Ma 2
Ma 2
KOORDINATOR LABORATORIUM
MAKASSAR
2023
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Laboratorium Teknik Pertambangan Lt. 4 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Praktikan Pengenalan alat tambang bawah ini agar dapat mengetahui tentang
tambang bawah tanah.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam metode tambang bawah tanah;
2. Untuk mengetahui infrastruktur yang terdapat pada tambang bawah tanah;
3. Untuk mengetahui jenis-jenis supporting pada tambang bawah tanah;
4. Untuk mengetahui kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada tambang
bawah tanah.
1.3.1 Alat
1. Alat Tulis Menulis;
2. Proyektor.
1.3.2 Bahan
1. Kertas A3;
2. Modul Praktikum Perencanaan Tambang Bawah Tanah;
3. Tugas Pendahuluan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh aktivitas
peledakan bisa segera dibuang keluar, caranya memaksa agar udara mengalir ke
terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik
pemasangan.
Kestabilan terowongan perlu diperhatikan yaitu penyangga - penyangga
terowongan dengan berbagai metode-metode penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja
dan juga keselamatan semua pekerja.
2.2.4 Longwall
Metode penambangan longwall adalah yang digunakan secara luas pada
penambangan bawah tanah. Ciri-ciri penambangan batubara long wall adalah sebagai
berikut :
1. Subsidence-nya tinggi karena menambang sebagian besar batubara
2. Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
3. Apabila kemiringannya landai mekanisasi penambangan, transportasi dan
penyanggaan menjadi beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penambangan.
4. Pemusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dikerja terhadap
produksi batubara menjadi pendek.
5. Mengguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swa
bakar yang timbul juga sedikit.
6. Dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
7. Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin maka
penggunakan produksi batubaranya besar.
2.2.5 Sublevel Open Stoping
Metode sublevel stoping disebut juga vertical crater retreat (VCR) adalah cara
pelombongan vertikal ke atas menggunakan peledakan. Penambangan sublevel
stoping dilakukan dengan membuat sublevel diantara dua level yang berurutan. Pada
umumnya, jarak antara level yaitu 30-70 m dan jarak antara sublevel yaitu 8-15 m.
Penambangan dapat dilakukan dengan overhand atau underhand, tetapi yang sering
diterapkan adalah overhand stoping. . Level utama dihubungkan dengan raise (lubang
bukaan vertikal) dan sub level.
Syarat penerapan cocok diterapkan untuk endapan yang karakterisitiknya
sebagai berikut:
a. Kekuatan batuan yaitu kuat, kompak, dan tak mudah runtuh/ dilution;
b. Endapan harus keras;
c. Bentuk endapan yaitu tabular dengan batas dan kemiringan teratur;
d. Kemiringan endapan yaitu > 30 derajat dan angle of repose> 60 derajat;
e. Ukuran/ ketebalan endapan yaitu 10 – 20 m.
f. Kadar bijih yaitu merata, tidak mungkin selective mining dengan kadar yang
cukup tinggi;
g. Kedalaman yaitu antara 1200 – 1400 m.
2.2.6 Sub Level Caving
Sub level caving merupakan metode penambangan bawah tanah dengan sistem
dari atas ke bawah. Penambangan pada setiap level dilakukan secara lateral atau
meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan
cara meruntuhkan tiap level.
Sistem penambangan ini cocok dengan tipe endapan seperti:
a. Bentuk endapan tidak homogen;
b. Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan-
bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan;
c. Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu
dengan penyanggahan biasa tetapi endapan ini akan runtuh apabila
penyanggahan ini diambil.
2.2.7 Shrinkage Stoping
Shrinkage stoping adalah salah satu metode tambang bawah tanah yang kegiatan
penggaliannya dilakukan secara overhand. Development yang diperlukan untuk
shrinkage stoping yaitu dengan membuat drift pada setiap level, dari drift ini kemudian
dibuat raise yang dipergunakan untuk orechute dan munway. Ore diledakkan dan
broken ore yang diperoleh dibiarkan menimbun.
