Kasus ini bermula pada tahun 2016. Saat itu, Indonesia telah
menerbitkan 18 aturan yang dianggap sebagai hambatan nontarif
untuk sejumlah produk pertanian dan peternakan asal Amerika
Serikat dan Selandia Baru. Beberapa produk impor tersebut yaitu
di antaranya apel, anggur, kentang, bawang, bunga, jus, buah-
buah kering, hewan ternak, ayam dan daging sapi.
CONTOH KASUS “ McDonald’s ” Sejarah Perusahaan McDonald’s Internasional Restoran ini didirikan oleh
Richard & Maurice McDonald’s pada tahun 1937 di sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald’s hanya
merupakan restoran Drive In yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In. Bangunan
restorannya berbentuk persegi delapan, dengan mengekspose ruangan dapurnya dan tidak memiliki tempat
duduk di bagian dalam restorannya. Kedua bersaudara tersebut kemudian berniat untuk lebih mengembangkan
restoran mereka, yang pada saat itu sudah cukup sukses dan menguntungkan. Fokus pengembangannya adalah
pada kecepatan pelayanan yang diharapkan akan meningkatkan volume pembelian konsumen. Konsep utama
yang diterapkan adalah kecepatan, harga terjangkau dan volume.Restoran ini juga telah memiliki logo sendiri
yaitu The Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter yang merupakan seorang perancang
neonsign.Logo ini memiliki warna kuning terang dan berbentuk simple, mudah diingat dan juga secara tidak
langsung mencerminkan huruf “M” dari McDonald’s. Pada saat itu, terjadi persaingan ketat pada bisnis Drive In
dan McDonald’s bersaudara ini mengalami kesulitan dalam berorganisasi dan menggerakkan yang dibutuhkan
untuk mengembangkan usaha mereka. Dan saat itulah mereka bertemudengan seseorang yang bernama
Ray
Kroc.Ray
Kroc
lah
yang
membantu
McDonald’s bersaudara
untuk
mengembangkan usaha tersebut. Jadi tidak benar jikaselama ini orang menganggap bahwa Ray Kroc lah yang
mendirikan McDonald’s untuk pertama kalinya. Restoran McDonald’s–nya yang pertama bukanlah McDonald’s
yang pertama. Ray Kroc kemudian melakukan pengembangan restoran melalui konsep fast food. Pada sekitar
tahun 1955 Ray Kroc mulai menjual waralaba McDonald’s dan untuk pertama kalinya perusahaan fast food (siap
saji) di San Bernandino, California menggunakan sistem franchise (waralaba). Sistem waralaba ini muncul
dalam suatubentuk yang mirip dengan yang kita saksikan sekarang, yaitu sebuah rancanganpermasalahan yang
disusun dengan seksama dan didokumentasikan secaralengkap dengan perjanjian-perjanjian mendetail antara
perusahaan dalam hal ini adalahMcDonald’s dengan perusahaan yang akan berliansi. Jadi selama tahun Bab 4 –
Penilaian Internal
43
1950-an hingga tahun 1960-an, produk-produk burger McDonald’s yang merupakan produkproduk fast food,
didistribusikan dengan cara penjualan langsung. Bisnis waralaba McDonald’s ini mulai menyebar ke berbagai
daerah dannegara bagian. Untuk itu Kroc menerapkan prosedur operasi standar (Standart Observation Checklist)
untuk pembuatan hamburger dengan spesifikasi yang diduga sangat ketat, yaitu lemak dibawah 19%, berat 1,6
ounce, diameter 3,873 inch, dan onion 0,23 ounce. Selain memperlakukan pewaralaba secara strategis, Kroc juga
memberikan suatu sistem operasi kepada partner-partner barunya. Sistem inilah yang memberikan kepastian
semua produk yang disajikan adalah sama. Untuk itulah profesionalisme harus diterapkan.Dalam paradigma
yang baru setiap operator danpewaralaba bertindak seperti seorang manajer pabrik yang harus menerapkan
manajemen professional. Maka pada tahun 1961, Kroc meluncurkan programpelatihan yang kemudian
dinamakan sebagai Hamburger University di restoran yang baru yaitu di Elk Village, Illinois. Di sana para
pewaralaba dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam menjalankan restoran yang sukses dan dilatih
dalam aspek-aspek operasi McDonald’s berupa mutu, pelayanan, kebersihan dan nilai (Quality, Service,
Cleanliness, and Value). Hingga tahun 1960 Ray Kroc telah membuka 200 restoran di seluruh Amerika Serikat.
