Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha pertambangan tidak dapat dilakukan begitu saja, dibutuhkan sebuah


surat sebuah Izin Usaha Pertambangan yang sering dikenal dengan istilah (IUP)
sebagi legalitas pengelolaan dan pengusahaan bahan galian yang diperuntukkan bagi
badan usaha baik swasta nasional, maupun badan usaha asing, koperasi, dan
perseorangan. IUP atau izin usaha pertambangan menjadi prasyarat utama
mengambil barang mineral yang ada di sebuah daerah tertentu. Menurut Pasal 36
ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, IUP terdiri dari atas dua tahap, yaitu:
IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi (Ngaini, F. N. 2015).
ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental
Systems Research Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang telah lama
berkecimpung di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah sebuah platform yang
terdiri dari beberapa software yaitu Desktop GIS, Server GIS, Online GIS, ESRI
Data, dan Mobile GIS. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana
arcgis desktop merupakan software GIS (Geographic Information System/GIS)
professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu:
ArcView (komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan
dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih
lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi
geoprosesing). Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan data atau informasi geografis (Dwi, 2021).
Pada praktikum mata acara pertama pembuatan peta izin usaha pertambangan
ini, kita mempelajari tentang pembuatan peta lokasi penambangan untuk mengetahui
batas wilayah izin usaha pertambangan sehingga kita dapat mengetahui IUP dari
suatu perusahaan tambang itu sendiri. Izin Usaha Pertambangan (IUP) merupakan
suatu legalitas pengelolaan dan pengusahaan bahan galian yang diperuntukkan bagi
badan usaha baik swasta nasional, maupun badan usaha asing, koperasi, dan
perseorangan (C.R Syahbani, 2023).

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Praktikum pembuatan peta izin pertambangan (IUP) yang di aplikasikan
menggunaan software ArcGIS.
1.2.2 Tujuan
Membuat peta lokasi penambangan dan untuk mengetahui batas wilayah izin
usaha penambangan.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Laptop;
b. Mouse;
c. Stop kontak;
d. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
a. Software ArcGIS 10.8.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Izin Usaha Pertambangan

Izin Usaha Pertambangan adalah izin untuk melaksanakan usaha


pertambangan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang. Terdapat 3 bentuk usaha pertambangan di Indonesia, yaitu:
a. Izin Usaha Pertambangan (IUP);
b. Izin Pertambangan Rakyat (IPR);
c. Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
IUP dikelompokkan sesuai dengan komoditasnya, yaitu pertambangan mineral
dan pertambangan batubara. Pertambangan mineral digolongkan menjadi 4, yaitu,
pertambangan mineral radioaktif, logam, bukan logam dan pertambangan batuan.

2.2 Proses Izin Usaha Pertambangan

Untuk dapat mengusahakan pertambangan di Indonesia, pemohon dapat


diberikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) kepada badan usaha, koperasi,
dan perseorangan oleh Pemerintah sesuai dengan kewenangannya dengan cara lelang
ataupun melalui permohonan sesuai dengan komoditasnya. WIUP mineral logam
diberikan dengan cara lelang dan WIUP mineral bukan logam dan batuan diberikan
dengan cara permohonan wilayah kepada Pemerintah sesuai dengan kewenangannya.
Pedoman Pelaksanaan Permohonan, evaluasi, serta Penerbitan IUP Eksplorasi
Mineral Logam dan Batubara, yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Pengajuan Permohonan
a. Badan Usaha atau koperasi/perusahaan firma/perusahaan komanditer/orang
perseorangan yang telah ditetapkan sebagai pemenang lelang, mengajukan
permohonan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya
tersebut.
b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, petugas penerima
permohonan melakukan verifikasi terhadap dokumen kelengkapan.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

