Anda di halaman 1dari 28

2.

2 MINING GEOLOGICAL DATABASE


LAPORAN PRAKTIKUM
MINING GEOLOGICAL DATABASE

CATUR RAHMAD SYABANI


09320200015
C3

PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki
jenis data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga
memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan
mendukung beberapa jenis database, termasuk oracle, paradox dan microsoft access.
Surpac juga mendukung open connectivity database (ODBC) dan dapat terhubung ke
database di seluruh jaringan. Surpac database bisa berisi maksimum 50 tabel dan tiap
tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan 2 tabel wajib
dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey (Sufriadin, 2013).
Surpac merupakan software yang digunakan dalam pekerjaan perhitungan cut
and fill, design cut and fill, data prosesing pengukuran, pembuatan peta, sampai ploting
hasil peta, blasting design, mine design, perhitungan cadangan mineral dll. Selain itu,
surpac juga merupakan salah satu software tambang analis yang paling popular dan
terbaik dan mumpuni dalam menangani cakupan kerja di bidang eksplorasi maupun
mining engineer. Software surpac tersebar hampir di 90 negara di dunia. Software
surpac memberikan efisiensi dan akurasi melalui kemudahan penggunaan model 3D,
grafis yang bagus dan alur kerja otomatis serta dapat disesuaikan dengan proses kerja
khususnya untuk perusahaan yang bergerak di industri pertambangan. Format file yang
biasa digunakan untuk menyimpan informasi dalam surpac berupa file string. File
string berisi informasi koordinat sebuah titik atau lebih dan deskripsi titik-titik
tersebut. Prinsip dasar perhitungan volume pada surpac adalah menghitung volume
intersect antara dua obyek solid (data existing dan design) yang dibatasi oleh pembatas
area (boundary) yang dibentuk dengan acuan data design (Frea Wika, 2016).
Praktikum perencanaan tambang terbuka mata acara mining geological
database bermaksud untuk mempelajari tentang mining geological database dan
pengapliakasian software surpac. Tujuannya yaitu mengetahui tentang nikel laterit,
mengetahui pengaplikasian software surpac 6.6.2 dalam membuat database nikel
laterit dan mengetahui cara mengatur drillhole dan display drillhole (Deprian, 2023).

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 36
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Praktikum perencanaan tambang terbuka pada mata acara mining geological
database bermaksud agar praktikan dapat mengetahui tentang mining geological
database dan pengaplikasian software surpac dalam pengelolaan database nikel.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang nikel laterit, genesa nikel laterit dan lapisan nikel laterit;
2. Mengetahui pengaplikasian software surpac 6.6.2 dalam membuat database,
import database dan cek database;
3. Mengetahui cara mengatur drillhole style dan display drillhole.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Flashdisk;
3. Laptop;
4. Mouse;
5. Stop kontak.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS;
2. Software surpac 6.6.2.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 37
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Endapan Nikel Laterit

Nikel merupakan salah satu komoditas tambang utama dari negara Indonesia.
Pada dasarnya sumber bahan galian nikel di alam dapat dijumpai dalam dua bentuk
yaitu nikel primer yang berasal dari pembekuan magma yang bersifat ultrabasa dan
nikel sekunder yang dihasilkan oleh proses pengkayaan sekunder di bawah zona water
table. Di Indonesia sumber nikel hanya dijumpai dalam bentuk nikel sekunder atau
yang disebut juga sebagai nikel laterit. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Istilah
laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya oksida besi, miskin unsur silika dan
secara intensif ditemukan pada endapan lapukan pada iklim tropis. Ada juga yang
mengartikan nikel laterit sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara
ekonomis dapat ditambang. Batuan induk endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa
umumnya dari jenis harzburgit (peridotit yang kaya unsur ortopiroksen), dunite dan
jenis peridotite yang lain. Endapan nikel laterit ini ditemukan di daerah Indonesia
bagian timur seperti pulau Sulawesi, pulau-pulau di Maluku Utara maupun di daerah
Papua. Di daerah Maba, Pulau Halmahera, Maluku Utara dijumpai deposit nikel laterit
dengan sebaran yang cukup luas.
Endapan nikel di daerah ini terbentuk bersama mineral silikat kaya unsur Mg
(olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung.
Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari
batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan indikasi awal
pelapukan (weathering front) tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional.
Endapan nikel laterit dicirikan dengan adanya pelapukan mengulit bawang (spheroidal
weathering) dan umumnya tersebar di daerah sepanjang struktur kekar dan rekahan
(boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg dan Si larut bersama air tanah.
Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya berubah secara total. Hasilnya, oksida
besi mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal di atas saprolite kita kenal
sebagai mineral oksida besi jenis limonite. Nikel berasosiasi juga dengan mineral jenis
oksida besi yang lain terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel yang berasosiasi
dengan oksida besi berkadar 1,2% (Isjudarto, 2013).