2.3.3 Beton
Penyanggan ini, dibuat dari bahan-bahan semen, semen, pasir, aggregat dan air
yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calcium clorida) yang berfungsi mempercepat
waktu pengerasan (curing time). Dinding atau atap terowongan yang akan disangga
dengan semen cor/beton, biasanya terlebih dahulu dipasang besi-besi rebar (mat-
rebar), untuk memperkuat struktur semen cor/betonnya
Berikut ini jenis jenis kecelakaan kerja pada tambang bawah tanah antara lain
1. Kebakaran dan ledakan menjadi beberapa bahaya yang paling merusak dan
berbahaya dalam industri pertambangan. Bahaya ini dapat terjadi kapan
saja, baik itu di fasilitas yang aktif atau terbengkalai. Bahaya ini dapat
bersumber dari pemanasan batubara secara spontan pada limbah atau
batubara yang pecah di pinggir jalan pada lapisan yang berisiko tinggi,
mesin dan peralatan listrik dan mekanik, bahan peledak dan detonator, dan
pekerjaan panas seperti pembakaran, pengelasan, dan penggilingan.
2. Runtuhan, badan bijih yang tidak stabil dapat mengakibatkan runtuhnya
badan bijih pada area pertambangan. Hal ini dapat disebabkan oleh
seismisitas/kegempaan yang diinduksi contoh peledakan sehingga
menyebabkan terjadinya ketidakstabilan lereng. Hal ini terjadi pada 33
penambang yang terjebak di bawah tanah dari Agustus hingga Oktober 2010
di tambang Chili dekat kota Copiapo yang membanjiri tambang dan
merusak struktur di permukaan.
3. Banjir, kecelakaan penambangan Gleision Colliery yang terjadi pada
tanggal 15 September 2011, merupakan contoh kecelakaan akibat banjir,
yaitu ketika tujuh penambang meledakkan sebuah bahan peledak, tambang
mulai terisi air yang menyebabkan empat pekerja meninggal di bawah tanah.
Beberapa alasan terjadinya banjir adalah ledakan yang disengaja, sehingga
dapat menyebabkan masuknya air, dan juga infrastruktur pertambangan
yang tidak layak sehingga mengakibatkan kebocoran.
4. Kontaminan atmosfer yang beracun, keterbatasan ruang di bawah tanah
menyebabkan kontaminan dari atmosfer yang beracun dapat saja terjadi,
seperti debu, aerosol, asap diesel dan partikel dan asap dari peledakan, serta
gas yang dilepaskan dari lapisan batuan itu sendiri.
5. Bahaya Terkait Peledakan, dari kegiatan peledakan dapat menimbulkan
beberapa potensi bahaya seperti batu terbang, debu dan gas beracun (NO2,
NO, CO) yang berbahaya bagi sistem pernapasan, dan juga ledakan dini dari
bahan peledak itu sendiri.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
D. Jenis-jenis kecelakaan kerja yang biasanya terjadi pada tambang bawah tanah:
1. Kebakaran;
2. Runtuhan;
3. Banjir;
4. Kontaminasi atmosfer yang beracun;
5. Bahaya terkait peledakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Faizal, F. K., Fajrin, M., & Sibali, I. (2022). Pesona Nikel Indonesia Kurang Memikat
Tesla. Jurnal Litigasi Amsir, 84-89.
Munandar, A. (2021). Tinjauan Yuridis Terhadap Pertambangan Emas Ilegal Di
Kabupaten Nagan Raya (Implementasi Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor
17 Tahun 2007 Tentang Izin Usaha Pertambangan Umum Daerah Pasal 30 dan
31) (Doctoral dissertation, UIN AR-RANIRY).
Prayogo, R. (2020). Rancangan Penambangan Di Pit Ferrari Pinang Balaba 12 Pt. Vale
Indonesia, Tbk Desa Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan
(Semitan), 2(1), 665-670.
Supratman O, 2018. Modul Penambangan Bawah Tanah. Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. No Kode: DAR2/Profesional/001/2018.
Bandung
Tim Asisten Perencanaan Tambang 2023. Penuntun praktikum pengolahan bahan
galian. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Muslim Indonesia.Makassar.