Anda di halaman 1dari 9

ASLI ffiol^o^...

lffixv\ /zoru-

Ref. No. O90iFJ-TA/II[ 120 18

2018
4 it rDi?'

Kepada Yth,

KETUA MAHKAMAH KOMTITUSI RI


C.q Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi pada Perkara No. |7IPHP. BUP-XM2018
Di-
Tempat

Perihal : RESUME Perkara No. |7IPHP. BUP-XfV/2018

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1) Feldy Taha, S.H., 2) Sabaruddin, S.H., 3) Sunardi Sudirman, S.H., 4) Haryogis


Susanto, S.H., M.H. Kesemuanya adalah Advokat/Penasihat Hukum pada Law Firm FJ
TAHA & PARTI\-ERS, yang berkedudukan di Dewan Pers, Lantai 3, Jl. Kebon Sirih No.
23-34, lak,arta Pusat, C.p: 081210002679, 085342723335, 082187777417, Email:
feldytaha@yahoo.co.id, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tertanggal 3 Juli 2018, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemberi Kuasa atas nama:

1. Nama : Dra. Hi. Andi Sueiarti Maneun Karim, M.Si


Warga Negara .Indonesia
Alamat : Jl. Elang Baru Kelurahan Pallantikang Kecamatan Bantaeng

Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan


nomor telepon/HP :081368681845
Email : hj asugiartimk@gmail. com/

andiugi45mo@gmail. com

2. Nama : Andi Mappatoba


Warga Negara : Indonesia
Alamat Kantor : Jl. Hasanuddin, Rt. 004, Rw. 004, Kel. Bontoatu, Kec.
Bissappu, Kab. Bantaeng, Prov. Sulawesi Selatan
Nomor telepon/HP :082347790022

Selanjutnya disebut sebagai ----- "PEMOHON";

Sebagaimana Majelis Hakim yang mengadili Perkara Konstitusi pada tingkat pertama dan
terakhir, berdasarkan Register Perkara No. lTlPlJ}. BUP-XIV/2018 oleh Mahkamah
Konstitusi yang diajukan oleh PEMOHON melalui Kuasa Hukumnya pada Kantor Law Firm
FJ TAIIA & PARTNERS, untuk itu ijinkan kami memohon agar Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara A quo dan melalui Resume ini yang tak terpisahkan dari
permohonan Pemohon dapat menjadi pertimbangan agar dapat menindak lanjuti Perkara A
qou pada proses pemeriksaan pokok perkara;

Bahwa sebagaimana tahapan agenda proses persidangan sengkata pemilukada Kab. Bantaeng
yang diajukan PEMOHON oleh Paslon Nomor Urut 2 atas nama Dra. Hj. Andi Sugiarti
Mangun Karim, M.Si dan Andi Mappatoba telah melalui proses pada pokoknya sebagai
berikut:
- Membaca Permohonan Pemohon;
- Mendengarkan Keterangan Pemohon;
- Mendengarkan dan Membaca Jawaban Termohonl
- Mendengarkan dan Membaca Keterangan Pihak Terkait;
- Mendengarkan dan Membaca Keterangan Panwaslu/Bawaslu.

Bahwa untuk itu tibalah saatnya kami akan mendengar Putusan Dismissal oleh Majelis
Hakim Mahkamah Konstitusi yang terhormat apakah layak tidaknya Perkara No. 17/PHP.
BUP-X[Vi2018 diperiksa pada tingkat pemeriksaan Pokok Perkara atau kah tidak. Maka
dengan menyampaikan Resume ini sebagai bagian penyempurna yang tidak terpisahkan dari

