Anda di halaman 1dari 38

2.

6 MINE HAULING ROAD DESIGN


PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi sumberdaya mineral Indonesia yang cukup banyak tersebar hampir di


seluruh Nusantara dan merupakan salah satu modal untuk kegiatan pembangunan.
Sektor–sektor industri yang menjadikan sumber daya alam ini menjadi barang
ekonomi yang memiliki suatu nilai jual yang tinggi. Industri pertambangan salah satu
industri yang meraup keuntungan dari hasil sumber daya alam tersebut. Dasar dalam
perencanaan aktivitas pada industri pertambangan adalah tingkat kepastian dari
penyebaran endapan, geometri endapan, jumlah cadangan serta kualitas dari cadangan
tersebut, maka teknik eksplorasi sangat berperan penting dalam seluruh rangkaian
pekerjaan dalam industri pertambangan (Agus dkk, 2015).
Jalan tambang merupakan salah satu prasarana dalam proses penambangan
untuk menghubungkan lokasi-lokasi penting, diantaranya adalah lokasi tambang
menuju ke pelabuhan stockpile, perkantoran, pabrik pengolahan bahan galian
(smelter), perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di area penambangan. Jalan
angkut merupakan sarana tempat berlalu lalangnya truk bermuatan besar yang
memindahkan hasil tambang dari satu tempat ke tempat lainnya. Hauling road
dirancang untuk pengangkutan material berat atau curah dengan truk pengangkut di
area pertambangan (Anwar dkk, 2020).
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara lain
untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Geological database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki jenis data
tertentu. Surpac itu mudah di gunakan dan fleksibel dalam penggunaanya untuk
beberapa bidang pekerjaan untuk geology, surveying dan engineering. Surpac dapat
mengolah data, membuat model cadangan estimasi, perhitungan volume, dan system
grade control. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Surpac menggunakan
model database relasional dan mendukung beberapa jenis database, termasuk oracle,
paradox dan microsoft access (Rasid dkk, 2019).

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 194
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu mengetahui pembuatan mine hauling road
design menggunakan Surpac 6.6.2.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara membuat jalan dan
badan jalan serta mengetahui cara menghitung cut and full.

1.3 Alat Dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Laptop
2. Mouse
3. Terminal Colokan
4. Software Surpac 6.6.2
1.3.2 Bahan
1. Alat Tulis Menulis

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 195
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mine Hauling Road

Jalan angkut secara umum bertujuan untuk menunjang kelancaran operasi


penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang mungkin
terdapat di sepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan mengubah rancangan
jalan untuk meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan kerja. Apabila perlu dibuat
terowongan (tunnel) atau jembatan, maka cara pembuatan dan konstruksinya harus
mengikuti aturan-aturan teknik sipil yang berlaku. Lajur jalan dalam terowongan atau
jembatan umumnya cukup satu dan alat angkut atau kendaraan yang akan melewatinya
masuk secara bergantian. Pada kedua pintu terowongan ditugaskan penjaga yang
mengatur kendaraan masuk secara bergiliran, terutama bila terowongan cukup panjang
(Modul Perencanaan Tambang Terbuka, 2022).

2.2 Pit Tambang Terbuka

Banyak cara untuk mendesain sebuah batas tambang, metodenya dibedakan


oleh ukuran endapan, kuantitas dan kualitas data, asumsi dari engineering dan
kemampuan analisisnya. Langkah pertama untuk perencanaan jangka pendek atau
panjang yaitu dengan menentukan batas dari tambang. Urutan penambangan didesain
selama tiga bulan dan di buat dalam bentuk peta. Desain peta nantinya dibuat dengan
mempertimbangkan target pengupasan overburden dan batubara yang di dapatkan
sesuai dengan stripping ratio. Berdasarkan target yang telah ditetapkan maka dengan
memperoleh produktivitas masing – masing alat dan jam kerja alat yang efektif dapat
diketahui berapa alat yang akan dialokasikan untuk proses penambangan.
Hal utama yang harus diperhatikan sebelum eksploitasi penambangan adalah
pemilihan dalam sistem penambangan yang paling sesuai dengan keadaan endapan
yang ada. Namun dengan batasan keamanan, teknologi dan ekonomi guna mencapai
keuntungan yang maksimum dengan ongkos yang rendah. Salah satu aspek yang
penting dalam sebuah perencanaan tambang yaitu bagaimana merancang desain pit

