40
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 41
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 42
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 43
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 44
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 45
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 46
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
a. Kurva biaya kegagalan (internal dan eksternal), berarti sama dengan nol
ketika produk 100% baik, dan tumbuh hingga tak terbatas ketika produk
100% buruk.
b. Kurva biaya penilaian kualitas (pengujian) dan biaya pencegahan,
semuanya itu sama dengan nol pada kualitas kurang 100%, dan tumbuh
hingga tak terbatas ketika kualitas semakin dekat kesempurnaan.
c. Kurva total biaya kualitas, berarti sama dengan itu jumlah total dari dua
kurva sebelumnya.
Adapun hasil dari kesadaran bahwa biaya kegagalan berkurang
terutama oleh meningkatkan biaya pencegahan, menghasilkan penurunan
permanen dalam total biaya kualitas, yang membawa tingkat kualitas
kesesuaian lebih dekat ke kesempurnaan (100%). Bisa juga begitu
disimpulkan dari model gambar di bawah, bahwa tidak ada biaya kegagalan
pada titik kesempurnaan kualitas kesesuaian, sementara biaya penilaian dan
pencegahan memiliki nilai tertentu.
Gambar 2.30 Current Model of Optimization of Quality Costs and Conformance Quality
Level
Hal ini menunjukkan perlunya pengurangan konstan biaya kualitas,
diaktifkan oleh perubahan dalam sistem produksi termasuk teknologi,
pelatihan, persepsi dan manajemen. Akibatnya, biaya kualitas buruk dan
biaya kontrol bisa dikurangi, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 47
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 48
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 49
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 50
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 51
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 52
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 53
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
kerja ini juga memberikan perspektif tentang kualitas tradisional. Kualitas 4.0
tidak menggantikan metode kualitas tradisional, melainkan membangun dan
memperbaikinya. Produsen harus menggunakan kerangka kerja untuk
menafsirkan keadaan mereka saat ini dan mengidentifikasi perubahan apa
yang diperlukan untuk pindah ke keadaan masa depan (Jacob, 2017).
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 54
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Objek dan Waktu Praktikum
a. Objek Praktikum
Pada praktikum ini, yang menjadi objek praktikum yaitu produk mie
pangsit yang mengalami kecacatan pada UMKM Mie Kembang.
b. Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada 19 April 2021.
3.2 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode pengumpulan data yang diperlukan dengan dengan melakukan
pengamatan secara langsung.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah pengumpulan data yang didapat dengan
berinteraksi secara langsung dengan pihak-pihak yang berkesinambungan
dalam penelitian ini.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan memanfaatkan dokumen (bahan dan
gambar-gambar penting). Adapun dokumen yang dimaksud yaitu berupa
data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Alat dan Bahan Praktikum
a. Observation sheet, berfungsi sebagai tempat untuk mencatat data yang
sudah diukur.
b. Alat tulis berupa bolpoin ataupun sejenisnya.
c. Kamera ataupun media yang bisa dijadikan sebagai alat dokumentasi.
d. Laptop dengan program aplikasi pengolah data statistik (Ms. Excel, SPSS,
Minitab, dll).
3.4 Prosedur Praktikum
a. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
pengambilan data historis dan dokumentasi.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 55
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 56
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
a. Gambaran Umum Perusahaan
Mie Kembang merupakan merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang didirikan oleh Alm. Ir. Muhammad Daud sejak tahun
2016. Usaha ini berlokasi di BTN Minasa Upa Blok E8/4, Kel. Minasa
Upa Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Mie Kembang
adalah usaha pembuatan mie, kulit pangsit dan kulit lumpia yang sudah
lama berdiri yang dibentuk dari usaha perorangan kecil yang dulunya
dibuat dengan manual dan alat seadanya. Produk yang dibuat Mie
Kembang berupa mie, kulit pangsit dan kulit lumpia dengan ukuran sesuai
dengan permintaan pelanggan. Awalnya usaha ini juga memproduksi jenis
mie lain seperti mie kuning dan mie keriting namun karena memerlukan
biaya dan proses yang lebih lama serta jenis mie tersebut lebih cepat rusak,
