Kelompok 1
Anggota
Adi Nugraha (1104180131)
Ahmad Khoerudin Jaohari (1104180120)
Daniel Gea febria (1104180100)
Raditya Abyansyah (1104160017)
Firnanto Simbolon (1104180062)
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I
Rincian Audit Energi
2 Survey lokasi v
Pengumpulan
3 v
data
4 Analisis data V v
Pengembangan
5 rencana dan v
aksi
6 Pelaporan v
3. Isolasi Termal
Memastikan bahwa ruang pengeringan dan peralatan terkait telah diisolasi
dengan baik untuk mengurangi kebocoran panas. Dengan isolasi yang efektif,
suhu di dalam ruang pengeringan dapat dipertahankan dengan lebih baik,
sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengkonsumsi kayu bakar tambahan.
Penggunaan Listrik untuk pompa air dan penerangan merupakan area yang dapat
dioptimalkan untuk mencapai penghematan energi.
1. Pompa Air:
Memastikan pompa air yang digunakan memiliki efisiensi yang
tinggi. Pilih pompa dengan rating energi yang baik dan efisiensi hidrolik
yang tinggi. Pompa dengan kontrol variabel (variable speed drive) juga
dapat membantu mengoptimalkan konsumsi energi dengan menyesuaikan
kecepatan operasi sesuai dengan kebutuhan.
Melakukan pemeliharaan rutin pada pompa air untuk memastikan
kinerjanya tetap optimal. Periksa kebocoran pada sistem pipa, pastikan
pompa dalam kondisi baik, dan perhatikan keausan pada komponen
penting. Hal ini dapat membantu menghindari kerugian energi akibat
kebocoran dan pengoperasian yang tidak efisien.
Memasang sistem pengaturan tekanan yang efisien untuk pompa
air. Penggunaan sistem kontrol tekanan yang cerdas dapat
mengoptimalkan operasi pompa dan menghindari overpressure yang tidak
perlu, sehingga mengurangi konsumsi energi secara signifikan.
2. Lampu:
Menggantikan lampu konvensional dengan lampu LED yang lebih
efisien dapat mengurangi konsumsi energi secara drastis. Lampu LED
memiliki efisiensi yang lebih tinggi, usia pakai yang lebih lama, dan
membutuhkan daya yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu
konvensional. Dengan mengganti seluruh sistem pencahayaan dengan
lampu LED, pabrik batu bata dapat mencapai penghematan energi yang
signifikan.
Menggunakan sensor gerak atau sistem pencahayaan otomatis di
area yang tidak selalu digunakan secara aktif dapat mengurangi waktu
operasi dan konsumsi energi yang tidak perlu. Lampu akan menyala hanya
ketika ada aktivitas manusia di area tersebut.
Memastikan kesadaran dan disiplin karyawan untuk mematikan
lampu ketika tidak diperlukan. Pabrik batu bata juga dapat memasang
sistem pemantauan atau timer untuk memadamkan lampu secara otomatis
saat area tidak terpakai.
BAB II : KUNJUNGAN LAPANGAN/SURVEI
2.1 Data Primer/pengukuran
2.2 Data Sekunder
BAB III : ANALISIS DATA
3.1 Metode Analisis
1. Payback Period (PP)
Payback Period merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang
diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk
(Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap
tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period dari suatu investasi dapat dihitung
dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut.
investasi
Payback period =
Kas mauk bersih
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = Investasi Kas Bersih 𝐴liran Kas Masuk Bersih Tahunan
Untuk menghitung Payback Period yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama
setiap tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh
akumulasi kas masuk (nol).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek
dibandingkan periode payback maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu
investasi lebih panjang daripada period payback maksimum maka investasi tersebut
dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk
menentukan alternatif terbaik dilakukan
pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period yang paling pendek.
(Total Penjualan−investasi)
ROI = X 100 %
Investasi
Investor harus menghitung ROI atau laba atas investasi. Secara tidak langsung,
ROI menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor ketika
menanamkan modalnya di perusahaan. Misalnya, jika kita ingin berinvestasi di
perusahaan dengan pengembalian investasi minimal 5 persen, kita dapat memperoleh
setidaknya persentase pendapatan yang sama atau lebih tinggi daripada yang kita
investasikan. Pada ROI digunakan untuk mengukur keberhasilan proyek. Misalnya,
perusahaan kami menginvestasikan dana dalam program kampanye. Perusahaan
menganalisis hasil penjualan yang dicapai dengan uang yang dikeluarkan dalam
kampanye untuk menentukan laba atas investasi. Jika lebih banyak uang yang dihasilkan
daripada yang dihabiskan, dapat disimpulkan bahwa program kampanye menguntungkan.
Namun jika sebaliknya, dapat disimpulkan bahwa program kampanye tersebut tidak
efektif dan harus dievaluasi.
3. Studi Literatur
Dari studi literatur ini dapat mempersiapkan dan mempelajari teori dasar
penunjang serta
melihat referensi yang berhubungan dengan intensitas konsumsi energi listrik, beban
energi listrik, manajemen energi, sistem tata udara, dan mengenali kemungkinan peluang
hemat energi.
4. Studi Dokumen
Dalam studi dokumen ini dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen atau data
dari pabrik batu bata yang nantinya untuk kebutuhan dalam penelitian. Aktivitas yang
dibutuhkan dalam kegiatan analisis data antara lain :
- Melakukan analisis penerapan sistem manajemen energi
- Melakukan analisis data sekunder dan data primer
- Melakukan analisis peluang penghematan energi.
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan kinerja pemanfaatan energi dan langkah
yang diperlukan untuk peningkatan efisiensi energi. Output yang diperoleh antara lain:
pengguna energi signifikan; intensitas energi; kecenderungan intensitas energi,korelasi
intensitas dengan produksi atau parameter operasi; neraca energi; efisiensi/kinerja
pemanfaatan energi; faktor yang mempengaruhi efisiensi energi; potensi penghematan
energi; kajian tekno ekonomi (cost benefit ratio).
3.2 Hasil
3.3Temuan
3.4 Rekomendasi
LAMPIRAN DOKUMENTASI