Ma 2 PTT CRS
Ma 2 PTT CRS
MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
BAB I
PENDAHULUAN
Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki
jenis data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga
memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan
mendukung beberapa jenis database, termasuk oracle, paradox dan microsoft access.
Surpac juga mendukung open connectivity database (ODBC) dan dapat terhubung ke
database di seluruh jaringan. Surpac database bisa berisi maksimum 50 tabel dan tiap
tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan 2 tabel wajib
dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey (Sufriadin, 2013).
Surpac merupakan software yang digunakan dalam pekerjaan perhitungan cut
and fill, design cut and fill, data prosesing pengukuran, pembuatan peta, sampai ploting
hasil peta, blasting design, mine design, perhitungan cadangan mineral dll. Selain itu,
surpac juga merupakan salah satu software tambang analis yang paling popular dan
terbaik dan mumpuni dalam menangani cakupan kerja di bidang eksplorasi maupun
mining engineer. Software surpac tersebar hampir di 90 negara di dunia. Software
surpac memberikan efisiensi dan akurasi melalui kemudahan penggunaan model 3D,
grafis yang bagus dan alur kerja otomatis serta dapat disesuaikan dengan proses kerja
khususnya untuk perusahaan yang bergerak di industri pertambangan. Format file yang
biasa digunakan untuk menyimpan informasi dalam surpac berupa file string. File
string berisi informasi koordinat sebuah titik atau lebih dan deskripsi titik-titik
tersebut. Prinsip dasar perhitungan volume pada surpac adalah menghitung volume
intersect antara dua obyek solid (data existing dan design) yang dibatasi oleh pembatas
area (boundary) yang dibentuk dengan acuan data design (Frea Wika, 2016).
Praktikum perencanaan tambang terbuka mata acara mining geological
database bermaksud untuk mempelajari tentang mining geological database dan
pengapliakasian software surpac. Tujuannya yaitu mengetahui tentang nikel laterit,
mengetahui pengaplikasian software surpac 6.6.2 dalam membuat database nikel
laterit dan mengetahui cara mengatur drillhole dan display drillhole (Deprian, 2023).
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Flashdisk;
3. Laptop;
4. Mouse;
5. Stop kontak.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS;
2. Software surpac 6.6.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nikel merupakan salah satu komoditas tambang utama dari negara Indonesia.
Pada dasarnya sumber bahan galian nikel di alam dapat dijumpai dalam dua bentuk
yaitu nikel primer yang berasal dari pembekuan magma yang bersifat ultrabasa dan
nikel sekunder yang dihasilkan oleh proses pengkayaan sekunder di bawah zona water
table. Di Indonesia sumber nikel hanya dijumpai dalam bentuk nikel sekunder atau
yang disebut juga sebagai nikel laterit. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Istilah
laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya oksida besi, miskin unsur silika dan
secara intensif ditemukan pada endapan lapukan pada iklim tropis. Ada juga yang
mengartikan nikel laterit sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara
ekonomis dapat ditambang. Batuan induk endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa
umumnya dari jenis harzburgit (peridotit yang kaya unsur ortopiroksen), dunite dan
jenis peridotite yang lain. Endapan nikel laterit ini ditemukan di daerah Indonesia
bagian timur seperti pulau Sulawesi, pulau-pulau di Maluku Utara maupun di daerah
Papua. Di daerah Maba, Pulau Halmahera, Maluku Utara dijumpai deposit nikel laterit
dengan sebaran yang cukup luas.
Endapan nikel di daerah ini terbentuk bersama mineral silikat kaya unsur Mg
(olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung.
Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari
batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan indikasi awal
pelapukan (weathering front) tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional.
Endapan nikel laterit dicirikan dengan adanya pelapukan mengulit bawang (spheroidal
weathering) dan umumnya tersebar di daerah sepanjang struktur kekar dan rekahan
(boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg dan Si larut bersama air tanah.
Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya berubah secara total. Hasilnya, oksida
besi mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal di atas saprolite kita kenal
sebagai mineral oksida besi jenis limonite. Nikel berasosiasi juga dengan mineral jenis
oksida besi yang lain terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel yang berasosiasi
dengan oksida besi berkadar 1,2% (Isjudarto, 2013).
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn dan Co
secara residual dan sekunder (Syafrizal dkk, 2011; Burger, 1996). Nikel laterit
dicirikan oleh adanya logam oksida yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni
dan Fe (Cahit dkk, 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan
nikel laterit adalah morfologi, batuan asal dan tingkat pelapukan (Kurniadi dkk, 2017).
Tingkat pelapukan yang tinggi sangat berperan terhadap proses lateritisasi (Tonggiroh
dkk, 2012). Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari proses pelapukan yang
intensif pada batuan peridotit (Sundari dan Woro, 2012), selanjutnya infiltrasi air hujan
masuk ke dalam zona retakan batuan dan akan melarutkan mineral yang mudah larut
pada batuan dasar. Mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal di permukaan
sehingga mengalami pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg dan Si (Lintjewas,
Setiawan dan Kausar, 2019).
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat
berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara
(O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu,
bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk
kristal mineral baru. Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi
mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan
berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering
atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat mencerminkan kecepatan pelapukan,
tetapi temperatur sulit dapat diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia
akan meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10°C. Mineral basa pada
umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan
lebih cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada
batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan
semennya.
Pada pelapukan kimia khususnya air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari
udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak
stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultrabasa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut.
Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau
top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit dan bedrock.
1. Lapisan tanah penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa
tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe
Oksida (mineral hematite dan goethite) dan Chromiferous dengan kandungan
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0-2 m. Tekstur batuan asal
sudah tidak dapat dikenali lagi.
2. Lapisan limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai pasir,
tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit, dengan
tebal lapisan berkisar antara 1-10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal
dan sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur yang
mudah larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan
kadar SiO2 berkisar 2-5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60-
80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh
mineral goethit, disamping juga terdapat magnetit, hematit, kromit, serta kuarsa
sekunder. Pada goethit terikat nikel, chrom, cobalt, vanadium dan aluminium.
3. Lapisan saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang
terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan nikel bertambah, dengan
kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2-4%, sedangkan Magnesium dan Silikon
hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein garnierite,
mangan, serpentin, kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni kalsedon dan di
beberapa tempat sudah terbentuk limonit yang mengandung Fe hidroksida.
Seorang ahli mining geology memiliki peran besar dalam sektor pertambangan,
geologi pertambangan atau mining geology menjadi salah satu aspek penting yang
tidak bisa dipisahkan. Mining geology adalah ilmu terapan yang menggabungkan
prinsip-prinsip geologi ekonomi dan teknik pertambangan untuk pengembangan
sumber daya mineral tertentu. Ahli geologi pertambangan dan insinyur bekerja untuk
mengembangkan deposit bijih yang teridentifikasi untuk mengekstraksi bijih secara
ekonomis. Seorang ahli geologi pertambangan memiliki tanggung jawab untuk
memungkinkan keuntungan maksimal dengan meminimalisir masalah. Selain itu,
seorang ahli geologi pertambangan juga diharapkan mampu mempraktikan teori dan
ilmunya dalam dunia tambang. Untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai macam
mineral, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menemukan mineral-mineral
tersebut.
Geologi (geology) adalah ilmu yang berkaitan dengan bagian dalam bumi. Ilmu
tersebut mempelajari struktur, sifat fisik, hingga komposisi bumi. Manusia
memperlajari ilmu ini untuk mengenali beragam mineral alam seperti emas, belerang,
zinc dan sebagainya, sedangkan seorang mining geology engineer, atau ahli geologi
pertambangan, merupakan orang yang telah memahami mengenai komposisi mineral
alam. Seorang ahli geologi pertambangan juga memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kapasitas, baik kuantitas dan kualitas, dari sebuah proyek ekstraksi
mineral. Salah satu tugas mereka adalah menentukan berapa banyak kandungan
mineral dalam sebuah wilayah. Artinya seorang ahli geologi pertambangan akan
memperkirakan dan menentukan berapa lama masa tambang di wilayah tersebut. Di
sisi lain, perkiraan keuntungan, struktur mineral, hingga nilai kadarnya juga
merupakan salah satu tanggung jawab yang akan dihadapi dalam bidang mining
geology. Dengan begitu, potensi keuntungan proyek bisa ditingkatkan. Perlu dipahami
bahwa tugas dari seorang ahli geologi pertambangan tidak berakhir saat proses
pertambangan dimulai. Tugasnya akan berlanjut hingga pada tahap mempelajari
mineral yang telah ditambang sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menentukan
seperti apa kualitasnya. Tahap ini membutuhkan detail perhatian dan pemahaman yang
sangat baik, terutama untuk mencatat berbagai variasi dalam batuan mineral sebagai
bahan informasi lainnya.
Mining geological database adalah proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data geologi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Tujuan utama dari
mining geological database adalah untuk memahami karakteristik dan potensi sumber
daya mineral di suatu wilayah, serta mengoptimalkan kegiatan pertambangan dengan
meminimalkan risiko dan dampak lingkungan.
Beberapa tugas yang dilakukan oleh ahli geologi pertambangan dalam mining
geological database antara lain:
1. Memperkirakan dan menentukan berapa lama masa tambang di suatu wilayah.
2. Menganalisis struktur geologi dan litologi di sekitar area tambang.
3. Mengidentifikasi dan memetakan deposit mineral yang ada.
4. Menganalisis kualitas dan kuantitas sumber daya mineral.
5. Memonitor dan mengelola risiko geologi, seperti longsor, gempa bumi dan
banjir.
6. Mengembangkan model geologi dan melakukan simulasi untuk perencanaan
tambang.
