Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AUDIT ENERGI

PABRIK BATU BATA

Kelompok 1
Anggota
Adi Nugraha (1104180131)
Ahmad Khoerudin Jaohari (1104180120)
Daniel Gea febria (1104180100)
Raditya Abyansyah (1104160017)
Firnanto Simbolon (1104180062)
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I
Rincian Audit Energi

1.1. Latar Belakang


Penggunaan energi oleh manusia pada bidang industri sangatlah besar. Seetiap
perusahaan memerlukan energi dalam operasionalnya. Konservasi energi merupakan proses
penggunan energi secara effisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan yang ada.
Penggunaan energi pada bisang industri pun harus dilakukan dengan bijaksana dan efisien,
supaya tidak ada pemborosan atau kelebihan energi dalam penggunannya. Efisiensi energi
dapat dilakukan dengan mencatat dan menganalisa energi yang digunakan dalam rentang
waktu tertentu kemudian dikaji apakah penggunaan energi tersebut sudah efffisien. Apabila
penggunaannya tidak efisien maka diperlukan tindakan audit energi. Audit energi merupakan
analisa lapangan yang dilakukan agar penggunaan energi listrik dapat efisien.
1.2. Lingkup Audit Energi

1.3. Tujuan Audit Energi


Tujuan Audit Energi sebagai berikut.
a. Mengetahui konsumsi penggunaan energi
b. Menganalisa penggunaan energi
c. Menentukan penggunaan energi effisien atau tidak

1.4. Jenis Audit Energi


A. Audit Energi Awal (preliminary audit)
Audit Energi Awal adalah kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data
historis, data dokumentasi bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran
sesaat, perhitungan IKE dan kecenderungannya, potensi yang hematan energi dan
penyusunan laporan audit
B. Audit Energi Terinci (detail audit)
Audit energi rinci adalah kegiatan yang dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari
nilai target yang ditentukan, meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi
bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran lengkap, perhitungan IKE dan
kecenderungannya, potensi penghemat energi, analisis teknis dan finansial serta
penyusunan laporan audit.
1.5. Tahapan dan Jadwal Audit Energi
a. Tahap 1 audit energi awal.
Pada tahap ini lakukan pengumpulan dan penyusunan data historis energi per
tahun yang bertujuan untuk mengetahui jumlah pemakaian energi, kemudian setelah
data perhitungan per tahun didapatkan dilakukan perhitungan Intensitas Konsumsi
Energi (IKE) per tahun, apabila perhitungan IKE telah dilakukan maka data
perhitungan tersebut dapat dibandingkan dengan standard IKE dan dapat disimpulkan
konsumsi energy per tahun masuk dalam kriteria hemat, sedang, atau boros.
Kegiatan yang dilakukan pada saat audit energi awal adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan dan penyusunan data energi pada pabrik
b. Tahap 2 Audit Energi Rinci.
Jika ada indikasi pemborosan, baru dilakukan tahapan penelitian dan pengukuran
konsumsi energy. Kemudian membandingkan hasil pengukuran dengan standard IKE,
lalu dilakukan identifikasi kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE) dan Analisis
PHE berdasarkan dengan rekomendasi PHE. Sebelum melakukan kegiatan pada saat
audit energi awal terdapat beberapa langkah yang diuraikan sebagai berikut :
A. Penelitian konsumsi energi
B. Pengukuran energy
C. Identifikasi peluang hemat energi
c. Analisis dan pelaporan hasil
Data yang sudah didapat kemudian dianalisis dan dilakukan pelaporan ke pabrik
terkait.
Jadwal
Minggu ke
NO Kegiatan
1 2 3 4
Persiapan
1 v
koordinasi

2 Survey lokasi v

Pengumpulan
3 v
data

4 Analisis data V v

Pengembangan
5 rencana dan v
aksi

6 Pelaporan v

1.6. Keluaran Audit Energi


- Profil penggunaan energi
a. Penggunaan kayu bakar
Kayu bakar digunakan untuk tahap pengeringan batu bata yang sudah
dicetak. Kemudian dikeringkan dan dibakar didalam oven. Penggunaan oven yang
tradisional mengharuskan menggunakan kayu bakar
b. Penggunaan listrik
Listrik digunakan untuk penerangan pada malam hari dan pompa air.
Pompa air digunakan untuk mengalirkan air yangdigunakan untuk mencampur
tanah liat supaya mudah dibentuk
- Peluang penghematan energi
Penggunaan kayu bakar dalam proses pengeringan batu bata merupakan area yang
dapat dioptimalkan untuk mencapai penghematan energi.
1. Efisiensi Pemanas
Memastikan bahwa sistem pemanas yang digunakan untuk pengeringan
batu bata beroperasi dengan efisiensi tinggi. Hal ini meliputi penggunaan tungku
atau sistem pemanas yang dirancang khusus untuk memaksimalkan transfer panas
dan meminimalkan kebocoran panas. Pilihan bahan bakar yang efisien, seperti
kayu bakar dengan kualitas yang baik, juga dapat membantu mengurangi
konsumsi kayu.

2. Optimalisasi Waktu Pengeringan


Menganalisis dan mengoptimalkan waktu yang diperlukan untuk
pengeringan batu bata dapat mengurangi konsumsi kayu bakar. Dalam beberapa
kasus, pengurangan waktu pengeringan dapat dicapai dengan melakukan
perubahan pada metode pengeringan atau penyesuaian suhu yang tepat.

3. Isolasi Termal
Memastikan bahwa ruang pengeringan dan peralatan terkait telah diisolasi
dengan baik untuk mengurangi kebocoran panas. Dengan isolasi yang efektif,
suhu di dalam ruang pengeringan dapat dipertahankan dengan lebih baik,
sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengkonsumsi kayu bakar tambahan.

4. Penggunaan Teknologi Terkini


Mempertimbangkan penggunaan teknologi modern dalam proses
pengeringan batu bata. Misalnya, penggunaan teknologi pemanas terkendali
secara otomatis atau sistem kontrol suhu yang canggih dapat membantu
mengoptimalkan penggunaan kayu bakar dan mengurangi pemborosan energi.

5. Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif


Mempertimbangkan penggunaan sumber energi alternatif untuk
pengeringan batu bata, seperti biomassa atau gas alam. Sumber energi ini dapat
lebih efisien daripada kayu bakar dalam hal pembakaran dan dapat mengurangi
dampak lingkungan.

6. Praktik Pengelolaan Kayu Bakar yang Efisien


Mengadopsi praktik pengelolaan kayu bakar yang efisien, seperti
menggunakan kayu kering dengan kelembaban rendah, memastikan pembakaran
yang efisien dengan aliran udara yang tepat, dan melakukan pemeliharaan teratur
pada tungku atau sistem pemanas.

7. Pemantauan dan Pengendalian


Menggunakan sistem pemantauan dan pengendalian yang canggih untuk
mengawasi dan mengendalikan penggunaan kayu bakar. Ini dapat membantu
dalam mengidentifikasi ketidakseimbangan dalam penggunaan energi,
mengidentifikasi penyimpangan, dan mengoptimalkan operasi pengeringan secara
real-time.

Penggunaan Listrik untuk pompa air dan penerangan merupakan area yang dapat
dioptimalkan untuk mencapai penghematan energi.
1. Pompa Air:
Memastikan pompa air yang digunakan memiliki efisiensi yang
tinggi. Pilih pompa dengan rating energi yang baik dan efisiensi hidrolik
yang tinggi. Pompa dengan kontrol variabel (variable speed drive) juga
dapat membantu mengoptimalkan konsumsi energi dengan menyesuaikan
kecepatan operasi sesuai dengan kebutuhan.
Melakukan pemeliharaan rutin pada pompa air untuk memastikan
kinerjanya tetap optimal. Periksa kebocoran pada sistem pipa, pastikan
pompa dalam kondisi baik, dan perhatikan keausan pada komponen
penting. Hal ini dapat membantu menghindari kerugian energi akibat
kebocoran dan pengoperasian yang tidak efisien.
Memasang sistem pengaturan tekanan yang efisien untuk pompa
air. Penggunaan sistem kontrol tekanan yang cerdas dapat
mengoptimalkan operasi pompa dan menghindari overpressure yang tidak
perlu, sehingga mengurangi konsumsi energi secara signifikan.