c. Dalam hal terdapat kekurangan persyaratan, maka permohonan dikembalikan


kepada pemohon dengancatatan hasil verifikasi untuk dilengkapi.
d. untuk permohonan yang dikembalikan, dapat diajukan kembali permohonan
setelah melengkapi persyaratan sesuai hasil verifikasi dengan nomor dan
tanggal surat permohonan yang baru.
e. permohonan yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen, akan
diberikan tanda terima.
f. dokumen permohonan yang diterima diserahkan kepada Unit Teknis untuk
dilakukan evaluasi.
2.2.2 Evaluasi dan Konsep Persetujuan
a. Berdasarkan dokumen permohonan yang diterima, Unit Teknis melakukan
evaluasi atas aspek administratif, teknis, lingkungan dan finansial. Dalam hal
terdapat kekurangan, pemohon diberikan jangka waktu 5 (lima) hari kerja
untuk melengkapi atau memperbaiki dokumen persyaratan. Apabila jangka
waktu terlampaui atau dokumen persyaratan yang disampaikan masih
terdapat kekurangan maka permohonan dikembalikan.
b. Pemohon menyampaikan perbaikan. Setelah berdasarkan evaluasi dokumen
telah memenuhi persyaratan, Unit Teknis menyiapkan konsep Surat
Keputusan pemberian IUP Eksplorasi oleh Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
2.2.3 Penerbitan Izin
a. Surat Keputusan IUP Eksplorasi mineral atau batubara ditandatangani oleh
Menteri atau Gubernur, sesuai dengan kewenangannya. Surat Keputusan
yang telah ditandatangani dilakukan penomoran dan penanggalan sesuai
dengan tata naskah dinas masing-masing, asli untuk pemohon dan salinan
untuk arsip dan tembusan
b. Surat Keputusan disampaikan kepada pemohon.
2.3 Persyaratan Perizinan

Persyaratan Administratif, Teknis, Lingkungan dan Finansial Pemberian IUP


Eksplorasi Mineral Logam dan Batubara, yaitu:
2.3.1 Persyaratan Administratif
a. Surat permohonan yang ditandatangani di atas materai

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

b. Data kontak resmi pemohon, sebagai berikut:


1. Nomor telepon
2. Nomor telepon seluler (handphone)
3. Alamat surat elektronik (e-mail)
c. Salinan seluruh kelengkapan dokumen dalam bentuk data digital.
2.3.2 Persyaratan Teknis Peta WIUP
Persyaratan Teknis Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat
geografis lintang dan bujur sesuai Sistem Informasi Geografis (SIG) nasional.
2.3.3 Persyaratan Lingkungan
Surat pernyataan dari pimpinan perusahaan yang ditandatangani di atas
materai untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2.3.4 Persyaratan Finansial
a. Bukti penempatan jaminan kesungguhan eksplorasi
b. Bukti pelunasan nilai kompensasi data informasi WIUP.

2.4 Peraturan Pemerintah Tentang Penyelenggara Hutan

2.4.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021 Tentang


Penyelenggaraan Kehutanan Pasal 92
1. Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (21 huruf b dilakukan dengan ketentuan:
a. Dalam Kawasan Hutan Produksi dapat dilakukan:
1. Penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan/atau
2. Penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. Dalam Kawasan Hutan Lindung hanya dapat dilakukan penambangan
dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan;
1. Turunnya permukaan tanah;
2. Berubahnya fungsi pokok Kawasan Hutan secara permanen; dan/atau
3. Terjadinya kerusakan akuifer air tanah
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikecualikan bagi
kegiatan pertambangan yang dalam dokumen lingkungannya telah dikaji

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

bahwa akan berdampak pada penurunan permukaan tanah, perubahan fungsi


pokok Kawasan Hutan secara permanen, atau gangguan akuifer air tanah
yang dilengkapi dengan upaya yang akan dilakukan untuk meminimalisir
dampak dimaksud.
3. Penambangan bawah tanah pada Hutan Lindung dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.4.2 Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 menyampaikan bahwa :
1. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan
kawasan hutan lindung. Penjelasan : kepentingan pembangunan di luar
kehutanan yang dapat dilaksanakan di dalam kawasan hutan lindung dan
hutan produksi ditetapkan secara selektif. Kegiatan-kegiatan yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan serus dan mengakibatkan hilangnya
fungsi hutan yang bersangkutan, dilarang. Kepentingan pembangunan di luar
kehutanan adalah kegiatan untuk tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan
antara lain kegiatan pertambangan, pembangunan jaringan listrik, telepon dan
instalasi air, kepentingan religi, serta kepentingan pertahanan keamanan.
2. Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
3. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
4. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola
pertambangan terbuka. Penjelasan : Pada prinsipnya di kawasan hutan tidak
dapat dilakukan pola pertambangan terbuka. Pola pertambangan terbuka
dimungkinkan dapat dilakukan di kawasan hutan produksi dengan ketentuan
khusus dan secara selektif.
2.4.3 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.12/Menhut II/2004
diterbitkan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian usaha 13
perusahaan pemegang izin pertambangan di hutan lindung. Peraturan menteri ini
diterbitkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang dapat terjadi akibat kegiatan