jenis mie tersebut tidak lagi diproduksi. Perusaahan ini tidak berkerja
sama dengan perusahaan manapun. Lokasi usaha yang menjadi penelitian
kami merupakan pusat dari UMKM Mie Kembang dengan 3 cabang
didaerah Takalar, Palopo dan Belopa. Namun karena adanya keluhan dari
masyarakat sekitar lokasi akibat suara bising dari mesin, cabang pusat
usaha ini memiliki ukuran dan jumlah produksi yang lebih kecil dibanding
beberapa cabangnya.. Mie Kembang telah menjadi langganan bagi banyak
pedagang makanan seperti Mie Pangsit, Penjual Bakso, beberapa rumah
tangga bahkan usaha mikro kecil menengah lainnya karena hasil produk
yang dihasilkan sangat baik dan harga yang tergolong murah. Pendapatan
dari Masempo tidak menetap, tergantung dari musim dan pesanan dari
konsumen, dengan perkiraan omset Rp 23 juta perbulannya.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 57
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mulai
Selesai
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 58
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
terlalu kering, dan adonan terlalu basah. Untuk data produksi dan jumlah
disetiap kecacatannya dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Data Produksi dan Jumlah Kecacatan
Jenis Cacat
Jumlah Jumlah
Salah Adonan Adonan
Produksi Cacat
Ukuran Kering Basah
1 61 1 11 1 13
2 51 1 11 1 13
3 47 1 1 11 13
4 41 1 1 16 18
5 61 7 1 1 9
6 51 1 12 1 14
7 31 1 6 1 8
8 37 1 1 6 8
9 33 1 1 6 8
10 47 6 12 1 19
11 43 5 1 12 18
12 53 7 1 1 9
13 61 8 11 1 20
14 33 1 12 1 14
15 47 6 1 12 19
16 27 1 1 10 12
17 39 1 1 9 11
18 55 7 1 1 9
19 49 9 12 1 22
20 35 1 12 1 14
21 39 5 1 1 7
22 47 5 11 1 17
23 57 7 1 12 20
24 61 6 1 10 17
25 33 1 6 1 8
26 45 5 13 1 19
27 47 5 1 1 7
28 37 1 12 1 14
29 33 1 1 7 9
30 31 1 12 1 14
Jumlah 1332 104 169 130 403
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 59
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 60
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2) Penetapan tujuan
Tujuan dilakukan metode six sigma ini pada produksi mie pangsit,
yaitu agar jumlah tingkat kecacatan dapat dikurangi, baik cacat salah
ukuran, adonan terlalu basah, maupun adonan terlalu kering.
b. Measure
Dalam langkah operasional pada program peningkatan kualitas Six Sigma
terdapat hal pokok yang dilakukan yaitu menentukan karakteristik kualitas
kunci (CTQ) dan pengukuran stabilitas proses.
1) Penetapan dan pengurutan CTQ prioritas
Critical to Quality (CTQ) adalah suatu cara pengukuran produk atau
proses yang mana standard kinerja atau batas spesifikasinya harus
sesuai dengan kepuasan pelanggan. CTQ mensejajarkan perbaikan
dengan persyaratan kepuasan pelanggan. Tools yang digunakan pada
tahap ini adalah diagram pareto. Menampilkan masalah kecacatan
yang terjadi dalam bentuk diagram pareto untuk mengetahui jenis
kecacatan manakah yang menjadi prioritas dan memiliki pengaruh
yang sangat berpengaruh pada performa perusahaan.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 61
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 62
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 63
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b) Perhitungan ̅
P
∑ np
̅=
P
∑n
Keterangan
̅
P = Rata-rata produk cacat
∑ np = Total jumlah cacat
∑ n = Total jumlah produksi
∑ np
̅
P =
∑n
403
=
1332
= 0,302
c) Perhitungan UCL (Upper Control Limit)
Berikut adalah perhitungan nilai UCL (Upper Control Limit) hari
ke-1 dan dilanjutkan pada tabel hingga hari ke-30.
̅(1 − P
P ̅)
UCL = ̅
P + 3√
𝑛𝑖
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 64
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
̅
P(1 − ̅
P)
UCL = ̅
P + 3√
𝑛1
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 + 3√
61
= 0,478
Jadi, nilai batas atas pada hari ke-1 adalah 0,478.
(2) Hari ke-2
̅(1 − P
P ̅)
̅ + 3√
UCL = P
𝑛2
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 + 3√
51
= 0,3245
Jadi, nilai batas atas pada hari ke-2 adalah 0,3245.
(3) Hari ke-3
̅(1 − P
P ̅)
UCL = ̅
P + 3√
𝑛3
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 + 3√
47
=0,3264
Jadi, nilai batas atas pada hari ke-3 adalah 0,3264.
d) Perhitungan LCL (Lower Control Limit)
Berikut adalah perhitungan nilai LCL (Lower Control Limit) hari
ke-1 dan dilanjutkan pada tabel hingga hari ke-30.
̅
P(1 − ̅
P)
LCL = ̅
P − 3√
𝑛𝑖
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 65
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
̅
P(1 − ̅
P)
LCL = ̅
P − 3√
𝑛1
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 − 3√
61
= 0,2831
Jadi, nilai batas bawah pada hari ke-1 adalah 0,2831.
(2) Hari ke-2
̅(1 − P
P ̅)
̅ − 3√
LCL = P
𝑛2
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 − 3√
51
= 0,2794
Jadi, nilai batas bawah pada hari ke-2 adalah 0,2794.
(3) Hari ke-3
̅
P(1 − ̅
P)
LCL = ̅
P − 3√
𝑛3
0,302(1 − 0,302)
= 0,302 − 3√
47
=0,2775
Jadi, nilai batas bawah pada hari ke-3 adalah 0,2775.
Tabel 4.4 Perhitungan data proporsi, CL, UCL, LCL
Hari Jumlah Jumlah Proporsi
CL UCL LCL
Ke- Produksi Cacat Cacat
1 61 13 21% 0.3026 0.4790 0.1261
2 51 13 25% 0.3026 0.4955 0.1096
3 47 13 28% 0.3026 0.5036 0.1015
4 41 18 44% 0.3026 0.5178 0.0873
5 61 9 15% 0.3026 0.4790 0.1261
6 51 14 27% 0.3026 0.4955 0.1096
7 31 8 26% 0.3026 0.5501 0.0550
8 37 8 22% 0.3026 0.5291 0.0760
9 33 8 24% 0.3026 0.5424 0.0627
10 47 19 40% 0.3026 0.5036 0.1015
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 66
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 67
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Keterangan
DPMO = Deffect per Million Opportunities
npi = Banyak produk cacat hari ke-i
ni = Banyak produksi hari ke-i
CTQp = (Critical to Quality) potensial
np1
(1) DPMO hari ke-1 = n1 × CTQp x 1.000.000
13
= 61 × 3 x 1.000.000
= 71038,251
np2
(2) DPMO hari ke-2 = x 1.000.000
n2 × CTQp
13
= 51 × 3 x 1.000.000
= 84967,320
np3
(3) DPMO hari ke-3 = n3 × CTQp x 1.000.000
13
= 47× 3 x 1.000.000
= 92198,582
b) Mengkonversi nilai DPMO ke nilai sigma
Tabel 4.5 Pengukuran Kapabilitas Sigma
Hari Jumlah Jumlah CTQ Nilai
DPMO
Ke- Produksi Cacat Potensial Sigma
1 61 13 3 71038.251 2.97
2 51 13 3 84967.320 2.87
3 47 13 3 92198.582 2.83
4 41 18 3 146341.463 2.55
5 61 9 3 49180.328 3.15
6 51 14 3 91503.268 2.83
7 31 8 3 86021.505 2.87
8 37 8 3 72072.072 2.96
9 33 8 3 80808.081 2.90
10 47 19 3 134751.773 2.60
11 43 18 3 139534.884 2.58
12 53 9 3 56603.774 3.08
13 61 20 3 109289.617 2.73
14 33 14 3 141414.141 2.57
15 47 19 3 134751.773 2.60
Lanjutan Tabel 4.5 Pengukuran Kapabilitas Sigma
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 68
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
16 27 12 3 148148.148 2.54
17 39 11 3 94017.094 2.82
18 55 9 3 54545.455 3.10
19 49 22 3 149659.864 2.54
20 35 14 3 133333.333 2.61
21 39 7 3 59829.060 3.06
22 47 17 3 120567.376 2.67
23 57 20 3 116959.064 2.69
24 61 17 3 92896.175 2.82
25 33 8 3 80808.081 2.90
26 45 19 3 140740.741 2.58
27 47 7 3 49645.390 3.15
28 37 14 3 126126.126 2.64
29 33 9 3 90909.091 2.84
30 31 14 3 150537.634 2.53
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proses
produksi UMKM Mie Kembang pada level sigma 3,15 dengan
kemungkinan cacat terbesar yaitu 150537,6344 dalam satu juta
produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa di UMKM Mie
Kembang berada diatas level sigma rata-rata industri Indonesia
yaitu 3-sigma.
c. Analyze
Kita menganalisis masalah dengan menggunakan Fault Tree Analysis,
agar masalah cacat dapat diketahui dengan mudah. Pada umumnya, faktor-
faktor penyebab utama dari produksi terdiri dari Manusia, Mesin, Metode,
Material, Measurement (pengukuran), dan Environment (lingkungan) atau
yang biasa disingkat dengan 5M+1E.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 69
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perbedaa Cuaca
n kualitas Kurang Penakaran
tepung
terik
pengala air yang
dari yang
terlalu
supplier man panas
sedikit
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 70
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perbedaa Cuaca
n kualitas Kurang Penakaran
tepung
terik
pengala air yang
dari yang
man terlalu
supplier banyak panas
d. Improve
Tahap improve ini menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) yaitu menentukan rating severity, occurance, dan
detection terhadap potential failure mode (penyebab kegagalan dari hasil
Fault Tree Analysis) dan dihitung nilai Risk Priority Number (RPN) untuk
dilakukan usulan perbaikan. Adapun hasil dari metode Failure Mode and
Effect Analysis terdapat pada tabel 4.6 berikut:
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 71
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
(Keparahan)(1-10)
(Kejadian)(1-10)
(Deteksi)(1-10)
Occurance
Risk Persen
Detection
Severity
Efek dari Persen
Produk yang Jenis Potensi Penyebab Priority tase
Kecacatan tase
diharapkan Cacat Kecacatan Produk Number Kumul
Produk RPN
(RPN) atif
Mesin: Tuas
2 1 16 3,32% 3,32%
kurang pelumas
Ukuran
Mesin: Sela tombol
mie yang 1 1 8 1,66% 4,98%
Salah kotor
dihasilkan 8
Ukuran Manusia: Terburu-
tidak 4 2 64 13,30% 18,28%
buru
sesuai
Measure: Kurang
4 3 96 19,95% 38,23%
ketelitian
Material: Perbedaan
kualitas tepung dari 1 5 40 8,31% 46,54%
supplier
Adonan
Product in of Manusia: Kurang
Adonan mie yang 2 1 16 3,32% 49,86%
spesification pengalaman
Terlalu dihasilkan 8
sesuai Measure: Penakaran
Kering terlalu
setandar air yang terlalu 4 2 64 13,30% 63,16%
sedikit kering
perusahaan
Lingkungan: Cuaca
2 1 16 3,32% 66,48%
terik yang panas
Method: Kurangnya
4 2 56 11,64% 78,12%
ketelitian karyawan
Manusia: Kurang Adonan 2 1 14 2,91% 81,03%
Adonan pengalaman mie yang
Terlalu Material: Perbedaan dihasilkan 7
kualitas tepung dari 1 5 35 7,27% 88,3%
Basah terlalu
supplier
basah
Measure: Penakaran
air yang terlalu 4 2 56 11,64% 100%
banyak
Total 481 100%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 72
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Method:
Jenis Cacat
Kurangnya
4 Adonan 56 11,64% 58,19%
ketelitian
Terlalu Basah
karyawan
Measure:
Jenis Cacat
Penakaran air
5 Adonan 56 11,64% 69,83%
yang terlalu
Terlalu Basah
banyak
Jenis Cacat Material:
Perbedaan
6 Terlalu 40 8,31% 78,14%
kualitas tepung
Kering dari supplier
Material:
Jenis Cacat Perbedaan
7 35 7,27% 85,41%
Terlalu Basah kualitas tepung
dari supplier
Mesin: Tuas
Jenis Cacat
8 kurang 16 3,32% 88,73%
Salah Ukuran
pelumas
Jenis Cacat
Manusia:
Adonan
9 Kurang 16 3,32% 92,05%
Terlalu
pengalaman
Kering
Adonan Lingkungan:
10 Cuaca terik 16 3,32% 95,37%
Terlalu Basah yang panas
Jenis Cacat Manusia:
11 Adonan Kurang 14 2,91% 98,28%
Terlalu Basah pengalaman
Mesin: Sela
12 Salah Ukuran 8 1,66% 100%
tombol kotor
Total 481 100%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 73
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Control
Control merupakan tahap peningkatan kualitas dengan memastikan level
baru kinerja dalam kondisi standar dan terjaga nilai-nilai peningkan yang
kemudian didokumentasikan dan disebarluaskan yang berguna sebagai
rangka perbaikan untuk kinerja proses berikutnya. Pihak yang
berkepentingan pada tahap ini yaitu UMKM Mie Kembang sendiri
sehingga peneliti tidak berwenang untuk melakukan tahap control
terhadap peningkatan kualitas produk.
4.3 Biaya Pengendalian Kualitas
a. Data Biaya Kualitas
UMKM Mie Kembang adalah UMKM yang membuat mie pangsit, kulit
pangsit dan kulit lumpia. Karyawan yang bekerja pada UMKM ini bekerja
selama 21 hari kerja per bulan dengan jam kerja 8 jam per hari. Berikut
ini merupakan data gaji karyawan bulanan dan waktu kerja per bulan di
UMKM Mie Kembang.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 74
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 75
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 76
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 77
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perencanaan
Kualitas
28%
Pengendalian
Proses
17%
Gambar 4.10 Pie Chart Biaya Pencegahan Tahun 2019
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 78
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perencanaan
Kualitas
28%
Pengendalian
Proses
17%
Gambar 4.11 Pie Chart Biaya Pencegahan Tahun 2020
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 79
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 80
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Oktober - - -
Lanjutan Tabel 4.19 Data Biaya Sampel Tahun 2020
November 2 2.865.000 5.730.000
Desember - - -
Total 10 20.055.000 28.650.000
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 81
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 82
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pemeriksaan Pemeriksaan
dan Pengujian Produk dalam
Produk Akhir Proses
14% 14%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 83
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pemeriksaan
dan Pengujian
Material
29%
Sampel
41%
Pemeriksaan
Produk dalam
Pemeriksaan Proses
dan Pengujian 15%
Produk Akhir
15%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 84
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 85
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mei 22,084,288
Juni 34,476,488
Juli 15,528,137
Agustus 20,297,986
September 22,807,266
Oktober 24,024,334
November 24,701,338
Desember 24,809,567
Total 284.171.887
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 86
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Rework
33%
Waste
67%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 87
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Waste
66%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 88
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b) Biaya Claim
Berkaitan dengan penyelidikan dan penyelesaian ganti rugi yang
berkaitan dengan produk cacat kepada pelanggan biasa berupa
potongan harga (discount) atau penggantian barang. Selama ini
perusahaan menghindari pengembalian produk dari pembeli
karena biaya yang timbul (returned product cost) bisa lebih tinggi
dan prosesnya sangat rumit.