Permohonan kami, untuk itu Mohon sekiranya Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang

terhormat dapat menjadikan pelengkap dari Permohonan Pemohon agar dapat

mempertimbangkan kelayakan Perkara A guo, sehingga pantas untuk


diperiksa/ditindaklanjuti dalam proses pokok perkara sampai putusan akhir mengigat
terciptanya ASAS KEPASTIAN HUKUM, ASAS KEADILAN HUKUM, dan ASAS
KEMANFAATAN HUKUM;
I. PENDAHULUAN
Bahwa sebelum kami menguraikan lebih jauh terkait dengan apayang telah diuraikan dalam
Eksepsi yang telah dibacakan oleh Pihak Termohon dan Pihak Terkait, untuk itu kami ingin

menguraikan hubungan dari 3 (tiga) tujuan hukum yang sangat wajib emban oleh Yang Mulia
Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat dalam menjalankan tugas dan

fungsinya sebagaimana yang dipercayai oleh Masyarakat sebagai perwakilan Tuhan di Dunia
ini pastinya dapat menerapkan ASAS KEPASTIAN HUKUM, ASAS KEADILAN HUKUM,
dan ASAS KEMANFAATAN HUKUM;

A. Kepastian Hukum
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu: kepastian hukum,
kemanfaatan dan keadilan. Ketiga unsur tersebut harus ada kompromi, harus mendapat
perhatian secara proporsional seimbang. Tetapi dalam praktek tidak selalu mudah
mengusahakan kompromi secara proporsional seimbang antara ketiga unsur tersebut. Tanpa
kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul
keresahan. Tetapi terlalu menitikberatkan pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati
peraturan hukum akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa tidak adil.

Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhdap tindakan
sewenang-wenang dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam
menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Karena dengan adanya kepastian hukum
masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban menurut hukum. Tanpa ada
kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui
perbuatanya benar atau salah, dilarang atau tidak dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini

dapat diwujudkan melalui penoramaan yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan
akan jelas pulah penerapanya. Dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya,

subjeknya dan objeknya serta ancaman hukumanya. Akan tetapi kepastian hukum mungkin
sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat, tapi sarana yang
digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan asas manfaat dan
efisiensi.
B. Keadilan Hukum
Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan sepanjang
perjalanan sejarah filsafat hukum. Tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga kepastian

hukum dan kemanfaatan hukum. Idealnya, hukum memang harus mengakomodasikan


ketiganya. Putusan hakim misalnya, sedapat mungkin merupakan resultant dari ketiganya.
Sekalipun demikian, tetap ada yang berpendapat, bahwa di antara ketiga tujuan hukum
tersebut, keadilan merupakan tujuan hukum yang paling penting, bahkan ada yang
berpendapat, bahwa keadilan adalah tujuan hukum satu-satunya. Pengertian keadilan adalah
keseimbangan antara yang patut diperoleh pihak-pihak, baik berupa keuntungan maupun
berupa kerugian. Dalam bahasa praktisnya, keadilan dapat diartikan sebagai memberikan hak
yang setara dengan kapasitas seseorang atau pemberlakuan kepada tiap orang secara

proporsional, tetapi juga bisa berarti memberi sama banyak kepada setiap orang apa yang
menjadi jatahnya berdasarkan prinsip keseimbangan. Hukum tanpa keadilan tidaklah ada
artinya sama sekali.

Dari sekian banyak para ahli hukum telah berpendapat tentang apa keadilan yang
sesungguhnya serta dari literatur-literatur yang ada dapat memberikan kita gambaran
mengenai arti adil. Adil atau keadilan adalah menyangkut hubungan manusia dengan
manusia lain yang menyangkut hak dan kewajiban. Untuk itu bagaimana pihak-pihak yang
saling berhubungan mempertimbangkan haknya yang kemudian dihadapkan dengan

ke{ ibanya. Disitulah berfungsi keadilan.

Membicarakan keadilan tidak semuda yang kita bayangkan, karena keadilan bisa bersifat
subjektif dan bisa individualistis, artinya tidak bisa disama ratakan. Karena adil bagi si A
belum tentu adil oleh si B. Oleh karen itu untuk membahas rumusan keadilan yang lebih
komprehensif, mungkin lebih obyaktif kalau dilakukan atau dibantu dengan pendekatan
disiplin ilmu lain seperti filsafat, sosiologi dan lain-lain. Sedangkan kata-kata "rasa keadilan"
merujuk kepada berbagai pertimbangan psikologis dan sosiologis yang te{adi kepada pihak-
pihak yang terlibat, yaitu Terdakwa, Korban atau Penggugat, Tergugat atau Pemohon,
Termohon dan pihak lainnya. Rasa keadilan inilah yang memberikan hak "diskresi" kepada
para penegak hukum untuk memutuskan "agak keluar" dari pasal-pasal yang ada dalam
regulasi yang menjadi landasan hukum. Ini memang ada bahayanya, karena kewenangan ini
bisa disalahgunakan oleh yang punya kewenangan, tetapi di sisi lain kewenangan ini perlu

4
diberikan untuk menerapkan "rasa keadilan" tadi, karena bisa perangkat hukum yang ada
ternyata belum memenuhi "rasa keadilan".

C. Kemanfaatan llukum.
Hukum adalah sejumlah rumusan pengetahuan yang ditetapkan untuk mengatur lalulintas
perilaku manusia dapat berjalan lancar, tidak saling tubruk dan berkeadilan. Sebagaimana
lazimnya pengetahuan, hukum tidak lahir di ruang hampa. Ia lahir berpijak pada arus
komunikasi manusia untuk mengantisipasi ataupun menjadi solusi atas terjadinya
kemampatan yang disebabkan oleh potensi-potensi negatif yang ada pada manusia.
Sebenarnya hukum itu untuk ditaati. Bagaimanapun juga, tujuan penetapan hukum adalalr
untuk menciptakan keadilan. Oleh karena itu, hukum harus ditaati walaupun jelek dan tidak
adil. Hukum bisa saja salah, tetapi sepanjang masih berlaku, hukum itu seharusnya

diperhatikan dan dipatuhi. Kita tidak bisa membuat hukum 'yang dianggap tidak adil'. Itu
menjadi lebih baik dengan merusak hukum itu. Semua pelanggaran terhadap hukum itu
menjatuhkan penghoramatan pada hukum dan aturan itu sendiri.

Kemamfaatan hukum perlu diperhatikan karena semua orang mengharapkan adanya mamfaat
dalam pelaksanaan penegakan hukum. Jangan sampai penegakan hukum justru menimbulkan
keresahan masyrakat. Karena kalau kita berbicara tentang hukum kita cenderung hanya
melihat pada peraturan perundang-undangan, yang terkadang aturan itu tidak sempuma
adanya dan tidak aspiratif dengan kehidupan masyarakat. Sesuai dengan prinsip tersebut
diatas, saya sangat tertarik membaca pemyataan Prof. Satjipto Rahado, yang menyatakan
bahwa : keadilan memang salah satu nilai utama, tetapi tetap disamping yang lain-lain,
seperti kemanfaatan ( utility, doelmatigheid). Olehnya itu didalam penegakan hukum,
perbandingan antara manfaat dengan pengorbanan harus proporsional.

D. Hubungan dan kaitanya antaral Keadilan, Kepastian dan Kemamfaatan Hukum.


Suatu hukum yang baik setidaknya harus memenuhi tiga hal pokok yang sangat prinsipil
yang hendak dicapai, yaitu : Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan. Setelah dilihat dan
ditelaah dari ketiga sisi yang menunjang sebagai landasan dalam mencapai tujuan hukum
yang diharapkan.Maka jelaslah ketiga hal tersebut berhubungan erat agar menjadikan hukum,

baik dalam artian formil yang sempit maupun dalam arti materil yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum yang bersangkutan
maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh

5
Undang-undang untuk menjamin berfungsinya nonna-norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tetapi jika ketiga hal tersebut dikaitkan dengan
kenyataan yang ada dalam kenyataanya sering sekali antarakepastian hukum terjadi benturan

dengan kemanfaatan, atau antara keadilan dengan kepastian hukum, antara keadilan tedadi
benturan dengan kemanfaatan.