Mining geological database juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
eksplorasi mineral, perencanaan tambang, pengelolaan limbah, dan pemantauan
lingkungan. Dalam skala nasional, pengembangan database geologi pertambangan
dapat menjadi sumber informasi yang otoritatif tentang tambang, deposit mineral dan
distrik mineral yang paling penting di suatu negara.
Seorang mining geology engineer dapat melakukan kerjasama dengan ahli lain
untuk meningkatkan peluang keberhasilan pertambangan. Beberapa ahli juga akan
melakukan kerjasama dengan ahli geology serta metalurgi untuk menemukan solusi
pertambangan terbaik. Beberapa ahli lain juga menjalankan kewajiban mereka
masing-masing untuk mengembangkan peralatan terbaru. Ahli lain juga akan
merancang proses evaluasi dan menentukan metode paling tepat untuk melakukan
ekstraksi mineral berkualitas tinggi. Itulah mengapa para ahli yang bekerja dalam
dunia pertambangan harus melakukan banyak analisa. Dengan analisa menyeluruh,
mereka juga dapat menentukan lokasi yang paling strategis, sehingga keuntungan yang
didapatkan juga semakin tinggi. Seorang yang ahli dalam bidang ini perlu melakukan
rekomendasi, saran dan evaluasi terhadap segala aktivitas pertambangan. Seorang ahli
geologi pertambangan memiliki tanggung jawab besar terhadap proyek yang mereka
tangani. Mereka berkewajban untuk merancang, menyusun, mengawasi hingga
memastikan bahwa aktivitas tambang bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, para ahli
geologi pertambangan juga harus:
1. Merancang lokasi tambang terbuka atau tambang bawah tanah.
2. Melakukan pengawasan terhadap pembangunan poros tambang serta lorong
untuk operasi di bawah tanah.
3. Melakukan perancangan terhadap metode pengangkutan mineral ke pabrik.
4. Menyiapkan dokumen laporan teknis untuk beberapa pihak seperti penambang,
insinyur, hingga supervisor.
5. Seorang mining geology engineer juga harus memantau tingkat produksi untuk
melakukan efektivitas dan evaluasi tambang.
6. Menyediakan solusi alternatif terhadap setiap permasalahan di lokasi reklamasi
kawasan tambang, baik dari aspek tanah, air atau udara. Memastikan bahwa
aktivitas pertambangan dilakukan berdasarkan SOP sehingga proyek berjalan
dengan aman baik dari sisi lingkungan, hukum hingga keamanan.
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Aplikasi surpac dikembangkan oleh Gemcom Software International.Inc (sekarang
berubah nama menjadi Geovia/Surpac Minex Group Pty Ltd). Didirikan pada tahun
1985, Gemcom memiliki jangkauan global memberikan solusi yang komprehensif di
semua pusat pertambangan besar di lebih dari 130 negara.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3. Data Assay
3. Selanjutnya pada menu yang muncul isi seperti pada gambar di bawah ini
kemudian klik apply.
5. Pada translation dan styles tidak ada yang diubah setelah itu klik apply untuk
menyimpan lembar kerja.
7. Selanjutnya, pada menu ini hapus centang pada translation dan styles karena
tidak digunakan lalu klik apply.
9. Kemudian selanjutnya masukkan data csv berdasarkan nama yang ada lalu
apply
11. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini untuk mengatur warna
pada tampilan lubang bor, setelah itu klik apply.
15. Selanjutnya pada menu yang muncul bagian trace styles isi seperti pada gambar
berikut.
17. Pada labels isi seperti gambar berikut lalu klik apply.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
itu. Kita menyesuaikan data collar, survey, geology dan assay yang kita miliki dengan
data pada surpac. Selanjutnya mengimpor data collar, survey, geology, assay ke dalam
database dengan cara mengklik database. Kemudian pilih import file. Selanjutnya kita
menyesuaikan kolom database pada surpac. Kemudian kita menampilkan data
geology dan litology pada surpac dengan cara memasukkan data bor ke dalam
workspace pada surpac, kemudian pilih display drillhole. Setelah itu kita merubah
tampilan warna data bedrock, saprolite, dan limonite pada menu display drillhole
styles.
Dalam penentuan parameter kadar Ni menggunakan cut off grade untuk
menentukan waste atau ore dari material bahan galian. Waste merupakan endapan bijih
dengan kadar rendah atau batuan yang tidak memiliki kandungan mineral dan ore
adalah bijih berbahan mineral yang bernilai ekonomis tinggi. COG (cut off grade) yang
digunakan adalah 1,65. Kadar 1,65-10 yang artinya nikel memiliki kadar 1,65-10 akan
dinyatakan menjadi kelompok zona saprolit, maksud dari penggunaan parameter
adalah batasan kadar dari drillhole untuk menampilkan display drillhole di surpac
sesuai dengan parameter yang digunakan.