Anda di halaman 1dari 16

KANTOR ADVOKAT-PENGACARA

“ARP”
ANDRI & PARTNERS
Advokat-Mediator-Konsultan Hukum
d/a Jln Teluk Indah No 163, Suka Maju-Kecamatan Simeulue Timur-
Kabupaten Simeulue Prov. Aceh HP. 0812 69 460 400

Sinabang, 07 Desember 2023

Kepada Yang Mulia,

MAJELIS HAKIM PERKARA NOMOR : 1/Pdt.G/2023/PN.Snb.


Di -

Pengadilan Negeri Sinabang

Perihal : DUPLIK PARA TERGUGAT II,III,IV,V,VI,VII,VIII.

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

ANDRI RUSTIKA.,S.HI.,Med,CPCLE,CML,CPL
Adalah Advokat, Mediator, Konsultan Hukum pada KANTOR
ADVOKAT-PENGACARA “ARP” ANDRI & PARTNERS, Alamat : Jl. Teluk
Indah No. 163, Suka Maju, Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten
Simeulue, Provinsi Aceh. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Tanggal 30 Nevember 2023 (terlampir).
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
Para Pemberi Kuasa, masing-masing bernama :
1. TAMSIL AMIN, S.Pi. Tempat/Tgl. Lahir : Meunafa / 31 Mei
1978, Umur 45 Tahun, Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nomor 110904 310578 0002, Jenis Kelamin Laki-laki, Agama
Islam, Pendidikan Terakhir Sarjana Perikanan, Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Bertindak sebagai Kepala
Bagian Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Setdakab
Simeulue yang beralamat di Desa Air Dingin Kecamatan
Hal 1 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat
Simeulue Timur Kabupaten Simeulue; Selanjutnya sebagai
TERGUGAT-II;

2. HENRI HERIZAL. SE, Tempat/Tgl Lahir Sinabang/28 Maret


1978, Umur 45 Tahun, Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nomor 110904 280378 0001, Jenis Kelamin Laki-laki, Agama
Islam, Pendidikan Terakhir Sarjana Ekonomi, Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bertindak sebagai POKJA
Pemilihan IV Setdakab Simeulue yang beralamat di Desa Air
Dingin Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue;
Selanjutnya sebagai TERGUGAT-III;

3. NOVAN JUNAIDI,S.Kom. Tempat/Tgl. Lahir : Salur / 16 Maret


1987, Umur 36 Tahun, Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nomor 110903 160387 0001, Jenis Kelamin Laki-laki, Agama
Islam, Pendidikan Terakhir Sarjana Komputer, Pekerjaan:
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bertindak sebagai POKJA
Pemilihan IV Setdakab Simeulue yang beralamat di Desa Air
Dingin Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue;
Selanjutnya sebagai TERGUGAT-IV;

4. CARLES, S.STP, M.Si. Tempat/Tgl. Lahir : Suak Lamatan/20


April 1977, Umur 46 Tahun, Pemegang Kartu Tanda Penduduk
(KTP) Nomor 110904 200477 0002, Jenis Kelamin Laki-laki,
Agama Islam, Pendidikan Terakhir Magister Sains, Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Bertindak sebagai POKJA
Pemilihan IV Setdakab Simeulue yang beralamat di Desa Air
Dingin Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue;
Selanjutnya sebagai TERGUGAT-V;

5. AMIRUL MUKMININ. S.Pd; Tempat/Tgl Lahir Lafakha/10


November 1982, Umur 41 Tahun, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk (KTP) Nomor 110908 101182 0003, Jenis Kelamin
Laki-laki, Agama Islam, Pendidikan Terakhir : Sarjana
Pendidikan, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Bertindak sebagai POKJA Pemilihan IV Setdakab Simeulue

Hal 2 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


yang beralamat di Desa Air Dingin Kecamatan Simeulue Timur
Kabupaten Simeulue; Selanjutnya sebagai TERGUGAT-VI;

6. SAMSUNARDY. Tempat/Tgl. Lahir : Dihit / 05 Juni 1978, Umur


45 Tahun, Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor 110904
050678 0006, Jenis Kelamin Laki-laki, Agama Islam,
Pendidikan Terakhir SLTA, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
(PNS), Bertindak sebagai POKJA Pemilihan IV Setdakab
Simeulue yang beralamat di Desa Air Dingin Kecamatan
Simeulue Timur Kabupaten Simeulue; Selanjutnya sebagai
TERGUGAT-VII;

7. FERRY AFRIZAL. S.PT.,M.AP. Tempat/Tgl. Lahir Sinabang /02


Februari 1967, Umur 55 Tahun, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk (KTP) Nomor 110904 020267 0002, Jenis Kelamin :
Laki-laki, Agama Islam, Pendidikan Terakhir Magister
Administrasi Publik (M.AP), Pekerjaan : Pegawai Negeri
Sipil (PNS). Bertindak selaku Kepala Dinas/Pengguna
Anggaran Pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
Simeulue. Beralamat di Komplek Perumahan Dinas Pemda
Kabupaten Simeulue Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue
Timur Kabupaten Simeulue. Selanjutnya sebagai TERGUGAT-
VIII;

Bahwa Sehubungan dengan adanya Replik Penggugat atas


Eksepsi dan Jawaban dari Tergugat, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII dalam Perkara Register Nomor 1/Pdt.G/2023/PN.Snb, dan
setelah mebaca, mempelajari dan mencermati serta memahami
Replik Penggugat, dengan ini oleh Para Tergugat menggunakan
kesempatan serta hak untuk memberikan Tangkisan/jawaban dari
Replik a quo, hal ini seturut dan sebagaimana ketentuan
Duplik adalah jawaban Tergugat atau Para Tergugat atas replik
yang diajukan penggugat. Duplik diajukan Tergugat/Para
Tergugat untuk meneguhkan jawabannya yang lazimnya berisi
penolakan terhadap gugatan dan Replik Penggugat.

Hal 3 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


Bahwa Sebagaimana diatur dalam Pasal 142 Rv serta telah
dijadikan pedoman teknis yustisial berdasarkan prinsip
kepentingan beracara (process doelmatigheid) dan sebagai
konsekuensi asas hakim mendengar kedua belah pihak berperkara
di persidangan (audi altream partem), selanjutnya yang
mengatur dengan tegas dan memberikan hak kepada Tergugat atau
Para Tergugat untuk menyampaikan dan memberi jawaban atas
Replik Penggugat, oleh karenanya maka perkenankan kami
selaku Kuasa Hukum Tergugat II, III, IV, V, VI, VII, VIII
untuk memberikan dan menyampaikan Duplik (Jawaban)dalam
Perkara a aquo sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.

I. EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT (Exceptio Declinatoir)


1 . Bahwa pada prinsipnya Tergugat II, Tergugat III,
Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII,
Tergugat VIII, tetap pada dalil-dalil dalam
Eksepsi/Jawaban Terdahulu, menolak dan membantah semua
dalil-dalil Penggugat baik dalam Gugatan maupun dalam
Repliknya;
2 . Bahwa sebagaimana Penjelasan Umum alinea ke 5 (lima)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, menyebutkan warga Masyarakat dapat
mengajukan gugatan terhadap Keputusan dan/ atau
Tindakan Badan dan/atau Pejabat Administrasi
Pemerintahan;

3 . Bahwa perbuatan melawan hukum oleh badan dan/ atau


pejabat pemerintahan (onrechtmatige overheidsdaad)
merupakan tindakan pemerintahan sehingga menjadi
kewenangan peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan;
4 . Bahwa ketentuan peralihan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 Tentang Administrasi Pemerintah tidak menyebutkan

Hal 4 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


kewenangan mengadili perkara on recht matige overheids
daad, dan ketentuan hukum acara penyelesaian sengketa
Tindakan Pemerintahan juga belum diatur, maka
diperlukan pedoman penyelesaian sengketa tindakan
pemerintahan dan kewenangan mengadili perkara perbuatan
melanggar hukum oleh badan dan/atau pejabat
pemerintahan (on recht matige overheids daad);

5 . Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Tindakan Pemerintahan dan Kewenangan Mengadili
Perbuatan Melanggar Hukum oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad);

6 . Bahwa Kompetensi absolut berkaitan dengan kewenangan


absolut 4 (empat) lingkungan peradilan (Peradilan Umum,
Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Agama, dan
Peradilan Militer)dan Peradilan Khusus (Arbitrase,
Pengadilan Niaga, dan lain-lain). Masing-masing
pengadilan mempunyai yurisdiksi tertentu. Yurisdiksi
suatu pengadilan tidak boleh dilanggar oleh yurisdiksi
pengadilan lain.

7 . Bahwa merujuk ketentuan yag di atur dalam Pasal 2


Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2019 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN SENGKETA
TINDAKAN PEMERINTAHAN DAN KEWENANGAN MENGADILI
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM OLEH BADAN DAN/ATAU PEJABAT
PEMERINTAHAN (ONRECHT MATIGE OVERHEIDS DAAD).
Selanjutnya secara lengkap berbunyi :
Ayat(1) : Perkara perbuatan melanggar hukum oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan (On recht matige
Overheids daad) merupakan kewenangan peradilan tata
usaha negara.
Ayat(2) : Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang
mengadili Sengketa Tindakan Pemerintahan setelah
Hal 5 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat
menempuh upaya administratif sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi
Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif.
Ayat(3) : Dalam hal peraturan perundang-undangan
mengatur secara khusus upaya administratif maka yang
berwenang mengadili Sengketa Tindakan Pemerintahan
adalah Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai Pengadilan
tingkat pertama.

8 . Bahwa membaca ketentuan yang di atur dalam Undang-


Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintah Jo Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah
Menempuh Upaya Administratif. Oleh karena Gugatan
Penggugat tentang perbuatan melanggar hukum oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan (On recht matige
Overheids daad), maka secara hukum dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan untuk itu Gugatan
Penggugat menjadi kewenangan (yuridiksi)Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN).

9. Bahwa dalam praktiknya, perbuatan administrasi negara


(bestuur handelingen) kerap diidentikkan secara
spesifik dengan pelaksanaan urusan pemerintahan, yang
tentu bersinggungan dengan tindakan administrasi maupun
penerbitan keputusan administrasi Negara. Sejalan
dengan pendapat dari H.J Romeijn, bahwa tindakan hukum
administrasi (administratieve recht handelingen)
merupakan suatu pernyataan kehendak yang muncul dari
organ administrasi dalam keadaan khusus, dimaksudkan
untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum
administrasi.

Hal 6 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


10. Bahwa Pemegang kewenangan untuk melaksanakan seleksi/
Pemilihan pengadaan barang/jasa yakni Kelompok Kerja di
dalam Unit Layanan Pengadaan (ULP), merupakan unit
teknis khusus yang bersifat permanen dengan wewenang
untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah,
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden. Atas
dasar itu, maka dengan parameter institusi atau Badan
pemerintah serta tindakan hukum yang dilaksanakannya,
maka perbuatan atau tindakan dalam rangka
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa berdasarkan teori
tersebut di atas, menjadi relevan dikatagorikan sebagai
perbuatan atau tindakan hukum Tata Usaha atau
administrasi (bestuur handelingen).

11. Bahwa dalam Pengadaan Barang/Jasa menggunakan APBN


maupun APBD/APBK baik sebagian maupun keseluruhannya,
sebagai sumber pembiayaan pengadaan barang/jasa.
Sehingga jelas, setiap keputusan badan/pejabat
pemerintah sangat mempengaruhi terlaksananya Pengadaan
Barang/Jasa maupun hasil dari pengadaan/pembangunan
tersebut, yang pada akhirnya dapat diukur dan
dikategorikan sebagai satu keputusan (beslissing) serta
unsur Kewenangan, kemauan (wilsvorming} dari badan/
jabatan pemerintahan yang terlibat sebagaimana
disebutkan di atas.

12. Bahwa maka dengan parameter institusi atau Badan


pemerintah serta tindakan hukum yang dilaksanakannya,
maka perbuatan dalam rangka penyelenggaraan pengadaan
barang/jasa berdasarkan teori tersebut di atas, menjadi
relevan dikatagorikan sebagai perbuatan atau tindakan
hukum administrasi (bestuurhandelingen). Sesuai kaidah
hukum yang tertera pada putusan Mahkamah Agung RI No.
557 K/TUN/2014 tanggal 4 November 2015, yang menguatkan
Putusan Nomor : 11/G/2014/PT.TUN.JKT, tanggal 6 Oktober
2014 Jo Yurisprudensi Nomor 245/K/TUN/2016 Jo Nomor
Hal 7 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat
67/G/2017/PTUN.BDG Jo 159/G/2017/PTUN.MTR, yang menjadi
dasar hukum dalam pertimbangan beberapa putusan
tersebut, yakni karena adanya kewajiban dari
pemerintah untuk memberikan pengaturan dalam berbagai
aspek Pengadaan Barang/Jasa, sehingga kaidah hukum
privat harus berada di bawah kaidah hukum publik.

13. Bahwa merujuk ketentuan-ketentuan hukum yang terdapat


dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi, dan memaknai Yurisprudensi serta Teori
Hukum yang tersebut di atas, maka terkait dengan
sengketa yang objeknya hal Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah adalah Merupakan kewenangan absolut
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), serta telah
memenuhi kriteria Pasal 1 angka 9 UU PERATUN terkait
jo. Pasal 87 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan;

14. Bahwa ketentuan sebagaimana yang diatur dalam undang-


undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintah Jo Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah
Menempuh Upaya Administratif. Oleh karena Gugatan
Penggugat tentang perbuatan melanggar hukum oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrecht Matige Overheids
daad), maka secara hukum dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan untuk itu menjadi kewenangan
(yuridiksi) Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

15. Bahwa, adapun dalam perkara aquo, lapangan hukum


keperdataan mengatur tahapan selanjutnya setelah
penetapan pemenang dan pengumuman pemenang tender/
seleksi yakni meliputi proses pelaksanaan kontrak
diawali dengan penandatanganan kontrak, pelaksanaan
kontrak dan serah terima pekerjaan, apabila terdapat

Hal 8 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


persengketaan didalamnya maka dapat diselesaikan oleh
pengadilan dalam lingkungan peradilan umum, sebagaimana
ketentuan didalam pasal 85 Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2021. Hal ini juga sejalan dengan Surat
Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah
Agung Tahun 2019 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan, pada bagian Rumusan Kamar Perdata pada
Perdata Umum dinyatakan bahwa dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 tahun
2019 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan
Pemerintahan dan Kewenangan Mengadili Perbuatan
Melanggar Hukum oleh Badan/Pejabat Pemerintahan
(Onrechtmatige Overheidsdaad), sengketa bersifat
keperdataan dan/atau bersumber dari Perbuatan Cidera
janji (wanprestasi) oleh Penguasa tetap menjadi
kewenangan absolut Pengadilan Perdata dalam lingkungan
Peradilan Umum;

16. Bahwa kewenangan mengadili Pengadilan dalam lingkungan


Peradilan Tata Usaha Negara dalam perkara aquo juga
diperkuat dengan adanya Yurisprudensi Mahkamah Agung
nomor 557/K/TUN/2014, yang mana pengadilan pada tingkat
kasasi telah memperkuat putusan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Jakarta dengan nomor perkara 11/G/2014/
PT.TUN.JKT yang pada saat itu menguji objek gugatan
berupa Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia Nomor Kep/20/III/2014 TENTANG
Penetapan Pemenang Pengadaan Bahan Baku TNKB Korlantas
Polri TA 2014, tertanggal 27 Maret 2014, dengan
pertimbangan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta sebagai berikut “karena kewenangan dalam

Hal 9 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


menetapkan sebagai pemenang Pengadaan Barang/Jasa
tersebut sepenuhnya ada pada Tergugat III, IV, V, VI,
VII atau POKJA Pemilihan IV Setdakab Simeulue dan tidak
didahului oleh suatu perbuatan hukum perdata, meskipun
pada akhirnya dengan suatu tahapan kontrak kerja dan
sebagainya yang harus mengikuti rezim hukum perdata dan
apabila dikemudian hari terhadap kesepakatan kontrak
kerja tersebut timbul permasalahan hukum maka
kompetensinya adalah bukan lagi kewenangan Peradilan
Tata Usaha Negara melainkan Peradilan Perdata /Umum,
Penetapan Pemenang Lelang adalah Putusan Pejabat Publik
dan setelah penetapan pemenang lelang maka pemenang
lelang baru melakukan perbuatan hukum perdata yaitu
kontrak dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), sehingga
apabila ada sengketa hukum mengenai pemenang lelang
menjadi masalah hukum publik dan mengenai kontrak masuk
ranah hukum perdata;

II. EKSEPSI ERROR IN PERSONA.


1. Bahwa Gugatan Penggugat adalah Salah sasaran dan
Penggugat tidak memiliki Legal Standing sebagai
Pihak Penggugat,dan menjadikan Kepala Bagian Unit
Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Setdakab
Simeulue sebagai Pihak TERGUGAT-II yang sesuai
dengan tugas dan kewenangan sebagai membantu
Sekretaris Daerah melaksanakan koordinasi, serta
monitoring dan evaluassi pelaksanaan kebijakan
daerah dibidang pelayanan pengadaan barang/jasa, dan
Penggugat menarik Pengguna Anggaran/ Kepala Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Simeulue
sebagai Pihak TERGUGAT-VIII yang senyatanya t i d a k
ada kaitan dengan Proses seleksi dan Pengumuman
Pemenang terhadap Tender Barang/Jasa Pengadaan
Pembangunan Gedung Perpustakaan Kabupaten Simeulue

Hal 10 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


Tahun Anggaran 2023. Adalah telah semakin nampak
Gugatan Penggugat Error In Persona.

2. Bahwa mencermati makna yang termaktub dalam Pasal


9. (1) PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a
Peraturan Peresiden No. 16 Tahun 2016 sebagaimana
telah diubah dengan Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pengguna Anggaran
tidak memiliki kapasitas selaku yang menyeleksi
dan menentukan pemenang dari peserta tender lelang
pengadaan Barang/ Jasa, hal inilah yang menjadi
alasan yuridis bahwa Tergugat-VIII tersebut tidak
ada korelasi hukum dengan Perkara a quo, dengan
demikian Penggugat yang menarik Tergugat-VIII
sebagai pihak dalam perkara ini adalah suatu
kekeliruan dan tidak patut dipertimbangkan serta
harus ditolak.

III. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL.


1. Bahwa materi atau subtansi dari surat Gugatan
Penggugat tidak jelas dalam perincian petitum Gugatan,
Posita dan Petitum gugatan tidak relevan dan atau
saling bertentangan, dan Penggugat telah melanggar
larangan atau ketentuan yang telah diatur dalam Hukum
Acara Perdata yakni telah mencampuradukkan 3 (tiga)
materi pokok dalam satu gugatan, Penggugat telah
menggabungkan materi Pidana Umum, materi perdata dan
substansi Gugatan Administrasi Negara di dalam Posita
dan Petitum Gugatanny;
2. Bahwa KUHPerdata memisahkan antara gugatan yang
diajukan karena “Perbuatan Melawan Hukum dan Gugatan
diajukan karena Administrasi Negara” dengan ketentuan
bahwa yang diajukan atas dasar Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana diatur dalam “Pasal 1365 KUHPerdata,
objeknya orang atau perseorangan bukan pemerintah;

Hal 11 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


3. Bahwa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) ini juga
keliru karena perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT-
II yakni mengeluarkan Surat Keputusan(SK) pengangkatan
Pokja Pemilihan POKMIL IV Kabupaten Simeulue, bukanlah
Perbuatan Melawan Hukum, tetapi merupakan perbuatan
atau Keputusan Administrasi Pemerintah yang juga
disebut Keputusan Tata Usaha Negara, yang lebih lanjut
yang maksud Keputusan adalah ketetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagaimana di
atur dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Administrasi Pemerintah;

4. Bahwa kekaburan Surat Gugatan Penggugat semakin


bertambah sehubungan dengan tidak relevannya antara
posita dan petitum gugatan, dalam diktum angka 28
posita gugatannya Penggugat mendalilkan “Bahwa
tindakan Tergugat II yang menerbitkan Surat keputusan
(SK) pengangkatan 2 dua anggota Pokja Pemilihan
POKMIL IV yang diduga berijazah palsu mengakibatkan
keputusan yang di putuskan oleh Pokja Pemilihan
POKMIL IV adalah cacat hukum” adalah dalil atau
posita yang keliru karena tentang palsu atau asli
Ijazah adalah ranahnya Peradilan Pidana dan haruslah
terlebih dahulu adanya Putusan Hakim yang berkekuatan
hukum tetap yang menyatakan Ijazah tersebut “PALSU”
sesuai yang diatur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN
KEHAKIMAN; maka petitum tersebut tidak mungkin
dikabulkan sebab tidak tertutup kemungkinan akan
muncul kekeliruan dan hukum menjadi tidak
berkepastian; hal ini sejalan dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung Nomor 81/K/SIP/1971 Tanggal 09 Juli
1973;

Hal 12 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


5. Bahwa kekaburan Gugatan Penggugat semakin jelas,
ditambah Penggugat kembali memdalilkan dalam
replikya, “Bahwa secara perdata TERGUGAT III dan
TERGUGAT VII, tidak layak diberikan Surat Keputusan
(SK) sebagai anggota POKMIL IV, yang integritas,
Independen dan Kejujurannya diragukan” adalah dalil
yang telah melampaui batas kewenangannya sebagi pihak
Penggugat, sebab dalam hal melakukan penilaian
terhadap kinerja ASN umumnya dan khusus terhadap
menilai kinerja Tergugat-III dan Tergugat-VII adalah
atasan langsung Pegawai yang bersangkutan atau bukan
Penggugat;

6. Bahwa senyata Surat Gugatan Penggugat telah kabur dan


salah dalam memahami dan membedakan antara subtansi
Pokok Perkara Perdata Umum dengan Subtansi Tata Usaha
Negara hal ini jelas terlihat dalam Gugatan dan
Repliknya Penggugat mendalilkan “Bahwa TERGUGAT-II
sebagai Kepala Bagian Pengadaan Unit Kerja Pengadaan
Barang /Jasa (UKPBJ) Kabupaten Simeulue atau pihak
yang merekrut TERGUGAT III, IV, V, VI dan VII, harus
turut pula bertanggung jawab atas perbuatan yang
dilakukan oleh TERGUGAT III, IV, V, VI dan VII
sebagaimana ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata” adalah
dalil yang kabur dan hukum menjadi tidak berkepastian
karena esensinya makna Pasal 1367 KUHPerdata tersebut
tidaklah sama dengan yang Penggugat pahami, sebab
pada prinsipnya Pasal 1367 KUH Perdata a quo,
penerapannya melekat asas Vicariour Liability atau
dalam sistem hukum Indonesia lebih dikenal sebagai
pertanggungjawaban pengganti atau dikenal dengan
pertanggungjawaban korporasi; maka sangat keliru jika
Tergugat-II sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan
Barang /Jasa (UKPBJ) Kabupaten Simeulue atau
bertindak untuk dan atas nama pemerintah diminta

Hal 13 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


bertanggungjawab atas perbuatan TERGUGAT III, IV, V,
VI, VII;

Bahwa berdasarkan uraian di atas, cukup alasan untuk


menyimpulkan gugatan Penggugat kabur (obscuur libel)
sehingga beralasan hukum pula bagi Yang Mulia Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
veerklard);

DALAM POKOK PERKARA (VERWEER TEN PRINCIPALE).


1. Bahwa Tergugat, II, III, IV, V, VI, VII, VIII tetap
berpegang teguh pada dalil-dalil dalam Jawaban Para
Tergugat serta menolak dan membantah seluruh dalil-dalil
Penggugat dalam Gugatan dan Repliknya, kecuali segala
sesuatu yang telah diakui kebenarannya oleh Penggugat;

2. Bahwa seluruh dalil-dalil dalam Jawaban Para Tergugat


dianggap terulang dan diulangi kembali kata demi kata dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Duplik ini;

3. Bahwa Tergugat, III, IV, V, VI, VII, dalam hal ini pokja
pemilihan IV menyatakan telah bekerja dan telah mengacu
kepada aturan, maka hal tersebut merupakan kebenaran yang
valid, tanpa perlu mendalaminya lebih lanjut. Oleh karena
premis tersebut, maka Penggugat dengan mendalilkan
meragukan, Integritas, Independensi, kejujuran Tergugat,
III, IV, V, VI, VII, atau Pokja IV Kabupaten Simeulue
adalah sesuatu yang tidak Logis dan sesat (Logical
Fallacy).

4. Bahwa oleh karena bantahan atau jawaban (replik)


Penggugat di dalam pokok perkara mengandung cacat formil
maka sudah patut pula Replik Penggugat dinyatakan tidak
beralasan menurut hukum dan sudah sepatutnya ditolak atau
tidak dipertimbangkan.

Hal 14 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


Berdasarkan dalil-dalil atau alasan yang oleh kami
Para Tergugat telah dikemukakan di atas. Akhirnya kami
menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Mulia Majelis Hakim
yang bersidang, memeriksa, mengadili perkara a quo
karena pada esensinya dengan ketukan palu Yang Mulia
Majelis Hakim lah dapat memberikan kebenaran dan
keadilan dengan ketukan palunya, yang akhirnya berkenan
memberikan putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

a. Menerima Eksepsi Tergugat, II, III, IV, V, VI, VII,


VIII untuk seluruhnya.

b. Menyatakan Pengadilan Negeri Sinabang tidak berwenang


memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo;

DALAM POKOK PERKARA :

a. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau


setidak tidaknya menyatakan gugatan penggugat tidak
dapat diterima (Niet Ontvan kelijke Verklaard).

b. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara


menurut hukum dan peraturan Perundang-undangan.

SUBSIDAIR :

Atau Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon


Putusan seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono).

Demikian Duplik ini kami sampaikan, kami ucapkan


terimakasih semoga dapat membantu Majelis Hakim yang
mulia dalam memutus perkara ini dengan kebenaran dan
keadilan.

HORMAT KAMI,
KUASA HUKUM

Hal 15 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat


ANDRI RUSTIKA,S.HI,Med,CPCLE,CML.CPL.

Hal 16 dari 15 Halaman Duplik Para Tergugat

Anda mungkin juga menyukai