Anda di halaman 1dari 8

Teknik Informatika

Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27
Jakarta Pusat, Indonesia 10510
T. 62 21 4256024, 4244016 ext 207
E. jurnal.justit@ftumj.ac.id
H. https:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-
it

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN


PEMILIHAN POSISI KEPALA UNIT (KANIT) PPA DENGAN
METODE WEIGHT PRODUCT
Sumarno1, Jauhari Mustafa Harahap2
1,2
STIKOM Tunas Bangsa. Jalan Jenderal Sudirman Blok A No. 1,2 & 3 Pematangsiantar

sumarno@amiktunasbangsa.ac.id1, jauhari.harahap@gmail.com2

Abstrak

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan POLRI
dalam kaitannya dengan Pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara
di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian maka jajaran kepolisian,
semakin dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat dan sekaligus mewujudkan ketentraman ditengah-tengah masyarakat.
Dalam Undang-Undang ini secara jelas disebutkan mengenai tugas, fungsi dan
wewenang sebagai polisi. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk membuat sistem
pendukung keputusan dalam memilih personil dikepolisian sebagai alat bantu bagi
pimpinan dalam mengambil sebuah kebijakan. Dalam hal ini peneliti mengambil
studi kasus di Polresta Simalungun di bagian Kepala Unit (Kanit) PPA. Data yang
diperoleh berasal dari Polresta Simalungun dan kriteria yang dibuat berdasarkan
keputusan kepala satuan reserse kriminal dengan 8 kriteria penilaian yakni pangkat,
wawasan, tanggungjawab, sikap, kesatuan, kepedulian, paham UU dan
kepemimpinan. Sampel data yang digunakan 3 alternatif untuk pemilihan di bagian
Kepala Unit (Kanit) PPA tahun 2014. Dari sampel tersebut diperoleh nilai tertinggi
0,341 atas nama inisial Mr. B. Diharapkan dengan menggunakan salah satu metode
dalam sistem pendukung keputusan, Proses perhitungan dengan menentukan kriteria
yang telah ditentukan dapat memberikan output berupa rekomendasi kepala Kanit
PPA menggunakan metode Weight Product.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Weight Product, Kanit PPA,
Polresta Simalungun

Abstract

The State Police of the Republic of Indonesia or often abbreviated with the Police in
relation to the Government is one of the functions of state government in the field of
maintaining security and public order, law enforcement, protection, advisory, and
service to the public. With the enactment of Law No. 2 of 2002 on Police, the police
force, the more demanded to be able to provide the best service to the community
and at the same time realize the peace in the midst of society. The law clearly states
the duty, function and authority of the police. This thesis research aims to make the
decision support system in choosing personnel dikepolisian as a tool for the
leadership in taking a policy. In this case the researcher took a case study at Polresta

37 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

simalungun in the Head Unit (Kanit) PPA. Data obtained from Polresta simalungun
and criteria made based on the decision of head of criminal detective unit with 8
criteria of assessment that is panglat, insight, responsibility, attitude, unity, caring,
understanding of Law and leadership. Samples of data used 3 alternatives for
elections in the Head Unit (Kanit) PPA 2014. From the sample obtained the highest
value 0.341 on behalf of initials Mr. B. Expected by using one of the methods in the
decision support system, the calculation process by determining the predetermined
criteria can provide output in the form of recommendation head of Kanit PPA using
weight product method.
Keywords: Decision Support System (SPK), Weight Product, Kanit PPA,
Simalungun Police

PENDAHULUAN masyarakat dan sekaligus mewujudkan


Kepolisian Negara Republik Indonesia ketentraman ditengah-tengah masyarakat.
atau yang sering disingkat dengan Polri dalam Dalam Undang-Undang ini secara jelas
kaitannya dengan Pemerintahan adalah salah disebutkan mengenai tugas, fungsi dan
satu fungsi pemerintahan negara di bidang wewenang sebagai polisi. Namun, melihat
pemeliharaan keamanan dan ketertiban pengaturan dalam Undang-Undang ini
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, kemudian dikaitkan dengan aplikasinya
pengayoman, dan pelayanan kepada dimasyarakat kemudian timbul pertanyaan
masyarakat, yang bertujuan untuk bahwa Apakah kedudukan, fungsi, tugas, dan
mewujudkan keamanan dalam negeri yang wewenang Polri sebagaimana yang telah
meliputi terpeliharanya keamanan dan diakomodir dalam UU Nomor 2 Tahun 2002
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya telah terlaksana dengan baik atau tidak?.
hukum, terselenggranya perlindungan, Dalam hal ini sebuah sistem pendukung
pengayoman, dan pelayanan kepada keputusan dibutuhkan dalam memilih personil
masyarakat, serta terbinanya ketentraman dikepolisian sebagai alat bantu bagi pimpinan
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dalam mengambil sebuah kebijakan. Dalam
azasi manusia. hal ini peneliti mengambil studi kasus di
Dalam menjalankan tugasnya, polisi pada Polresta Simalungun di bagian Kepala Unit
dasarnya akan diperhadapkan dengan (Kanit) PPA.
masyarakat. Disinilah akan tergambar dengan
jelas bagaimana tugas polisi yang METODE PENELITIAN
sesungguhnya sebagai pengayom masyarakat.
Tentunya hal ini adalah tanggung jawab yang Sistem Pendukung Keputusan
besar bagi seorang polisi untuk mendapatkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
kepercayaan dari masyarakat terhadap sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri
pelayanan yang mereka lakukan. Disatu sisi, dari tiga komponen yang saling berinteraksi,
polisi juga adalah sebagai penegak hukum. sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan
Maka tanggung jawab seorang polisi tidaklah komunikasi antara pengguna dan komponen
berhenti sebagai pengayom masyarakat tetapi Sistem Pendukung Keputusan lain), sistem
juga tanggung jawabnya dalam menegakkan pengetahuan (repositori pengetahuan domain
keadilan, dan masih banyak tanggung jawab masalah yang ada pada Sistem Pendukung
lainnya. Keputusan atau sebagai data atau sebagai
Disamping itu, masyarakat masih sangat prosedur), dan sistem pemrosesan masalah
mengharapkan peningkatan peran dan tugas (hubungan antara dua komponen lainnya,
polisi sebagai pengayom, pelindung dan terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
pelayanan masyarakat serta sebagai penegak manipulasi masalah umum yang diperlukan
hukum yang bersih. Dengan berlakunya untuk pengambilan keputusan) (Nofriansyah,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 2014).
tentang Kepolisian maka jajaran kepolisian, Sistem Pendukung Keputusan adalah
semakin dituntut untuk mampu memberikan sistem informasi interaktif yang menyediakan
pelayanan yang sebaik-baiknya kepada informasi, pemodelan dan manipulasi data

38 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

yang digunakan untuk membantu pengambil dapat berfungsi sebagai kesatuan


keputusan pada situasi semi terstruktur dan tak sistem.
seorangpun tahu secara pasti bagaimana 8. Membutuhkan struktur data
keputusan seharusnya dibuat (Fithri & Latifah, komprehensif yang dapat melayani
2010) kebutuhan informasi seluruh
Sistem Pendukung Keputusan adalah tingkatan manajemen.
suatu sistem informasi berbasis komputer 9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu
yang menghasilkan berbagai alternatif sistem pendukung keputusan yang
keputusan untuk membantu manajemen dalam efektif adalah kemudahannya untuk
menangani berbagai permasalahan yang digunakan dan memungkinkan
terstruktur dengan menggunakan data dan keleluasaan pemakai untuk memilih
model (Faqih & Irigasi, 2014). atau mengembangkan pendekatan-
pendekatan baru dalam membahas
Karakteristik Sistem Pendukung masalah yang dihadapi.
Keputusan 10. Kemampuan sistem untuk beradaptasi
Karakteristik dari sistem pendukung secara cepat, dimana pengambil
keputusan adalah sebagai berikut: keputusan dapat menghadapi
1. Mendukung pengambilan keputusan masalah-masalah baru dan pada saat
untuk membahas masalah-masalah yang sama dapat menanganinya
terstruktur, semi struktur, dan tidak dengan cara mengadaptasikan sistem
terstruktur. terhadap kondisi-kondisi perubahan
2. Output ditujukan bagi personil yang terjadi (Nugraha, Surarso, &
organisasi dalam semua tingkatan. Noranita, 2012).
3. Mendukung di semua fase proses
pengambilan keputusan: intelegensi, Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
desain, pilihan. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan
4. Adanya interface manusia atau mesin, yaitu:
dimana manusia (user) tetap a. Identifikasi masalah
mengontrol proses pengambilan b. Pemilihan metode
keputusan. c. Pengumpulan data yang dibutuhkan
5. Menggunakan model-model untuk melaksanakan model keputusan
metematis dan statistik yang sesuai tersebut.
dengan pembahasan. d. Mengimplementasikan model
6. Memiliki kemampuan dialog untuk tersebut
memperoleh informasi sesuai dengan e. Mengevaluasi sisi positif dari setiap
kebutuhan. alternatif yang ada
7. Memiliki subsistem-subsistem yang f. Melaksanakan solusi terpilih
terintegrasi sedemikian rupa sehingga (Siregar, 2015).

Gambar 2.1 Tahap Pengambilan Keputusan (Siregar, 2015)

39 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

S = Preferensi alternatif dianalogikan


1. Tahap Inteligence sebagai vektor S
Suatu tahap proses seseorang dalam Xij = Nilai variabel dari alternatif pada
rangka pengambil keputusan untuk setiap atribut
permasalahan yang dihadapi, terdiri dari Wj = Nilai bobot kriteria
aktivitas penelusuran, pendeteksian serta N = Banyaknya kriteria
proses pengenalan masalah. Data I = Nilai alternatif
masukan diperoleh, diuji dalam rangka J = Nilai kriteria
mengidentifikasi masalah. dimana ∑Wj=1.Wj adalah pangkat
bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan
2. Tahap Design bernilai negatif untuk atribut biaya. Preferensi
Tahap proses pengambil keputusan relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai
setelah tahap intellegence meliputi proses :
untuk mengerti masalah, menurunkan
solusi dan menguji kelayakan solusi.
Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti
menemukan, mengembangkan dan
menganalisa alternatif tindakan yang
dapat dilakukan. .......................(2)
3. Tahap Pemilihan V : Preferensi alternative dianologikan
Pada tahap ini dilakukan proses sebagai vector V
pemilihan diantara berbagai alternatif X : Nilai Kriteria
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil W : Bobot Kriteria / Sub kriteria
pemilihan tersebut kemudian i : Alternatif
diimplementasikan dalam proses j : Kriteria
pengambilan keputusan (Siregar, 2015). n : Banyaknya kriteria (Khairina,
Ivando, & Maharani , 2016)
Weighted Product (WP)
Metode WPM menggunakan perkalian Langkah–langkah Perhitungan Dengan
untuk menghubungkan rating atribut, dimana Metode WP
rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu Langkah – langkah dalam perhitungan
dengan bobot atribut yang bersangkutan. metode Weighted Product adalah sebagai
Prosesini sama halnya dengan proses berikut :
normalisasi. Preferensi untuk alternatif Ai 1. Menentukan kriteria-kriteria yang
(Lestari, 2013): akan dijadikan acuan dalam
Weighted Product (WP) Metode pengambilan keputusan, yaitu Ci
weighted product merupakan metode 2. Menentukan rating kecocokan setiap
untuk menyelesaikan Multi Attribute Decision alternatif pada setiap kriteria.
Making (MADM). Weighted Product 3. Membagi nilai V bagi setiap alternatif
menggunakan teknik perkalian untuk dengan nilai pada setiap alternatif
menghubungkan rating attribute, dimana 4. Ditemukan urutan alternatif terbaik
rating tiap atribut harus dipangkatkan terlebih yang akan menjadi keputusan
dahulu dengan atribut bobot yang (Nofriansyah, 2014)
bersangkutan. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penyelesaian masalah
menggunakan metode Weighted Product HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah : Perhitungan Manual Weight Product (WP)
n Untuk proses perhitungan metode Weight
Si   xij
wj
Product, dapat dilihat pada tabel 3.1. dibawah
...............................(1) ini
j 1
Keterangan :

40 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

Tabel 3.1. Proses perhitungan metode Weight Product


Proses perhitungan dengan
Name metode Weight Product
Actors Admin yang telah ditentukan
Description Use case ini mendeskripsikan
proses perhitungan dalam
penentuan pemilihan Kepala Unit
(Kanit) PPA dengan metode
Weight Product
Admin menginput data kriteria
Basic Flow Calon Kepala Unit (Kanit) PPA
Admin bisa melihat data kriteria
Alternate Flow yang diinputkan
Pre Condition Admin dapat melihat hasil
running time dari hasil
perhitungan
Admin dapat melihat data Gambar 3.1 Lampiran Kriteria Pemilihan Kanit PPA
Post Condition pengujian didalam database
Adapun kriteria menggunakan nilai Crips
Dalam penentuan pemilihan Kepala Unit dimana penilaian dilakukan langsung oleh
(Kanit) PPA, terdapat beberapa kriteria yang Ajudan Komisaris Polisi. Penilaian ini diubah
bisa menjadi acuan sebagai bahan kebilangan Crips agar dapat dilakukan proses
pertimbangan penyeleksian. Dalam hal ini perhitungan dengan menggunakan metode
akan diperlihatkan bagaimana hasil weight product. Adapun daftar konversi
perhitungan manual dengan menggunakan bilangan crips untuk kriteria Wawasan,
algoritma Weight Product (WP) yang Tanggungjawab, Sikap, Kepedulian dan
dilakukan dengan mengambil sampel 5 (lima) Kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 3.2.
data siswa kursus untuk tingkatan Pre berikut:
Primary. Hasil ini nantinya akan Tabel 3.2. Konversi bilangan Crips
dibandingakan dengan output dengan Keterangan (Kategori) Nilai Crips
Sangat Baik (SB) 91-100
menggunakan sistem. Untuk mendapatkan Baik (B) 81-90
hasilnya, terlebih dahulu dilakukan perbaikan Cukup (C) 61-80
bobot, perbaikan bobot menggunakan rumus Kurang (K) <60
Wj. Sebelum melakukan perhitungan Dari konversi nilai yang dilakukan dengan
perbaikan bobot, data input yang digunakan menggunakan acuan tabel 3.2, maka diperoleh
adalah data sampel pemilihan Kepala Unit hasil tabel konversi. Untuk kriteria Pangkat,
(Kanit) PPA tahun 2014. Maka dapat dihitung Kesatuan dan Pahan UU dapat dilihat pada
sebagai berikut: tabel berikut:
a. Data sampel calon Kepala Unit (Kanit) Tabel 3.3. Nilai Kriteria Pangkat
PPA tahun 2014 Keterangan Keterangan Nilai
(Kategori) Crips
Dari tabel 3.1 diatas, proses penilaian terhadap
Perwira Menengah Kombes Pol, AKBP 4
pemilihan Kepala Unit (Kanit) PPA dilakukan dan Kompol
oleh Ajudan Komisaris Polisi dengan Perwira Pertama AKP, Iptu dan Ipda 3
mengacu kepada Lampiran SRT Peraturan Bintara Tinggi Aiptu dan Aipda 2
Kapolri No. 23/VI/2010 Tanggal 30
November 2010. Adapun lampiran kriteria Tabel 3.4. Nilai Kriteria Kesatuan
Keterangan (Kategori) Nilai Crips
dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini : Reserse 4
Satlantas 3
Lainnya 2

Tabel 3.5. Nilai Kriteria Paham UU


Keterangan (Kategori) Nilai Crips
Sangat Menguasai 4
Menguasai 3
Kurang Menguasai 2

41 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

Tabel 3.6. Data olahan & Data Konversi 2 = Rendah,


Calon 3 = Cukup,
Kepala
Unit
Pangkat Wawasan Tanggung 4 = Tinggi,
(C1) (C2) jawab (C3) 5 = Sangat Tinggi.
(Kanit)
PPA
Mr.A Ipda 75 83 Tabel 3.8. Daftar kriteria penilaian yang sudah
diberikan bobot
Mr.B Ipda 87 89 N Nama Inisial Bobot Keterangan
Mr.C Ipda 97 70 o Kriteria
1 C1 5 Sangat
Kepe Pangkat Tinggi
Keped 2 C2 5 Sangat
Sikap Kesatua Paham UU mim
ulian Wawasan Tinggi
(C4) n (C5) (C7) pinan
(C6) 3 Tanggungja C3 5 Sangat
(C8)
Reserse wab Tinggi
76 Krimina 87 Menguasai 83 4 Sikap C4 4 Tinggi
l 5 Kesatuan C5 3 Cukup
Reserse 6 Kepedulian C6 4 Tinggi
Sangat 7 C7 5 Sangat
72 Krimina 95 75
Menguasai Paham UU Tinggi
l
Reserse 8 Kepemimpi C8 5 Sangat
Sangat nan Tinggi
65 Krimina 88 90
Menguasai
l
d. Pengambilan keputusan memberikan
Calon bobot referensi sebagai berikut :
Kepala
Unit
C C C C C C C C W = (5+5+5+4+3+4+5+5) = 36
1 2 3 4 5 6 7 8 e. Sebelumnya dilakukan perbaikan bobot
(Kanit)
PPA terlebih dahulu maka pangkat diperoleh
Mr.A 3 75
8
76 4 87 3 83 dari jumlah w dibagi masing – masing
3 nilai dari kriteria yang sudah ditentukan,
8
Mr.B 3 87
9
72 4 95 4 75 dan hasilnya adalah :
7
Mr.C 3 97 65 4 88 4 90 5
0
𝑊1 =
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
b. Kriteria penilaian yang digunakan = 0,1389
sebagai acuan adalah : 4
Tabel 3.7. Daftar kriteria penilaian 𝑊2 =
No Nama Kriteria Inisial Kepentingan
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
1 Pangkat C1 Benefit = 0,1389
2 Wawasan C2 Benefit 5
3 Tanggungjawab C3 Benefit
𝑊3 =
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
4 Sikap C4 Benefit
= 0,1389
5 Kesatuan C5 Benefit
4
6 Kepedulian C6 Benefit 𝑊4 =
7 Paham UU C7 Benefit (5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
8 Kepemimpinan C8 Benefit = 0,1111
3
c. Menentukan tingkat ketergantungan / 𝑊5 =
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
kepentingan setiap kriteria (bobot). = 0,0833
Dalam menentukan bobot setiap kriteria, 4
hal ini dilakukan oleh pihak pengambil 𝑊6 =
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
keputusan. Bobot ini berupa lingustik yang = 0,1111
terdiri dari Sangat Rendah, Rendah, Cukup, 5
Tinggi dan Sangat Tinggi. Bobot tersebut 𝑊7 =
diterjemahkan dengan nilai crips untuk (5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5)
membantu perhitungan algoritma : = 0,1389
1 = Sangat Rendah,

42 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

5 26,3738
𝑊8 = 𝑉3 =
(5 + 5 + 5 + 4 + 3 + 4 + 5 + 5) 25,1588 + 26,7133 + 26,3738
= 0,1389 = 0,337

Tabel 3.9. Tabel perbaikan bobot kriteria Maka dari perhitungan diatas dapat
Perbaikan diperoleh nilai terbesar terdapat pada Mr.B.
No Kriteria Bobot
Bobot
Untuk lebih jelas perhatikan tabel 3,10 berikut
1 5
Pangkat 0,1389 :
2 5
Wawasan 0, 1389
3
Tanggungjawab
5
0, 1389 Tabel 3.10. Hasil akhir perhitungan Weight
4 4 Product (WP)
Sikap 0, 1111
5 3 Nama Calon
Kesatuan 0, 0833
No Nilai Rank Hasil
6 4 Kanit PPA
Kepedulian 0, 1111
7 5
Paham UU 0, 1389 1 Mr.A Gagal
0,322 3
8 5
Kepemimpinan 0, 1389 2 Mr.B Lulus
0,341 1
3 Mr.C Gagal
0,337 2
Kemudian langkah selanjutnya adalah
menghitung vector S, dimana data – data akan
dikalikan, tetapi sebelumnya dilakukan Flowchart
pemangkatan dengan bobot perubahan yang Flowchart adalah penggambaran secara
ada pada tabel 3.8 : grafik dalam bentuk diagram alir dari suatu
1. S1(Mr.A) algoritma dalam suatu program yang
menyatakan arah alur program dalam
= (30.1389 ) + (750.1389 ) + (830.1389 ) menyelesaikan suatu masalah.
Untuk membangun sistem pendukung
+ (760.1111 ) + (40.0833 )
keputusan untuk menentukan pemilihan
+ (870.1111 ) + (30.1389 )
Kepala Unit (Kanit) PPA dengan metode
+ (830.1389 ) = 25,1588
Weight Product dapat dilihat seperti pada
2. S2(Mr.B )
Gambar 3.7
= (30.1389 ) + (870.1389 ) + (890.1389 )
+ (720.1111 ) + (40.0833 )
+ (950.1111 ) + (40.1389 )
+ (750.1389 ) = 26,7133
3. S3(Mr.C)

= (30.1389 ) + (970.1389 ) + (700.1389 )


+ (650.1111 ) + (40.0833 )
+ (880.1111 ) + (30.1389 )
+ (900.1389 ) = 26,3738
Setelah nilai vector S didapat, maka Gambar 3.7. Flowchart Metode Weight
selanjutnya adalah menjumlahkan Product
seluruh S untuk menghitung V.
Perhitungannya sebagai berikut : KESIMPULAN
𝑉1 Berdasarkan dari hasil implementasi dan
25,1588 pengujian sistem pendukung keputusan
= pemilihan Kanit PPA di Polresta
25,1588 + 26,7133 + 26,3738
= 0,322 Pematangsiantar dengan metode Weight
26,7133 Product, dapat disimpulkan bahwa :
𝑉2 = 1. Sistem dapat menyelesaikan
25,1588 + 26,7133 + 26,3738
= 0,341 permasalahan dengan
mengimplementasikan metode Weight

43 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer


Sumarno, Jauhari Mustafa Harahap Volume 11, Nomor 1
p-ISNN 2089-0265
e-ISSN 2598-3016

Product. Wighted Product Untuk Aplikasi


2. Dari hasil pengujian sistem, metode Pemilihan Smartphone Android .
Weight Product, menghasilkan alternaif Jurnal Infotel, 1-8.
yang sama dengan perhitungan manual
yang dilakukan. Lestari, S. (2013). Penerapan Weighted
4. Dari hasil pengujian, metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon
Product dapat lebih cepat memperoses Karyawan. Jurnal Sistem Informasi,
data dibandingkan dengan pengambilan 540-545.
keputusan yang dilakukan dengan cara
tradisional. Nofriansyah, D. (2014). Konsep Data Mining
5. Sistem akan mengeluarkan output yang vs Sistem Pendukung Keputusan
dapat membantu pengambil keputusan Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.
dalam menentukan Pemilihan Posisi
Kepala Unit (Kanit) PPA dengan Nugraha, F., Surarso, B., & Noranita, B.
Metode Weight Product (WP) (2012). Sistem Pendukung
Keputusan Evaluasi Pemilihan
DAFTAR PUSTAKA Pemenang Pengadaan Aset dengan
Metode Simple Additive Weighting
Faqih, H., & Irigasi, J. (2014). Implementasi (SAW). Jurnal Sistem Informasi
dss dengan metode saw untuk Bisnis, 67-72.
menentukan prioritas pekerjaan
operasi dan pemeliharaan sistem Siregar, M. (2015). Sistem Pendukung
irigasi dpu kabupaten tegal. Jurnal Keputusan Pemilihan Guru Teladan
Bianglala Informatika, 19-32. di SMA Era Utama Pancur Batu.
Pelita Informatika : Informasi dan
Fithri, D. L., & Latifah, N. (2010). Sistem Informatika, 76-84.
Pendukung Keputusan Untuk
Pemberian Bantuan Usaha Mikro
Dengan Metode Simple Additive
Weighting. Majalah Ilmiah
Informatika, 3(2), 117-129.
Khairina, D. M., Ivando, D., & Maharani , S.
(2016). Implementasi Metode

44 JUST IT : Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer

Anda mungkin juga menyukai