Dan pada tahun 1961, Ray Kroc telah membeli saham perusahaan dari McDonald’s bersaudara dengan hampir
senilai US$ 3.000.000,00. Perusahaan fast food McDonald’s ini terus mengembangkan jaringan waralabanya di
lebih dari 60 negara.Dan saat ini McDonald’s Corporation bersamadengan franchise dan cabangcabangnya telah
berjumlah lebih dari 14.000 restoran.McDonald’s melayani lebih dari 22juta orang setiap harinya atau sekitar
14.000 tamu setiap menitnya.Tidak diragukan lagi kalau hal ini menjadikan McDonald’s sebagai organisasi
bergerak di bidang makanan yang terbesar di dunia. McDonald’s Indonesia Restoran McDonald’s hadir di
Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari McDonald’s seluruh dunia. H. Bambang N.
Rahcmadi., Msc., MBAadalah warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise
dariMcDonald’s Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak sebagai
Presiden Direktur McDonald’s Indonesia. Sebelum membuka restorannya yang pertama di SarinahBab 4 –
Penilaian Internal
44
Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA diwajibkan mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika
Serikat, Malaysia dan Singapura. Dalam masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di restoran
McDonald’s dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai ke tingkat manajerial, kemudian
menerapkan semuanya di Indonesia. Tepat pada 22 Februari 1991, restoran McDonald’s di Sarinah Thamrin
Jakarta beroperasi dengan mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan McDonald’s Indonesia
dalam 10 tahun ini dinilai sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald’s Indonesia telah berjumlah 109
restoran dengan jumlahkaryawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar lulusan SLTA.
Visi dan Misi Visi Visi McDonald’s adalah menjadi restoran cepat saji dengan pelayanan terbaik di dunia. Untuk
mencapai visi ini, McDonald’s selalu menjamin mutu produk-produknya, memberikan pelayanan yang
memuaskan, menawarkan kebersihan dan keamanan produk pangan serta nilainilai tambah lainnya. Bagi
McDonald’s, senyum setiap pelanggan adalah hal terpenting. Misi a. Menjadi perusahaan terbaik bagi semua
karyawan kami di setiap komunitasdi seluruh dunia. b. Menghadirkan pelayanan dengan sistem operasional yang
unggul bagi setiappelanggan kami di setiap restoran cabang McDonald’s. c. Terus mengalami perkembangan ke
arah yang menguntungkan sebagaisebuah brand, serta terus mengembangkan sistem operasional McDonald’s ke
arah yang lebih baik lagi lewat inovasi dan teknologi. Tujuan Perusahaan Tujuan dari McDonald’s baik
McDonald’s Internasional maupun McDonald’s Indonesia adalah: a. Suatu sistem yang mampu menyediakan
jasa makanan di dunia dengan lebih dari 50.000 restoran. b. Brand McDonald’s menyentuh siapa saja, kapan
saja, dan di mana saja saat kita melakukan bisnis.
45
c. McDonald’s sebagai tempat bekerja yang terbaik untuk setiap orang yang ada di seluruh dunia. d. Restoran
dimana setiap pelanggan tersenyum dan merasa spesial. e. Makanan yang paling baik di kelasnya dengan
penyajian yang istimewa dan menu makanan yang beragam. f. Organisasi yang memiliki hubungan kerja yang
baik dan kuat antara pemilik, pemasok barang, dan perusahaan. g. Brand yang sukses dan memberikan
kontribusi pada pemilik, pemasok barang dan perusahaan
Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Pemasaran Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis harus menganalisis factor – factor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini.Analisis ini berkaitan dengan bagaimana sebuah perusahaan dapat
memenangkan persaingan atau paling tidak mempertahankan eksistensi perusahaan dalam dunia bisnis. Analisis
SWOT Pemasaran McDonald’s Beberapa usaha dan keunggulan McDonald’s dalam mempertahankan eksistensi
dan bersaing dalam pemasaran global, dikaitkan dengan analisis SWOT yaitu:
46
McDonald’s merupakan salah satu pencetus restoran cepat saji di dunia yang mengutamakan kecepatan dan
volume dalam setiap penyajian makanannya.Strategi penyediaan makanan yang cepat tersebut ternyata digemari
oleh pelanggan sehingga semakin banyak pelanggan yang datang untuk menikmati makanan di McDonald’s.
