Anda di halaman 1dari 12

Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.

php/JAPB
ISSN : 2723-0937

IMPLIMENTASI APLIKASI ELEKTRONIK MANAJEMEN PENYIDIKAN


(E-MP) SATUAN NARKOBA DILIHAT DARI ASPEK KOMUNIKASI
POLRES BARITO TIMUR

Heru Pornomo, Rahmi Hayati


herupurnomoo142@gmail.com, rahmi.hayati777@gmail.com

Program Studi Administrasi Publik, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong Komplek
Stadion Olah Raga Sarabakawa, Kelurahan Pembataan, Kecamatan Murung Pudak,
Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.Telp./Fax (0526)2022484,
Kode Pos 71571
Email : info@stiatabalong.ac.id

ABSTRAK
Aplikasi Manajemen Penyidikan Sat Narkoba merupakan bentuk pelayanan
transparansi penyidikan tindak pidana penyalah gunaan narkotika. Latar belakang
penelitian adalah adanya observasi sementara ditemukan aspek sumberdaya sudah opimal,
aspek struktur birokrasi sudah berjalan baik, aspek desposisi sudah baik pula, namun ada
sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa dari aspek komunikasi belum optimal, ini
terlihat dimana belum tersalurnya Implementasi Aplikasi ini dengan baik kepada
masyarakat, serta belum ada kejelasan dan konsisten terealisasinya aplikasi tersebut,
masyarakat masih banyak yang belum mengetahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisa Implementasi Aplikasi Manajemen Penyidikan Sat Narkoba
Dilihat Dari Aspek Komunikasi Polres Barito Timur. Jenis dan pendekatan penelitian ini
adalah deskriptif- kualitatif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
wawancara sebanyak 5 (lima) informan, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer
penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh
dari dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis menurut Miles
dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan , bahwa
Implementasi Aplikasi Elektronik Manajemen Penyidikan Sat Narkoba Dilihat Dari Aspek
Komunikasi Polres Barito Timur dikatagorikan Terimplementasi.

Kata kunci : Implementasi, Aplikasi, Manajemen Penyidikan.

IMPLEMENTATION OF THE ELECTRONIC APPLICATION OF


INVESTIGATION MANAGEMENT (E-MP) THE DRUGS UNIT VIEW FROM THE
COMMUNICATION ASPECT OF BARITO TIMUR POLICE STATION

ABSTRACT

The Narcotics Unit Investigation Management Application is a form of transparency


service in the investigation of criminal acts of narcotics abuse. The background of the
research is the temporary observation found that the resource aspect is optimal, the
aspect of the bureaucratic structure has been going well, the disposition aspect has been
good too, but there are some people who state that from the communication aspect it is
not optimal, this can be seen where the implementation of this application has not been

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1398


Http://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/JAPB
ISSN : 2723-0937

channeled properly to the public. community, and there is no clarity and consistency in
the realization of the application, there are still many people who do not know. The
purpose of this study was to identify and analyze the Implementation of the Narcotics Unit
Investigation Management Application from the Communication Aspects of the East
Barito Police. The type and approach of this research is descriptive-qualitative. The
technique used for data collection is interviews with 5 (five) informants, observation and
documentation. The primary data sources of this study were obtained from observations
and interviews, while the secondary data were obtained from documentation. The data
analysis method used is analysis according to Miles and Huberman. Based on the results
of the research conducted, it shows that the Implementation of the Electronic Application
Management of the Narcotics Unit Investigation Management Seen from the
Communication Aspects of the East Barito Police Station is categorized as Implemented.

Keywords: Implementation, Application, Investigation Management.

PENDAHULUAN Pelanggaran hukum berupa


Indonesia Negara yang berideologi kejahatan narkotika kerap ditemukan.
Pancasila, tercantum dalam konstitusi Berdasarkan Undang-Undang No. 22
UUD 1945. Sistem hukum Pancasila tahun 1997 tentang Psikotropika Pasal 1
merupakan sistem hukum yang tumbuh mendefinisikan bahwa “Narkotika
dengan kepentingan nilai sosial dan adalah zat atau obat yang berasal dari
konsep keadilan dalam suatu ikatan tanaman atau bukan tanaman, baik
hukum prismatik (gabungan beberapa sintesis maupun semi sintesis yang dapat
hukum membentuk suatu hukum yang menyebabkan penurunan atau perubahan
utuh). Sistem hukum sangat kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
berhubungan dengan ide, cita-cita, dan dan menghilangkan rasa nyeri, serta
tujuan dari masyarakat. Apabila sistem menimbulkan ketergantungan.
sebuah negara berdasarkan pada hukum, Penyalahgunaan narkotika
maka pemerintahan negara itu harus merupakan tindak pidana kejahatan yang
berdasar konstitusi atau undang-undang harus diberantas. Dalam menangani,
dasar sebagai landasan penyelenggaraan diciptakan sebuah terobosan berupa
pemerintahan dalam rangka aplikasi elektronik dari lembaga
meningkatkan kesejahteraan warganya Kepolisian untuk membantu penyidik
(Hamzani, 2014). dalam menangani administrasi
Kepolisian merupakan bagian penyidikan. Berdasarkan Peraturan
pemerintahan Negara yang menjalankan Pemerintah (PP) No. 58 Th 2010,
fungsi pemerintahan dalam penegakan tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
hukum. Sebagaimana Undang-Undang No. 27 th 1983 tentang Pelaksanaan
No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Kitab Undang Undang Hukum Acara
Negara Republik Indonesia pasal 13 Pidana dan Peraturan Kepala Kepolisian
bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Negara Republik Indonesia No. 6 Tahun
Republik Indonesia adalah 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana,
pemeliharaan keamanan dan ketertiban mendefinisikan bahwa Aplikasi
masyarakat, penegakan hukum dan Elektronik manajemen penyidikan yang
memberikan perlindungan, pengayom selanjutnya disebut Aplikasi E-MP
dan pelayanan kepada masyarakat. adalah Aplikasi berbasis website yang