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 38
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn dan Co
secara residual dan sekunder (Syafrizal dkk, 2011; Burger, 1996). Nikel laterit
dicirikan oleh adanya logam oksida yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni
dan Fe (Cahit dkk, 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan
nikel laterit adalah morfologi, batuan asal dan tingkat pelapukan (Kurniadi dkk, 2017).
Tingkat pelapukan yang tinggi sangat berperan terhadap proses lateritisasi (Tonggiroh
dkk, 2012). Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari proses pelapukan yang
intensif pada batuan peridotit (Sundari dan Woro, 2012), selanjutnya infiltrasi air hujan
masuk ke dalam zona retakan batuan dan akan melarutkan mineral yang mudah larut
pada batuan dasar. Mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal di permukaan
sehingga mengalami pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg dan Si (Lintjewas,
Setiawan dan Kausar, 2019).

2.2 Genesa Endapan Nikel Laterit

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat
berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara
(O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu,
bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk
kristal mineral baru. Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi
mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan
berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering
atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat mencerminkan kecepatan pelapukan,
tetapi temperatur sulit dapat diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia
akan meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10°C. Mineral basa pada
umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan
lebih cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada
batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan
semennya.
Pada pelapukan kimia khususnya air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari
udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak
stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultrabasa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 39
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Di


dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya
membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit dan hematit dekat permukaan.
Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni dan Si terus menerus kebawah selama
larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral
akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk
membentuk endapan hydro silikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau
hydro silikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap
pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit dan
krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyawa yang disebut
saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan
Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan
dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau
rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas
petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar
pelapukan (root of weathering). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih
nikel laterit ini adalah:
1. Batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultrabasa. Dalam hal ini pada
batuan ultrabasa tersebut terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara
batuan lainnya mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau
tidak stabil, seperti olivin dan piroksin mempunyai komponen yang mudah
larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik.
2. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan
terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur. Perbedaan temperatur yang
cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan
terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau
reaksi kimia pada batuan.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 40
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3. Reagen-reagen kimia dan vegetasi


Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-
senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang
mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan
kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat
merubah pH larutan. Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi
daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan:
a. Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur
akar pohon-pohonan.
b. Akumulasi air hujan akan lebih banyak.
c. Humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel
yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi.
4. Struktur
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah penelitian adalah struktur
kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui,
batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga
penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan
lebih memudahkan masuknya air.
5. Topografi
Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak
perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan
penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan.
Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai
kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah
air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif.
6. Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi (Isjudarto, 2013).

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 41
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

2.3 Profil Endapan Nikel Laterit

Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau
top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit dan bedrock.
1. Lapisan tanah penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa
tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe
Oksida (mineral hematite dan goethite) dan Chromiferous dengan kandungan
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0-2 m. Tekstur batuan asal
sudah tidak dapat dikenali lagi.
2. Lapisan limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai pasir,
tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit, dengan
tebal lapisan berkisar antara 1-10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal
dan sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur yang
mudah larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan
kadar SiO2 berkisar 2-5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60-
80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh
mineral goethit, disamping juga terdapat magnetit, hematit, kromit, serta kuarsa
sekunder. Pada goethit terikat nikel, chrom, cobalt, vanadium dan aluminium.
3. Lapisan saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang
terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan nikel bertambah, dengan
kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2-4%, sedangkan Magnesium dan Silikon
hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein garnierite,
mangan, serpentin, kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni kalsedon dan di
beberapa tempat sudah terbentuk limonit yang mengandung Fe hidroksida.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 42
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

4. Bedrock (batuan dasar)


Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam kehijauan
terdiri dari bongkah-bongkah batuan dasar dengan ukuran >75 cm, dan secara
umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral mendekati
atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% serta Ni dan Co
antara 0.01-0.30%.