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

penambangan di hutan lindung, yaitu dengan melakukan pembatasan dan pengaturan


penggunaan sebagian kawasan hutan lindung untuk penambangan. Peraturan ini
terbit sebagai tindak lanjut Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dalam peraturan ini,
kegiatan pertambangan dilakukan atas persetujuan Menteri Kehutanan dalam bentuk
izin pinjam pakai dengan kompensasi menyediakan dan menyerahkan tanah lain
kepada Departemen Kehutanan. Pada provinsi yang luas kawasan hutannya kurang
dari 30 persen luas daratan, pengusaha harus menyediakan lahan kompensasi dua
kali kawasan hutan lindung yang dipinjampakaikan. sedangkan jika lebih 30 persen,
pemohon harus menyediakan satu kali kawasan pinjam pakai. Selain itu sejak awal
eksplorasi, pengusaha harus membayar ganti rugi atas kerusakan kayu dengan
pembayaran Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). Para
pemohon izin pada tahap eksploitasi juga harus memenuhi beberapa kewajiban lain,
yaitu membayar ganti rugi nilai tegakan yang ditebang, menanggung biaya
pengukuran, pemetaan, dan pemancangan tanda batas atas kawasan lindung yang
dipinjam dan kompensasi. Selain itu juga harus membayar dana jaminan reklamasi,
membiayai dan melaksanakan reboisasi atas tanah kompensasi dan mereklamasi
kawasan hutan lindung yang dipinjam pakai. Dengan demikian diluar 13i (tiga belas)
perusahaan tambang wajib tunduk pada ketentuan Pasal 38 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Berarti di luar 13 perusahaan tetap
dilarang menambang secara terbuka di hutan lindung
Pasal 10
1. Penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan yang berdampak penting dan
cakupan yang luas serta bernilai strategis, izin pinjam pakai kawasan hutan
hanya dapat diberikan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan
Rakyat
2. Kriteria penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan yang berdampak
penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), yaitu:
a. Pertambangan yang berada di dalam Wilayah Usaha Pertambangan Khusus
(WUPK) yang berasal dari Wilayah Pencadangan Negara (WPN) yang telah
disetujui Dewan Perwakilan Rakyat;

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

b. Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud pada huruf a,


merupakan dasar pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan di seluruh
WUPK yang menjadi Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK).
3. Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a perlu ada Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pada saat WPN menjadi WUPK sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
1. Luas izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan pada
kawasan hutan produksi yang dibebani izin pemanfaatan hutan dapat
dipertimbangkan paling banyak seluas 10% (sepuluh perseratus) dari luas efektif
setiap izin pemanfaatan hutan.
2. Dalam hal kawasan hutan produksi yang dimohon untuk kegiatan pertambangan
tidak dibebani izin pemanfaatan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), luas
izin pinjam pakai kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak
10% (sepuluh perseratus) dari luas kawasan hutan produksi kabupaten/kota yang
tidak dibebani izin pemanfaatan hutan.
3. Luas izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan pada areal
kerja Perum Perhutani dapat dipertimbangkan paling banyak seluas 10%
(sepuluh perseratus) dari luas kesatuan pemangkuan hutan Perum Perhutani.
4. Dalam hal permohonan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan
pertambangan berada pada kawasan hutan lindung, luas izin pinjam pakai
kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak 10% (sepuluh
perseratus) dari luas kelompok hutan lindung yang bersangkutan.
5. Ketentuan paling banyak seluas 10% (sepuluh perseratus) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) antara lain dengan
mempertimbangkan:
a. Pengendalian penggunaan kawasan hutan; dan
b. Kelangsungan usaha izin usaha pemanfaatan hasil hutan atau pengelolaan
kawasan hutan.
5. Ketentuan paling banyak 10% (sepuluh perseratus) dari luas kawasan hutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak
berlaku bagi permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan:

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

a. Survei atau eksplorasi pertambangan; dan


b. Operasi produksi minyak dan gas bumi serta panas bumi.
Pasal 12
1. Dalam rangka pengendalian penggunaan kawasan hutan pemberian izin pinjam
pakai untuk kegiatan operasi produksi pertambangan dapat diberikan secara
bertahap.
2. Pemberian ...
3. Pemberian izin pinjam pakai tahap kedua dan selanjutnya didasarkan pada hasil
evaluasi atas penggunaan kawasan hutan sebelumnya.
Pasal 13
1. Kawasan hutan produksi yang telah dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam hutan alam, tidak dapat diberikan izin
pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan.
2. Kawasan hutan produksi yang
a. diperuntukkan sebagai daerah penyangga yang berbatasan langsung dengan
kawasan hutan lindung dan/atau kawasan hutan konservasi;
b. areal izin pemanfaatannya telah ditetapkan sebagai kawasan lindung, areal
Sistem Silvikultur Intensif, atau areal izin pemanfaatan yang telah
memperoleh sertifikat pengusahaan/pemanfaatan hutan secara lestari (PHPL)
dengan nilai “baik”; tidak dapat diberikan izin pinjam pakai kawasan hutan
untuk kegiatan pertambangan.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan untuk:
a. Kegiatan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: panas bumi,
minyak dan gas bumi, serta ketenagalistrikan;
b. Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari menteri dan
perpanjangan izin penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku.

2.5 Software ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI


(Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server dan GIS
berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama
Dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana ArcGIS desktop merupakan software
GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu
ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan
dan analisis), ArcEditor (lebih fokus kearah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih
lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis
geoprosesing) (Eko Budiyanto, 2002).
Software ArcGIS pertama kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu
dengan kodeversi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi
dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu
ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO Workstation 7.2. Setelah itu
berkembang dan ditingkatkan terus kemampuan ArcGIS ini oleh ESRI yaitu berturut-
turut ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2 dan terakhir saat ini ArcGIS 9.3 (9.3.1) dan
sekarang ArcGIS 10.
ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:
1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat
menggunakan produk ArcGIS lainnya.
2. ArcGIS Desktop, memiliki 5 (lima) tingkat lisensi:
a. ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat
peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar.
b. ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan pemetaan
dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi,
membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing,
menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam
laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap
diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisa SIG (analyzing),
presenting result, customizing data dan programming.
c. ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan
peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase.
d. ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan
fungsi manipulasi data, penyuntingan dan analisis.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

e. ArcCatalog, tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing),


membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun metadata
dan menyimpan (documentation) data-data SIG. ArcCatalog membantu
dalam proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial. Setelah data terhubung,
ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang
akan digunakan, dapat langsung ditambahkan pada peta. Seringkali, saat
memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data
tersebut mungkin masih perlu diubah sistem koordinat atau proyeksinya,
dimodifikasi atributnya, atau dihubungkan antara data geografis dengan
atribut yang tersimpan pada tabel terpisah. Pada saat data siap, isi dan struktur
data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang dilakukan, harus
didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengelolaan data ini dapat dilakukan
menggunakan fasilitas yang tersedia pada ArcCatalog yang dapat membantu
dalam proses eksplorasi untuk melihat data.

2.5 Keunggulan dan Kelemahan ArcGIS

ArcGIS itu sangat berguna dalam berbagai bidang kehidupan dan lebih
unggul daripada sistem informasi biasa. Misalnya:
a. Pelayanan kesehatan contohnya dapat mengembangkan sebentuk peta
ilustrasi sehingga dapat memudahkan user untuk membuat peta dalam suatu
wilayah yang mengilustrasikan distribusi atau penyebaran terhadap suatu
penyakit, kematian bayi dan sebagainya.
b. Dalam bidang agriculture: user dapat mengetahui bagaimana cara untuk
meningkatakan suatu produksi berdasarkan data yang ada.
c. Dalam bidang marketing sehingga kita dapat cara meningkatakan/
mengoptimalisasikan pemasaran.
d. Dalam bidang Geografi: Misalnya kita dapat mengetahui lokasi rawan yang
terjadi dari bencana alam.
e. Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user untuk menganalisis,
mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user untuk mengambil
suatu keputusan berdasarkan data/ fakta yang terjadi.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

f. GIS juga dapat menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya


mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam.
Kelemahan Software ArcGIS:
a. ArcGIS perlu spek hardware yang lebih tinggi. Dalam bahasa yang simpel,
ArcGIS lebih berat.
b. ArcGIS secara default tidak support multi View dan multi layout. Ini sangat
menyulitkan pembuatan peta misal seperti Peta kegiatan GNRHL.
c. Penggunaan ArcGIS tidak akan efisien jika tidak menggunakan beberapa
software yang lain selain ArcMap yang dibuka bersama, misalnya
ArcCatalog, Windows Explorer dan Notepad.
d. ArcGIS tidak 100% compatible dengan ArcView 3x. Proses migrasi akan
sangat revolusioner, seperti migrasi dari MS Word 2003 ke MS Word 2007.
e. Pada ArcGIS terdapat Xtool dan ET tetapi berbayar.

2.6 Kegunaan ArcGIS

ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,


California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan
perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal
1990an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai
kebutuhan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Produk yang paling
terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah
Arc/Info 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya
yang ringan, tidak haus memori dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Saat
ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang
lalu. Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang
diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala:
a. ArcGIS Desktop, di tujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan
maupun institusi)
b. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi
dan pengembangan
c. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang
mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

d. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini
mengumpulkan data lapangan.
Pengaturan pada data frame sangat penting untuk diketahui, pengaturan
tersebut terutama adalah meliputi:
1. Pengaturan Unit Peta Yang Kita Buat (Tab General)
2. Penentuan Skala Tampilan (Tab Data Frame)
3. Penentuan Sistem Koordinat (Tab Coordinate System)
4. Pengaturan Grid Koordinat Pada Layout (Tab Grid)

2.7 Kegunaan Tools Pada ArcGIS

Berikut ini adalah fungsi tools tersebut dari kiri ke kanan (termasuk tools
yang tidak aktif):
a. Zoom In: Memperbesar tampilan unsur spasial pada data frame dengan cara
mengklik atau meng-convert area yang akan diperbesar.
b. Zoom Out: Memperkecil tampilan unsur spasial pada data frame dengan cara
mengklik atau meng-convert area yang akan diperkecil.
c. Fixed Zoom In: Memperbesar tampilan unsur spasial dengan titik fokus zoom
in pada bagian tengah data frame.
d. Fixed Zoom Out: Memperkecil tampilan unsur spasial dengan titik fokus zoom
out pada bagian tengah data frame.
e. Pan: Menggeser tampilan spasial pada data frame.
f. Full Extent: Menampilkan unsur spasial pada data frame dengan cakupan
penuh.
g. Go Back to Previous Extent: Menampilkan unsur spasial pada data frame ke
dalam cakupan sebelumnya.
h. Go to Next Extent: Menampilkan unsur spasial pada data frame ke dalam
cakupan setelahnya.
i. Select Features: Memilih salah satu unsur spasial untuk menunjukkan bagian-
bagian tertentu yang telah dibuat pada sebuah layer.
j. Clear Selected Features: Menghilangkan hasil dari select features.
k. Select Elements: Memungkinkan untuk mengubah ukuran, memindahkan teks,
grafis, beserta objek-objek lainnya yang terdapat dalam layer peta.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

l. Identify: Mengidentifikasi unsur-unsur spasial untuk menampilkan unsur yang


terdapat di dalamnya, termasuk data atributnya.
m. Find: Mencari unsur yang terdapat dalam data frame.
n. Go To XY: Menuju lokasi yang telah ditentukan koordinatnya dalam bentuk X
dan Y.
o. Measure: Mengukur jarak di atas data spasial yang dimunculkan dalam data
frame.
p. Hyperlink: Memicu suatu hyperlinks dari unsur-unsur spasial.

2.8 Pengertian Peta IUP (Izin Usaha Pertambangan)

Peta IUP adalah batas lokasi izin usaha pertambangan yang di mana terdapat
bijih yang bernilai ekonomis. IUP eksplorasi adalah izin yang diberikan untuk
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan dalam rangka
pertambangan. Menurut Pasal 29 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (PP 23/2010), IUP
eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan usaha, koperasi dan
perseorangan yang telah mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
Jangka waktu masing-masing IUP eksplorasi berbeda sesuai dengan jenis tambang
yang ada pada wilayah tersebut. Pasal 42 UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) mengatur bahwa IUP eksplorasi
untuk pertambangan mineral logam dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama
8 tahun, sedangkan untuk non-logam paling lama 3 tahun, dengan pengecualian
terhadap non-logam jenis tertentu yang dapat diberikan IUP selama 7 tahun. Untuk
pertambangan batuan, dapat diberikan IUP selama 3 tahun, dan 7 tahun untuk
pertambangan batubara. Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan,
pemegang IUP eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali
wajib melaporkan kepada pemberi IUP.

2.9 Pengertian Tambang Terbuka

Penambangan dengan Metode tambang terbuka adalah suatu kegiatan


penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar dan iklim. Tambang terbuka
(open pit mining) juga disebut dengan open cut mining adalah Metode penambangan
yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang
berada atau dekat dengan permukaan. Metode ini cocok dipakai untuk ore bodies
yang berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos
rendah. Walaupun stripping dan quarrying termasuk ke dalam open pit mining,
namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara dan quarry
mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals seperti dimension
stone, rock aggregates dan lain-lain (Sari Melati dan Nurhakim, 2011).
Kegiatan penambangan ini terkadang berada di bawah permukaan tanah,
bahkan kedalamannya dapat mencapai ratusan meter seperti pada tambang terbuka
tembaga (copper mine) di Bingham Canyon Utah (USA). Apabila diyakini
keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat dipastikan
pemilihan metode penambangannya adalah tambang terbuka (open pit) hanya perlu
dipertanyakan tentang economic cut off limitnya, hingga dimungkinkan adanya
perubahan metode penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah) bila
penyebaran endapan mineral dapat menjamin. Kebanyakan tambang batubara di
Indonesia menggunakan metode tambang terbuka, oleh karena sebagian besar
cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada daerah pegunungan
dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara yang kecil (<30o).
Untuk cebakan yang berada di bawah permukaan tetapi relatif masih dangkal, maka
metode penambangan terbuka umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan
tambang dalam (bawah permukaan). Dan bila cebakan itu berada jauh di bawah
permukaan dengan bentuk yang tidak beraturan, maka mungkin penambangan
dengan cara tambang bawah tanah yang masih dianggap ekonomis.
Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan
apakah suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metode tambang
terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah
penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau tonase batubara yang dapat
ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah stripping ratio. Apabila nilai
perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka
Metode tambang terbuka dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

luar batas keuntungan, maka metode penambangan tambang dalam yang dipilih.
Beberapa keuntungan yang diperoleh bila menggunakan tambang terbuka
diantaranya yaitu:
a. Produksi tinggi
b. Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi
c. Ongkos operasi per ton bijih yang ditambang rendah
d. Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah
e. Leluasa dalam pemilihan alat gali/muat
f. Recovery tinggi
g. Perencanaan lebih sederhana
h. Kondisi kerja lebih baik /karena berhubungan dengan udara luar
i. Relatif lebih aman
j. Pemakaian bahan peledak leluasa dan efisien
Untuk dapat menentukan Metode penambangan apa yang cocok untuk
diterapkan maka perlu untuk membandingkan efisiensi ekonomi dari open mining
dan underground mining, terkecuali keuntungan dari salah satu metode sudah terlihat
jelas. Karakteristik dasar yang digunakan dalam evaluasi ekonomi dari tambang
terbuka adalah stripping ratio, yaitu besarnya volume dari over burden yang digali
per unit ore yang diperoleh (Awang Suwandhi, 2004).