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1399


digunakan oleh Penyidik atau Penyidik dan menebarkan pengaruh dalam
pembantu dalam sistem manajemen manajemen organisasi. Informasi yang
penyidikan, sebagai sarana diketahui para pengambil keputusan
pengendalian/pengawasan dan database hanya bisa didapat melalui komunikasi
perkara pidana. Implementasi kebijakan yang baik. Terdapat tiga indikator yang
Mabes Polri Bareskrim me-lounching digunakan dalam mengkur keberhasilan
Aplikasi Elektronik Manajemen variabel komunikasi. yaitu :
Penyidikan (E-MP) untuk kepentingan 1. Penyaluran Aplikasi Elektronik
organisasi dalam meningkatkan struktur Manajemen Penyidikan memangkas
birokrasi, sumber daya, disposisi, dan birokrasi (transmisi), semua
komunikasi. implementor dapat mengakses,
Struktur birokrasi apliksi ini Penyaluran komunikasi Aplikasi
tersusun baik terbukti pimpinan satuan Elektronik Manajemen Penyidikan
atas mengetahui dan dapat mengontrol sudah ketingkat organisasi terendah
secara langsung kegiatan penyidikan. yaitu Polsek jajaran, sehingga
Struktur birokrasi tidak lepas dari berjalan dengan baik.
komunikasi organisasi untuk 2. Aplikasi Elektronik Manajemen
menjalankan fungsi pengendalian, Penyidikan yang diterima oleh
motivasi, dan informasi (Winarno, pelaksana jelas dan tidak
2008). Sumberdaya. Sumber daya dalam membingungkan atau tidak
aplikasi ini dapat berwujud sumber daya ambigu/mendua. baik berupa
manusia terdiri atas tenaga, dana, sarana bahasa, pesan dan informasi yang
prasarana, kelompok atau organisasi. disampaikan bersifat jelas dan baku.
Sedangkan sumber daya kelompok 3. Aplikasi Elektronik Manajemen
bagaimana setiap individu mempunyai Penyidikan sudah konsisten, yaitu
maksud dan tujuan yang sama dalam Perintah yang diberikan dalam
mencapai tujuan organisasi. aplikasi Elektronik Manajemen
Disposisi menurut Kamus Besar Penyidikan pelaksanaan jelas untuk
Bahasa Indonesia yaitu pendapat dari ditetapkan atau dijalankan. Perintah
seseorang pejabat mengenai urusan yang dalam Aplikasi Elektronik
termuat dalam surat dinas, watak dan Manajemen Penyidikan dalam
karakteristik yang dimiliki oleh penanganan perkara penyidikan
implementor, seperti komitmen, narkoba, admin wajib mengupload
kejujuran, sifat demokratis. Apabila sesuai petunjuk yang diberikan.
implementor memiliki disposisi yang Hingga saat ini Aplikasi Elektronik
baik, maka implementor tersebut dapat Manajemen Penyidikan (E-MP) telah
menjalankan kebijakan dengan baik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
seperti apa yang diinginkan oleh yang berlaku, akan tetapi belum efektif
pembuat kebijakan (Winarno, 2008). dikarenakan berbagai kendala dalam
Dalam Aplikasi Elektronik Manajemen pelaksanaannya. Dalam penerapannya
Penyidikan (E-MP) elemen yang sendiri, Aplikasi Elektronik Manajemen
diterima sudah bersifat baku. Penyidikan (E-MP) telah
Komunikasi adalah bagian integral diimplementasikan di seluruh Kepolisian
dari sistem dan tatanan kehidupan sosial Indonesia dan melibatkan seluruh
bermasyarakat, komunikasi merupakan bagian dari organisasi Kepolisian
dasar mengadakan kerja sama, interaksi tersebut, khususnya dalam penyidikan.