Sebagai contoh dalam kasus-kasus hukum tertentu, kalau hakim menginginkan keputusannya

adil (menurut persepsi keadilan yang dianut oleh hukum tersebut tentunya) bagi si penggugat
atau tergugat atau bagi si terdakwa, maka akibatnya sering merugikan kemanfaatan bagi
masyarakat luas,sebaliknya kalau kemanfaatan masyarakat luas dipuaskan, perasaan keadilan
bagi orang tertentu terpaksa dikorbankannya. Maka dari itu pertama-tama kita harus
memprioritaskan keadilan barulah kemanfaatan dan terakhir adalah kepastian hukum.
Idealnya diusahakan agar setiap putusan hukum, baik yang dilakukan oleh hakim, jaksa,
pengacara maupun aparat hukum lainnya, seyogyanya ketiga nilai dasar hukum itu dapat

diwujudkan secara bersama-sama, tetapi manakala tidak mungkin, maka haruslah


diprioritaskan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Selanjutnya di dalam prakteknya
penegakan hukum dapat terjadi dilematik yang saling berbenturan antara ketiga unsur tujuan

hukum diatas, dimana dengan pengutamaan " kepastian hukum " maka ada kemungkinan
unsur-unsur lain diabaikan atau dikorbankan. Demikian juga jika unsur " kemanfaatan "
lebih diutamakan, maka kepastian hukum dan keadilan dapat dikorbankan. Jadi

kesimpulanya dari ketiga unsur tujuan hukum tersebut diatas harus mendapat perhatian
secara Proporsional yang seimbang.

tr. URAIAN EKSEPSI DARI PIHAK TERMOHON


Bahwa sebagaimana yang telah Pihak Termohon uraikan dalam Eksepsinya pada pokok
terkait Kewenangan Mahkamah Konstitusi dan terkait dengan Legal Standing (Kedudukan
Hukum dari Pemohon, adalah dalil-dalil yang mengada-ada kerena dimana pada perinsinya
mengajukan permohonan ini berdasar apa yang dipengang oleh Paslon Nomor Urut 2
sebagaimana Dokumen Pengumuman Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantaeng Nomor

0221PL.03.3.-PulnA3lKPU-KabNlU20l8 dan pada saat itu kami terbatas dengan waktu


sehingga tidak sempat lag;, untuk meminta kepada Termohon terkait Objek dimaksud oleh
Termohon sehingga sebagaimana yang diuraikan oleh Pihak Termohon dalam Eksepsinya
tidak berdasar dan tidak benar apa yang disampaikan oleh Pihak Termohon yang menyatakan
Pemohonan dikatakan Eror In Objecto karena Termohon tidak menyampaikan kepada
Pemohon tentang Keputusan Komisi Pemilihan Kabupaten Bantang 251PL.03.6-
Kptl 7 303 IKPU-KabA/IV2O 18 ;

Bahwa sebagaimana yang duraikan oleh Termohon dalam pokok perkaranya Pemohon
membantah dengan tegas dan jelas apa yang disampaikan oleh Termohon terkait dalil uraian
pemohon tentang hasil perhitungan suara, karena dimana Pemohon dalam hal ini bisa
membuktikan apa yang telah didalilkan dalam Permohonannya.

M.URAIAN EKSEPSI OLEH PIHAK TERKAIT


Bahwa Pemohon dalam hal ini secara tegas dan jelas membantah seluruh dalil-dalil dalam
Eksepsi Pihak Terkait, oleh karena itu apa yang telah didalilkan oleh Pihak terkait sangat
tidak berdasar seperti halnya dalil yang pada pokoknya yang telah diuraikan Termohon
menyangkut Tim Kuasa Hukum dari Pemohon tidak mempunyai hak untuk bertindak di
depan Pengadilan dengan dasar Pihak Terkait menyatakan adanya perbedaan yang mencolok

pada tanda tangan Dra. Hj. Andi Sugrarti MAngun Karim, M.Si dan Andi Mappatoba tidak

sesuai dalam Surat Kuasa dan dianggap bukan tanda tangan yang bersangkutan langsung;