2.10 Keuntungan dan kerugian Metode Tambang Terbuka

2.10.1 Keuntungan metode tambang terbuka


a. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak
perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan pencahayaan (illumination)
b. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar
dan sinar matahari
c. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa,
sehingga produksinya bisa lebih besar
d. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan dapat
dilihat dengan jelas
e. Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik,
karena:

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

1. Adanya bidang bebas (free face) yang lebih banyak


2. Gas-gas beracun yang dapat ditimbulkan oleh peledakan dapat dihembus
angin dengan cepat (tidak terakumulasi)
f. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah
g. Relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat
kelongsoran, sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga
disebabkan oleh adanya gas-gas beracun, kebakaran.
2.10.2 Kerugian metode tambang terbuka
a. Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan
yang lebat atau suhu tinggi akan mengakibatkan efisiensi kerja menurun
b. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan
semakin banyak overburden harus dipindahkan
c. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang
jumlahnya cukup banyak
d. Alat-alat mekanis letaknya tersebar
e. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Prosedur Pembuatan Peta IUP Menggunakan Software Arcgis 10.8

1. Dalam membuat peta IUP langkah pertama yaitu membuat polygon area izin
usaha pertambangan dengan cara membuka software arcgis 10.8.

Gambar 3.1 Tampilan layar awal software Arcgis


2. Lalu memasukkan titik koordinat yang telah diberikan oleh asisten masing-
masing dengan cara klik catalog lalu mencari file titik koordinat lalu tarik ke
dalam layar. Setelah itu akan muncul file data koordinat di table of contens
lalu klik kanan pada bagian titik koordinat lalu pilih display X Y data lalu isi
field x dengan x, field y dengan y , field z dengan z lalu klik edit pilih UTM
WGS 54 lalu klik ok dan akan muncul titik koordinat pada layar. Selanjutnya
memberikan label pada titik koordinat dengan cara klik file> layers >
properties > labels > centang pada kotak > label field (ID) > ok secara
otomatis label akan muncul.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Gambar 3.2 Tampilan titik koordinat


3. Setelah itu membuat shapefile dengan cara klik 2 kali pada foolder di catalog
> new > shapefile > nama(mengatur nama file sesuai keinginan) > feature tipe
(polygon) > edit (UTM WGS 51) > ok. Selanjutnya klik editor > start editing
> shafepile > ok. Selanjutnya kembali menu toolbar editor > editing windows
> create features > shafepile lalu tarik polygon dengan label yang berurut >
klik kanan 2 kali maka polygon terbentuk.

Gambar 3.3 Hasil membuat polygon

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

4. Selanjutnya menambahkan data shp kabupaten dengan cara add data >
connect to folder > file shp kabupaten > add.

Gambar 3.4 Menambahkan shp kabupaten

5. Selanjutnya menambahkan luas iup dengan cara klik file shapefile > open
atribute table > table option > add field > nama (mengatur nama sesuai
keinginan) > type (double) > ok. Maka tabel terbaru akan muncul lalu
kemudian pilih klik table > calculate geometry > units (hectares) > ok.
Selanjutnya keluar dari layar lalu klik shafefile > labels > centang pada kotak
>label field (pilih nama tabel yang telah buat sebelumnya) > ok lalu akan
muncul luas area IUP tersebut.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Gambar 3.5 Hasil membuat Luas area IUP


6. Selanjutnya menambahkan kawasan hutan dengan cara add data> look in >
file kawasan hutan > add > kws hutan_250_AR> ok maka akan muncul
kawasan hutan secara otomatis.

Gambar 3.6 Hasil menambahkan kawasan hutan


7. Setelah itu mengatur ukuran file tersebut dengan klik file > page print to set
up > lalu mengatur seperti gambar dibawah ini > ok.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Gambar 3.7 Mengatur ukuran file


8. Langkah selanjutnya mengatur ukuran peta dan etiket peta yang mencakup
judul peta, arah mata angin, skala bar, skala text, legenda, indeks peta dan
membuat teks terdapat pada menu insert.