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 196
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

tambang. Perancangan desain pit dilakukan pada saat setelah tahap eksplorasi dan studi
konseptual. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tambang adalah
penentuan batas awal dan batas akhir penambangan (pit limit/boundary pit), bentuk
desain pit tambang, penjadwalan produksi, sequence penambangan serta arah
kemajuan penambangan (Rasid dkk, 2019).
Optimasi pit adalah usaha untuk menentukan batas tambang terbaik (ultimate
pit limit) dan menentukan cadangan optimum yang memberikan pofit margin terbaik.
Metode yang sering diterapkan dalam optimasi pit adalah metode Learch Grossman,
kerucut mengambang (floating/moving cone) dan metode penambahan ekspansi pit
(incremental pit expansion), Metode Learch-Grossman dan kerucut mengambang
(floating/moving cone) lebih sering diterapkan pada tambang bijih. Konsep dari
incremental pit expansion adalah dengan menerapkan metode trial and error (Rifandy
dkk, 2018).
2.3 Endapan Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari
bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M. F.
Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara dan
Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat rapuh
dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat sekali
mengeras dan sangat kuat.
Endapan Nikel Laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultrabasa
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan
yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan
nikel laterit. Menurut Vinogradov, batuan ultrabasa rata-rata mempunyai kandungan
nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam isi kisi-kisi kristal mineral
olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses
terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan
muatan ion yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 197
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal,
akan mengubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit
peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas
dingin yang bekerja konstinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan
induk. Berikut susunan stratigrafi yang terdapat dalam endapan nikel laterit dan
dideskripsikan dari bawah ke atas yang merupakan urutan actual (Windi, 2021).
Laterit merupakan regolith atau tubuh batuan yang mempunyai kandungan Fe
yang tinggi dan telah mengalami pelapukan, termasuk di dalamnya profil endapan
material hasil transportasi yang masih tampak batuan asalnya. Sebagian besar endapan
laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi,
sebagai contoh endapan besi, nikel, mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu
material dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses
pelapukan yang terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Sebagian
besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai
ekonomis tinggi Di dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang
diakibatkan oleh adanya proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder.

2.4 Genesa Endapan Nikel Laterit

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan


ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung
olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan
mudah mengalami proses pelapukan. Proses pelapukan dimulai pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung
mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya
mengandung 0,30% nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan
lateritic.
Nikel adalah logam serba guna dengan kombinasi sifat yang sangat unik
sehingga menjadikannya cocok untuk digunakan dalam berbagai fungsi yang
berbeda. Suatu endapan dapat diketahui ketebalannya apabila sudah dilakukan

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 198
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

kegiatan pengeboran secara sistimatik serta penentuan kadar. Tidak berhenti disitu
saja, hasil pengeboran endapan nikel laterit tersebut dapat divisualisasikan dalam
bentuk pemodelan tiga dimensi dengan bantuan komputer untuk memproses data
hasil lapangan, sehingga perencanaan penambangan dapat dilakukan sebaik mungkin
(Agus, dkk).
Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan terkayakan kembali
oleh material-material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah
sampai pada zona pelindian, fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi ini air
tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung
batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak stabil seperti
olivin/serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan
aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada proses pengendapan
kembali. Endapan besi yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat
dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap
tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam
tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan
pelindihan/leaching (Mukhaimin, 2021).
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si) dan Nikel
(Ni) akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam. Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut
akan cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium
hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit (Ni,Mg)6Si4O10(OH)8 atau mineral
pembawa Ni.
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,
maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona
air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar(bedrock).
Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral
garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung
terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan supergen/supergen
enrichment. Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di zona saprolit. Dalam satu