Bahwa Pemohon dalam hal ini bisa membuktikan tanda tangan tersebut, dan apabila ada
permasalahan/keberatan terkait peberian kuasa kepada kantor Law Firm FJ TAHA & Partners
maka pastinya dari pihak perinsipal akan keberatan langsung namun faktanya dari Pihak
Prinsipal kami telah memerintahkan Tim Kepercayaan dari Relawannya untuk memparaf
Surat Kuasa tersebut dengan alasan bahwa Dra. Hj. Andi Sugiarti MAngun Karim, M.Si dan
Andi Mappatoba tersebut berada di daerah dan tidak memungkinkan untuk kejakarta lagi
mengingat waklu yang sangat mendesak;

Bahwa sebagaimana dalil-dalil tersebut sangat tidak beralasan karena Pemohon tersebut
mempunyai dasar yang kuat untuk membuktikan apa yang menjadi dasar Resume ini kalau
pun memungkinkan Perkara ini ditindak lanjuti kami akan menghadirkan Prinsipal kami dan

menyatakan dihadap Majelis tentang kebenaran Surat kuasa tersebut,

Bahwa Pihak Terkait mendalilkan bahwa Permohonan Pemohon tidak Jelas (Obscuur Libel)
yang dimana pada pokoknya menyinggung ambang batas selisih perolehan suara dan pada
Posita maupun Petitum Surat Permohonan tidak terdapat uraian perhitungan yang benar
menurut versi Pemohon, hal itu sangat keliru dan tidak cermat Pihak terkait dalam memahami
Permohonan kami untuk itu apabila Permohonan kami ditindak lanjuti dalam proses
pembuktian maka kami akan menguraikan semua fakta-fakta yang sebenarnya atau tindakan
bentuk kecurangan-kecurangan dalam Pemilih Kepala Daerah Keb. Bantaeng yang diduga
dilakukan oleh Para Tim Relawan dari Pihak Terkait dan fakta-fakta itu kami dapat
pertanggungj awabkan dimuka Maj eli Hakim Mahkamah Konstitusi.

Berdasarkan seluruh uraian sangahan sebagaimana dalam bentuk Resume diatas, Pemohon
dalam hal ini tetap pada dalil-dalil permohonan Pemohon dan Pemohon dalam hal ini mampu

mempertanggung jawabkan segala fakta-fakta hukum pada saat pembuktian apabila diberikan
kesempatan oleh Majelis Hakim Konstitusi yang terhormat, sehingga sangat keliru apabila
Pihak Termohon dan Pihak Terkait mengatakan dasar dari Pemohon hanyalah merupakan
Asumsi yang tidak didukung oleh fakta-fakta yang dapat menguatkan dalil-dalil Pemohon,
hal itu sangat keliru melainkan pada dasarnya Pemohon dapat membuktikan secara jelas apa
yang telah Pemohon dalilkan dalam Permohonannya sesuai fakta-fakta yang terjadi pada
proses pelanggaran sebelum dan setelah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kab. Bantaeng
2018

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, Pemohon memohon kepada Majelis Hakim
Makamah Konstitusi yang terhormat agar kiranya menindak lanjuti perkara A quo
berdasarkan dalil-dalil yang tertuang dalam permohonan Pemohon Posista dan apa yang
Pemohon mintakan dalam Petitumnya. Maka untuk itu memohon kiranya Majelis Hakim
Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut:

Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;


Membatalkan Keputusan KPU Nomor No. 0221PL.03.3-PI/7303/KPU-
Kab/VIV2O18. tentang Penetapan Hasil Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil
Perhitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng Tahun 2018,
tertanggal 4 Juli 2018;
Memerintahkan kepada KPU untuk melaksanakan putusan ini.
Atau

Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo
et bono).
Demikian Resume ini sebagai pelengkap dari Permohona Pemohon, atas perhatainnya
kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
KUASA EUKTIM PEMOHON

Anda mungkin juga menyukai