2. Lampu:
Menggantikan lampu konvensional dengan lampu LED yang lebih
efisien dapat mengurangi konsumsi energi secara drastis. Lampu LED
memiliki efisiensi yang lebih tinggi, usia pakai yang lebih lama, dan
membutuhkan daya yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu
konvensional. Dengan mengganti seluruh sistem pencahayaan dengan
lampu LED, pabrik batu bata dapat mencapai penghematan energi yang
signifikan.
Menggunakan sensor gerak atau sistem pencahayaan otomatis di
area yang tidak selalu digunakan secara aktif dapat mengurangi waktu
operasi dan konsumsi energi yang tidak perlu. Lampu akan menyala hanya
ketika ada aktivitas manusia di area tersebut.
Memastikan kesadaran dan disiplin karyawan untuk mematikan
lampu ketika tidak diperlukan. Pabrik batu bata juga dapat memasang
sistem pemantauan atau timer untuk memadamkan lampu secara otomatis
saat area tidak terpakai.
BAB II : KUNJUNGAN LAPANGAN/SURVEI
2.1 Data Primer/pengukuran
2.2 Data Sekunder
BAB III : ANALISIS DATA
3.1 Metode Analisis
1. Payback Period (PP)
Payback Period merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang
diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk
(Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap
tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period dari suatu investasi dapat dihitung
dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut.

investasi
Payback period =
Kas mauk bersih
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = Investasi Kas Bersih 𝐴liran Kas Masuk Bersih Tahunan
Untuk menghitung Payback Period yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama
setiap tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh
akumulasi kas masuk (nol).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek
dibandingkan periode payback maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu
investasi lebih panjang daripada period payback maksimum maka investasi tersebut
dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk
menentukan alternatif terbaik dilakukan
pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period yang paling pendek.

2. Return On Invesment (ROI)


Return on Investment (ROI) adalah rasio keuntungan terhadap kerugian atas suatu
investasi, yang kemudian dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan.
Sederhananya, konsep ROI ini adalah persentase keuntungan yang bisa diperoleh dari
total jumlah aset yang diinvestasikan. Pengembalian modal yang diinvestasikan adalah
cara yang cukup efektif untuk mengukur kinerja perusahaan. Pengembalian modal yang
digunakan digunakan untuk menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk
investasi. Misalnya, jika investor ingin berinvestasi, ROI dapat digunakan untuk
meyakinkan investor untuk berinvestasi. Selain itu ROI juga menghitung potensi
keuangan riil perusahaan untuk dapat mendistribusikan penjualan atau keuntungan sesuai
dengan jumlah investasi yang dicapai. Rumus untuk menghitung ROI sebagai berikut :

(Total Penjualan−investasi)
ROI = X 100 %
Investasi
Investor harus menghitung ROI atau laba atas investasi. Secara tidak langsung,
ROI menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor ketika
menanamkan modalnya di perusahaan. Misalnya, jika kita ingin berinvestasi di
perusahaan dengan pengembalian investasi minimal 5 persen, kita dapat memperoleh
setidaknya persentase pendapatan yang sama atau lebih tinggi daripada yang kita
investasikan. Pada ROI digunakan untuk mengukur keberhasilan proyek. Misalnya,
perusahaan kami menginvestasikan dana dalam program kampanye. Perusahaan
menganalisis hasil penjualan yang dicapai dengan uang yang dikeluarkan dalam
kampanye untuk menentukan laba atas investasi. Jika lebih banyak uang yang dihasilkan
daripada yang dihabiskan, dapat disimpulkan bahwa program kampanye menguntungkan.
Namun jika sebaliknya, dapat disimpulkan bahwa program kampanye tersebut tidak
efektif dan harus dievaluasi.
3. Studi Literatur
Dari studi literatur ini dapat mempersiapkan dan mempelajari teori dasar
penunjang serta
melihat referensi yang berhubungan dengan intensitas konsumsi energi listrik, beban
energi listrik, manajemen energi, sistem tata udara, dan mengenali kemungkinan peluang
hemat energi.
4. Studi Dokumen
Dalam studi dokumen ini dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen atau data
dari pabrik batu bata yang nantinya untuk kebutuhan dalam penelitian. Aktivitas yang
dibutuhkan dalam kegiatan analisis data antara lain :
- Melakukan analisis penerapan sistem manajemen energi
- Melakukan analisis data sekunder dan data primer
- Melakukan analisis peluang penghematan energi.
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan kinerja pemanfaatan energi dan langkah
yang diperlukan untuk peningkatan efisiensi energi. Output yang diperoleh antara lain:
pengguna energi signifikan; intensitas energi; kecenderungan intensitas energi,korelasi
intensitas dengan produksi atau parameter operasi; neraca energi; efisiensi/kinerja
pemanfaatan energi; faktor yang mempengaruhi efisiensi energi; potensi penghematan
energi; kajian tekno ekonomi (cost benefit ratio).
3.2 Hasil
3.3Temuan
3.4 Rekomendasi
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai