Anda di halaman 1dari 9

Soal : 1

Perhitungan HPP

Perusahaan X akan memproduksi nastar dan camilan lain untuk


persiapan bulan Ramadhan 2023. Perusahaan memiliki persediaan
bahan baku awal tahun sebesar Rp. 400.000.000. Selain itu mereka
juga memiliki persediaan barang setengah jadi sebesar Rp.
200.000.000. Selain itu mereka juga memiliki barang yang siap untuk
dijual senilai Rp. 800.000.000 pada awal tahun. Untuk memastikan
produksi aman, maka perusahaan membeli bahan baku dengan total
nilai Rp. 1.400.000.000 serta biaya pengiriman Rp. 140.000.000.
Kemudian ada biaya tenaga kerja dan perawatan mesin sepanjang
tahun 2023 sebesar Rp. 200.000.000. Untuk sisa penggunaan dari
bahan baku sebesar Rp. 200.000.000 dan sisa barang jadi produk
yang dapat dijual adalah Rp. 400.000.000. Coba hitung berapa harga
pokok penjualannya
Jawaban:
Langkah pertama adalah menghitung bahan baku yang
digunakan:
Bahan baku yang digunakan = Persediaan awal bahan baku +
pembelian bahan baku - persediaan akhir bahan baku
Bahan baku yang digunakan = 400.000.000 + (1.400.000.000 +
140.000.000) - 200.000.000
Bahan baku yang digunakan = 1.740.000.000
Langkah kedua adalah menghitung biaya produksi:
Biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja +
biaya overhead
Biaya produksi = 1.740.000.000 + 200.000.000
ADVERTISEMENT

Biaya produksi = 1.940.000.000


Langkah adalah menghitung harga pokok penjualan
HPP = Total persediaan biaya produksi + persediaan awal barang
dalam proses produksi - persediaan akhir barang dalam proses
produksi
HPP = 1.740.000.000 + 200.000.000 - 200.000.000
HPP = 1.740.000.000

Soal 2

Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk


Perusahaan Dagang

Misalnya ada sebuah toko ritel menjual cemilan dan sedang


menyelesaikan laporan keuangan di akhir tahun 2023 dan kemudian
menghitung jumlah persediaan dengan data berikut ini :

1. Diketahui, persediaan awal barang tahun 2023 + Rp200.000.000,-

2. Pembelian baru pada tahun 2023 = Rp400.000.000,-

3. Persediaan akhir barang tahun 2023 = Rp100.000.000,-

Nah, penyelesaiannya adalah HPP = pembelian bersih + persediaan


awal – persediaan akhir barang.

HPP = Rp400.000.000 + Rp200.000.000 – Rp100.000.000 =


Rp500.000.000,-
Jadi, di toko ritel tersebut jual barang dagangan dengan sebesar
Rp500.000.000,- selama tahun ini seta menyisakan barang dengan
nilai Rp100.000.000 di tanggal 31 Desember 2023

Misalnya perusahaan ritel memiliki persediaan bahan baku pada awal


tahun Rp200.000.000,- kemudian untuk barang setengah jadi atau
barang dalam proses produksi sebesar Rp100.000.000,-.

Selain itu, finish goods yang siap dijual adalah Rp400.000.000,- pada
awal tahun 2023.

Nah, pada tahun yang sama perusahaan tersebut membeli bahan


baku dengan total Rp700.000.000 serta biaya pengiriman
Rp70.000.000,-.

Selanjutnya adalah biaya tenaga kerjanya dan perawatan mesin


sepanjang tahun 2023 adalah Rp100.000.000,-.

Nah sisa penggunaan dari bahan baku sebesar Rp100.000.000 dan


sisa barang jadi produk yang dapat dijual adalah Rp200.000.000,-.
Nah, berapa harga pokok penjualan dari perusahaan tersebut?

Penyelesaiannya adalah dengan menghitung bahan baku yang


digunakan, total biaya produksi, harga pokok produksi dan harga
pokok penjualan.

Bahan baku yang digunakan


1. Cara menghitung HPP yang dipakai bahan baku yang digunakan =
persediaan awal bahan baku + pembelian bahan baku – persediaan
akhir bahan baku.

