Anda di halaman 1dari 23

DOKUMEN

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN NORMALISASI DAN PENATAAN RUANG KERJA DIREKTORAT


PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN

BAGIAN 1 – INFORMASI PENGADAAN

1. NAMA SATKER
a. Satuan Kerja : Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
b. KPA : M. Zulficar Mochtar
c. PPK : Ir. Yuliadi, M.M

2. Nomor DIPA : No. SP DIPA – 032.03.1.238720/2019 Tanggal 5 Desember 2018

3. ID SIRUP : 21527114

4. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

a. Dalam rangka menjaga kenyamanan dan optimalisasi ruangan kerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, perlu dilakukan normalisasi dan penataan
ulang terhadap tata letak ruangan kerja yang mengacu pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara mengatur tentang luas ruang kerja rencana eselon
III seluas 12 m2 dan eselon IV adalah 8 m2;
b. Rencana pelaksanaan kegiatan normalisasi dan penataan ulang ruang kerja
dilaksanakan di Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Gedung Mina
Bahari II Lantai 14 dengan mengacu pada dokumen perencanaan yang telah
disiapkan oleh jasa konsultan sebagaimana terlampir;
c. Berkaitan hal tersebut, maka kegiatan normalisasi dan penataan ruangan
kerja tersebut diusulkan untuk diserahkan penanganannya kepada pihak
penyedia jasa konstruksi melalui proses tender umum.

II. MAKSUD DAN TUJUAN



a. Maksud disusunnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah untuk memberikan
arah dan petunjuk bagi calon penyedia jasa konstruksi dalam melaksanakan
pekerjaan normalisasi dan penataan ruang kerja Direktorat Pengelolaan
Sumber Daya Ikan;
b. Tujuannya adalah agar pekerjaan normalisasi dan penataan ruang kerja
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan dapat dilakukan dengan baik sesuai
dengan kebutuhan penggunaan ruang gedung dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
1

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

III. TARGET/SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai adalah normalisasi dan penataan ruang kerja 1 paket
meliputi:

a. Pembongkaran partisi lama;


b. Pembongkaran lantai parquet lama
c. Pembongkaran Plafond yang sudah rusak
d. Penambahan ruangan dengan sekat/partisi gypsum (Finishing Wallpaper)
dengan pembagian sebagai berikut;
- Ruang Direktur 1 Unit
- Ruang Sekretaris 1 Unit
- Ruang Eselon III 4 Unit
- Ruang Eselon IV 8 Unit
- Ruang Bendahara 1 Unit
- Ruang FAO 1 Unit
- Ruang Rapat 3 Unit
e. Pemasangan Lantai parquet pada seluruh area ruangan kerja Direktorat
Pengelolaan Sumber Daya Ikan berikut Skirting Profil (Plin)
f. Pembuatan Backdroop Plywood finishing HPL di Ruangan Direktur
g. Pengadaan Workstation sebanyak minimal 62 Orang
h. Penggantian Plafond dibeberapa ruangan antara lain; Ruangan Direktur,
Ruangan Rapat dan area diatas Workstation
i. Pekerjaan Kusen dan Panel Pintu UPVC untuk Ruangan Direktur, Ruang
Kasub & Ruang Kasi dan Ruang FAO serta Pintu Kaca Tempered untuk ruang
Rapat
j. Pekerjaan Saniter untuk Toilet dan Kamar Mandi Ruangan Direktur
k. Pekerjaan Pentry dan Ruang Musholah

5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan
Biaya pelaksanaan pekerjaan normalisasi dan penataan ruang kerja Direktorat
Pengelolaan Sumber Daya Ikan dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Sekretariat
Dirketorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun Anggaran 2019
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan/HPS Rp1.405.230.000,-
Terbilang (Satu Milyar Empat Ratus Lima Juta Dua Ratus Tiga Puluh Ribu
Rupiah)

6. JENIS KONTRAK
2

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran : Kontrak Harga Satuan
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran : Kontrak Tahun Tunggal.
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan : Kontrak Pengadaan Tunggal
7. JAMINAN
a. Jaminan Uang Muka : tidak ada
b. Jaminan Pelaksanaan : 5% dari nilai kontrak atau 5% dari HPS apabila nilai
penawaran terkoreksi dibawah 80%
c. Jaminan Pemeliharaan : 5% dari nilai kontrak
8. MASA BERLAKU PENAWARAN
45 (empat puluh lima) hari kalender

9. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Bidang Usaha Pelaksana Konstruksi, Klasifikasi Bangunan Gedung;
2. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban pajak tahunan/SPT tahun pajak
2018;
3. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan);
4. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, yang
bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana; dan/atau pengurus/pegawainya tidak berstatus sebagai
Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara;
5. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
6. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan:
a. SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan yang sedang dikerjakan (hanya
untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Kecil);

3

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

7. Memiliki paling kurang 1 (satu) orang tenaga ahli tetap bersertifikat terampil
(SKT) yang sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan.