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 199
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona pengkayaan yang lebih
dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu berubah-ubah,
terutama tergantung dari perubahan musim.
Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang
tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut
sebagai zona batuan dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik seperti
Peridotit atau Dunit. Proses pelindian batuan lapuk merupakan proses yang terjadi
pada pembentukan endapan laterit, proses ini memiliki penyebaran unsur-unsur yang
tidak merata dan menghasilkan konsentrasi bijih yang sangat bergantung pada
migrasi air tanah (Mukhaimin, 2021).
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Endapan
Proses dan kondisi yang mengendalikan proses lateritisasi batuan ultramafik
sangat beragam dengan ukuran yang berbeda sehingga membentuk sifat profil yang
beragam antara satu tempat ke tempat lain, dalam komposisi kimia dan mineral dan
dalam perkembangan relatif tiap zona profil. Faktor yang mempengaruhi efisiensi dan
tingkat pelapukan kimia yang pada akhirnya mempengaruhi pembentukan adalah:
a. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim tropis dan
sub tropis, pada curah hujan dan sinar matahari memegang peranan penting
dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan
asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi menimbulkan
perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-pecah, disebut
pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat permukaan
bumi. Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang
melewati tanah, yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan
komponen yang dapat dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan
juga penting. Suhu tanah yang tinggi menambah energi kinetik pelapukan.
b. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan
sirkulasi air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 200
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

pengendapan bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan


kemiringan antara 10–30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke
permukaan lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap
kedalam tanah, sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif.
Pada daerah ini sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan
endapan nikel yang tipis. Sedangkan pada daerah yang landai, air hujan
bergerak perlahan-lahan sehingga mempunyai kesempatan untuk
mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori
batuan dan mengakibatkan terjadinya pelapukan kimiawi secara intensif.
Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai
sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi.
c. Tipe Batuan Asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan
nikel laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni
0.2- 0.3%, merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara
batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau
tidak stabil (seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen
yang mudah larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik
untuk nikel. Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan
batuan terhadap pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang
mineral baru.
d. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses
pelapukan terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat
pula berfungsi sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang
mengandung Ni sebagai vein- vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku
mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 201
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut lebih


memudahkan masuknya air dan proses pelapukan yang terjadi akan lebih
intensif. mempunyai komponen-komponen yang mudah larut, serta akan
memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
e. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia.
Asam-asam humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa
tumbuhan akan menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta
membantu proses pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam
humus ini erat kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini,
vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah
dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air
hujan, serta menebalkan lapisan humus.
f. Waktu
Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,
transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau
jutaan tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk endapan
yang tipis. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang
cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Banyak dari faktor
tersebut yang saling berhubungan dan karakteristik profil di satu tempat dapat
digambarkan sebagai efek gabungan dari semua faktor.
Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan kadar pelapukan kimia
di dasar profil dan pemindahan fisik ujung profil karena erosi. Tingkat
pelapukan kimia bervariasi antara 10-50 m per juta tahun, biasanya sesuai
dengan jumlah air yang melalui profil, dan 2-3 kali lebih cepat dalam batuan
ultrabasa daripada batuan asam. Di samping jenis batuan asal, intensitas
pelapukan dan struktur batuan yang sangat mempengaruhi potensi endapan

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 202
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

nikel lateritik, maka informasi perilaku mobilitas unsur selama pelapukan


akan sangat membantu dalam menentukan zonasi bijih di lapangan faktor
terpisah yang terjadi melewati waktu, ketimbang didominasi oleh satu faktor
(Coronas, 2017).

2.5 Profil Endapan Nikel Laterit

Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau
top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit dan bedrock (Lintjewas, 2019).
2.5.1. Lapisan Tanah Penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa tumbuhan.
Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe- Oksida (mineral
Hematite dan Goethite) dan Chromiferous dengan kandungan nikel relatif rendah.
Tebal lapisan bervariasi antara 0–2 m. Tekstur batuan asal sudah tidak dapat dikenali
lagi.
2.5.2. Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai
pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit, dengan
tebal lapisan berkisar antara 1–10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan
sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur yang mudah larut
hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar SiO2
berkisar 2–5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60–80% berat dan
kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh mineral Goethit,
disamping juga terdapat Magnetit, Hematit, Kromit, serta Kuarsa sekunder. Pada
Goethit terikat Nikel, Chrom, Cobalt, Vanadium dan Aluminium.
2.5.3. Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan tekstur
batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang terletak di atas
batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni keseluruhan

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 203
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

lapisan antara 2–4%, sedangkan Magnesium dan Silikon hanya sedikit yang hilang
terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite, Mangan, Serpentin, Kuarsa
sekunder bertekstur boxwork, Ni-Kalsedon dan di beberapa tempat sudah terbentuk
limonit yang mengandung Fe-hidroksida.
2.5.4. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam kehijauan,
terdiri dari bongkah–bongkah batuan dasar dengan ukuran >75 cm. Batuan dasar
(bedrock) memiliki komposisi mineral silikat, antigorit, enstatit, olivin, augit dan
lisardit. Kedalaman batuan dasar (bedrock) sekitar 9–10 meter dengan kandungan Ni
sekitar 0,95 – 1,28%, Fe sekitar 7,62–8,29%, SiO2 sekitar 42,81–45,85%

2.6 Surpac

Gambar 2.1 Tampilan Startup Surpac 6.6.2


Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Geological database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki jenis data
tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga memiliki
isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan mendukung
beberapa jenis database, termasuk oracle, paradox dan microsoft access. Surpac juga

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 204
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

mendukung Open Connectivity Database (ODBC) dan dapat terhubung ke database


di seluruh jaringan. Surpac database bisa berisi maksimum 50 tabel dan tiap tabel
maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan 2 tabel wajib dalam
database yaitu tabel collar dan tabel survey. Database awal yang akan digunakan
dalam pemuatan database surpac bisa berformat .txt atau .csv. Perencanaan desain
pit dilakukan menggunakan software Surpac. Software Surpac ini merupakan
software tambang yang aplikatif, fleksible dan efisien pada perencanaan tambang
(mine design) sehingga sesuai digunakan pada perencanaan jangka panjang, jangka
menengah maupun jangka pendek pada tambang nikel. Selain menentukan desain pit
perlu dilakukan forcast plan perhitungan kebutuhan peralatn yang dibutuhkan untuk
menunjang hasil produksi pit yang direncanakan (Rasid dkk, 2019).
Database dibuat berdasarkan beberapa variabel seperti holeid (lubang bor),
koordinat titik bor (easting, northing, elevation/x, y, dan z), litologi nikel laterit yaitu
limonit (LIM), saprolit (SAP) dan bedrock (BRK), kedalaman lubang bor eoh/end of
hole, ketebalan setiap lapisan nikel laterit depth from – depth to dan data kadar Ni,
hasil yang akan diperoleh dari pengolahan data yang telah di import ke dalam
software Surpac 6.6.2 yaitu berupa sebaran titik bor tiga dimensi dimana gambar titik
bor tiga dimensi ini menampilkan gambaran sebaran kadar dari bijih serta bentuk
lapisan dari endapan bijih itu sendiri. Pembuatan database digunakan untuk
mengoreksi pengelompokkan serta kebenaran data eksplorasi yang akan
menghasilkan penyebaran titik bor yang merupakan data dasar dalam melakukan
estimasi sumberdaya. Perancangan sistem estimasi sumberdaya harus melihat
parameter yang telah ditentukan sebagai unit kontrol dalam melakukan perhitungan
maupun standarisasi basis database data bor. Untuk menampilkan data-data yang
dihasilkan dari geological database dengan tujuan dapat mengetahui hasil, nilai atau
model yang akan dibuat nantinya untuk menaksir besar sumberdaya dari kadar yang
telah ditentukan sesuai dengan COG dari perusahaan sebagaia cuan dalam estimasi
sumberdaya berdasarkan penyebaran titik bor. Sebaran titik bor yang telah diperoleh
dari pengolahan database dan telah dilakukan proses klasifikasi kadar, dimana kadar
tersebut dikelompokkan berdasarkan tipe bijih (lapisan) yang sesuai dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan pada setiap titik bor agar mendapatkan hasil yang
akurat (Jafar, 2015).

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 205
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

2.7 Kegunaan Surpac

Surpac adalah software yang sudah dikenal didunia pertambangan. Tidak


hanya untuk engineer tapi juga dapat digunakan untuk geology, surveying dan juga
untuk IT dan finance. Surpac itu mudah digunakan dan fleksibel dalam penggunaanya
untuk beberapa bidang pekerjaan untuk geology, surveying dan engineering. Data yang
diberikan berupa data dalam mining dan juga eksplorasi. surpac dapat mengolah data
membuat odel cadangan dan estimasi, perhitungan volume dan system grade control.
Surpac merupakan perangkat lunak perencana tambang yang memiliki berbagai modul
mulai dari pengeboran, peledakan, survei, desain pit, geostatistik, kontrol kadar,
pemodelan blok, pemodelan padat, desain lubang terbuka dan desain bawah tanah.
Pemodelan merupakan tahapan yang dilakukan setelah kegiatan eksplorasi
pengeboran. Pemodelan memberikan gambaran kondisi geologi dan karakteristik
bentuk endapan. Pendekatan pemodelan berdasarkan informasi pengeboran dan
memiliki ketidakpastian. Penggunaan komputer sangat membantu pemodelan dalam
pengolahan, klasifikasi, dan interpretasi data (Mabruri dkk, 2022).

2.8 Keunggulan Surpac

Berdasarkan pengalaman salah satu perusahaan tambang yang cukup besar di


Indonesia, mereka mengatakan surpac dapat meningkatkan cadangan dari seluruh
bidang. Surveyor menggunakan surpac untuk menghitung volume dan engineer juga
dapat menghitung dengan memberikan design 3D dan menghitung untuk mengelola
grade control dan cadangan. Ada banyak software lain di lapangan tetapi tidak ada
yang bisa menggantikan surpac. Sebagai contoh 3D ore dan block model membantu
geologist membuat model dan itu dapat menghasilkan jutaan dolar untuk perusahaan
mereka. Surpac disediakan dalam 6 versi bahasa English, Perancis, Spanyol, German,
China dan Rusia yang menjadi support apabila ada kesulitan. Data yang dihasilkan
dalam surpac mudah untuk dibaca, data dapat dilihat dengan berbagai sistem IT. Data
geography di transfer ke surpac dengan mudah dan surpac memberikan informasi
translate data dengan simple dan mudah sekali untuk di mengerti.
Surpac software merupakan standar technical, untuk mendukung penggunaan
software ini surpac juga memiliki support. Apabila perusahaan ingin memiliki

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 206
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

pegawai dan project yang memiliki skill dalam penggunaan surpac lebih baik lagi,
setiap perusahaan akan mendapatkan service untuk training dengan trainer yang
memiliki pengalaman yang banyak di dunia pertambangan. Dengan surpac dipastikan
pekerjaan di lapangan dapat lebih ringan. Standar prosedur ini berlaku untuk semua
operasi perhitungan estimasi sumberdaya mineral dengan menggunakan software
tambang surpac. Database atau basis data adalah suatu kumpulan data yang disimpan
secara sistematis dan dapat diolah maupun dimanipulasi dengan menggunakan
perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Sumberdaya
merupakan akumulasi zat padat, cair, maupun yang berupa gas yang terdapat di alam,
mengandung satu atau beberapa komoditas yang diharapkan dapat diperoleh dan
bernilai ekonomis.
Nikel adalah logam serba guna dengan kombinasi sifat yang sangat unik
sehingga menjadikannya cocok untuk digunakan dalam berbagai fungsi yang berbeda.
Suatu endapan dapat diketahui ketebalannya apabila sudah dilakukan kegiatan
pengeboran secara sistimatik serta penentuan kadar. Tidak berhenti disitu saja, hasil
pengeboran endapan nikel laterit tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk
pemodelan tiga dimensi dengan bantuan komputer untuk memproses data hasil
lapangan, sehingga perencanaan penambangan dapat dilakukan sebaik mungkin
(Agus, dkk).

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 207
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pertama-tama menyiapkan file yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya

Gambar 3.1 Pit and Dump Design


2. Lalu selanjutnya yaitu mengatur slope gradient, dengan cara pada menu klik
design lalu pilih pit design, lalu klik set slope gradient

Gambar 3.2 Set Slope Gradient

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 208
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

3. Setelah klik set slope gradient akan muncul tampilan window set the design
gradient seperti gambar dibawah ini, lalu pada units pilih percentage, lalu pada
gradient ketik 0, setelah itu klik apply

Gambar 3.3 Set the design gradient


4. Setelah klik apply pada set the design gradient, selanjutnya yaitu pada layers
klik new untuk menambahkan lembar kerja yang baru, lalu akan muncul
tampilan create a new layer, pada name silahkan diberi nama untuk lembar
kerja yang baru, setelah itu klik apply

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 209
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

Gambar 3.4 Create a new layer


5. Setelah membuat lembar kerja yang baru, selanjutnya yaitu klik toolbar start
a new segment for digitizing, untuk membuat garis sebagai jalan tambang

Gambar 3.5 Start a new segment for digitising

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 210
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

6. Selanjutnya pada snap mode, pilih triangle

Gambar 3.6 Triangle

7. Setelah klik triangle, selanjutnya membuat garis pada topo untuk jalan
tambang, seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.7 Garis untuk membuat desian jalan tambang

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 211
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

8. Selanjutnya untuk memunculkan garis yang berada dibawah topografi tersebut,


dengan cara klik surface lalu pilih drape segment over DTM

Gambar 3.8 Drape segment over DTM

9. Setelah itu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu klik apply, lalu klik
garis putih yang ada pada topo

Gambar 3.9 Segment over DTM

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 212
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

10. Setelah klik garis putih, maka garis tersebut akan muncul diatas topografi yang
ada pada layar.

Gambar 3.10 Garis jalan tambang

11. Selanjutnya ialah, pada layers matikan dsp2_topo, lalu klik surface pilih
counturing lalu klik smooth string file

Gambar 3.11 Smooth string file

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 213
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

12. Setelah itu akan muncul tampilan smooth counturing string, lalu ikuti seperti
dibawah ini, lalu klik apply

Gambar 3.12 Smooth counturing string

13. Setelah klik apply, pada menu klik design, lalu pilih road design setelah itu
klik create longitudinal profile.

Gambar 3.13 Create longitudinal profile

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 214
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

14. Setelah klik create longitudinal profile, akan muncul tampilan seperti dibawah
ini, pada kolom output string diberi angka 8, agar warna garis yang akan
muncul nantinya akan berbeda dengan warna garis yang sudah ada
sebelumnya, setelah itu klik apply

Gambar 3.14 Create longitudinal profile

15. Setelah itu akan muncul tampilan 2 layar, ada garis merah dan juga garis putih
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.15 Longitudinal Profile

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 215
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

16. Setelah itu klik start a new segment for digitizing, lalu klik garis merah mulai
dari ujung kiri ke ujung kanan

Gambar 3.16 start a new segment for digitizing

17. Setelah membuat garis pada langkah sebelumnya, setelah itu klik design lalu
klik road design pilih apply longitudinal profile

Gambar 3.17 Road Design

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 216
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

18. Lalu selanjutnya klik garis putih yang ada pada layar yang dibawah, klik
sebanyak 2 kali, lalu klik garis putih yang ada pada layar yang diatas, klik
sebanyak 2 kali, setelah muncul tampilan window apply longitudinal profile,
lalu hilangkan centang pada use Dfield (D2) for chainage, lalu klik apply

Gambar 3.18 Apply Longitudinal Profile

19. Setelah itu klik save the active layer to a string to DTM file, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini, lalu klik apply

Gambar 3.19 Save file

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 217
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

20. Setelah itu klik reset graphics, lalu masukkan kembali mhr1_smooth, lalu klik
design pilih road design setelah itu pilih create road outline

Gambar 3.20 Create road outline

21. Setelah itu akan muncul tampilan create a road outline, lalu diisi seperti
dibawah ini setelah itu klik apply

Gambar 3.21 Klik apply

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 218
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

22. Setelah klik apply akan muncul 2 garis berwarna biru, lalu langkah selanjutnya
yaitu klik design pilih pit design lalu klik set slope gradient

Gambar 3.22 Set slope gradietnt

23. Setelah itu akan muncul tampilan set the design gradient, lalu pada units pilih
angle, lalu pada gradient dimasukkan angka 70 setelah itu klik apply

Gambar 3.23 Set the slope gradient

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 219
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

24. Setelah itu klik expand segment by bench height, lalu akan muncul tampilan
seperti dibawah ini, pada bench height dimasukkan angka 1, lalu pada Z
direction pilih down lalu klik apply

Gambar 3.24 Expand segment by bench height


25. Setelah klik apply pada expand segment by bench height akan muncul 1 garis
diluar garis biru, klik expand segment by berm width, pada default berm width
masukkan angka 1 pada horizontal direction pilih expand lalu klik apply

Gambar 3.25 Expand segment by berm width

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 220
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

