SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. NAMA SATKER
a. Satuan Kerja : Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
b. KPA : M. Zulficar Mochtar
c. PPK : Ir. Yuliadi, M.M
3. ID SIRUP : 21527114
4. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
a. Dalam rangka menjaga kenyamanan dan optimalisasi ruangan kerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, perlu dilakukan normalisasi dan penataan
ulang terhadap tata letak ruangan kerja yang mengacu pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara mengatur tentang luas ruang kerja rencana eselon
III seluas 12 m2 dan eselon IV adalah 8 m2;
b. Rencana pelaksanaan kegiatan normalisasi dan penataan ulang ruang kerja
dilaksanakan di Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Gedung Mina
Bahari II Lantai 14 dengan mengacu pada dokumen perencanaan yang telah
disiapkan oleh jasa konsultan sebagaimana terlampir;
c. Berkaitan hal tersebut, maka kegiatan normalisasi dan penataan ruangan
kerja tersebut diusulkan untuk diserahkan penanganannya kepada pihak
penyedia jasa konstruksi melalui proses tender umum.
III. TARGET/SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai adalah normalisasi dan penataan ruang kerja 1 paket
meliputi:
6. JENIS KONTRAK
2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER
a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran : Kontrak Harga Satuan
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran : Kontrak Tahun Tunggal.
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan : Kontrak Pengadaan Tunggal
7. JAMINAN
a. Jaminan Uang Muka : tidak ada
b. Jaminan Pelaksanaan : 5% dari nilai kontrak atau 5% dari HPS apabila nilai
penawaran terkoreksi dibawah 80%
c. Jaminan Pemeliharaan : 5% dari nilai kontrak
8. MASA BERLAKU PENAWARAN
45 (empat puluh lima) hari kalender
3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER
7. Memiliki paling kurang 1 (satu) orang tenaga ahli tetap bersertifikat terampil
(SKT) yang sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan.
c. Tanggal serah terima hasil pekerjaan berdasarkan surat perjanjian kerja setelah
pekerjaan telah diperiksa dan selesai.
5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
DENGAN METODE TENDER
2. Jam Kerja
Rencana pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan
ketentuan Biro Umum dan PBJ KKP, yakni
a. hari Senin s.d Jumat pukul 18.00 – 01.00 dan tidak diperbolehkan
menginap di dalam kantor;
b. Hari Sabtu dan Minggu pukul 06.00 – 01.00
3. Metode Kerja
Perusahaan jasa konstruksi yang terpilih harus mampu menyusun metode kerja,
pembagian kerja serta jadwal kerja yang sesuai dengan kondisi dan struktur
bangunan serta disetujui oleh pemberi pekerjaan.
a. Jenis laporan
Laporan Mingguan dan Bulanan
6
P age |1
RKS
( RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT)
PEKERJAAN NORMALISASI DAN PEMELIHARAAN RUANG KERJA DIREKTORAT
PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN
A. PENJELASAN UMUM
2. URAIAN UMUM PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan
Sumber Daya Ikan
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
B. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan yang disampaikan selama
pelaksanaan.
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
• Surat Perjanjian Pekerjaan
• Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran / RAB
• Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat
• SSUK
• SSKK
• Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan yang disampaikan selama pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |2
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti dan dikonsultasikan kepada konsultan pengawas.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila terdapat perbedaan antara RKS, BOQ dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas dan
persetujuan dari PPK.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS, BOQ dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1. KETERANGAN UMUM
Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan tersebut
secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:
• PEKERJAAN PERSIAPAN
• PEKERJAAN NORMALISASI INTERIOR
- Pek. Bongkaran
- Pek. Normalisasi Interior
- Pek. Kusen dan Pintu
- Pek. Mekanikal Elektrikal
- Pek. Sanitair
• PEKERJAAN PEMBERSIHAN
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |3
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
• Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
• Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi.
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan bahan sisa-sisa pelaksanaan
harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada
tahap selanjutnya.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |4
- Metal Track
- HPL
- Walpaper
- Dan lain lain
B. PERSIAPAN PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
1. Pekerjaan Pembongkaran
1.1. Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak
terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
1.4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang
tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan
diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item
barangbarang tersebut.
2. Pekerjaan Pengamanan.
2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di
lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang
tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |5
berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/MK.
2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara
hati-hati.
2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi
pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
3. Pemindahan Barang-barang.
Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas/MK.
4. Marking / Pengukuran.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi
ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran
sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan
ukuranukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek.
Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |6
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |7
f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Gypsum
board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap
pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
g. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
h. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape
khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan
setiap unit gypsum board hilang.
i. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner
bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
j. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku,
dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali
bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan menggunakan
waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas/MK.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |8
Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan setiap pemasangan
masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis
sambungan setiap unit gypsum board hilang.
k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan
sambungan
l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran 60x60 cm
di langit-langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak gypsum board
disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E.
m. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara
hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik
plafond acoustic, yaitu semua komponen instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan
yang baru.
Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat 1
minggu sebelum dipasang, untuk mana Kontraktor harus menunjukkan penegasan pesanan
setelah contoh bahan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana. Untuk menjaga mutu
dan kualitas bahan yang terpasang, pemasangan harus dilaksanakan oleh agen yang resmi
ditunjuk oleh pabrik. Diutamakan pelapisan accoustic glass woll maupun bahan sejenis di
bagian dalam ceiling sebelum penyetelan gypsum / accoustic tile.
a. Gypsum tile yang dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran
tiap unit harus sama dan tidak ada bagian yang retak, sumbing atau cacat-cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6.3 b a h a n
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P age |9
Bahan gypsum dan Accoustic tile terbuat dari Jayaboard, CSR, Knauf, atau produk Accoustic ex
Import. yang mempunyai ketahanan terhadap perambatan api dan menghantaran
panas. Ketebalan bahan 12 mm, ukuran nominal 60 x 120 cm, colour finish serta bertexture,
square / rounded perforated 0.35 cm
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 10
c. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type
pintu / jendela yang akan terpasang.
d. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga
mekanisme pembukaan pintu / jendela bekerja dengan sempurna.
e. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/MK.
f. Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi penguat angker diameter
minimum 10 mm. Pada setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk
sisi kusen jendela 2 angker.
g. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu/jendela
tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2mm.
h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
pelaksanaan pekerjaan lain.
i. Penutup rangka panel pintu menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan
(6+3mm) pemasangan menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang
ditumpulkan ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup plywood
yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan setelah
disetujui Konsultan Pengawas/MK.
9 PEKERJAAN KACA
9.1. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian
pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara
penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen
teknis
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 11
11.2. Pelaksanaan
Semua pekerjaan work station dan finishing harus dilaksanakan di luar site (work shop)
hanya pekerjaan perbaikan kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.
11.4. Ajuan
Teknik Ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan dari semua bagian work
station sebagai berikut :
11.4.1. Panel / partisi
11.4.2. Rangka
11.4.3. Sistem bongkar pasang
11.4.4. Ajuan foto dan brosur : sesuai dengan standar produksi pabrik pembuatnya.
11.5. Spesifikasi
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 12
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Batasan
Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custommade
furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.
2. PRODUK
2.1. Bahan / Material
2.1.1. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai
berikut :
a. Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b. Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL.
c. Bahan pengikat & perekat.
d. Bahan finishing 1 : Melamic .
e. Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) .
f. Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
g. Bahan pelengkap/Hardware.
h. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain, seperti :
marmer ex Impor tipe Nero Marquina dan Serpegiante, kaca bening tebal minimal 8 mm, dan
stainless steel ( baik pelat maupun profil ).
2.1.2. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
2.1.3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan /
material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative tersebut harus memenuhi
persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Plywood Veneer dan Kayu Padat
3.1.1. Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega
sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain.
3.1.2. Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood veneer yang dipakai
dalam satu barang/item tersebut.
3.1.3. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu
sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
3.1.4. Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup,
terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
3.1.5. Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai
standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
3.1.6. Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat NI-5
(PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun
kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak
diperkenankan melebihi 10% WMC.
3.1.7. Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif, baik
yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer inlay”, ataupun “banding”, harus sesuai dengan
desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada Material
color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan permukaan
dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang
rapi.
3.1.8. Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang
yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan
kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 13
keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus
dibor agar permukaannya tidak retak.
3.2.2. Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam /
“iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan
ketepatan yang setinggi-tingginya.
3.2.3. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh,
permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan
bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 14
3.6.3. Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal
dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan
setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
3.6.4. Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau setara untuk bahan
penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan lain-lain, dipersyaratkan dengan
kwalitas yang baik dan warna merata.
3.6.5. Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
3.6.6. Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang
telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus
dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak
sesuai.
3.7. Mock Up
3.7.1. Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau lebih,
maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up.
3.7.2. Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.
Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
3.7.3. Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.
4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
4.2. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin
dapat menyebabkan rusaknya furniture.
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum
dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
4.4. Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi
kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan
finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 15
- Kontraktor diwajibkan membuat mock-up cat yang akan dipakai pada semua penggunaannya ,
yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
14.Pekerjaan Panel/Backdropped
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
P a g e | 16
1.0.2 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelas-kan baik dalam
spesifikasi
teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Transformator Daya,
Pemerisaan dan pengetesan transformator daya eksisting yang terpasang sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Panel-Panel Daya Tegangan Rendah,
Pekerjaan ini meliputi perbaikan panel MDP existing agar sesuai dengan gambar
perencanaan dan pengadaan panel SDP Panel Daya, Panel Penerangan Umum, Panel Daya
Pompa – pompa, AHU dan lain sebagainya sesuai dengan gambar perencanaan, termasuk
seluruh peralatan proteksi dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem distribusi daya listrik.
d. Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-
panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan,
Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan
Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.
e. Instalasi Penerangan,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubung-kan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan
Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.
RKS Normalisasi dan Penataan Ruang Kerja Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan