E-KTP
Justicia Tessalonika, Inda Rahma Aziza, Ponco Febri Saputra, Adheliana Shafira Riska,
Valen Nababan
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung
Jl. Amethys 8 No. 32
justicia.18211153@student.ubl.ac.id
inda.18211158@student.ubl.ac.id
ponco.18211167@student.ubl.ac.id
adheliana.18211169@student.ubl.ac.id
valen.18211172@student.ubl.ac.id
ABSTRAK
Pentingnya identitas dalam mendukung tercapainya tertib administrasi kependudukan di setelah
lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan sangat kompleks fungsinya. Melalui Nomor
Induk Kependudukan (NIK) yang bersifat tunggal,KartuTanda Penduduk Elektronik (KTP-el)
menjadi salah satu media yang digunakan pemerintah untuk menciptakan database kependudukan
yang baik, sehingga penduduk berhak mendapat manfaatdari fungsi KTP-el yang dimilikinya
dengan media e-reader maupun tanpa e-reader khususnya manfaat terkait pelayanan publik
sebagaimana yang diatur dalam pasal 64 ayat (4). Dalam usaha mewujud nyatakan pelayanan
Pemerintahan yang baik,penerapan prinsip yang terkandung dalam good governance sangatlah
penting. Melalui tugas pokok dan wewenang lurah dalam mengkoordinasikan dan mempertanggung
jawabkan penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan umum dan urusan Pemerintah daerah diwilayah
kerjanya dan berkewajiban menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Bagaimana Tinjauan umum
tentang Pemerintahan Kelurahan dan E-KTP, Bagaimana pembuatan E-KTP sebagai bentuk
pelayanan publik, Hambatan apa yang dihadapi dalam pembuatan E-KTP kartu tanda penduduk
elektronik (E- KTP). Hambatan yang dihadapi dalam pembuatan E-KTP antara lain: Masih
banyaknya warga yang belum terdata dan belum mengertinya masyarakat tentang prosedur
pembuatan E-KTP. Belum siapnya sumber daya manusia, Sehingga masyarakat terlalu lama
menunggu dan kurangnya fasilitas yang dibutuhkan ketika Kebijakan tersebut diterapkan.
METODE PENELITIAN
1
http://www.E-KTP.com/2011/06/fungsi-dan-kegunaan-E-KTP/ diakses tanggal 16
2
Bayu Surianingrat, Desa dan Kelurahan Metro Pos, Jakarta, 1980, hal. 28-29.
Metode yang digunakan dalam Penelitian Hukum ini adalah Yuridis Normatif yang kemudian
dianalisis secara Kualitatif dan diuraikan dengan kata-kata. Metode Penelitian yang dipergunakan
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Sifat/ Jenis Penelitian
Sifat/ Jenis penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan jurnal ini
adalah bersifat deskriptif analisis mengarah kepada penelitian yuridis normatif,
yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya kepada peraturan yang
tertulis atau bahan hukum lain.
2. Sumber data
Materi dalam jurnal ini diambil dari data sekunder. Adapun data sekunder
yang dimaksud adalah:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum primer yaitu bahan bahan hukum yang mengikat. Bahan hukum
primer terdiri dari: 3
1) Norma
2) Peraturan Dasar
3) Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentan Pelayanan Publik.
4) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder itu diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan
mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau
ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk ke mana
penelitiakan mengarah. Yang dimaksud dengan bahan sekunder disini oleh penulis adalah doktrin–
doktrin yang ada di dalam buku, jurnal hukum dan internet.
c . Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan
pengertian atas bahan hukum lainnya.
3
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), hal
185.