Tabel 4.33 Biaya Claim Tahun 2019
Bulan Biaya Claim (Rp)
Januari 4.713.953
Februari 8.928.906
Maret 8.179.595
April 3.620.029
Mei 2.084.288
Juni 4.476.488
Juli 5.528.137
Agustus 1.297.986
September 2.807.266
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 89
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 90
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Biaya Claim
41% Biaya
Complaint
59%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 91
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Biaya Claim
Biaya
44%
Complaint
56%
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 92
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 93
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PEMBAHASAN
Pengambilan data pada praktikum kali ini dilakukan pada salah satu usaha
mikro kecil menengah (UMKM) yaitu Mie Kembang yang merupakan supplier
bagi banyak pedagang makanan UMKM lainnya. Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang didirikan oleh Alm. Ir. Muhammad Daud sejak tahun 2016 yang
berlokasi di BTN Minasa Upa Blok E8/4, Kel. Minasa Upa Kec. Rappocini, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Mie Kembang adalah usaha pembuatan mie, kulit
pangsit dan kulit lumpia yang sudah lama berdiri yang dibentuk dari usaha
perorangan kecil yang dulunya dibuat dengan manual dan alat seadanya. Awalnya
usaha ini juga memproduksi jenis mie lain seperti mie kuning dan mie keriting
namun karena memerlukan biaya dan proses yang lebih lama serta jenis mie
tersebut lebih cepat rusak, jenis mie tersebut tidak lagi diproduksi. Perusaahan ini
tidak berkerja sama dengan perusahaan manapun. Pendapatan tidak menetap,
tergantung dari musim dan pesanan dari konsumen, dengan perkiraan omset Rp 23
juta perbulannya.
Setelah melakukan pengambilan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan metode six sigma untuk mengetahui jenis kecacatan yang
terjadi serta mencari solusi optimal yang dapat dilakukan sehingga tingkat
kecacatan produk dapat diminimalisir. Tahap pertama yang dilakukan adalah
define, yaitu mengidentifikasi tiga jenis cacat yang terjadi selama proses produksi.
Berdasarkan hasil identifikasi, didapatkan tiga jenis cacat pada produk gelas, yaitu
ukuran yang tidak sesuai, adonan yang terlalu kering, dan adonan basah.
Setelah mengetahui jenis cacat yang terjadi pada produk, selanjutnya
dilakukan tahap measure. Hal pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah
penetapan dan pengurutan critical to quality (CTQ) prioritas. Tools yang
digunakan pada tahap ini adalah diagram pareto. Diagram pareto digunakan untuk
mengetahui jenis kecacatan manakah yang menjadi prioritas. Dalam diagram
pareto, dikenal prinsip 80/20. Maksud dari prinsip ini adalah 20% dari cacat sistem
menyebabkan 80% masalah atau untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada
efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sehingga, apabila ada jenis cacat
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 94
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
yang memiliki presentase 80%, maka jenis cacat tersebut akan menjadi fokus
perbaikan yang akan dilakukan. Pada hasil penentuan nilai CTQ, didapatkan jenis
cacat adonan kering memiliki proporsi 41,9%, jenis cacat adonan basah memiliki
proporsi sebesar 32,3%, dan jenis cacat salah ukuran memiliki proporsi sebesar
25,8%. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa tidak ada jenis cacat yang
memiliki proporsi sebesar 80%. Oleh karena itu, ketiga jenis cacat tersebut menjadi
fokus dalam perbaikan. Setelah mengetahui nilai CTQ, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengukuran stabilitas proses, yang terdiri atas : perhitungan proporsi
cacat, perhitungan nilai control limit (CL), upper control limit (UCL), dan lower
control limit (LCL) untuk masing-masing jumlah cacat per harinya. Setelah itu,
hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk P Chart. P Chart digunakan karena
data jumlah cacat dan jumlah produksi yang dihasilkan tidak memiliki nilai yang
konstan, melainkan beragam dalam 30 hari. Setelah mendapatkan hasil P Chart,
maka dapat dilihat bahwa proses berada dalam batas kontrol sehingga dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu pengukuran kapabilitas proses. Pada
praktikum kali ini, tidak dilakukan pengulangan pengerjaan control chart. Hal
tersebut dikarenakan tidak terdapat data yang berada diluar batas kendali. Langkah
selanjutnya adalah menentukan nilai sigma. Nilai sigma didapatkan dari
perhitungan nilai DPMO per hari kemudian di konversi menjadi nilai sigma. Dari
hasil perhitungan dapat dilihat bahwa proses produksi UMKM Mie Kembang pada
level sigma 3,15 dengan kemungkinan cacat terbesar yaitu 150537,6344 dalam satu
juta produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa di UMKM Mie Kembang berada
diatas level sigma rata-rata industri Indonesia yaitu 3-sigma.