BAGIAN 2– INFORMASIJASA LAINNYA

l. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Lama waktu pelaksanaan pekerjaan


75 (tujuh puluh lima)hari kalender

b. Periode waktu pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan dimulai sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK)

c. Tanggal serah terima hasil pekerjaan berdasarkan surat perjanjian kerja setelah
pekerjaan telah diperiksa dan selesai.

m. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN


1. Ruang Lingkup Pekerjaan :
a. Pembuatan Sekat/partisi Ruangan dari Gypsum t.12mm dua sisi dengan
rangka metal furing (Metal Stud & Metal Track) finishing wallpaper;
b. Pemasangan Lantai Parquet kayu laminated t.8mm;
c. Backdroop Plywood Finishing HPL diruangan Direktur;
d. Pembuatan Credenza di ruangan KASI;
e. Penggantian dan perbaikan Plafond gypsum di beberpa titik seperti
dijelaskan pada dokumen DED;
f. Pengadaan Workstation indovickers;
g. Pekerjaan Saniter untuk Toilet dan Kamar Mandi Direktur;
2. Lokasi pekerjaan
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Lt.14 Gedung Mina Bahari II
Kementerian Kelautan dan Perikanan
3. Data dan fasilitas yang dapat disediakan PA/KPA/PPK adalah
surat izin pelaksanaan pekerjaan dan gambar perencanaan teknis.

4. Jenis Pekerjaan dan Identifikasi Bahaya


No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Bongkaran Partisi Bahaya tertimpa bongkaran
2 Bongkaran Plafon Bahaya tertimpa bongkaran, Jatuh,
Terkena Debu
3 Instalasi Listrik Tersetrum
4 Pemasangan Partisi, Plafon Tangan Kejepit , Terpotong Jari
dan Parkit
4

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

n. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik;
b. gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala
perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, laporan akhir pengawasan teknis termasuk laporan uji mutu dan
laporan akhir pekerjaan perencanaan;
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan, pekerjaan
tambah atau kurang, serah terima pertama (Provisional Hand Over) dan serah terima
akhir (Final Hand Over) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan
pekerjaan konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
f. kontrak kerja perencanaan konstruksi;
g. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
h. foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi
fisik.

o. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


1. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut diatas adalah
sebagai berikut:
Dengan persyaratan/ Kualifikasi sebagai berikut:
a) Site Manager:
Minimal Sarjana S1 Teknik Arsitektur/Sipil, mempunyai pengalaman
minimal 2 tahun dalam pekerjaan sejenis dibuktikan dengan daftar riwayat
hidup (CV), dan mempunyai minimal SKA Muda Ahli Teknik Bangunan
Gedung yang masih berlaku, serta mempunyai pengalaman sebagai site
manager;
b) Pelaksana Gedung:
Minimal Sarjana S1 Teknik Sipil, mempunyai pengalaman minimal 2 tahun
dalam pekerjaan sejenis dibuktikan dengan daftar riwayat hidup (CV), dan
mempunyai minimal SKA Ahli Teknik Bangunan yang masih berlaku, serta
mempunyai pengalaman sebagai pelaksana gedung;
c) Drafter/Juru Gambar:
Minimal Ijazah D3/S1 Sipil/Arsitek yang berpengalaman minimal 2 tahun
untuk S1 atau 3 tahun untuk D3 dalam pekerjaan juru gambar dibuktikan
dengan daftar riwayat hidup (CV);
d) Petugas K3
Minimal bersertifikat bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau Ahli
Muda K3 Konstruksi.