26. Setelah klik apply pada expand segment by bench height akan muncul 1 garis
tambahan yang berada diluar garis yang telah di expand segment by bench
height, selanjutnya klik design lalu pilih pit design setelah itu klik load a DTM
surface, hilangkan centang pada display DTM lalu klik apply

Gambar 3.26 Load DTM Surface

27. Setelah itu klik expand segment to DTM, lalu akan muncul tampilan seperti
dibawah ini, pada Z direction pilih up, lalu klik apply

Gambar 3.27 Expand segment to DTM

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 221
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

28. Langkah selanjut ialah membuat garis yang sama seperti pada garis yang
berwarna biru yang berada diatas garis putih, klik expand segment by bench
height lalu pada Z direction pilih Up, lalu klik apply

Gambar 3.28 Expand segment by bench height


29. Setelah klik apply pada expand segment by bench height akan muncul garis
yang berada dibawah garis biru, langkah selanjutnya klik expand segment by
berm width lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu klik apply

Gambar 3.29 Expand segment by berm width

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 222
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

30. Setelah itu klik expand segment to DTM, lalu akan muncul tampilan seperti
dibawah ini, pada Z direction pilih down, lalu klik apply

Gambar 3.30 Expand segment to DTM

31. Tampilan setelah melalukan expand segment by bench height, expand segment
by berm width dan expand segment to DTM

Gambar 3.31 Tampilan road design

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 223
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

32. Setelah itu klik save the active layer to a string to DTM file, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini, lalu klik apply

Gambar 3.32 Save file


33. Langkah selanjutnya ialah delete segment selain dari garis yang paling luar,
setelah delete segment klik join the end of one segment to the beginning of
another setelah itu klik garis yang bawah lalu garis yang atas setelah itu akan
muncul seperti dibawah ini

Gambar 3.33 join the end of one segment to the beginning of another

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 224
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

34. Selanjutnya pada ujung garis yang lain akan ditutup juga dengan menggunakan
toolbar close a segment lalu klik salah satu ujung garis dan akan tertutup pada
road design

Gambar 3.34 Close a segment

35. Setelah itu klik save the active layer to a string to DTM file, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini, lalu klik apply

Gambar 3.35 Save file

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 225
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

36. Selanjutnya reset graphics lalu masukkan dsp2_topo.str dan juga


intersec_mhr1_smooth2.str lalu klik edit pilih trim lalu klik clip by selected
segment lalu pilih inside the boundary lalu klik apply

Gambar 3.36 Select and clip data


37. Setelah klik apply, selanjutnya klik control lalu masukkan data mhr1_smooth2
lalu klik save the active layer to a string or DTM file, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini selanjutnya ubah file name lalu klik apply

Gambar 3.37 Save file

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 226
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

38. Selanjutnya klik surface lalu pilih create DTM from layer lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini, hilangkan centang pada perform break line test
lalu klik apply

Gambar 3.38 Create a DTM from a layer

39. Selanjutnya akan muncul tampilan mine hauling road design dalam bentuk
DTM, setelah itu klik save the active layer to a string or DTM file lalu klik
apply

Gambar 3.39 Save file

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 227
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

40. Selanjutnya yaitu menghitung volume, dengan cara klik surface lalu pilih
volumes lalu klik cut and fill between DTMs, dan akan muncul tampilan seperti
dibawah ini, lalu masukkan data sesuai tampilan dibawah lalu klik apply

Gambar 3.40 DTM Cut and fill volumes

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 228
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Hasil road design

Gambar 4.1 Road design

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 229
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD DESIGN

2. Hasil menghitung cut and fill

Gambar 4.2 Volume Cut and fill

4.2 Pembahasan
Jalan tambang di atas dibuat dari pit ke disposal dengan panjang ± 500 m
dengan grid < 10% dengan lebar 10 m kemudian diperoleh hasil perhitungan cut and
fill berdasarkan volume yang didapatkan pada saat membuat desain mine hauling road.
Hasil cut and fill dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Cut and Fill

Cut Volumes Fill Volumes Nett Volumes Net Tonnage


12747 3406 -9342 -9342

JIHAN, S.T. CATUR RAHMAD SYAHBANI


09320200015
Mine Hauling Road Design - 230

Anda mungkin juga menyukai