Jaman dahulu ada seorang raja yang memiliki tujuh orang putri. Sibungsu dengan
nama Nan Tampuk Emas dan sibungsu ini adalah kesayangan sang raja. Jaman
dahulu bagi orang Pakpak jika tidak berlentik/berkikir gigi seorang gadis tidak akan
laku atau tidak akan dipinang oleh pria, dengan alasan : “siapa yang mau digigit ?”.
Suatu hari sang raja memerintahkan ketujuh putrinya agar berangkat kehutan
mencari baja pada hari yang telah dipilih dan ditentukan oleh raja.Kata raja : “ kalian
bertujuh ambillah baja hari ini putriku, karna hari ini sudah memasuki hari anggara
diberikan tugas yang sedikit berbeda dari keenam kakaknya.”Bajamu baja tunggal,
tetapi keenam kakakmu tidak kutentukan mereka bisa mengambil baja yang
manapun. Artinya putriku, kamu harus berdoa dengan hati yang tulus pada saat
Berangkatlah ketujuh putri raja itu, sesampainya dihutan keenam putri (kakak
Emas masih belum mendapatkan baja tunggal meskipun sudah mencari dan melewati
dua bukit dihutan itu. Dan akhirnya pada bukit ketiga Nantampuk Emas menemukan
Setelah menemukan baja tunggal itu, yang pas dengan syarat yang raja
pesankan Nantampuk Emas pun sangat bahagia. Dan berkata dalam hati : “ternyata
aku akan jadi berlentik gigi seperti yang ayahanda raja janjikan sehingga suatu hari
Sanggar laki
Sanggar berru
Tubuhen laki
Dan setelah memotong kayu baja tersebut bersilalah Nantampuk Emas dan berdoa.
Dengan doa : “inilah aku pencari baja tunggal, permohonan untuk masa depanku :
mendapatkan pria berpangkat , tampan, baik hati , dan seorang yang pintar
bijaksana”.
Saat Nantampuk Emas berdoa ada seekor monyet yang mendekatinya. Baja yang
ditemukan Nantampuk Emas kira-kira ada enam batang dan yang membuat
nantampuk emas bingung adalah cara membawanya. ”Aku ingin pulang ke istana
karna bajaku sudah ada, sedangkan aku tidak mampu membawa baja ini. Jika aku
meninggalkan pergi takutnya baja tunggal dirusak oleh monyet itu”. Kata
Nantampuk Emas. Namun simonyet mulai menjauh dari Nantampuk Emas tetapi tak
“ Harimau…….! “ teriak Nantampuk Emas. Saat suara jejak itu masih terdengar,
datanglah simonyet (Sitagandera) dari sebelah kanan Nantampuk Emas dan duduk
menggigil karna baru kali ini Nantampuk Emas melihat Monyet besar seperti itu.
Sebab baru kali ini dia ke hutan dan tidak pernah keladang sekalipun.
NANTAMPUK EMAS
Mulailah simonyet atau Si Tagan Dera mencoba mengambil hati Nan Tampuk
Emas dengan segala cara hingga akhirnya hati NanTampuk Emas luluh dan mereka
Tagan Dera : “ janji kita berdua , jangan menyesal hidup bersamaku karna
kita adalah dua rupa yang berbeda dan jangan pernah berubah pikiran saat
Nan Tampuk Emas : “ iya , tetapi ada juga yang akan aku katakan.
Nana Tampuk Emas : “ bagaimana pun miskinnya kami, seperti apapun rupa
dan wajah kami jeleknya tak ada yang pernah diberi nama monyet, kalau
Nan Tampuk Emas: “ Sitaganderalah kubuat namamu”. Dan ketika kita akan
pergi ke istana maka buatlah nditak (kue dari tepung beras/ makanan khas
Setelah berjanjiSi Tagan Dera meminta pengajaran dari Nan Tampuk Emas
dan Nan Tampuk Emas pun bersedih karnaSi Tagan Dera (monyet) itulah jodohnya.
Mereka berdua tinggal dihutan yaitu dibukit Si Pitu Cundut disanaNan Tampuk
Emas mengajari Si Tagan Dera bagaimana adat manusia agar Si Tagan Dera bisa
belajar selama satu tahun bagaimana adat manusia. Lama sudah Nan Tampuk Emas
hidup dihutan hanya dengan memakan buah dari hutan siang dan malam hingga
Namun lama kelamaan Nan Tampuk Emas semakin kurus dan jelek sehingga malu
melihat orang-orang. Karena merasa sangat ingin memakan nasi, memakai tudung,
dan makan sirih makaNan Tampuk Emas menyuruh Si Tagan Dera pergi mencuri
nasi, sirih dan kain orang yang lagi menjaga padi diladang.
Pendek cerita Si Tagan Dera pun bergegas pergi untuk melakukan permintaanNan
Tampuk Emas , dan setelah mendapatkan tiga tas sirih, tiga kain untuk tudung, dan
tiga bungkus nasi diberikannyalah kepada Nan Tampuk Emas hingga badannya
kembali berisi lagi. Namun Nan Tampuk Emas belum puas dengan semua itu,Nan
Tampuk Emas menyuruhSi Tagan Dera untuk pergi keistana raja yaitu rumah
ayahnya sendiri untuk mengambil baju merapi-api dan sarung belayan dan kain oleh
sori-sori sampur. Nan Tampuk Emas menceritakan bagaimana cara untuk mengambil
dan mendapatkan barang yang dibutuhkan setra waktu yang tepat dimana anjing dan
penduduk tidak berada dirumah. Nan Tampuk Emas juga menceritakan bentuk
rumah raja yaitu dengan tujuh cawan junjungannya, tujuh jendelanya, dan satu mejan
(patung besar yang terbuat dari batu) didepan istana tersebut. Yang harus diambil Si
Tagan Dera adalah mengambil baju dan kujur abang Nan Tampuk Emas untuk
dipakai olehSi Tagan Dera namun setelah kembali keistana harus dikembalikan
Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan kembalilah Si Tagan Dera ke hutan
yaitu bukit Si Pitu Cundut serta memperlihatkan apa yang telah didapatkannya
untuk mengunjungi orangtuanya. Ternyata hari yang cocok itu dibutuhkan waktu
sepuluh hari lagi. Dalam waktu yang sepuluh hari ini disinilah Si Tagan Dera diajari
Nan Tampuk Emas dipangkuannya sambil mencari kutu monyet tersebut. Nan
keluarganya di istana, bagaimana cara duduk, memberikan sirih sebagai syarat adat
dan menceritakan setiap cirri ibu ayah dan saudaranya . Ayahnya yang memakai tikar
yang berambu-rambu, ubanan, ibunya yang giginya sudah banyak yang patah. Abang
sulungnya yang bernama Gindar Mataniari tempatnya bagian kanan ruangan istana
dan abangnya kedua yang memakai kalung bunglon emas satu bulatan, yaitu bunglon
terbalik. Tempat abang ini poisinya dikiri ruangan istana serta abang bungsunya
yaitu abang yang ketiga memakai gelang keroncong. Nan Tampuk Emas juga
mengajarkan banyak adat istiadat manusia serta bagaimana peraturan bagi orang
Setelah hari yang ditentukan itu tiba, yaitu cukera 20, turunlah mereka berdua dari
pohon hutan dibukit Si Pitu Cundut dan memakaikan pakaian adat kebesaran kepada
Si Tagan Dera yang ternyata setelah dikenakan Si Tagan Dera tidak bisa berjalan
dengan pakaian beserta perlengkapannya seperi sarung, golok, kujur dan tas yang
harus dipakainya denan lengkap. Sehingga Nan Tampuk Emas memberikan pilihan
untu memakainya setelah dekat halaman istana agar tidak malu pada ayahnya. Nan
Tampuk Emas menjinjing pakaian Si Tagan Dera dengan berjalan danSi Tagan Dera
melompat-lompat dari atas kayu mengikutinya karna itu adalah kebiasaan seekor
monyet.
Sesampainya dekat halaman istana yaitu perbatasan kampung yang dikelilingi oleh
Sesampainya dirumah istana ternyata raja ayahnya telah semakin tua dan menyambut
satu tahun. IbuNan Tampuk Emas yang sudah lumpuh dan tidak bergerak dari tempat
tidur karna setiap hari menangisi Nan Tampuk Emas yang dikira telah meninggal
menjadi sehat dan sembuh kembali saat Nan Tampuk Emas hadir dan memeluk sang
ibu.
Setelahu Nan Tampuk Emas menyampaikan semua yang terjadi pada dirinya dan
suaminya yang ikut bersamanya yaitu seekor monyet. Tidak disangka ternyata sang
anjing di desa itu agar calon menantunya Si Tagan Dera (monyet) tidak ketakutan.
Raja pun menyambut menantunya sesuai adat Pakpak dengan kata-kata yang sangat
sopan dan makanan adat, diantaranya: 1 piring pisang, satu piring tebbu, 2 buah
Didalam istana banyak kejadian lucu yang dilakukan oleh Si Tagan Dera seperti
yang dilakukannya di bukit Si Pitu Cundut, Si Tagan Dera membuka semua pakaian
yang dipakainya, menyantap semua makanan yang disediakan dan mengambil pucuk
tebu dari dapur serta memanjat ditiang rumah istana sambil mengambil labah-labah
diruangan itu. Sampai kesabaran Nan Tampuk Emas pun mulai berkurang. Namun
seperti yang dipesankan oleh raja tak satu pun penduduk dan keluarga menertawakan
Nan Tampuk Emas pun mulai lagilah melantunkan nangennya untuk mengingatkan
Si Tagan Dera, dan ternyata Si Tagan Dera mengerti, turunlah ia dan segera meminta
maaf pada raja. Raja pun memaafkan kelakuan sang menantu dengan senang hati dan
menyuruhnya keatas, maksud raja keatas tahta kursi raja. Namun Si Tagan Dera
mengira raja menyuruhnya kembalai keatas tiang istana.Nan Tampuk Emas pun
semakin emosi dan mohon pamit untuk kembali kehutan kepada Raja. Raja pun
menyetujuinya asalkan Si Tagan Dera juga setuju dengan permintaan Nan Tampuk
Tagan Dera kembali kehutan bukit Si Pitu Cundut. Akan tetapi Si Tagan Deratidak
mau dan mengajak Nan Tampuk Emas ikut naik keatas tiang istana.
Tagan Dera mengira untuk merayakan pesta perkawinan mereka. Pada hari itu juga
raja memanggil Nan Tampuk Emas dan menyuruhnya kesungai mengambil seekor
ikan sebagai syarat perkawinan dan tanpa ada pertanyaan,Nan Tampuk Emas pun
langsung bergegas pergi kesungai. Setelah Nan Tampuk Emas berangkat dari istana
mulailah raja menyusun rencana jahat untuk membunuh monyet (Si Tagan Dera)
menantunya tersebut.
Dengan segala akal-akalan mereka raja pun menipuSi Tagan Dera dengan
mengatakan Nan Tampuk Emas telah mengalami demam parah dan mengatakan
bahwa dialahyang berselimut tebal didapur yang ternyata adalah dua ekor anjing
Dera membuka selimut tersebut, habislah tubuh monyet tersebut diterkam oleh kedua
Tak lama setelah kejadian ini berlangsung, Nan Tampuk Emas pun pulang dan
ternyata dia merasakan kematianSi Tagan Dera hingga Nan Tampuk Emas tidak
sampai kesungai karna firasat buruknya mengenaiSi Tagan Dera (rohSi Tagan Dera)
yang mengikuti langkah kakinya dari rumah. Segala cara dan kata-kata diusahakan
raja untuk mengelabuiNan Tampuk Emas. Namun ternyata tetap saja pada
yang terluka dan telah mati walaupun matanya masih terbuka dan tergletak diatas
kandang ayam tepatnya dibelakang istana. Nan Tampuk Emas pun mengusap mata
itu agar tertutup dan kemudian membawa mayat Si Tagan Dera keruangan atas istana
yaitu tempat putrid bungsu (Nan Tampuk Emas) degan kain oles dan meletakkan Si
Tagan Dera diatas tikar adat berwarna putih dan dengan tujuh lembar sirih selama
tujuh hari tujuh malam Nan Tampuk Emas menangisi Si Tagan Dera berharap penuh
Pada hari yang terakhir yaitu pada hari yang ketujuh Si Tagan Dera pun hidup
kembali. Sebelumnya selama tujuh hari tujuh malam Nan Tampuk Emas berusaha
mengingat janji yang telah terucap di hutan bukit Si Pitu Cundut. Dimalam pertama,
Nan Tampuk Emas mulai memangku Si Tagan Dera dan menciuminya mengingat
cinta dan kasih sayangnya. Dia pun mengobati luka-luka ditubuh monyet tersebut.
Kemudian dimalam kedua, luka ditubuh monyet itu mulailah sembuh tetapi tetap saja
Nan Tampuk Emas meratapinya dengan semua harapannya agar monyet itu hidup
kembali. DIpikirannya jika memang nanti bau busuk monyet itu telah tercium maka
Nan Tampuk Emas akan membuangnya kesungai. Pada malam ketiga dan malam
Kemudian dimalam kelima dan keenam, luka ditubuh Si Tagan Dera semakin pulih
dan Nan Tampuk Emas tetap menciumu tubuh monyet itu dan menangisinya dengan
lantunan Nangen. Pada malam terakhir yaitu malam ketujuh Si Tagan Dera
menjawab tangisan Nan Tampuk Emas, monyet itu hidup kembali dan meminta
untuk mandi uap selama tiga hari hingga kesetannya pulih kembali.
terhadap Si Tagan Dera. Saat Si Tagan Dera dan Nan Tampuk Emas berbalas kata-
kata mencullah secara tiba-tiba seorang ibu tua yang mandul dihadapan mereka
dengan menceritakan derita yang dirasakan karna tidak bisa memiliki seorang
anakpun.
Si Tagan Dera sangat mengerti dan memahami perasaan ibu mandul itu. Mereka
banyak berbincang-bincang dengan ibu itu yang ternyata ibu tersebut juga
mengalami kebutaan.
Nenek adalah sebutan nereka berdua kepada ibu mandul tersebut. Nenek itu pun
mengajari mereka berdua dan menyuruh Si Tagan Dera untuk membawa tiga lembar
sirih dan pergi kesungai dengan syarat siapapun yang bertanya padanya mau kemana
tidak perlu dijawab. Sinenek menyuruh Si Tagan Dera untuk pergi kesungai tujuh
aliran dan Si Tagan Dera pun mengikuti semua kata-kata nenek tersebut tanpa
bertanya apapun. Sesampainya disungai tujuh aliran itu makanlah daun sirihit dan
segala ilmu, keberanian dan semua yang baik ucap nenek mandul tersebut.
Pendek cerita, selama tujuh malam disungaitujuh aliran tersebut tibalah Si Tagan
Dera pada aliran ketujuh yaitu tempat pemandian Raja. Kira-kira pada jam empat
pagi, keluarlah Si Ttagan Dera dari air tersebut dan dia punsudah berubah menjadi
seorang manusia. Akan tetapi semua bulu badannya semasa dia seekor monyet masih
ada disekitarnya dan dengan cepat Si Tagan Dera pun mengumpulkannya dalam
sebuah kain dan kembali ke istana menjumpai Nan Tampuk Emas kekasihnya.
Sesampainya di istana tempat Nan Tampuk Emas, Nana Tampuk Emas pun sangat
heran bercampur bahagia dan mengucap syukur kepada Tuhan dan nenek mandul
Akhirnya dibuatlah pesta perkawinan yang sangat besar dan meriah dengan
menyembelih limabelas ekor kerbau didesa tersebut. Dan yang tidak pernah diduga
oleh mereka, raja pun memberikan tahtanya kepada Si Tagan Dera untuk menjadi
Lampiran 2
kesayangen deket kekelengen ate orang tuana . Arnia mula oda merlentik simerbaju
oda ikusoken anak perana. Cudalihenna, ise nola kalak lako sarutenna. Jadi ipas
bagidi, roh mo bapana raja mendokken mi berruna si pitu en, asa laus muat baja mi
delleng. I tenggen bapana raja mo ari , roh bapana raja mendokken mi berruna si
pitu en “ki baja mo ke ari en berru”, kumerna enggo anggara peltak. Tapi
merkabus, rundung pak kepeltaken, sadasa sangkundulen, imo asa baja tonggal.
Nai laus mo mi delleng berruna si pitu en.soh mi delleng, si enem kalak soh
kessa menabahi mo, janah oda pella pilihen pokokna selloh belgahna. Ia Nan
Tampuk Emas idalani sada uru malot jumpa, idalani dua uruk malot. Kessa uruk
Dapet kessa mo baja sini dokken bapana ndai, soh mo senangna ukur Nan
Tampuk emas en ndai. Kata Nan Tampuk Emas ibagasen ukurna, saut ma mo aku
Sanggar laki
Sanggar berru
Tubuhen laki
Tubuhen berru
Kembang sila mo ia bakune kin tennah janah mersodip: “im bajangken baja
tonggal, pengidonku seggen sijahe mang aku bana daholi si merpangkat, maholi,
Baja sini buat Nan Tampuk Emas lot mo kira-kira enem batang, odane mo ibettoh
lako merembah bja en ndai. “aku naing laus mi rumah kerna nggo lot bajangku, laus
kedek enda, gumeddek ipodina. “biahat…” dok mo Nan Tampuk Emas en ndai,
geddekgeddek…… nina sikali nai baru roh mo ia, roh mo ia kan kamuhun ia dogok
imo sentabi kata nambodik jonggol mbellen. Jogok kan kamuhun Nan Tampuk Emas
. jadi ipas bagidi, Nan Tampus Emas en pe menggirgir engket kumettek. Oda pernah
idah bagi. I jerro kin ngo bekasna, oda ngo lot mi juma, kerna berru kesayangen,
berru ampun-ampun.
Itebennai Si Tagan Dera en mo memuat ukur Nan Tampuk Emas en, soh ngo
mendena ibain Nambodik en ndai mendahisa ,sampe dapetsa ukur Nan Tampuk
kumerna kita en dua rupa si oda boi iperdosken, janah ulang pernah merobah
Nan Tampuk Emas : “ iya ue maleh, tapi lot mango si naing kudokken bamu.
name, oda pernah lot gelarna bodat, mula boi kugancihi mo gelarmu”.
Tagan Dera : “ boi, kade pe ibaing ko gelarku yang penting lot gelar“.
pas lako laus kita mi sapo bapa bain mo nditak. Kerna bagimo adat nami lako
menggancih gelar.
Dera bai Nan Tampuk Emas en ndai.Ndaoh kalohon mo ate Nan Tampuk Emas en
pitu cundut, isi mo Nan Tampuk Emas mengajari Si Tagan Dera bakune adat
manusia asa boi ibettoh adat jelma selam sada. Enggo mo ndekkah Nan Tampuk
Emas nggelluh I rambah pelin mangan buah kayu ceggen cibon sampe ndaoh atena
Tagan Dera genep ari mo mendenganisa deket muat buah kayu mahan panaganen
Namun dekah ni dekahna makin merung jjanah mroha mo Nan Tampuk Emas
sehingga mela nola mo ia mengidah kalak. Kerna mpot iakap mangan nakan,
mersaong, janah mapurun, kumerna na idi isuruh mo Si Tagan Dera laus menangko
Emas en ndai. Janah enggo kessa dapetsa tellu ucang mapurun,tellu oles mahan
tudung, dekket tellu baka nakan ibreken mo mendahi Nan Tampuk Emas sehinnga
terdah mo nggo mrisi ma balik daging Nan Tampuk. Tapi laju ngo oda puas den
ukur Nan Tampuk Emas, isuuruh Nan Tampuk Emas mo bodat en ndai laus mi sapo
bapana lako muat baju merapi-api dekket sarung belayan deketma oles sori-sori
sampur. Iceritajken Nan Tampuk Emas en mo bakune carana lako muat karina
sipidona idi dekket dahari waktu si pasna oda lot biang isapo dekket jelma pe oda
isapo. Iceritaken Nan Tampuk Emas en mo bakune rupa sapo bapana raja i si
berbawan pitu jujungenna, pitu ganjelana dekket lot sada mejan ijolo sapo na idi.
Sikennah ibuat imo muat abit deket kujur turang Nan Tampuk Emas nalako pakeen
Si Tagan Dera. Tapi nahan mula mulak mi istana kennah ngo iulakken kerna bgingo
adat manusia.
Enggo kessa dapetsa kade sini perluken kalak idi mulak mo Si Tagan Dera mi
peldang si pitu cundut janah ipecidah mo sini buatna sampe puas ukur Setelah
mendapatkan apa yang mereka inginkan kembalilah STD ke hutan yaitu bukit Si Pitu
hati NTE.
Ipilih mo ari simendena na lako mendahi orang tuana idi. Lako mendapetken
ari si mende I kepeken ipeluken mo sipuluh ari nai. Ibagasen sisipuluh ari en mo
iajari Nan Tampuk Emas iabingenna Si Tagan Dera sambil muat kutu bodat en ndai.
Iajari Nan Tampuk Emas mo bakune rencana pejumpa deket karina pamilina i istana
bakune carana kundul, bakune menduduri, dekket menceritaken bakune rupa bapa
memakke bura kelang emas sada kalto-kalto, imo kelang tangkep gelarna. Bekkas
abangna en imo ikambirang mbengket janah turangna siampunen simemakke gelang
Enggo kessa dapet ari sinitentukenna imo cukera 20, turunmo kalak I sidua
ibabo kayu mbelgah idi nai imo ipeldang si pitu cundut janah ipakkeken mo pakken
adat mbelgah mendahiken Si Tagan Dera, tapi enggo kessa ipakke, odanola mo
keppe boi merdalan bodat en ndai kumerna abit dekket golok bak kujur deketpe
ucang sinipakkena. Isa ibre Nan Tampuk Emasmo pilihen mendahisa asa ipakke
karina idi mula enggo njolmit kasean sapo bapana asa ulang mela ia mendahi
bapana idi. Ijujung Nan Tampuk Emas en mo karina pakeen idi ndai. Nan Tampuk
Enggo kessa njolmi mi kasean sapo bapana, imo perbatasen kuta sini
kelilingi batang buluh, ijumpai Nan Tampuk Emas mo bapana janah ipema SI Tagan
Dera mo iperbatasen kuta i asa ialengi nahan ia. Enggo kessa soh isapo bapana
ndai kepeken enggomo makin ntua bapana en imo menambut pekiroh berru ampun-
Kpeken inang Nan Tampuk Emas enggo mo oda nenge boi keke ipedemenna nai
kumerna genep ari tangis idok enggo mate berruna idi, janah langsung mo keke ia
mendahisa dekket bapa dukakna si dekket rebaksa imo sada bodat. Si oda isangka-
sangka isetujui bapana idimo karina janah idokken mendahi karina sitading ikuta I
sopan mende deket ibreken mo panganen imo galuh, tebbu, dua kelapa menguda
Ibagasen sapo en ndai, mbue mo kejadien sioda bage iukur Nan Tampuk
Emas si oda bge niajarkenna ipeldang si Pitu Cundut. Ibuka bodat idi mo karina
abitna, ipangani mo karina panganen silot isi janah ibuat mo pucuk tebbu idapur
mbellang si lot isienggo habis kesabaren Nan Tampuk Emas idi Ndai tapi bage sini
tenahken raja idi sada kalak pe oda lot tertaba mengidah ulah-ulah bodat idi ndai.
Tagan Dera, tapi iantusi bodat en ndai mango keppeken, turun mo ia ibabo pandak
inai. Mido maaf mo ia mendahi rajai janah imaafken raja ingo ia, isuruh mo ia
ballik menangkih mi babo. Maksud raja mi babo tahta kursi raja.tapi idok bodat en
Nan Tampuk Emas janah iarahken mo bodat en mulak mirambah, ipengido mo bana
bapana asa berkat ia mirambah. Isetujui Raja idi ngo, asalken nggeut ma kelana i.
balik mo itebenai Nan Tampuk Emas mernangearahken bodat en ndai mulak balik
mi peldang si pitu cundut. Tapi tong ngo oda nggeut bodat I ndai janah iarahken
Nai isiapken raja en mo pesta mbelgah kalohon, idok Nan Tampuk Emas en
mo deket bapa dukakna lako kipestaken peradaten kalak i. itenggoi raj mo berruna
en ndai janah isuruh mo mi lae lakomuat ikan nalako siarat peradaten. Janah
langsung mo laus berru ampun-ampun nen ndai. Enggo kessa laus ia isapo bapana
ndai nai mulaimo raja en menusun rencana njahatna lako memunuh bodat imo
kelana ndai. Ibain raja en mo taktikna lako mengakali Si Tagan Dera, idokken mo
ntebal igembar ketaring padahalbiang pemburu si melaga kalohon ngo itogong isi.
iakapken ngo keppe permate bodat en ndai asa oda saut ia soh mi lae kumerna
iperakapken iekuti tendi bapa dukakna idi ia. Karina rana mo ipendokkenni bapana
mendahi berruna idi nalako mengakali Nan Tampuk Emas, tapi odango percaya
berru nen janah iidah mo bodat ndai nggo ugahen janah mate ibabo kandang
manuk tapi oda den tutup matana. Iapus Nan Tmpuk Emas mo mata bodat en ndai
asa tutup matana i. iembah mo mibabo mibekkas berru ampun-ampun, ibain mo oles
janah ibain mo ia ibabo belagen mbettar janah ibain mamo pitu lambar gatap.
Selama pitu ari pitu berngin itangisi mo bodat en isi janah merharap asa nggelluh
balik ia.
Iari pepituken iari perpodi nggeluh mo balik Si Tagan Dera. Selama si pitu
ari I gennep ari genep bon ngo Nan Tampuk Emas mersodip janah kitangisi
nambodik idi ndai asa balik keke katena ia mengenget janjina sidua I Peldan Si Pitu
Cundut. Boon perjolo, mulai mo Nan Tampuk Emas kiabingisa janah isanggohi ngo
nambodik en ndai mengenget kesayangenna i. janah itambari ngo karina ugah sini
daging bodat I ndai, iboon peduaken enggo ma mo mulai kerrah ugah idaging bodat
I tapi dak tong ngo itangisi Nan Tampuk Emas ia Janah mengharap kalohon ngo ia
asa balik nggeluh kesayangenna i. mula enggo nan mbau bangkena teranggoh mak
kuambongken nahan mi lae katena. Iboon peteluken deket peempatken, oda den
enggomo makin njuah janah dak tong ma ngo isanggohi Nan Tampuk Emas daging
bodat en ndai dekket itangisken ngo i ibagasen nangenna. Iboon perpodi imo boon
pepituken ialoi Si Tagan Dera mo nangen Nan Tampuk Emas i, nggeluh mo balik
bodat ndai janah ipidoken mo bana kesayangenna i asa merukup ia tellu ari dekahna
Si Tagan Dera. Tupung mernangen kalak i si dua roh mo simpusta sada kalak inang-
inang nggempus si enggo ntua ijolo kalak i si dua. Janah isukutken mo kimpersah
Mengranai mo kalak i samahsa janah kepeken daberru nggempus endai oda mango
merpendidah ia.
Itenggoi kalak i sidua mo mpung bai daberru nggempus i ndai. Iajari mpung
ndaimo kalak i janah isuruh mo Si Tagan Dera asa merembah tellu lambar gatap
janah laus ia mi lae si lot itu alirenna tapi mula lot kalak mengkusoisa lako mike ia
ulang mo pella ialoi. Iueken janah iulaken mo karina sinidokken mpung i ndai, oda
pella lot kuso-kusona. Idokken daberru nggempus i mamo asa mula enggo soh mi lae
piton aliren i asa ipangan mo bulung gatap i ndai janah i bendut sambil igebukken
bana ilea i ndai asa roh rejeki bana, keselamaten, karina nasa kepandeen, janah
Raja simatuana i. kira-kira maga jam empat siceggen, keke mo Si Tagan Dera i lae i
nai janah enggo mo merobah rupana gabe sakalak jelma. Tapi ukum buk ni
dagingna tupung gabe nambodik i den ia igembar ni deng ngo, ipepulung moi janah
Enggo kessa soh iistana ibekkas Nan Tampuk Emas , soh ngo senangna
mercampur heran Nan Tampuk Emas janah mendokken lias ate mbelgah mendahi
Tuhan Permende basa i deket daberru nggempus i si enggo laju oda teridah ne.
Perpodi kalohon ibain raja i nola mo pesta peradaten mbelen janah meriah
kalohon. Iseket mo lima bellas kerbona ikuta i. janah simaing tersengget kalak i,
ibaingken Raja bapa Nan Tampuk Emas i mo kelana SI Tagan Dera gabe Raja si
Lampiran 3
BIODATA INFORMAN
Nama : Cimo Br.Bancin
Umur : 85 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Foto 1. informan: Cimo Br. Bancin.
Foto penulis bersama informan Cimo Br. Bancin.
Foto