5

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER

2. Jam Kerja
Rencana pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan
ketentuan Biro Umum dan PBJ KKP, yakni
a. hari Senin s.d Jumat pukul 18.00 – 01.00 dan tidak diperbolehkan
menginap di dalam kantor;
b. Hari Sabtu dan Minggu pukul 06.00 – 01.00
3. Metode Kerja
Perusahaan jasa konstruksi yang terpilih harus mampu menyusun metode kerja,
pembagian kerja serta jadwal kerja yang sesuai dengan kondisi dan struktur
bangunan serta disetujui oleh pemberi pekerjaan.

p. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Peralatan dan Alat Bantu
Dalam melaksanakan pekerjaan Normalisasi dan pemeliharaan ruang kerja
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan, perusahaan yang ditunjuk harus
menggunakan perlengkapan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
kebersihan dan wajib memiliki sendiri antara lain;
a. Kompresor min 1 HP
b. Stagger (Scafolding) (10 Set)
c. Alat las listrik 900W (1 set)
d. Alat Pertukangan (4 set)
e. Generator Set

q. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR DESAIN


1. Spesifikasi teknis pekerjaan normalisasi dan penataan ruang kerja terlampir
(lampiran 1);
2. Menyampaikan metode pelaksanan pekerjaan berdasarkan item pekerjaan yang
termasuk dalam BoQ;
3. Spesifikasi teknis mengacu pada Gambar dan desain terlampir (lampiran 2);
4. Spesifikasi teknis pada workstation menggunakan merk indovikers dengan
melampirkan surat dukungan.

r. LAPORAN HASIL KEGIATAN JASA KONSTRUKSI

a. Jenis laporan
Laporan Mingguan dan Bulanan

6

P age |1

RKS
( RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT)
PEKERJAAN NORMALISASI DAN PEMELIHARAAN RUANG KERJA DIREKTORAT
PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN

A. PENJELASAN UMUM
2. URAIAN UMUM PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan
Sumber Daya Ikan
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
B. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan yang disampaikan selama
pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. (disesuaikan
dengan peraturan terbaru)
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
j. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. SKSNI T-15-1991-03
m. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
n. Peraturan Umum Instalasi Listrik (SNI, sertifikat PLN)
o. Algemenee Voorwarden (AV)

DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
• Surat Perjanjian Pekerjaan
• Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran / RAB
• Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat
• SSUK
• SSKK
• Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan yang disampaikan selama pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |2

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti dan dikonsultasikan kepada konsultan pengawas.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila terdapat perbedaan antara RKS, BOQ dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas dan
persetujuan dari PPK.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS, BOQ dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,


terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
Pengawas dan persetujuan dari PPK tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1. KETERANGAN UMUM
Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan tersebut
secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:
• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN NORMALISASI INTERIOR
- Pek. Bongkaran
- Pek. Normalisasi Interior
- Pek. Kusen dan Pintu
- Pek. Mekanikal Elektrikal
- Pek. Sanitair
• PEKERJAAN PEMBERSIHAN

3.2. SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak
tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor
harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak. Rencana Kerja & Syarat-syarat Normalisasi dan
Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
• Shop drawing / Gambar kerja yang telah disetujui konsultan pengawas pelaksanaannya.
• As built drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |3

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
• Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
• Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi.
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan bahan sisa-sisa pelaksanaan
harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada
tahap selanjutnya.

3.3. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini
sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Rencana pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan ketentuan Biro
Umum dan PBJ KKP, yakni pukul 18.00 – 01.00 dan tidak diperbolehkan menginap di dalam
kantor.

3.4. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan
maupun syarat syarat pelaksanaan harus memenuhi ketentuan syarat-syarat yang berlaku
di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi
ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak
boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam. (konsultan pengawas membuat logbook persetujuan penggunaan
bahan)
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih dipergunakan
oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai
Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari
kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
- Baja Ringan (dijelaskan)
- Metal Stud

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |4

- Metal Track
- HPL
- Walpaper
- Dan lain lain

4. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


A. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah Gedung Mina Bahari II Kementerian Kelautan dan Perikanan Lt. 14
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman proyek akan diserahkan kepada
Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

B. PERSIAPAN PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

1. Pekerjaan Pembongkaran
1.1. Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak
terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.

1.2. Pemeriksaan Tempat Kerja.


Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat
yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran.
Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan
kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi Tugas.

1.3. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.


Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas,
Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang
tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan
diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item
barangbarang tersebut.

2. Pekerjaan Pengamanan.
2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di
lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang
tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |5

berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/MK.
2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara
hati-hati.
2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi
pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

3. Pemindahan Barang-barang.
Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas/MK.

4. Marking / Pengukuran.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran
sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan
ukuranukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek.
Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

5. Administrasi dan Dokumentasi


5.1 Kontraktor menyiapkan rekaman kontrak untuk pihak direksi dan konsultan pengawas.
5.2 Kontraktor menyiapkan dokumen-dokumen lapangan seperti buku tamu, monitoring
pekerjaan dan daftar bahan material yang masuk ke lokasi.
5.3 Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu mengambil dokumentasi awal
pekerjaan, yang diambil dari 4 (empat) sisi, sebagai foto nol % (nol persen) pekerjaan.
Untuk selanjutnya melakukan dokumentasi ketika progress pekerjaan telah mencapai
bobot 25%, 50%, 75% dan 100% yang pengambilan gambarnya pada titik bidik yang
tetap.
5.4 Membuat laporan – laporan hasil kemajuan pekerjaan berupa laporan harian, mingguan
dan bulanan. Membuat laporan back up data dan MC untuk tiap permintaan
pembayaran dan untuk pelaporan ke direksi dan konsultan pengawas.

6 Shop Drawing Dan As Built Drawing


6.1 Gambar Kerja (Shop Drawing)
6.1.1 Kontraktor harus menyiapkan atas biayanya sendiri dan menyerahkan kepada
Konsultan Pengawas dalam 2 (dua) rangkap pada kesempatan pertama semua
detil gambar kerja dari semua Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis bagian-
bagian pekerjaan permanen yang menjadi tanggung jawabnya terhadap desain
maupun spesifikasinya atau untuk mana Kontraktor harus membuat gambar
kerja secara detil untuk pelaksanaan konstruksi di lapangan.
6.1.2 Bila ada perubahan terhadap gambar yang dibuat oleh Kontraktor, Konsultan
Pengawas akan membuat catatan-catatan maupun perubahan di gambar copy
tersebut, dan kemudian 1 (satu) lembar dikembalikan kepada Kontraktor untuk
pedoman pelaksanaan dilapangan sesuai perubahan itu. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas 3 (tiga) copy tambahan Gambar
Kerja yang disetujui.
6.1.3 Bila Kontraktor berkeinginan untuk merubah/memodifikasi detil dari pada
pekerjaan permanen bila ada, dimana Kontraktor tidak ikut bertanggung-jawab
terhadap desain atau spesifikasi, maka Kontraktor akan menyiapkan gambar
detil atas biayanya sendiri, dan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,
memberitahu Konsultan Pengawas perubahan-perubahan yang diusulkan, atau
bila diperlukan, informasi lebih lanjut seperti itu, perhitungan dan sebagainya
seperti yang mungkin diminta.
6.1.4 Dalam hal dimana gambar-gambar untuk setiap pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak atau diminta untuk disediakan oleh Kontraktor atas ijin
Konsultan Pengawas, atau dimana Kontraktor memilih mengusulkan
modifikasi atas Desain Konsultan Pengawas, setiap perubahan terhadap
gambar yang diminta oleh Konsultan Pengawas harus dibuat tanpa biaya
tambahan.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |6

6.2 Gambar Terlaksana (As Built Drawing)


6.2.1 Gambar Terlaksana (As Built Drawing) dan Back Up Data dibuat dalam 5
rangkap.
6.2.2 Setelah masa pelaksanaan, kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan
yang terbaru untuk setiap item pekerjaan. Dimana gambar tersebut
memperlihatkan perubahan yang dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar.
6.2.3 Gambar pelaksanaan dan Back up Data harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan PPK, apabila ditemukan hal - hal yang tidak
memuaskan namun telah dilaksanakan, pekerjaan tersebut harus diperiksa
kembali dalam waktu selambat - lambatnya 6 (enam) hari kerja.
6.2.4 Sesudah hampir seluruh pekerjaan permanen yang sesuai dengan gambar
Kontrak diselesaikan, gambar pelaksanaan yang tepat setelah mendapatkan
persetujuan Direksi, akan ditanda tangani bersama - sama Direksi dan
Kontraktor.
6.2.5 Gambar pelaksanaan harus dibuat pada kertas kualitas baik dan mudah
dicetak, sehingga dapat dibuat salinan yang dapat dibaca dengan jelas.
6.2.6 Satu set gambar pelaksanaan pada kertas tersebut diatas bersama dua set
cetakan harus diserahkan pada Direksi, setelah diterbitkan Berita Acara
Penyelesaian oleh Direksi.

4 PEKERJAAN DINDING PARTISI


4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum dan plywood, termasuk
pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
4.2. Persyaratan bahan
a. Rangka :
Rangka vertikal dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-
Channal). Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized,
berupa profil U (U-Channal).
b. Penutup partisi :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk JAYA board atau produk lain yang
setara, tebal = 12 mm dan plywood softwood tebal = 9 mm.
c. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk
lain yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead
berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
d. Bahan Insulasi Glasswool, tebal 4 cm density 28 kg/m3.
e. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi
Tugas.
4.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga
terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
terkait dengan partisi gypsum, diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi pada dinding
- Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang
lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |7

f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Gypsum
board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap
pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
g. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
h. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape
khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan
setiap unit gypsum board hilang.
i. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner
bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
j. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku,
dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali
bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan menggunakan
waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas/MK.

5 PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM


5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board termasuk pemasangan
rangkanya dan penyetelan kembali atau re-kondisi leveling acoustic ceiling existing, sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.

5.2. Persyaratan Bahan


a. Rangka :
Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm dan diberi
meni.
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk
lain yang setara, tebal = 9mm
c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex UB400 atau
produk lain yg setara. Dan paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan
Pemberi Tugas.

5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan
dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya
d. Modul rangka besi hollow adalah 600 x 600 mm.
e. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke pelat dak
beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt.
f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan
kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.
h. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |8

Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan setiap pemasangan
masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis
sambungan setiap unit gypsum board hilang.
k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan
sambungan
l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran 60x60 cm
di langit-langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak gypsum board
disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E.
m. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara
hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik
plafond acoustic, yaitu semua komponen instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan
yang baru.

6 PEKERJAAN PLAFOND AKUSTIK

Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat 1
minggu sebelum dipasang, untuk mana Kontraktor harus menunjukkan penegasan pesanan
setelah contoh bahan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana. Untuk menjaga mutu
dan kualitas bahan yang terpasang, pemasangan harus dilaksanakan oleh agen yang resmi
ditunjuk oleh pabrik. Diutamakan pelapisan accoustic glass woll maupun bahan sejenis di
bagian dalam ceiling sebelum penyetelan gypsum / accoustic tile.

6.1. Rangka Langit-Langit


a. Rangka langit-langit terbuat dari “hot-dipped galvanized steel” dengan penutup
aluminium warna “low glass white”.
b. Rangka merupakan “grid” yang terdiri dari profil-profil berbentuk T (tee) yang terdiri
atas profil utama (maintee), profil penghubung (cross tee) dan lis-lis tepi dia. 4 mm,
dengan gasper pengatur ketinggian.
c. Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah diseleksi dengan baik, lurus dan
rata. Tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat-cacat lainnya. Semua
bahan yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
d. Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton atas balok beton kawat
penggantung seperti telah disebutkan pada 1 butir b. Kawat penggantung dikaitkan
pada pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke plat beton/balok beton.
e. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan harus rata, lurus
dan waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus
saling tegak lurus.
6.2 Penutup Langit-Langit Gypsum Tile/ Accoustic Tile

a. Gypsum tile yang dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran
tiap unit harus sama dan tidak ada bagian yang retak, sumbing atau cacat-cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Sebelum pemasangan, panel-panel gypsum harus disimpan di ruang dimana panel-


panel tersebut akan dipasang, selama ± 4 jam. Tujuannya agar panel-panel tersebut
menyesuaikan diri dengan suhu dan kelembaban ruangan. Untuk mencegah
melengkungnya panel dan setelah pemasangan, disarankan pada setiap permukaan
belakang panel direkatkan 2 buah besi siku mengaku secara diagonal.
c. Gypsum tile dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan
tidak bergelombang. Sambungan antara unit-unit harus merupakan garis lurus dan
rata.

6.3 b a h a n

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |9

Bahan gypsum dan Accoustic tile terbuat dari Jayaboard, CSR, Knauf, atau produk Accoustic ex
Import. yang mempunyai ketahanan terhadap perambatan api dan menghantaran
panas. Ketebalan bahan 12 mm, ukuran nominal 60 x 120 cm, colour finish serta bertexture,
square / rounded perforated 0.35 cm

Rangka langit-langit gypsum tile merk setara Produksi joff metal.

7 PEKERJAAN LANTAI PARQUET


7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet parquette/parket sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yg digunakan adalah :
- Laminated Parquet tebal 8 mm.
- Underlayer menggunakan polyfoam dgn tebal 3 mm.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol.
b. Warna dan motif akan ditentukan kemudian atau seperti yg ditunjukkan pada detail
gambar.
c. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan
Pemberi Tugas
d. Lokasi pemasangan finishing lantai parquet: sesuai dengan yang sudah disebutkan
/ditunjukkan dalam detail gambar.

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Alas dari parquet harus merupakan permukaan screed yang keras dan diaci halus, dan
setelah itu diberi underlayer berupa polyfoam dengan tebal minimal 3 mm. Underlayer
polyfoam tsb. diletakkan di atas permukaan screed yg sudah halus dan benar-benar
rata.
b. Parquet tiles direkatkan langsung di atas permukaan underlayer yg sudah bersih
dengan lem putih setara Rakol.
c. Teknik pemasangan parquet harus diperhatikan dan dikoordinasikan dengan
Konsultan Pengawas/M dan harus dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan parquet.
d. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.
e. Bagian ujung/tepi dari lantai parquet yang berbatasan atau bertemu dengan lantai
berbahan lain, dipasang list pancing, berupa profil stainless steel. Ukuran dan bentuk
profil ditunjukkan pada gambar kerja untuk pelaksanaan.

8 PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU U-PVC


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pabrikasi kusen dan daun pintu/jendela meliputi seluruh detail yang dinyatakan
/ ditunjukkan dalam gambar.

8.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan kusen UPVC Setara Conch (warna putih)
b. Daun pintu swing UPVC Setara Conch (warna putih) dengan Kaca polos tebal 8 mm
(dilapis Sandblast)
c. Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.

8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk
profil, type kusen dan arah pembukaan pintu / jendela.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 10

c. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type
pintu / jendela yang akan terpasang.
d. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga
mekanisme pembukaan pintu / jendela bekerja dengan sempurna.
e. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/MK.
f. Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi penguat angker diameter
minimum 10 mm. Pada setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk
sisi kusen jendela 2 angker.
g. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu/jendela
tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2mm.
h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
pelaksanaan pekerjaan lain.
i. Penutup rangka panel pintu menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan
(6+3mm) pemasangan menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang
ditumpulkan ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup plywood
yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan setelah
disetujui Konsultan Pengawas/MK.

9 PEKERJAAN KACA
9.1. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian
pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara
penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen
teknis

9.2. Persyaratan Bahan.


Bahan yang dipakai adalah :
- Kaca lembaran bening (Clear Float Glass)
- Kaca tempered (Tempered Glass)
- Kaca cermin.
- Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang
sama dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.
- Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang dihasilkan
dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu.
Kedua permukaan rata licin dan bening.
- Produksi ex lokal PT. MULIA GLASS atau produk yang setara.
- Untuk cermin, pelindung belakang adalah non-paperback, yaitu menggunakan cat
bahan tembaga (copper back)

9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.


1. Batas Toleransi :
Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti
pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
2. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3
m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
3. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan
dijamin kerapihannya.
4. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna
ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan
Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
5. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan
profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.
Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U
dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
6. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja
atau orang lain

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 11

10 PEKERJAAN WALL COVER


10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan wall cover pada bidang partisi, panel dan
plafon/ceiling sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

10.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan wall cover adalah ex ultima/glamour
b. Perekat

10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata,
kering dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).
b. Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
c. Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
d. Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertical dengan
wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
e. Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan
alat potong (cutter) yang tajam.
f. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

11 PEKERJAAN WORK STATION


11.1. Lingkup Kerja
Work station untuk spesifikasi ini termasuk penyediaan bahan untuk pemasangan dan
penghubungan work station alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, perangkat keras untuk
pekerjaan furniture dan asesoris lainnya untuk membuat sistem menjadi sempurna.

11.2. Pelaksanaan
Semua pekerjaan work station dan finishing harus dilaksanakan di luar site (work shop)
hanya pekerjaan perbaikan kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.

11.3. Rekomendasi Pabrik


Persyaratan : Menggunakan seluruh bahan / peralatan harus dengan memperhatikan
petunjuk spesifikasi teknis bahan / peralatan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatannya.

11.4. Ajuan
Teknik Ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan dari semua bagian work
station sebagai berikut :
11.4.1. Panel / partisi
11.4.2. Rangka
11.4.3. Sistem bongkar pasang
11.4.4. Ajuan foto dan brosur : sesuai dengan standar produksi pabrik pembuatnya.

11.5. Spesifikasi

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 12

12 Pekerjaan Custom Made Furniture (Credenza, Lemari Arsip dan Pantry)

1. PERSYARATAN UMUM

1.1. Batasan
Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custommade
furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.

2. PRODUK
2.1. Bahan / Material
2.1.1. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai
berikut :
a. Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b. Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL.
c. Bahan pengikat & perekat.
d. Bahan finishing 1 : Melamic .
e. Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) .
f. Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
g. Bahan pelengkap/Hardware.
h. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain, seperti :
marmer ex Impor tipe Nero Marquina dan Serpegiante, kaca bening tebal minimal 8 mm, dan
stainless steel ( baik pelat maupun profil ).
2.1.2. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
2.1.3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan /
material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative tersebut harus memenuhi
persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Plywood Veneer dan Kayu Padat
3.1.1. Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega
sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain.
3.1.2. Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood veneer yang dipakai
dalam satu barang/item tersebut.
3.1.3. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu
sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
3.1.4. Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup,
terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
3.1.5. Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai
standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
3.1.6. Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat NI-5
(PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun
kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak
diperkenankan melebihi 10% WMC.
3.1.7. Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif, baik
yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer inlay”, ataupun “banding”, harus sesuai dengan
desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada Material
color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan permukaan
dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang
rapi.
3.1.8. Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang
yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan
kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

3.2. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja


3.2.1. Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup,
baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 13

keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus
dibor agar permukaannya tidak retak.
3.2.2. Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam /
“iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan
ketepatan yang setinggi-tingginya.
3.2.3. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh,
permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan
bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).

3.3. Bahan Finishing 1 - Melamic


3.3.1. Persyaratan : Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan skema warna
dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas warna sama antara masing-
masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna melamic, harus diajukan terlebih
dulu oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
3.3.2. Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir dengan jenis
polyurethane, atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana.
3.3.3. Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan yang
terlihat bila pintu dan laci dibuka dan ditutup.
3.3.4. Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
- Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
- Digosok dengan amplas duco
- Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai dengan warna yang
ditentukan Perencana. Bahan pewarna : IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis.
- Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis
- Digosok dengan amplas ducco
- Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis.

3.4. Bahan Finishing 2 - HPL


3.4.1.
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan
warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana.
3.4.2. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil
post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
3.4.3. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-
shop Kontraktor.
3.4.4. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
3.4.5. Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
3.4.6. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan
PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar
rencana/desain.

3.5. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”


3.5.1. Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak
bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak luntur /
“colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
3.5.2. Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard keselamatan.
3.5.3. Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan
memenuhi standard.

3.6. Bahan Pelengkap / Hardware


3.6.1. Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk Hafele
ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
3.6.2. Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi dengan diameter
handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar rencana/desain ( misal
dengan finger pull, dll ).

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 14

3.6.3. Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal
dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan
setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
3.6.4. Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau setara untuk bahan
penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan lain-lain, dipersyaratkan dengan
kwalitas yang baik dan warna merata.
3.6.5. Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
3.6.6. Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang
telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus
dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak
sesuai.

3.7. Mock Up
3.7.1. Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau lebih,
maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up.
3.7.2. Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.
Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
3.7.3. Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.

3.8. Penyesuaian dan Pembersihan


3.8.1. Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat.
3.8.2. Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja.
Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
4.2. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin
dapat menyebabkan rusaknya furniture.
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum
dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
4.4. Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi
kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan
finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.

13. Pekerjaan Pengecatan Plafon

13.1 Lingkup Pekerjaan.


Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-
maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture. Penggunaan :
1. Untuk Interior (Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai petunjuk pada gambar kerja).
2. Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
3. Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.

13.2 Persyaratan Bahan.


- Bahan yang digunakan adalah cat Emusion Paint water base ex CATYLAC.
- Tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah ditunjukkan pada gambar kerja.
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi
dari pabrik cat yang digunakan.
- Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan kontrak tidak dibenarkan
merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi
pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 15

- Kontraktor diwajibkan membuat mock-up cat yang akan dipakai pada semua penggunaannya ,
yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

13.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall putty 550-1967 merk Danapaint.
b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas/MK.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah plamur kering, diamplas, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul.
Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
- Lapisan I encer yaitu dengan tambahan 20% air bersih.
- Lapisan II dan III kental yaitu dengan tambahan 10% air bersih.
f. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafond merupakan bidang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran.
g. Untuk pengecatan acoustic ceiling existing, kontraktor wajib memperhatikan metode kerja yang
akan digunakan dan sudah disetujui oleh MK. Semua komponen/armatur di luar acoustic yang
terdapat pada permukaan/bidang ceiling harus terhindar dari akibat pekerjaan pengecatan acoustic
ceiling.
h. Setelah pekerjaan pengecatan acoustic ceiling selesai, semua komponen/armatur tesebut harus
bersih dari hasil pekerjaan pengecatan. Komponen/armatur tersebut adalah : rangka plafond (main
tee dan cross tee), komponen fire fighting (sprinkler, smoke detector, dsb), armatur
penerangan/lighting existing dan baru, grill/diffuser AC, komponen indoor antenna, dsb.

14.Pekerjaan Panel/Backdropped

14.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel kayu /plywood veneer dan panel MDF pada
partisi gypsum dan plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

14.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan panel kayu/plywood veneer yg digunakan pada partisi adalah :
- Plywood veneer Nyatoh dan Mega Sungkai tebal 3-4 mm bermutu baik.
- MDF tebal minimal 9 mm sebagai backing atau alas/dasar plywood veneer.
- Rangka plywood atau MDF sebagai penebal dan pengaku.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di-stapler.
- Kayu solid sungkai yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel
b. Bahan panel kayu MDF yang digunakan adalah :
- MDF dengan tebal 12 mm yang bermutu baik.
- Rangka plywood atau MDF sebagai penebal dan pengaku.
- Kayu solid sungkai yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel.
c. Bahan panel Back-dropped adalah polyester resin dengan ketebalan 10 mm, motif alabaster.
14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun plafon/ceiling, harus
merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Bahan plywood veneer harus dipilih motif yang rata-rata sama dan tidak ada cacat serta bebas
dari mata kayu.
c. Panel kayu/plywood adalah di-finish dengan melamic (lihat pasal melamic), sedangkan panel
MDF di-finish wall cover (lihat pasal wall cover).
d. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak rusak/cacat oleh
pekerjaan lainnya.
e. Panel polyester resin untuk back-dropped harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan
berpengalamam.
f. Panel polyester resin tidak terlalu pekat dan masih bisa ditembus oleh sinar cahaya lampu

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 16

15. PEKERJAAN SISTEM ELEKTRIKAL


1. Pekerjaan Sistem Distribusi Listrik
1.0 Lingkup Pekerjaan
1.0.1 Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan,
tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti
ditunjukkan dalam gambar-gambar rancangan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat
keaslian produk pabrik dari peralatan yang akan dipakai, jaminan garansi, petunjuk operasi dan
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan
dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.

1.0.2 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelas-kan baik dalam
spesifikasi
teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

a. Transformator Daya,
Pemerisaan dan pengetesan transformator daya eksisting yang terpasang sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Panel-Panel Daya Tegangan Rendah,
Pekerjaan ini meliputi perbaikan panel MDP existing agar sesuai dengan gambar
perencanaan dan pengadaan panel SDP Panel Daya, Panel Penerangan Umum, Panel Daya
Pompa – pompa, AHU dan lain sebagainya sesuai dengan gambar perencanaan, termasuk
seluruh peralatan proteksi dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem distribusi daya listrik.

c. Kabel-Kabel Feeder Daya Tegangan Rendah.


Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari busduck (existing) dari MDP (existing) ke SDP
bangunan MDP(baru) yang melayani Panel Hydrant, Panel Genset, Panel Pompa. Juga sudah
termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
jaringan instalasi listrik.

d. Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-
panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan,
Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan
Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.

e. Instalasi Penerangan,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubung-kan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan
Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.

RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan

Anda mungkin juga menyukai