Setelah melakukan tahap measure, maka tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah analyze, yaitu menganalisa penyebab yang menjadi factor kecacatan pada
proses produksi yang dilakukan. Pada tahap ini, dilakukan analisis dengan
menggunakan Fault Tree Analysis agar masalah cacat dapat diketahui dengan
mudah. Pada umumnya, faktor-faktor penyebab uama dari produksi terdiri dari
manusia, mesin, metode, material, measurement, dan environment atau yang biasa
disingkat dengan 5M + 1 E. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa untuk jenis cacat
salah ukuran, disebabkan oleh tiga faktor yaitu mesin : tuas kurang pelumas,
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 95
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
manusia : ternuru-buru, measure : kurang teliti. Jenis cacat adonan terlalu kering
yaitu material : Perbedaan kualitas tepung dari supplier, manusia : Kurang
pengalaman, measure : Penakaran air yang terlalu sedikit, lingkungan : Cuaca terik
yang panas. Jenis cacat adonan terlalu basah yaitu material : Perbedaan kualitas
tepung dari supplier, manusia : Kurang pengalaman, measure : Penakaran air yang
terlalu banyak, method : Cuaca terik yang panas.
Setelah melakukan tahap analyze, maka selanjutnya adalah melakukan tahap
improve. Pada tahap ini, digunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA), yaitu menentukan rating severity, occurance, dan detection terhadap
potential failure mode (penyebab kegagalan dari hasil Fault Tree Analysis) dan
dihitung nilai Risk Priority Number (RPN) sebesar 481 untuk dilakukan usulan
perbaikan. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, menunjukan bahwa nilai RPN
tertinggi pertama adalah penyebab kegagalan measurement kurang ketelitian dari
jenis cacat salah ukuran. Usulan perbaikan terhadap penyebab-penyebab kegagalan
adalah sebagai berikut : lebih berhati-hati dan teliti dalam bekerja, lebih teliti dalam
bekerja, lebih teliti dalam penakaran bahan, melakukan pengujian bahan terlebih
dahulu, memberi pelumas pada tuas, melakukan pelatihan karyawan, membuat
lokasi kerja lebih teduh dan sejuk, membersihkan sela-sela tombol mesin.
Langkah selanjutnya yaitu tahap control. Control merupakan tahap
peningkatan kualitas dengan memberikan usulan perbaikan untuk kinerja proses
berikutnya kepada pihak UMKM. Pihak yang berkepentingan pada tahap ini yaitu
UMKM Mie Kembang sendiri sehingga peneliti tidak berwenang untuk melakukan
tahap control terhadap peningkatan kualitas produk.
Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya pengendalian kualitas. Dimana,
jenis biaya pertama adalah biaya pencegahan (Prevention Cost). Biaya pencegahan
adalah biaya yang berkaitan dengan semua kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pemeliharaan sistem kualitas yang dilakukan oleh UMKM untuk mencegah
terjadinya cacat pada produk sehingga sesuai dengan kualitas yang diinginkan.
Biaya-biaya pencegahan yang termasuk, diantaranya adalah biaya pelatihan, biaya
perencanaan kualitas, biaya tinjauan ulang produk baru, biaya pengendalian proses,
dan biaya evaluasi pemasok. Dari hasil yang didapatkan, pada tahun 2019, biaya
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 96
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
pencegahan UMKM Mie Kembang adalah sebesar Rp141.671.429,- dan pada tahun
2020, biaya pencegahan UMKM Mie Kembang adalah sebesar Rp141.971.429,-.
Apabila kita membandingkan antara biaya penilaian pada tahun 2019 dan 2020,
maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada biaya pencegahan pada
UMKM Mie Kembang dari tahun 2019-2020. Biaya pengendalian ini terdiri dari
biaya pelatihan, biaya tinjau ulang produk, biaya perencanaan kualitas, biaya
pengendalian proses dan biaya evaluasi pemasok. Biaya pelatihan merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan serangkaian aktivitas guna meningkatkan
keahlian dan pengetahuan individu. Biaya pelatihan yang dikeluarkan pada tahun
2019 sebesar Rp 10.600.000 sedangkan pada tahun 2020 sebesar Rp 10.900.000.
Biaya tinjauan ulang produk baru merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan
rekayasa keandalan (reliability engineering) dan aktivitas-aktivitas lain yang terkait
dengan kualitas yang berhubungan dengan pemberitahuan desain baru. Biaya yang
dikeluarkan untuk pelaksanaan tinjauan ulang produk sebesar Rp 3.321.429.
terdapat 6 pelaksana dalam tinjauan ulang produk, yaitu General Manager, Manajer
Pemasaran, Manajer Produksi, R&D, QC dan Divisi Penjualan. Biaya perencanaan
kualitas merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan
kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur-prosedur yang
diperlukan untuk mengomunikasikan rencana kualitas ke seluruh pihak yang
berkepentingan. Biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan kualitas sebesar Rp
3.369.047,67. Pada perencanaan kualitas terdapat 4 pelaksana yaitu Direktur,
General Manager, Manajer Produksi, dan QC. Biaya yang dikeluarkan dalam
pengendalian proses sebesar Rp 2.000.000. Pada pengendalian proses terdapat 4
pelaksana yaitu Manajer Produksi, PPIC, QC dan Divisi Teknik. Biaya evaluasi
pemasok merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi terhadap pemasok
sebelum pemilihan pemasok, audit terhadap aktivitas-aktivitas selama kontrak, dan
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pemasok. Biaya evaluasi pemasok yang
perlu dikeluarkan sebesar 2.232.143. Pada evaluasi pemasok terdapat 5 divisi
pelaksana yaitu Manajer Pembelian, Logistik, Gudang, QC dan Pengawas.
.Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya penilaian (Appraisal Cost).
Biaya penilaian adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pengukuran dan evaluasi
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 97
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
terhadap kualitas produk, baik berupa biaya langsung maupun biaya tak langsung
dari berbagai macam kegiatan pemeriksaan dan pengujian, untuk penentuan derajat
kesesuaian dengan persyaratan kualitas yang ditetapkan. Biaya-biaya penilaian
yang termasuk, diantaranya adalah biaya sampel, biaya pemeriksaan produk dalam
proses, biaya pemeriksaan produk dan pengujian produk akhir, dan biaya
pemeriksaan dan pengujian material. Dari hasil yang didapatkan, pada tahun 2019,
biaya penilaian UMKM Mie Kembang adalah sebesar Rp75.522.859,20,- dan pada
tahun 2020, biaya penilaian UMKM Mie Kembang adalah sebesar
Rp69.792.859,20,-. Apabila kita membandingkan antara biaya penilaian pada tahun
2019 dan 2020, maka dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada biaya penilaian
pada UMKM Mie Kembang dari tahun 2019-2020.
Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya kegagalan internal (Internal
Failure Cost). Biaya kegagalan internal adalah biaya yang berkaitan dengan
kesalahan dan nonkonformansi seperti cacat-cacat yang ditemukan sebelum
penyerahan ke konsumen, sehingga kualitas produk tersebut tidak akan sesuai
dengan keinginan konsumen. Biaya-biaya yang temasuk kedalam biaya kegagalan
internal, diantaranya adalah biaya waste dan biaya rework. Dari hasil yang
didapatkan, pada tahun 2019, biaya kegagalan internal UMKM Mie Kembang
adalah sebesar Rp868.311.334,- dan pada tahun 2020, biaya kegagalan internal
UMKM Mie Kembang adalah sebesar Rp802.216.212,-. Apabila kita
membandingkan antara biaya penilaian pada tahun 2019 dan 2020, yang terdiri dari
biaya waste sebesar Rp 584.139.447,3 dan biaya rework sebesar Rp 284.171.887.
Sedangkan biaya kegagalan internal pada tahun 2020 sebesar Rp 802.216.212 yang
terdiri dari biaya waste sebesar Rp 557.719.063,3 dan biaya rework sebesar Rp
244.497.149. Dari kedua periode tersebut terdapat selisih sebesar Rp 66.095.122
perbedaan ini disebabkan karena perbedaan biaya waste dan biaya rework.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah perhitungan biaya kegagalan
eksternal (Ekstenal Failure Cost). Biaya kegagalan eksternal adalah biaya-biaya
yang berkaitan dengan kesalahan dan nonkonformansi seperti cacat-cacat yang
ditemukan setelah penyerahan produk ke konsumen, baik berupa biaya langsung
maupun biaya tak langsung, dimana kualitas produk tersebut tidak sesuai dengan
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 98
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Quality management merupakan suatu sistem manajemen yang
diterapkan pada perusahaan guna untuk mengendalikan, mengawasi, dan
meningkatkan kualitas produk pada perusahaan. Quality management
ada tiga yaitu quality control, quality assurance, dan total quality
management.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 99
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 100
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Tools yang digunakan dalam quality control adalah seven tools dan new
seven tools.