2.4 Mining Geological Database

Seorang ahli mining geology memiliki peran besar dalam sektor pertambangan,
geologi pertambangan atau mining geology menjadi salah satu aspek penting yang
tidak bisa dipisahkan. Mining geology adalah ilmu terapan yang menggabungkan
prinsip-prinsip geologi ekonomi dan teknik pertambangan untuk pengembangan
sumber daya mineral tertentu. Ahli geologi pertambangan dan insinyur bekerja untuk
mengembangkan deposit bijih yang teridentifikasi untuk mengekstraksi bijih secara
ekonomis. Seorang ahli geologi pertambangan memiliki tanggung jawab untuk
memungkinkan keuntungan maksimal dengan meminimalisir masalah. Selain itu,
seorang ahli geologi pertambangan juga diharapkan mampu mempraktikan teori dan
ilmunya dalam dunia tambang. Untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai macam
mineral, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menemukan mineral-mineral
tersebut.
Geologi (geology) adalah ilmu yang berkaitan dengan bagian dalam bumi. Ilmu
tersebut mempelajari struktur, sifat fisik, hingga komposisi bumi. Manusia
memperlajari ilmu ini untuk mengenali beragam mineral alam seperti emas, belerang,
zinc dan sebagainya, sedangkan seorang mining geology engineer, atau ahli geologi
pertambangan, merupakan orang yang telah memahami mengenai komposisi mineral
alam. Seorang ahli geologi pertambangan juga memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kapasitas, baik kuantitas dan kualitas, dari sebuah proyek ekstraksi
mineral. Salah satu tugas mereka adalah menentukan berapa banyak kandungan
mineral dalam sebuah wilayah. Artinya seorang ahli geologi pertambangan akan
memperkirakan dan menentukan berapa lama masa tambang di wilayah tersebut. Di
sisi lain, perkiraan keuntungan, struktur mineral, hingga nilai kadarnya juga
merupakan salah satu tanggung jawab yang akan dihadapi dalam bidang mining

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 43
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

geology. Dengan begitu, potensi keuntungan proyek bisa ditingkatkan. Perlu dipahami
bahwa tugas dari seorang ahli geologi pertambangan tidak berakhir saat proses
pertambangan dimulai. Tugasnya akan berlanjut hingga pada tahap mempelajari
mineral yang telah ditambang sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menentukan
seperti apa kualitasnya. Tahap ini membutuhkan detail perhatian dan pemahaman yang
sangat baik, terutama untuk mencatat berbagai variasi dalam batuan mineral sebagai
bahan informasi lainnya.
Mining geological database adalah proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data geologi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Tujuan utama dari
mining geological database adalah untuk memahami karakteristik dan potensi sumber
daya mineral di suatu wilayah, serta mengoptimalkan kegiatan pertambangan dengan
meminimalkan risiko dan dampak lingkungan.
Beberapa tugas yang dilakukan oleh ahli geologi pertambangan dalam mining
geological database antara lain:
1. Memperkirakan dan menentukan berapa lama masa tambang di suatu wilayah.
2. Menganalisis struktur geologi dan litologi di sekitar area tambang.
3. Mengidentifikasi dan memetakan deposit mineral yang ada.
4. Menganalisis kualitas dan kuantitas sumber daya mineral.
5. Memonitor dan mengelola risiko geologi, seperti longsor, gempa bumi dan
banjir.
6. Mengembangkan model geologi dan melakukan simulasi untuk perencanaan
tambang.
Mining geological database juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
eksplorasi mineral, perencanaan tambang, pengelolaan limbah, dan pemantauan
lingkungan. Dalam skala nasional, pengembangan database geologi pertambangan
dapat menjadi sumber informasi yang otoritatif tentang tambang, deposit mineral dan
distrik mineral yang paling penting di suatu negara.
Seorang mining geology engineer dapat melakukan kerjasama dengan ahli lain
untuk meningkatkan peluang keberhasilan pertambangan. Beberapa ahli juga akan
melakukan kerjasama dengan ahli geology serta metalurgi untuk menemukan solusi
pertambangan terbaik. Beberapa ahli lain juga menjalankan kewajiban mereka
masing-masing untuk mengembangkan peralatan terbaru. Ahli lain juga akan

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 44
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

merancang proses evaluasi dan menentukan metode paling tepat untuk melakukan
ekstraksi mineral berkualitas tinggi. Itulah mengapa para ahli yang bekerja dalam
dunia pertambangan harus melakukan banyak analisa. Dengan analisa menyeluruh,
mereka juga dapat menentukan lokasi yang paling strategis, sehingga keuntungan yang
didapatkan juga semakin tinggi. Seorang yang ahli dalam bidang ini perlu melakukan
rekomendasi, saran dan evaluasi terhadap segala aktivitas pertambangan. Seorang ahli
geologi pertambangan memiliki tanggung jawab besar terhadap proyek yang mereka
tangani. Mereka berkewajban untuk merancang, menyusun, mengawasi hingga
memastikan bahwa aktivitas tambang bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, para ahli
geologi pertambangan juga harus:
1. Merancang lokasi tambang terbuka atau tambang bawah tanah.
2. Melakukan pengawasan terhadap pembangunan poros tambang serta lorong
untuk operasi di bawah tanah.
3. Melakukan perancangan terhadap metode pengangkutan mineral ke pabrik.
4. Menyiapkan dokumen laporan teknis untuk beberapa pihak seperti penambang,
insinyur, hingga supervisor.
5. Seorang mining geology engineer juga harus memantau tingkat produksi untuk
melakukan efektivitas dan evaluasi tambang.
6. Menyediakan solusi alternatif terhadap setiap permasalahan di lokasi reklamasi
kawasan tambang, baik dari aspek tanah, air atau udara. Memastikan bahwa
aktivitas pertambangan dilakukan berdasarkan SOP sehingga proyek berjalan
dengan aman baik dari sisi lingkungan, hukum hingga keamanan.

2.5 Software Surpac

Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Aplikasi surpac dikembangkan oleh Gemcom Software International.Inc (sekarang
berubah nama menjadi Geovia/Surpac Minex Group Pty Ltd). Didirikan pada tahun
1985, Gemcom memiliki jangkauan global memberikan solusi yang komprehensif di
semua pusat pertambangan besar di lebih dari 130 negara.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 45
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 2.1 Tampilan Startup Surpac


Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki
jenis data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Surpac
menggunakan model database relasional dan mendukung beberapa jenis database,
termasuk oracle, paradox dan microsoft access. Surpac database bisa berisi
maksimum 50 tabel dan tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Database
awal yang digunakan dalam pemuatan database Surpac bisa berformat .txt atau .csv.

Gambar 2.2 Halaman Utama Software Surpac

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 46
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Data yang Diperlukan Dalam Pembuatan Mining Geological Database


1. Data Collar

Gambar 3.1 Data Collar


2. Data Survey

Gambar 3.2 Data Survey

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 47
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3. Data Assay

Gambar 3.3 Data Assay


4. Data Geology

Gambar 3.4 Data Geology

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 48
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3.2 Langkah-Langkah Pembuatan Geological Database


1. Pertama-tama buka aplikasi surpac pada laptop dan tentukan folder kerja
dengan cara klik kanan pada folder yang akan dijadikan folder kerja lalu pilih
set as work directory.

Gambar 3.5 Membuat Folder Kerja


2. Langkah selanjutnya yaitu membuat database dengan cara masuk pada menu
database pilih database lalu pilih open/new.

Gambar 3.6 Membuat Database

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 49
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3. Selanjutnya pada menu yang muncul isi seperti pada gambar di bawah ini
kemudian klik apply.

Gambar 3.7 Klik Apply


4. Pada menu yang muncul untuk collar, surver, geology dan assay pada angka 0
diubah menjadi -9999.

Gambar 3.8 Mengatur Lembar Kerja

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 50
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

5. Pada translation dan styles tidak ada yang diubah setelah itu klik apply untuk
menyimpan lembar kerja.

Gambar 3.9 Klik Apply


6. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan data yang akan dijadikan data
pembuatan geological database dengan cara masuk pada menu database lalu
pilih import data.

Gambar 3.10 Mengimpor Data

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 51
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

7. Selanjutnya, pada menu ini hapus centang pada translation dan styles karena
tidak digunakan lalu klik apply.

Gambar 3.11 Klik Apply


8. Pada menu selanjutnya cocokkan kolom berdasarkan data yang dimiliki lalu
klik apply.

Gambar 3.12 Mencocokkan Kolom Berdasarkan Data

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 52
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

9. Kemudian selanjutnya masukkan data csv berdasarkan nama yang ada lalu
apply

Gambar 3.13 Memasukkan Data CSV Berdasarkan Nama


10. Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database
yang telah dibuat lalu pilih display drillhole.

Gambar 3.14 Klik Drillhole Display Styles

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 53
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

11. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini untuk mengatur warna
pada tampilan lubang bor, setelah itu klik apply.

Gambar 3.15 Table and Fields


12. Kemudian klik assay untuk memunculkan attribute lalu klik kanan pada folder
Ni untuk menambahkan get min-max range, lakukan hal yang sama pada
geologi, klik kanan pada litologi untuk menambahkan get field codes.

Gambar 3.16 Menambahkan Get Min-Max Range pada Assay

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 54
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.17 Menambahkan Get Field Codes pada Geologi (Litologi)


13. Selanjutnya mengatur Value Min-Max serta menganti warna yang diinginkan
pada drillhole dan juga menganti warna yang diinginkan pada litologi, setelah
itu klik apply.

Gambar 3.18 Mengganti Warna Lubang Bor

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 55
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.19 Mengganti Warna Litologi


14. Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database
yang telah dibuat lalu pilih display drillholes.

Gambar 3.20 Klik Display Drillhole

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 56
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

15. Selanjutnya pada menu yang muncul bagian trace styles isi seperti pada gambar
berikut.

Gambar 3.21 Menu Trace Styles


16. Pada collar styles isi seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.22 Menu Collar Styles

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 57
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

17. Pada labels isi seperti gambar berikut lalu klik apply.

Gambar 3.33 Menu Labels Klik Apply


18. Selanjutnya yaitu akan muncul lubang bor seperti gambar dibawah ini pada
aplikasi surpac.

Gambar 3.24 Drillhole

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 58
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Hasil pembuatan database pada software surpac 6.6.2.

Gambar 4.1 Hasil Pembuatan Database


2. Hasil import dan cek database.

Gambar 4.2 Hasil Import dan Cek Database

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 59
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3. Hasil drillhole database.

Gambar 4.3 Hasil Drillhole Database


4. Hasil pembuatan peta sebaran titik bor.

Gambar 4.4 Hasil Pembuatan Peta Sebaran Titik Bor

4.2 Pembahasan

Langkah pertama dalam pembuatan drillhole database adalah kita perlu


menghubungkan folder tempat penyimpanan file pada surpac, Kemudian membuat
database dengan cara mengklik database, kemudian pilih new atau open file, setelah

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 60
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

itu. Kita menyesuaikan data collar, survey, geology dan assay yang kita miliki dengan
data pada surpac. Selanjutnya mengimpor data collar, survey, geology, assay ke dalam
database dengan cara mengklik database. Kemudian pilih import file. Selanjutnya kita
menyesuaikan kolom database pada surpac. Kemudian kita menampilkan data
geology dan litology pada surpac dengan cara memasukkan data bor ke dalam
workspace pada surpac, kemudian pilih display drillhole. Setelah itu kita merubah
tampilan warna data bedrock, saprolite, dan limonite pada menu display drillhole
styles.
Dalam penentuan parameter kadar Ni menggunakan cut off grade untuk
menentukan waste atau ore dari material bahan galian. Waste merupakan endapan bijih
dengan kadar rendah atau batuan yang tidak memiliki kandungan mineral dan ore
adalah bijih berbahan mineral yang bernilai ekonomis tinggi. COG (cut off grade) yang
digunakan adalah 1,65. Kadar 1,65-10 yang artinya nikel memiliki kadar 1,65-10 akan
dinyatakan menjadi kelompok zona saprolit, maksud dari penggunaan parameter
adalah batasan kadar dari drillhole untuk menampilkan display drillhole di surpac
sesuai dengan parameter yang digunakan.

NUR HIDAYAT CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mining Geological Database - 61

Anda mungkin juga menyukai