2. Jadi, bahan baku yang digunakan adalah Rp200.000.000 +


(Rp700.000.000 + Rp70.000.000) + Rp100.000.000 =
Rp870.000.000,-

Total biaya produksi

1. Rumus total biaya bahan produksi adalah bahan baku yang


digunakan + biaya tenaga kerja + biaya overhead produksi.

2. Jadi, total biaya bahan produksi adalah Rp870.000.000 +


Rp100.000.000 = Rp970.000.000,-

Baca Juga :

5 Jenis-jenis Biaya Produksi beserta Contoh dan Penjelasannya Lengkap

Harga pokok

1. Rumus harga pokok adalah total persediaan biaya produksi +


persediaan awal barang dalam proses produksi – persediaan akhir
barang dalam proses produksi.

2. Jadi, harga pokoknya adalah Rp970.000.000 + Rp100.000.000 –


Rp100.000.000 = Rp970.000.000
Baca Juga :

Konsep Biaya Produksi Beserta Tujuan, Unsur-unsur, dan Contohnya Lengkap

Harga pokok penjualan

1. Rumus harga pokok penjualan adalah harga pokok produksi +


persediaan awal barang jadi – persediaan akhir barang.

2. Jadi, harga pokok penjualan adalah Rp970.000.000 + Rp400.000.000


– Rp200.000.000 = Rp1.170.000.000,-

Nah, jadi seperti itulah cara menghitung HPP yang simpel dan dapat
Anda coba untuk perusahaan Anda.

Halaman:

Pertanyaan 1:

Pak Andi memiliki sebuah toko sepatu. Untuk satu bulan, biaya bahan baku sepatu yang
dijualnya adalah Rp 5.000.000, biaya tenaga kerja adalah Rp 3.000.000, dan biaya lain-
lain (seperti listrik dan air) adalah Rp 1.000.000. Jika selama satu bulan Pak Andi berhasil
menjual 200 pasang sepatu, berapakah Harga Pokok Produksi (HPP) per pasang sepatu?

Jawaban 1:

HPP per pasang sepatu = (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Lain-lain) /
Jumlah Sepatu yang Dijual

���=(��5.000.000+��3.000.000+��1.000.000)/
200HPP=(Rp5.000.000+Rp3.000.000+Rp1.000.000)/200

���=��9.000.000/200HPP=Rp9.000.000/200
���=��45.000HPP=Rp45.000

Jadi, HPP per pasang sepatu adalah Rp 45.000.

Pertanyaan 2:

Ibu Siti menjalankan usaha katering. Untuk satu acara, Ibu Siti membeli bahan makanan
seharga Rp 2.000.000, membayar koki sebesar Rp 1.500.000, dan biaya transportasi
mencapai Rp 500.000. Ibu Siti berhasil menyajikan makanan untuk 100 orang dalam
acara tersebut. Berapakah Harga Pokok Produksi (HPP) per orang?

Jawaban 2:

HPP per orang = (Biaya Bahan Makanan + Biaya Koki + Biaya Transportasi) / Jumlah
Orang yang Dilayani

���=(��2.000.000+��1.500.000+��500.000)/
100HPP=(Rp2.000.000+Rp1.500.000+Rp500.000)/100

���=��4.000.000/100HPP=Rp4.000.000/100

���=��40.000HPP=Rp40.000

Jadi, HPP per orang adalah Rp 40.000.

Bu Nia menjalankan sebuah usaha kecil yang fokus pada produksi kue kering. Selama
satu bulan, ia mencatat beberapa biaya yang terlibat dalam kegiatan produksinya. Biaya
bahan baku untuk membuat kue kering mencapai Rp 3.000.000, biaya gaji karyawan
yang membantu produksi adalah Rp 2.500.000, dan biaya listrik dan gas selama proses
produksi sebesar Rp 1.000.000. Selama bulan tersebut, Bu Nia berhasil memproduksi
500 toples kue kering. Tentukan Harga Pokok Produksi (HPP) per toples kue kering yang
dihasilkan oleh Bu Nia.

Jawaban:

HPP per toples kue kering = (Biaya Bahan Baku + Biaya Gaji Karyawan + Biaya Listrik
dan Gas) / Jumlah Toples Kue Kering

���=(��3.000.000+��2.500.000+��1.000.000)/
500HPP=(Rp3.000.000+Rp2.500.000+Rp1.000.000)/500
���=��6.500.000/500HPP=Rp6.500.000/500

���=��13.000HPP=Rp13.000

Jadi, Harga Pokok Produksi (HPP) per toples kue kering yang dihasilkan oleh Bu Nia
adalah Rp 13.000.

Pentingnya perhitungan HPP membantu Bu Nia untuk menetapkan harga jual yang
wajar dan kompetitif, sambil memastikan bahwa semua biaya yang terlibat dalam proses
produksi telah diperhitungkan.

Pak Ali memiliki sebuah bisnis pembuatan meubel kayu di desanya. Selama satu bulan,
Pak Ali mencatat berbagai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi meubel. Biaya
bahan baku kayu mencapai Rp 8.000.000, biaya gaji tukang kayu sebesar Rp 5.000.000,
biaya cat dan peralatan lainnya adalah Rp 2.000.000, dan biaya sewa tempat kerja
adalah Rp 1.500.000. Selama bulan tersebut, Pak Ali berhasil memproduksi 20 set meja
dan kursi kayu. Tentukan Harga Pokok Produksi (HPP) per set meja dan kursi yang
dihasilkan oleh Pak Ali.

Jawaban:

HPP per set meja dan kursi = (Biaya Bahan Baku + Biaya Gaji Tukang Kayu + Biaya Cat
dan Peralatan + Biaya Sewa Tempat Kerja) / Jumlah Set Meja dan Kursi

���=(��8.000.000+��5.000.000+��2.000.000+��1.500.000)/
20HPP=(Rp8.000.000+Rp5.000.000+Rp2.000.000+Rp1.500.000)/20

���=��16.500.000/20HPP=Rp16.500.000/20

���=��825.000HPP=Rp825.000

Bu Rina memiliki usaha roti keliling di kampungnya. Setelah menghitung Harga Pokok
Produksi (HPP) per roti, yang mencakup biaya bahan baku, biaya listrik, dan gaji
karyawan, ia ingin menentukan harga jual per roti agar mendapatkan keuntungan 30%
dari HPP. Jika HPP per roti adalah Rp 2.000, berapakah harga jual yang sebaiknya
ditetapkan oleh Bu Rina?
Jawaban:

Harga Jual per Roti = HPP per Roti + (Persentase Keuntungan * HPP per Roti)

���������=��2.000+(0,30∗��2.000)HargaJual=Rp2.000+(0,30
∗Rp2.000)

���������=��2.000+��600HargaJual=Rp2.000+Rp600

���������=��2.600HargaJual=Rp2.600

Jadi, harga jual yang sebaiknya ditetapkan oleh Bu Rina adalah Rp 2.600 per roti agar
mendapatkan keuntungan sebesar 30% dari HPP.

Bu Ani menjalankan bisnis pembuatan tas handmade. Selama satu bulan, Bu


Ani mencatat rincian biaya yang terlibat dalam produksi tas. Biaya bahan baku
kain dan aksesoris tas adalah Rp 1.500.000, biaya upah tukang jahit sebesar Rp
2.000.000, biaya listrik dan gas selama proses produksi mencapai Rp 500.000,
dan biaya sewa tempat kerja adalah Rp 1.200.000. Selama bulan tersebut, Bu
Ani berhasil memproduksi 100 tas. Tentukan Harga Pokok Produksi (HPP) per
tas yang dihasilkan oleh Bu Ani.

Jawaban:

HPP per tas = (Biaya Bahan Baku + Biaya Upah Tukang Jahit + Biaya Listrik
dan Gas + Biaya Sewa Tempat Kerja) / Jumlah Tas

���=(��1.500.000+��2.000.000+��500.000+��1.200.00
0)/100HPP=(Rp1.500.000+Rp2.000.000+Rp500.000+Rp1.200.000)/
100

���=��5.200.000/100HPP=Rp5.200.000/100

���=��52.000HPP=Rp52.000
Jadi, Harga Pokok Produksi (HPP) per tas yang dihasilkan oleh Bu Ani adalah
Rp 52.000.

Dengan mengetahui HPP, Bu Ani dapat menetapkan harga jual yang


mencakup biaya produksi dan memberikan keuntungan sesuai dengan
targetnya.

Anda mungkin juga menyukai