a) Seven tools terdiri dari check sheet, stratifikasi, histogram, scatter
diagram, control chart, diagram pareto, dan fishbone diagram.
b) New seven tools terdiri dari diagram afinitas, diagram hubungan,
diagram matriks, analisis diagram matriks, diagram pohon, diagram
panah, dan process decision program chart (PDPC),
4. Kategori biaya kualitas terbagi menjadi dua, yaitu cost of good quality
dan cost of poor quality.
a) Cost of good quality adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
kegiatan pengendalian, dimana biaya ini dikeluarkan untuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk. Adapun biaya yang
masuk cost of good quality adalah biaya pencegahan dan biaya
penilaian.
b) Cost of poor quality adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu
organisasi karena terjadi kegiatan produk gagal. Adapun biaya yang
masuk cost of poor quality adalah biaya kesalahan internal dan biaya
kesalahan eksternal.
5. Biaya Kualitas terdiri dari 3 kategori biaya utama. Biaya pencegahan
(preventive cost) yaitu biaya yang berkaitan dengan semua kegiatan
perencanaan. pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualitas yang
dilakukan oleh UMKM untuk mencegah terjadinya cacat pada produk
sehingga sesuai dengan kualitas yang dinginkan. Biaya penilaian
(appraisal cost) yaitu biaya yang berkaitan dengan pengukuran dan
evaluasi terhadap kualitas produk, baik berupa biaya langsung maupun
biaya tak langsung dari berbagai macam kegiatan pemeriksaan dan
pengujian, untuk penentuan derajat kesesuaian dengan persyaratan
kualitas (spesifikasi) yang ditetapkan. Dan biaya kegagalan (failure cost)
yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu biaya kegagalan internal (internal
failure cost) yaitu biaya yang berkaitan dengan kesalahan dan non
konformansi seperti cacat-cacat yang ditemukan pada material,
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 101
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA
Adam, F., Manossoh, H., & Pinatik, S. (2016). Analisis Efisiensi Pengendalian Biaya
Kualitas pada Aksan Bakery Manado. Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No. 2.
Alfianto, Y. (2019). Analisis Penyebab Kecacatan Produk Weight A Handle
Menggunakan Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect
Analysis sebagai Rancangan Perbaikan Produk. Journal of Industrial
Engineering and Management Systems, Vol. 12, No. 2, Hal. 71-80.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 102
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 103
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 104
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Rimantho, D. (2017). Penerapan Metode Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Air
Baku Pada Produksi Makanan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sari, D. E., Surachman, & Ratnawati, K. (2018). Pengaruh Total Quality
Management (TQM) Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Kepuasan
Kerja (Studi Pada Bagian Produksi Pabrik Kertas PT. Setia Kawan Makmur
Sejahtera Tulungagung. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5, No. 1, Hal.
11-25 .
Sisodia , R., & Forero, D. V. (2020). Quality 4.0 – How to Handle Quality in the
Industry 4.0 Revolution. Gothenburg: Departement of Technology
Management and Economics, Chalmers University of Technology.
Somadi, Priambodo, & Okarini. (2020). Evaluasi Kerusakan Barang dalam Proses
Pengiriman dengan Menggunakan Metode Seven Tools. Jurnal INTECH
Teknik Industri Universitas Serang Raya, Vol. 6 No. 1.
Stiepena. (2017). Statistical Process Control. Semarang: STIE Pelita Nusantara.
Suhardi, B. (2004). Fault Tree Analysis Untuk Meningkatkan Kualitas Produk.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Suryanto, L. S., & Sutopo, S. (2016). Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Produk (Studi Kasus Pada Pt. Simongan Plastik Factory Semarang).
Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, Vol. 2, No. 1, Hal. 49-58.
Suwarsono. (1999). Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: : PT. Mandala Krida.
Tampai, Y. A., Jacky , S. B., & Jessy , J. P. (2017). Implementation of Quality
Control on Clean Water Production in PT. Air Manado. Jurnal EMBA, Vol.
5, Hal. 1644-1652.
Tandiontong, M., Sitanggang, F., & Carolina, V. (2010). Pengaruh Biaya Kualitas
Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi.
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 105
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAMPIRAN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 106
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 107
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 108
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 109
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 110
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 111
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 112
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 113
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
QUALITY MANAGEMENT
BELA MEGAPERWANI/D071191062 (KELOMPOK IV) 114