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1400


Aplikasi Elektronik Manajemen TINJAUAN PUSTAKA
Penyidikan (E-MP) merupakan jembatan Penelitian Terdahulu
terstruktur antara fungsi manajemen Penelitian terdahulu di jurnal
yaitu planning, organizing, actuating dan sebagai perbandingan. Karena judul
kontroling dengan unsur komunikasi penelitian terdahulu mendekati,
yaitu Komunikator, pesan, media dan bersingungan penelitian yang ada,
rencana pengaruhnya. Akan tetapi sebagai bahan pijakan dan arah
Aplikasi Elektronik Manajemen melakukan penelitian. Landasan teori
Penyidikan belum dapat diakses penelitian ini menggunakan referensi
sepenuhnya oleh masyarakat. penelitian, diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan masalah di Indra Mardiana (2016), judul
atas, tujuan dari penelitian ini adalah : Manajemen Penyidikan Antara Penyidik
Untuk mengetahui dan menganalisis Polri Ke Jaksa Penuntut Umum Dalam
implementasi Aplikasi Elektronik Penyelesaian Berkas Perkara. Tujuan
Manajemen Penyidikan (E-MP) Sat penelitian ini untuk menganalisis
Narkoba dilihat dari aspek komunikasi manajemen penyidikan dalam
Polres Barito Timur. penyelesaian berkas perkara tindak
Penelitian ini mendukung teori pidana penyidik Polri hingga kejaksaan.
George C. Edward III (Agustino 2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan
Yakni aspek komunikasi yang terdiri statuta (statute approach) dan
dari konsistensi, kejelasan dan transmisi. pendekatan konseptual (conceptual
Hasil penelitian ini mendukung dari approach). Teknik analisis data
penelitian terdahulu yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif yang
oleh Indra Mardiana (2016), Idhan1, menggambarkan preposisi hukum atau
Irwan Muin (2018), Deria Yanita peristiwa non (bukan) hukum. Hasil
(2018) terimplementasi dan efektif, penelitian menunjukkan pengelolaan
Ahmad CHusyairi, Shodik Efendi penyidikan dalam penyelesaian berkas
(2018) teremplementasi dan perkara Penyidik Kepolisian kepada
mendukung, Muhammad Arif dan Jaksa Penuntut Umum diawali proses
Singgih Priono (2017) terimplementasi laporan pengaduan dan penyidikan
dan mendukung. tindak pidana. Dugaan tindak pidana
Manfaat adalah sebagai berikut : berdasarkan laporan pengaduan
Bagi Stia Tabalong, Untuk bahan masyarakat secara tertulis. Hasilnya
masukan (feedback) menambah literatur ditingkatkan menjadi investigasi, untuk
dan referensi bacaan, menambah menemukan kejadian kriminal. Hasil
wawasan dan mengkaji teori didapat dari penyidikan disampaikan ke Jaksa
praktek dilapangan. Penuntut Umum untuk penetapan
Bagi Instansi Polres Barito Timur. kesesuaian Berkas Perkara dapat
Sebagai masukan baik saran atau dilanjutkan ke proses pra penuntutan,
gagasan yang dapat bermanfaat bagi untuk pembuatan surat dakwaan
pengembangan proses pelaksanaan terhadap tersangka. Apabila Berkas
kegiatan E- manajemen penyidikan Perkara dianggap tidak layak untuk
tindak pidana narkoba. diproses berdasarkan analisis Jaksa
Penuntut Umum, maka Berkas Perkara
dikembalikan ke penyidik Polri untuk
dilengkapi. tolak ukur penyidikan Polri

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1401


penanganan tindak pidana adalah dimulainya penyidikan. Dalam pasal 109
KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum ayat (1) KUHAP (kitab Undang –
Acara Pidana). Setiap berkas perkara undang hukum acara pidana),
dari Penyidik Kepolisian kepada Jaksa menyebabkan tidak adanya kepastian
Penuntut Umum seringkali terkendala hukum terkait penanganan perkara
oleh diskresi dari setiap Kepolisian dan tersebut melalui putusan MK nomor
Kejaksaan, sehingga dapat 130/-XIII/2015, terdapat kewajiban bagi
memperlambat pemenuhan unsur-unsur penyidik untuk menyampaikan SPDP,
delik yang ingin dicurigai kepada tidak hanya kepada penuntut umum saja
Tersangka atau ditemukan adanya (JPU), namun kepada pelapor dan
peristiwa pidana. Kata kunci : terlapor maksimal 7 (tujuh) hari sejak
manajemen, investigasi, polisi, jaksa. terbitnya surat perintah penyidikan,
Idhan1, Irwan Muin (2018) permasalahan yang ada dalam penelitian
Efektivitas Penyidikan Tindak Pidana ini adalah, bagaimanakah implementasi
Narkotika Studi Kasus Polrestabes pembatasan waktu Surat Pemberitahuan
Makassar. Penelitian ini fokus pada Dimulainya Penyidikan (SPDP) dalam
studi pada proses penyidikan Tindak proses penyidikan setelah
Pidana Narkotika di Kepolisian Resor diberlakukannya Putusan Mahkamah
Makassar. Metode penelitian Konstitusi nomor 130/PUU-XIII/2015.
menggunakan yuridis-sosiologis. Hasil Dan apakah faktor penghambat
penelitian. Pertama, Efektivitas implementasi pembatasan waktu Surat
Penyidikan Tindak Pidana Narkotika di Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Polrestabes Makassar cukup efektif. (SPDP) dalam proses penyidikan setelah
Kedua, Faktor-faktor yang diberlakukannya putusan mahkamah
mempengaruhi Efektivitas Penyidikan konstitusi nomor 130/PUU-XIII/2015.
Tindak Pidana Narkotika di Polrestabes Penelitian ini menggunakan pendekatan
Makassar. Sumber Daya Manusia Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris.
(SDM) yang belum memadai dari segi Data diperoleh melalui studi
kualitas, sarana dan prasarana yang kepustakaan dan melalui wawancara.
belum lengkap, Koordinasi dan kerja Menggunakan pedoman tertulis terhadap
sama, antara penegak Hukum lainnya nara sumber yang telah ditentukan.
dan penyidik Tindak Pidana Narkotika Penelitian di wilayah hukum Polisi
sudah terjalin, namun belum efektif, daerah Lampung tengah tahun 2017 -
peran serta masyarakat yang sangat 2018 , nara sumber terdiri dari bidang
berpengaruh belum mendukung terhadap hukum Polda Lampung serta dosen
Efektivitas Penyidikan.. hukum pidana fakultas hukum
Deria Yanita (2018), judul Universitas Lampung. Hasil penelitian
Implementasi Pembatasan Waktu Surat dan pembahasan disimpulkan bahwa
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Implementasi Pembatasan Waktu SPDP
(SPDP). Adanya realita yang terjadi dalam Proses Penyidikan setelah
dalam penyidikan tindak pidana diberlakukannya putusan MK nomor 1
keterlambatan mengirimkan SPDP 30/PUU-XIII/2015 dilakukan melalui
(Surat Pemberitahuan Dimulainya tiga pendekatan diantaranya, pendekatan
Penyidikan), kepada Jaksa Penuntut normative, pendekatan administratif
Umum serta tidak adanya batasan yang serta pendekatan sosial. Faktor
jelas kapan pemberitahuan tentang penghambat implementasi pembatasan

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1402


waktu SPDP dalam proses penyidikan berdasarkan laporan polisi, yang
adalah diberlakukannya putusan MK terdapat pada SP2HP Reskrim. Hasil
No. 1 30/PUU-XII/2015 meliputi faktor diharapkan dalam penelitian dapat
peraturan perundang-undangan serta mengimplementasikan E-SP2HP
faktor aparat penegak hukum. saran Reskrim pada polres Banyuwangi,
penulis kepada penyidik, agar bertindak sehingga masyarakat dapat mengetahui
profesional, transparan serta kelanjutan hasil penyelidikan telah
mempedomani pasal 109 ayat (1) dilakukan satuan kerja Reskrim.
KUHAP. Pasca putusan MK yang Muhammad Arif dan Singgih Priono
mewajibkan SPDP untuk diberikan (2017) judul Manajemen Penyidikan
kepada Penuntut Umum, pelapor/korban dalam Penanganan Kasus Hukum
dan terlapor paling lambat 7 (tujuh) hari Pidana di Direktorat Reserse Kriminal
sejak terbitnya surat perintah umum Polda Kalimantan Selatan.
penyidikan. Faktor penghambat yang Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan
terjadi disarankan kepada Kapolri serta menganalisis proses manajemen
(Kepala Kepolisian Republik Indonesia) penyidikan tindak pidana, yang
agar dapat membuat suatu rumusan dilakukan oleh penyidik dan penyidik
hukum sanksi bagi penyidik apabila pembantu di Direktorat Reserse
melakukan kelalaian keterlambatan atau Kriminal Umum Polda Kalimantan
tidak dikirimnya SPDP kepada penuntut Selatan. Penelitian ini menggunakan
umum, pelapor/korban dan terlapor metode kualitatif, pengumpulan data
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak wawancara, dokumentasi. Data yang
terbitnya surat perintah penyidikan. didapatkan penyidik di Direktorat
Ahmad CHusyairi, Shodik Efendi Reserse Kriminal Umum Polda
(2018) judul Implementasi Surat Kalimantan selatan berjumlah 22 (dua
Pemberitahuan Hasil Penyidikan puluh dua) orang, sekitar 72% dengan
Reserse Kriminal (SP2HP) pada polres pendidikan terakhir sarjana dan dikjur
Banyuwangi. Polres Banyuwangi di pendidikan kejuruan). Penyidik
propinsi Jawa Timur, memiliki unsur pembantu berjumlah 57 (lima puluh
pelaksana tugas salah satunya Satuan tujuh) orang dan sekitar 47% dengan
Reserse Kriminal (satreskrim). tugasnya pendidikan terakhir Sarjana. Hasil
adalah membuat surat pemberitahuan penelitian ini adalah Penyidikan yang
perkembangan hasil penyidikan dilakukan oleh penyidik yang belum
(SP2HP). Kepada pihak pelapor secara memiliki pendidikan strata 1 ternyata
berkala minimal satu kali dalam satu berdampak pada sah atau tidaknya
bulan dimana proses pembuatannya proses penyidikan yang dilakukan dalam
masih manual dengan menggunakan penanganan kasus pidana. Serta
tools pengolah kata, proses keberhasilan pengungkapan kasus dan
pembuatannya memerlukan waktu. penanganan proses penyidikan suatu
Upaya yang dilakukan oleh satreskrim tindak pidana sampai kepersidangan,
polres Banyuwangi adalah pembuatan tidak lepas dari perencanaan,
fitur SP2HP (surat pemberitahuan pengorganisasian, pelaksanaan dan
perkembangan hasil penyidikan). pengawasan yang baik , sehingga target
Berbasis web dan mengimplementasikan crime clearing sesuai diharapkan.
fitur tersebut agar masyarakat (pelapor) Pada penelitian ini “Implementasi
dapat mengecek secara online Aplikasi Elektronik Manajemen

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1403


Penyidikan (E-MP) Sat Narkoba dilihat pidana yang terjadi guna
dari Aspek Komunikasi di Polres Barito menemukan tersangkanya"
Timur” menjelaskan bagaimana Selain terdapat di dalam
pengelolaan administrasi penyidikan KUHAP, pengertian penyidikan
dalam pencatatan secara manual dan/ terdapat pada pasal 1 ayat (13),
atau melalui aplikasi E-MP. undang-undang No. 02 th 2002
Sebagaimana dalam peraturan tentang kepolisian negara republik
KAPOLRI nomor 6 tahun 2019, tentang Indonesia. Menyebutkan penyidikan
penyidikan tindak pidana. adalah serangkaian tindakan
Penelitian ini lebih mengkhususkan penyidik dalam hal dan menurut
mengenai penyidikan narkoba di ruang cara yang diatur dalam undang-
lingkup pengemban fungsi penyidikan di undang, untuk mencari serta
lingkungan Polri, Aplikasi ini untuk mengumpulkan bukti ,dengan bukti
meningkatkan kontrol dan pengawasan itu membuat terang tindak pidana
serta mempercepat pencarian data terkait yang terjadi dan guna menemukan
Laporan Polisi , simpan data penyalah tersangkanya. Berdasarkan
gunaan Narkotika secara cepat, tepat dan pengertian penyidikan yang telah
juga optimal. dijelaskan, penyidikan memiliki arti
Landasan Teori sebagai tindakan penyidik pada
1. Definisi implimentasi suatu peristiwa tindak pidana untuk
Bernadine R. Wijaya dan Susilo mendapatkan keterangan tentang :
Supardo dalam Dr. Harbani a. Tindak pidana apa (What).
pasolong, M.Si. (2006:81) b. Kapan tindak pidana (when).
mengatakan bahwa implementasi c. Dimana tindak pidana (where).
adalah proses mentransformasikan d. Siapa korban, saksi-saksi dan
suatu rencana ke dalam praktek. pelaku pada tindak pidana (who).
Rencana baik yang telah dibuat e. Mengapa pelaku melakukan
tidak ada gunanya apabila tidak tindak pidana tersebut (why).
dilaksanakan dengan baik dan benar. f. Dengan alat atau cara apa
2. Pengertian Manajemen melakukan tindak pidana (with).
Manajemen adalah suatu g. Bagaimana melakukan tindak
keahlian untuk merencanakan, pidana tersebut (how)
melaksanakan, mengawasi 4. Pengertian Penyidik
penggunaan sumber daya secara Pengertian penyidik menurut
efektif dan efisien dalam rangka Undang-undang Kepolisian nomor 2
mencapai suatu tujuan. tahun 2002 pasal 1 hurup (11)
3. Pengertian Penyidikan tentang Kepolisian Negara Republik
Definisi penyidikan menurut Indonesia adalah pejabat kepolisian
pasal 1 ayat (2) Undang-undang negara republik Indonesia yang
Hukum Acara Pidana penyidikan diberi wewenang oleh undang
adalah serangkaian tindakan undang untuk melakukan
penyidik dalam hal dan menurut penyidikan.
cara yang diatur dalam undang- 5. Pengertian E-MP.
undang untuk mencari serta E-MP biasa disebut elektronik
mengumpulkan bukti tentang tindak manajemen penyidikan adalah
aplikasi yang sangat membantu

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1404


anggota resnarkoba baik dari level METODE PENELITIAN
pimpinan hingga penyidik dan Metode dapat diartikan sebagai cara
penyidik pembantu, untuk dapat pengumpulan data-data berupa buku,
berinteraksi didalam sebuah sistem catatan (dokumen) sebagaimana
manajemen penyidikan. dijelaskan oleh Sanapiah Faesal sebagai
6. Definisi Kebijakan Publik berikut : metode dokumenter, sumber
Pengertian kebijakan publik informasinya berupa bahan-bahan
menurut Leo Agustino (2008:7) tertulis atau tercatat.
adalah serangkaian tindakan Pendekatan Penelitian
/kegiatan yang diusulkan oleh Penelitian ini penulis menggunakan
seseorang kelompok atau pendekatan eksploratif (menggali),
pemerintah dalam lingkungan deskriptif (menggambarkan), dan
tertentu dimana terdapat hambatan- eksplanatif (penjelasan) secara kualitatif.
hambatan (kesulitan) dan Jenis penelitian
kemungkinan-kemungkinan Penelitian kualitatif adalah
(kesempatan) dimana kebijakan penelitian yang dilakukan dalam setting
diusulkan dalam mengatasinya tertentu yang ada dalam kehidupan riil
untuk mencapai tujuan yang (alamiah) dengan menginvestigasi dan
dimaksud. memahami fenomena : apa yang terjadi
?, mengapa terjadi dan bagaimana
terjadinya ?, jadi penelitian kualitatif
berbasis pada konsep “going exploring“
yang melibatkan in-depth dan case-
oriented study atas sejumlah kasus atau
kasus tunggal (Finlay,2006). Tujuan
utama penelitian kualitatif adalah
membuat fakta mudah dipahami
(understand double) dan kalau
memungkinkan (sesuai modelnya) dapat
menghasilkan hipotesis baru.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kepolisian
Resor Barito Timur (Polres Bartim)
khususnya Satuan Narkoba beralamat di
jalan Ahmad Yani, Km 06 Tamiang
Layang, Kecamatan Dusun Timur,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan tengah kode pos 73612

Populasi dan Sampel


Adapun yang menjadi sampel
penelitian ini adalah :
1. Penyidik Polres Barito Timur : 1
(satu) informan

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1405


2. Penyidik Pembantu Polres Barito merupakan suatu kegiatan tanya
Timur : 1 informan jawab dengan tatap muka (face to
3. Operator E-Manajemen Penyidikan face) antara pewawancara
Polres Bartim : 1 (satu) informan (interviewer) dan diwawancarai
4. Masyarakat : 2 (dua) informan (interviewee) tentang masalah yang
Sumber Data diteliti, di mana pewawancara
Dalam pengumpulan data, peneliti bermaksud memperoleh persepsi
melakukan sebagai berikut : sikap dan pola pikir dari yang
1. Sumber data primer. diwawancarai yang relevan dengan
Data Primer menurut Silalahi masalah yang diteliti.
(2010:289) merupakan data yang 3. Dokumentasi
dapat dikumpulkan langsung oleh Pengertian dokumentasi, kata
peneliti melalui pihak pertama. dokumen berasal dari bahasa latin
Jenis dan sumber data yang di yaitu docere, berarti mengajar.
peroleh secara langsung dari sumber Dokumentasi dalam pengertiannya
pertama (tanpa melalui perantara). yang lebih luas berupa setiap proses
2. Sumber data sekunder pembuktian yang didasarkan atas
Data sekunder merupakan jenis sumber apapun baik itu yang
sumber data suatu penelitian yang bersifat tulisan lisan gambaran atau
diperoleh peneliti secara tidak arkeologis.
langsung. (diperoleh atau dicatat Analisa Data
oleh pihak lain). Analisis data dalam penelitian ini
Teknik pengumpulan data menggunaka teori yang telah
Pengumpulan data dilakukan untuk dikemukakan oleh Miles dan Huberman
mendapatkan suatu informasi yang (1992), yaitu menggunakan model
dibutuhkan mencapai tujuan penelitian. analisis data :
Pengumpulan data dalam penelitian 1. Reduksi data (data reduction)
menggunakan 3 (tiga) cara berikut : Data dari lapangan jumlahnya
1) Observasi (pengamatan). cukup banyak, untuk itu maka perlu
Observasi adalah teknik dicatat secara teliti dan rinci, perlu
pengumpulan data yang dilakukaan segera dilakukan analisis data
melalui sesuatu pengamatan, dengan melalui reduksi data. Memfokuskan
disertai pencatatan-pencatatan pada hal-hal yang penting, dicari
terhadap keadaan atau prilaku objek tema dan polanya yang diperlukan.
sasaran. 2. Penyajian data (data display)
2) Wawancara Penyajian data bisa dilakukan
Wawancara adalah teknik dalam bentuk uraian singkat bagan
pengumpulan data melalui proses hubungan antar kategori, untuk
tanya jawab lisan dimana dua orang menyajikan data adalah teks yang
atau lebih berhadapan secara fisik, bersifat naratif.
Wawancara dilakukan untuk 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
memperoleh data atau informasi (conclusion drawing/verification)
sebanyak mungkin dan sejelas Langkah ketiga yaitu
mungkin kepada subjek penelitian kesimpulan awal yang dikemukakan
Berdasarkan penjelasan tersebut, masih bersifat sementara dan akan
dapat disimpulkan wawancara berubah bila tidak ada ditemukan

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1406


bukti-bukti yang kuat untuk dan 1 (satu) orang informan
mendukung pada tahap menjawab tidak mengerti tentang
pengumpulan data selanjutnya. penyidikan, dari wawancara di atas
Berdasarkan data yang telah dapat disimpulkan bahwa
direduksi dan disajikan, peneliti Implementasi Aplikasi Manajemen
melakukan penarikan kesimpulan Penyidikan Sat Narkoba Dilihat Dari
yang mendukung dengan bukti yang Aspek Komunikasi Polres Barito
kuat pada tahap pengumpulan data. Timur indikator penyidikan dapat
kesimpulan merupakan jawaban dari dikategorikan terimplementasi.
rumusan masalah yang telah
diungkapkan di awal oleh peneliti. Hasil penelitian indikator kejelasan
Analisis Data Model interaktif a. Dari hasil wawancara diketahui
Menurut Miles, Huberman dan bahwa kejelasan Informasi tentang
Sadana (2014:14) Laporan Pengaduan, dari 5 (lima)
informan, ada 4 (empat) informan
menjawab ya/sudah jelas dan 1
(satu) orang informan menjawab
tidak mengerti tentang kejelasan
laporan pengaduan, dari wawancara
dapat disimpulkan bahwa
Implementasi Aplikasi Manajemen
Penyidikan Sat Narkoba Dilihat Dari
Aspek Komunikasi Polres Barito
HASIL DAN PEMBAHASAN Timur indikator penyidikan dapat
Hasil penelitian indikator tranmisi dikategorikan terimplementasi.
a. Transmisi Tahap Laporan b. Dari hasil wawancara diketahui
pengaduan. Dari hasil wawancara bahwa dari 5 (lima) orang informan
diketahui bahwa dari 5 (lima) orang tentang kejelasan informasi
informan menjawab ya/sudah penyidikan terdiri dari 3 (tiga)
tersalurkan dengan baik laporan informan menjawab ya,sudah jelas,
pengaduan. Berdasarkan hasil selebihnya 2 (dua) informan
wawancara dapat disimpulkan mengatakan tidak tahu, dari
bahwa Implementasi Aplikasi wawancara di atas dapat
Manajemen Penyidikan Satuan disimpulkan bahwa Implementasi
Narkoba Dilihat Dari Aspek Aplikasi Manajemen Penyidikan Sat
Komunikasi Polres Bartim Narkoba Dilihat Dari Aspek
berdasarkan indikator tranmisi Komunikasi Polres Barito Timur
laporan pengaduan dikategorikan indikator penyidikan dapat
sangat terimplementasi. dikategorikan cukup
b. Transmisi Tahap penyidikan. Dari Terimplementasi .
hasil wawancara dapat diketahui
bahwa informasi tentang penyidikan Hasil penelitian indikator konsistensi
sudah tersalurkan dengan baik, a. Dari hasil wawancara di atas dapat
dibuktikan dari 5 (lima) informan, diketahui bahwa informasi tentang
ada 4 (empat) informan menjawab laporan pengaduan cukup konsisten.
ya/sudah tersalurkan dengan baik Hal ini dibuktikan dari 5 (lima)

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1407


informan. Dan 4 (empat) informan pengamatan penulis, maka penulis
menjawan ya,sudah konsisten , menyimpulkan atau membahas dengan
selebihnya 1 (satu) informan dukungan teori George C. Edward III
mengatakan tidak tahu, berdasarkan (2008) yaitu aspek komunikasi yang
wawancara di atas dapat menjadi tolak ukur mengetahui dan
disimpulkan bahwa Implementasi menganalisis Implementasi Aplikasi
Aplikasi Manajemen Penyidikan Sat Elektronik Manajemen Penyidikan (E-
Narkoba Dilihat Dari Aspek MP) Sat Narkoba Dilihat Dari Aspek
Komunikasi Polres Bartim indikator komunikasi polres Barito timur sebagai
tahap laporan pengaduan dapat berikut :
dikategorikan Terimplementasi. 1. Transmisi (penyaluran informasi)
b. Dari hasil wawancara di atas dapat Implementasi Aplikasi
diketahui bahwa 5 (lima) informan Elektronik Manajemen Penyidikan
menjawab ya/sudah konsisten 3 (E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari
(tiga) informan dan 2 (dua) Aspek Komunikasi Polres Barito
informan menjawab tidak tahu/tidak Timur yang dikemukakan oleh
mengerti. Dari wawancara di atas George C. Edward III (2008) dari
dapat disimpulkan bahwa indikator laporan pengaduan dari
Implementasi Aplikasi Manajemen Rekapitulasi hasil penelitian sangat
Penyidikan Sat Narkoba Dilihat Dari terimplementasi atau laporan
Aspek Komunikasi polres Barito pengaduan sudah tersalurkan dengan
timur indikator penyidikan dapat baik .
dikategorikan cukup Implementasi Aplikasi
terimplementasi. Elektronik Manajemen Penyidikan
Rekapitulasi hasil penelitian (E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari
Aspek Komunikasi yang
dikemukakan oleh George C.
Edward III (2008) dari indikator
penyidikan terimplementasi hal
tersebut dibuktikan hasil rekapitulasi
hasil penelitian terimplimentasi
dengan baik .
2. Kejelasan
Implementasi Aplikasi
Elektronik Manajemen Penyidikan
(E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari
Aspek Komunikasi polres Brito
timur yang dikemukakan George C.
Edward III (2008) dari indikator
laporan pengaduan terimplementasi.
Implementasi Aplikasi
Elektronik Manajemen Penyidikan
(E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari
1. Pembahasan penelitian Aspek Komunikasi dikemukakan
Dari hasil rekapitulasi jawaban oleh George C. Edward III (2008)
wawancara tersebut serta dari

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1408


indikator penyidikan cukup Imam, G. (2017). Metode Penelitian
terimplementasi. Kuantitatif, Kualitatif dan R&G.
3. Konsistensi Bandung: Alfabeta.
Implementasi Aplikasi Rizkiyanti, S. (2018). Peranan Penyidik
Elektronik Manajemen Penyidikan dalam Penanganan
(E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari Penyalahgunaan Narkoba di
Aspek Komunikasi yang Wilayah Hukum Polres Kuantan
dikemukakan oleh George C. Singingi. Jurnal hukum
Edward III (2008) dari indikator . Sutinah, B. S. (2007). Metode
laporan pengaduan terimplementasi. Penelitian Sosial : Berbagai
Implementasi Aplikasi Alternatif Pendekatan. Jakarta:
Elektronik Manajemen Penyidikan Kencana.
(E-MP) Sat Narkoba Dilihat Dari Yanita, D. (2018). Implementasi
Aspek Komunikasi yang Pembatasan Waktu Surat
dikemukakan oleh George C. Pemberitahuan dimulainya
Edward III (2008) dari indikator Penyidikan (SPDP). Jurnal
penyidikan cukup terimplementasi. penyidikan tindak pidana
Agustoni, R. (2020). Optimalisasi
KESIMPULAN Penyidik Satuan Reskrim Dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang Pemanfaatan Aplikasi E-
dilakukan, maka penulis dapat Manajemen Penyidikan di Polres
mengambil kesimpulan bahwa Banyumas.
Implementasi Aplikasi Elektronik Mardiana, I. (2016) Manajemen
Manajemen Penyidikan Satuan Narkoba Penyidikan Antara Penyidik Polri
Dilihat Dari Aspek Komunikasi Polres Ke Jaksa Penuntut Umum Dalam
Barito Timur Dikategorikan Penyelesaian Berkas Perkara.
terimplementasi. Jurnal Aplikasi Administrasi.
Idhan, Muin, I.(2018) Efektivitas
DAFTAR PUSTAKA Penyidikan Tindak Pidana
Aidil, M. (2015). Efektivitas Penerapan Narkotika Studi Kasus Polrestabes
Undang - Undang Nomor 35 tahun Makassar. Jurnal ilmu hukum.
2009 tentang narkotika di kota Undang – undang
Palu. Jurnal ilmu hukum. Undang undang Republik Indonesia
Efendi, S. (2018). Implementasi Surat Nomor 2 tahun 2002, tentang
Pemberitahuan Hasil Penyidikan Kepolisian Negara Republik
Reserse Kriminal Polres Indonesia.
Banyuwangi. Peraturan pemerintah (PP) nomor 27
Riinawati (2019). Pengantar Teori tahun 1983 tentang pelaksanaan
Manajemen Komunikasi dan kitab hukum acara pidana.
Organisasi. Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Harbani, P. (2017). Teori Administrasi Republik Indonesia No. 6 tahun
Publik. Bandung: Alfabeta. 2019 tentang penyidikan tindak
Imam, G. (2013). Metode Penelitian pidana.
Kualitatif : Teori dan Publik.
Jakarta: Bumi Aksara.

JAPB : Volume 4 Nomor 2, 2021 1409

Anda mungkin juga menyukai