Gambar 3.8 Mengatur ukuran dan membuat etiket


9. Selanjutnya dalam pembuatan grid klik 2 kali pada peta > properties > grids
> newgrids > measured grids > next > finish maka grid akan muncul secara
otomatis dan untuk mengatur grid dan skala terdapat menu properties.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Gambar 3.9 Membuat grid


10. Setelah itu menyimpan file dengan cara file > export map > save.

Gambar 3.10 Menyimpan Peta

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

11. Hasil Peta IUP PT Syahbani Kabupaten Mappi

Gambar 3.11 Hasil Peta IUP PT. Syahbani

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Peta IUP

Gambar 4.1 Peta IUP PT Syahbani


4.1.2 Hasil Peta Geologi

Gambar 4.2 Peta Geologi

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Luas Peta

Untuk mencari luas IUP pada software arcgis, klik kanan pada file titik
koordinat yang ada di table of contents lalu pilih open attribute table setelah itu klik
table option yang berada di bagian atas pojok kiri, setelah itu pilih add field, lalu
ketik luas area iup pada name, dan pilih typenya double, setelah itu klik ok sampai
muncul table baru pada open attribute table. Setelah itu klik kanan table luas area
lalu pilih calculate geometry dan klik yes sampai muncul angkanya. Hasil luas peta
IUP di PT Ami Sentosa Hectars.
Letak daerah peta IUP tersebut terletak Secara Geografis, wilayah Kabupaten
Boven Digoel berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan
Bintang di sebelah utara, Kabupaten Merauke di sebelah selatan, Kabupaten
Mappi di sebelah barat, Negara Papua Nugini di sebelah timur.. Sedangkan
Kabupaten Mappi wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Asmat, di
sebelah selatan berbbatasan dengan Kabupaten Merauke. Di sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Asmat dan Laut Arafura dan untuk di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel.
4.2.2 Letak Daerah Peta IUP
Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan,
umur, stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau
gabungan ketiganya. Pada peta geologi kali ini kita akan mengetahui keterdapata
litologi pada daerah kabupaten Mappi Provinsi Kalimantan selatanyaitu yang dimana
Litologi merupakan peta yang menggambarkan karakteristk batuan disuatu wilayah
atau daerah. Batuan adalah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi,
baik yang telah padu maupun masih lepas. Adapun keterdapan litologi pada
kabupaten mappi yaitu endapan alluvial, endapan pantai muda, endapan pantai tua,
endapan rawa muda, endapan rawa tua dan endapan sungai tua.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemegang izin usaha pertambangan yang ada di Indonesia melaksanakan


kewjibannya untuk mereklamasi pasca tambang yang sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara menyatakan
bahwa pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan andal dalam melakukan
pembuatan peta, melakukan analisis, pemodelan, dan pengelolaan data spasial secara
efektif dan efisien, ArcGIS juga merupakan salah satu software yang dikembangkan
oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi
fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop,
server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Asisten


Saran saya untuk Asisten agar lebih membimbing Praktikan dalam
mengerjakan problem sett dalam membuat peta.
5.2.2 Saran untuk Praktikum selanjutnya
Saran saya untuk Praktikum selanjutnya agar praktikan lebih rajin asistensi
dan mengulang-ulangi apa yang telah diajarkan oleh asisten supaya ilmu yang
didapatkan bisa berguna dan tidak sia-sia.

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Puji Rahmat. 2021. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Area Menggunakan
Arcgis. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma.
Fadil, M. R. (2019). Izin Usaha Pertambangan. Jurnal Ilmu Hukum.
Haris, dkk, (2023). Pertanggungjawaban Pidana Penyalahgunaan IUP (Izin Usaha
Pertambangan) yang Berimplikasi Kerusakan Hutan (Studi Kasus Putusan
Nomor 181/Pid. B/LH/2022/PN. Unh.). Halu Oleo Legal Research, 5(1),
290-306.
I Gede Suputra Widharma, dkk. 2017. Tugas Makalah Pengenalan Arcgis. Politeknik
Negeri Bali
Palantik I, 2018. Tugas Makalah sistem tambang terbuka open/open cast. Universitas
Perjuangan R.I. Makassar.
PERMEN, 2019. Perubahan atas Perubahan Menteri Lingkungan Hidup dan
kehutanan.
Ngaini, F. N. 2015. Renegosiasi Kontrak Karya Dalam Bidang Pertambangan Pasca
Lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Dalam Perspektif Politik Hukum. (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Indonesia).

M. ILHAM, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015

Anda mungkin juga menyukai