Umumnya restoran McDonald’s menyediakan menu makanan yang tidak terlalu banyak dan seragam di setiap
cabangnya.Hal ini untuk memudahkan dalam kecepatan penyajian, sehingga pelanggan tidak usah menunggu
terlalu lama untuk menyantap pesanannya.Menu yang sedikit juga memberi kemudahan bagi pelanggan untuk
memilih pesanan. Pelanggan tidak perlu pusing untuk memilih pesanan karena tidak terlalu banyak pilihan, dan
karena menu di setiap restoran McDonald’s seragam, rata – rata pelanggan sudah pernah mencoba tiap – tiap
menu sehingga pelanggan tidak perlu ragu untuk memesan. Selain menu – menu yang diseragamkan,
McDonald’s juga membuat paket menu untuk sarapan, makan siang, makan malam dan makanan ringan.Hal
tersebut tentu saja membuat pelanggan semakin nyaman dan tidak terbatas lagi dengan pilihan menu yang ada.Di
dunia yang serba instan, setiap orang membutuhkan hal – hal yang serba cepat, tidak terkecuali dalam hal
makanan. Banyak pekerja kantor, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan selebritis lebih memilih untuk makan di
McDonald’s karena kecepatannya. Selain dari segi menu, McDonald’s juga menawarkan harga yang murah
sehingga memungkinkan pelanggan maupun keluarganya dapat menikmati santap pagi, siang dan malam di
McDonald’s secara regular. Indikasi harga ini juga tentu saja disesuaikan dengan negara tempat McDonald’s
tersebut berdiri. Di Indonesia, McDonald’s masih tergolong restoran bagi kalangan menengah ke atas, namun di
negara – negara Amerika dan Eropa McDonald’s sudah menjadi restoran favorit berbagai kalangan. Ray Kroc,
pimpinan sekaligus pemilik McDonald’s menerapkan aturan yang sangat ketat terhadap system restoran tersebut.
Selain menekankan tentang keseragaman menu, Kroc juga mengubah system penyiapan makanannya. Pekerjaan
seperti memotong kentang, memotong roti dan lain – lain, semuanya dikerjakan di pabrik. Sehingga kentang tiba
di gerai dalam keadaan
telah terpotong dan beku, roti telah dipotong, dan burger beku dihantarkan dalam keadaan siap goreng.Semua itu
demi kecepatan tersajinya pesanan. Keberhasilan McDonald’s di Amerika tidak lepas dari usaha Ray Kroc
dalam memahami kebutuhan pelanggannya dan menyesuaikan restorannya dengan gaya hidup orang Amerika.
Bahkan, McDonald’s telah menjadi bagian dari gaya hidup orang Amerika.Meskipun menjunjung tinggi
keseragaman menu, menu setiap restoran McDonald’s yang berada diluar Amerika juga disesuaikan dengan
selera dan gaya hidup masyarakat setempat. Misalnya di India yang masyarakatnya kebanyakan tidak
mengkonsumsi sapi, menu yang berbahan daging sapi diganti dengan daging domba.Hal ini tentu saja agar
McDonald’s di negara tersebut dapat bertahan dan ikut bersaing dengan restoran lainnya. Setiap cabang
McDonald’s selalu ditempatkan di tempat – tempat yang strategis agar mudah dijangkau oleh
pelanggan.Sehingga, tidak ada restoran McDonald’s yang kurang berhasil karena lokasi yang kurang
strategis.Orang – orang yang mengelola McDonald’s merupakan tenaga – tenaga professional (kecuali untuk
bagian dapur yang dapat dikerjakan oleh karyawan baru sekalipun).Ray Kroc mendirikan suatu lembaga
pelatihan yang dibuat khusus untuk melatih calon – calon pengelola McDonald’s yang bernama Hamburger
University di Elk Village, Illinois. Di sana para pewaralaba dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam
menjalankan restoran yang sukses dan dilatih dalam aspek-aspek operasi McDonald’s berupa mutu, pelayanan,
kebersihan dan nilai (Quality, Service, Cleanliness, and Value). Sistem pengoperasian internasional McDonald’s
adalah waralaba.Para pemilik waralaba harus setuju beroperasi dibawah kondisi ketat yang menjamin mereka
mencurahkan tenaga pada pengelolaan satu atau dua gerai yang diwaralabakan kepada mereka.McDonald’s
mendikte mereka dimana harus membeli bahan bakunya, bagaimana memasaknya, bagaimana mereka beriklan,
dan berapa harga setiap menunya.Sehingga tidak terdapat perbedaan antara satu restoran McDonald’s dengan
restoran McDonald’s lainnya. McDonald’s juga memiliki promosi yang cukup baik. Kampanye iklan
McDonald’s yang bertajuk “I’m Lovin’ it” sukses menjadi daya tarik pelanggan. Di kalangan anak – anak,
McDonald’s memperkenalkan tokoh badut Ronald McDonald’s yang juga sukses menjadi daya Bab 4 –
Penilaian Internal
48
tarik bagi pelanggan anak – anak. Logo golden arches McDonald’s yang sederhana dan berwarna kuning sangat
mudah diingat dan sekarang sudah menjadi salah satu logo yang paling mudah dikenali di dunia. Logo golden
arches tersebut telah menjadi ikon yang sangat identik dengan McDonald’s dan menjadi tolak ukur tingginya
eksistensi McDonald’s di kalangan masyarakat dunia. Untuk dapat bersaing di pasar Indonesia, McDonald’s
membedakan segmentasinya dengan restoran cepat saji lain yang ada. McDonald’s memusatkan segmentasinya
pada kalangan menengah ke atas.Hal ini dapat dilihat dari harga – harga menu dan eksklusifitas tempat dari
restoran McDonald’s bila dibandingkan dengan KFC yang segmentasinya adalah kalangan menengah kebawah.
Dengan begitu, McDonald’s akan memiliki pasar nya sendiri. McDonald’s juga menjalin kerjasama dengan
perusahaan besar lain, contohnya coca – cola. Kerjasama ini tentu saja memberikan kekuatan yang lebih besar
bagiMcDonald’s. Weakness Ditengah kesuksesannya dalam menjadi restoran cepat saji yang terkenal di seluruh
dunia, McDonald’s juga masih memiliki beberapa kelemahan.Salah satu yang paling jelas yaitu masalah nilai
gizi yang terdapat dalam setiap kandungan sajian menunya.Menu makanan dan minuman yang disajikan oleh
McDonald’s dianggap memiliki nilai gizi yang sangat rendah, tinggi kolesterol dan dapat memicu berbagai
macam penyakit termasuk kegemukan dan penyakit jantung. Makanan cepat saji yang merupakan sajian utama
McDonald’s sangat identik dengan gaya hidup yang tidak sehat, sehingga banyak pelanggan yang membatasi
konsumsi makanan di McDonald’s atau bahkan menjauhi makanan dari restoran cepat saji tersebut.Selain
persoalan kandungan gizi makanannya, yang menjadi kelemahan McDonald’s adalah persoalan harga yang tidak
dapat dijangkau oleh semua kalangan, terutama di Indonesia yang pendapatan per penduduknya tergolong masih
rendah. Selain itu, motto keseragaman menu yang dijunjung tinggi oleh McDonald’s juga menyebabkan
terbatasnya inovasi terhadap menu – menu baru.Hal ini dapat menyebabkan pelanggan merasa bosan dan beralih
ke restoran lainnya. Bab 4 – Penilaian Internal
49
Opportunities Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh McDonald’s untuk terus berkembang dan mencapai
kondisi yang lebih baik, yakni : Menyediakan makanan yang lebih sehat, melakukan pengawetan dengan
bahan – bahan alami dan menjadikannya sebagai bahan iklan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang
McDonald’s yang identik dengan makanan yang tidak sehat. Membuat inovasi dengan menambahkan menu
baru. Inovasi sangat dibutuhkan untuk menjaga pelanggan agar tidak merasa bosan dan tetap mengonsumsi
makanan di McDonald’s. Threats Meski telah menjadi restoran cepat saji yang sangat sukses di seluruh dunia,
McDonald’s juga masih memiliki hal – hal yang dapat mengancam eksistensinya. Selain ancaman dari
kemunculan restoran cepat saji lain yang semakin banyak, persaingannya dengan restoran cepat saji KFC
(Kentucky Fried Chicken) yang cukup sengit juga dapat menggeser McDonald’s dari kursi market leader
restoran cepat saji di dunia. Menu yang disajikan KFC tergolong lebih murah sehingga kemungkinan besar dapat
menarik lebih banyak pelanggan. Semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk tidak mengonsumsi
makanan cepat saji juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi McDonald’s. Matriks Evaluasi Faktor Internal
(IFE) untuk McDonalds. BOBOT
PERINGKAT
0,10
0,30
0,17
0,68
0,10
4
0,40
4. Adanya kekuatan kerja sama dengan perusahaan lain, seperti dengan coca-cola
0,07
0,21
Kekuatan Internal
50
0,03
0,09
0,05
0,15
0,13
0,52
0,06
2
0,12
0,10
0,10
0,04
0,04
0,13
0,26
0,07
0,07
TOTAL
1,00
––
2,94
Kelemahan Internal 1. Harga yang kurang kompetitif 2. Inovasi terhadap produk kurang memiliki spesifikasi
tertentu 3. Manajemen of franchises kurang memperhatikan integritas klien 4. Periklanan hanya diutamakan
pada anakanak
Berdasarkan hasil Matriks Evaluasi Faktor Internal–IFE untuk perusahaan McDonald’s, menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi kekuatan utama pada perusahaan adalah adanya pengakuan atas merek yang sudah
mengglobal dengan skor bobot kekuatan sebesar 0,68. Sedangkan, untuk kelemahan utama perusahaan adalah
managementof franchises kurang memperhatikan integritas klien dengan skor bobot kekuatan sebesar 0,04. Dan,
diperoleh total skor bobot kekuatan sebesar 2,94. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan McDonald’s ini
memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan
dengan cukup baik.
McDonald's Corp menghadapi gugatan class action yang diajukan oleh karyawan dan
mantan karyawannya. Gerai milik perusahaan di Florida dituding tidak mengambil langkah
pencegahan terhadap pelecehan seksual yang dialami karyawan perempuannya.
Dalam gugatan yang didaftarkan Jumat pekan lalu di Pengadilan Federal di Chicago
disebutkan, perusahaan telah mendorong iklim "pelecehan seksual yang parah dan
lingkungan kerja yang bermusuhan, termasuk meraba-raba, serangan fisik, dan komentar
verbal yang mengarah ke seksual."
"Tuduhan penggugat atas pelecehan dan balas dendam sedang kami selidiki segera, dan
kami juga akan menyelidiki dugaan baru yang telah mereka ajukan dalam pengaduan
mereka," kata pihak perusahaan dalam pernyataan mereka.
Mereka meminta ganti rugi USD500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun (kurs 1 USD = Rp 15.857),
serta ganti rugi tambahan.
Fairley dan Reddick mengatakan dalam gugatan mereka bahwa McDonald's gagal
memberikan pelatihan untuk mencegah pelecehan seksual dan hanya memindahkan pelaku
pelecehan dari satu lokasi gerai ke lokasi lain tanpa ada tindakan serius.
Reddick bekerja di sebuah restoran McDonald's di Sanford, Florida dari 2015 hingga 2018,
ketika dia dipecat karena melaporkan komentar seksual yang tidak diinginkan dan disentuh
oleh rekan kerja pria. Sedangkan Fairley dilecehkan oleh dua rekan kerja pria saat bekerja di
toko yang sama, mulai tahun 2018.
Mereka menuding pihak manajemen tahu tentang pelecehan tetapi gagal untuk mengambil
tindakan yang tepat.
Sekitar 95 persen restoran McDonald's di AS dijalankan oleh pemegang waralaba dan bukan
oleh perusahaan McDonald's sendiri. Perusahaan berargumen bahwa mereka tidak dapat
dianggap bertanggung jawab atas pelecehan di restoran waralaba, dan pengadilan banding
federal di California setuju dengan pandangan itu tahun lalu.
Namun, gugatan terbaru yang dilayangkan Fairley dan Reddick hanya menyangkut toko milik
perusahaan. Chief Executive McDonald's Steve Easterbrook dipecat November 2019 lalu
karena memiliki hubungan dengan seorang karyawan, meskipun ia tidak dituduh melakukan
pelecehan.
McDonald's Corporation adalah perusahaan makanan cepat saji Amerika, yang didirikan pada tahun 1940
sebagai restoran yang dioperasikan oleh Richard dan Maurice McDonald, di San Bernardino, California,
Amerika Serikat. Wikipedia
Federal Trade Commission (FTC) telah menyelesaikan kasus Lenovo setelah terungkap bahwa 750.000
laptopnya terinstal spyware dan adware. Jaksa agung dari 32 negara bertindak bersama FTC dan secara
kolektif mendenda perusahaan tersebut sebesar USD3,5 juta atau sekira Rp46,6 miliar. Kesepakatan ini
diumumkan pada Selasa, 5 Agustus waktu setempat yang menyelesaikan tuduhan firma yang berbasis di
Morrisville, North Carolina, bahwa Lenovo menjual perangkat dengan software preloaded yang membuat
informasi sensitif pengguna rentan terhadap hacker. Pengguna laptop Lenovo kini akan mendapatkan
persetujuan konsumen untuk menggunakan software tersebut dan memberikan cara yang masuk akal bagi
mereka untuk memilih menggunakannya atau tidak, bahkan opsi untuk menonaktifkan atau
menghapusnya. FTC mengatakan Lenovo "membahayakan privasi konsumen" saat memasang software
tanpa persetujuan atau pemberitahuan yang cukup. "Perilaku ini bahkan lebih serius lagi karena perangkat
lunak tersebut membahayakan perlindungan keamanan online yang diandalkan konsumen," kata ketua
FTC, Maureen Ohlhausen. Laptop yang dimaksud dalam kasus tersebut dijual dari Agustus 2014 hingga
Juni 2015 dan dipasang dengan program yang disebut VisualDiscovery. Dirancang oleh pengembang
software Superfish yang berbasis di California, program ini akan menganalisis layar konsumen dan
menjelajah web untuk mencari produk potensial. Jika menemukan bahwa pengguna melihat gambar
produk atau belanja online, iklan tersebut akan melapisi iklan pop-up di browser untuk produk serupa yang
dijual oleh mitra eceran Superfish. Menurut deskripsinya serangan ini menggunakan pencarian gambar,
bukan kata kunci. Lenovo sendiri menyatakan bahwa pihaknya tak menyadari bahwa hal tersebut
merupakan spyware. Perusahaan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya pihak dari pihak
ketiga yang memanfaatkan kerentanan tersebut untuk mendapatkan akses ke komunikasi pengguna.
Dengan semua perangkat lunak pihak ketiga yang dipasang Lenovo di laptopnya, tidak ada yang
memeriksa dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan Superfish dan masalah privasi di dalamnya.
Perusahaan juga mencatat bahwa pihaknya menghentikan pemuatan VisualDiscovery dan bekerja
dengan penyedia software antivirus untuk menonaktifkan dan menghapusnya dari komputer konsumen
setelah mempelajari masalah tersebut. Kedepannya, Lenovo diminta untuk meminta izin pengguna saat
menginstal software apapun yang mengumpulkan dan mengirimkan informasi pribasi mereka ke
perusahaan lain. Demikian seperti dilansir Techspot, Rabu (6/9/2017).
Lenovo Group Limited, sebelumnya dikenal dengan nama Legend Group, adalah produsen PC terbesar di
Republik Rakyat Tiongkok. Pada 2004, Lenovo adalah produsen PC terbesar kedelapan di dunia. Lenovo
juga menjual server, komputer genggam, perangkat pencitraan, dan telepon genggam. Wikipedia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PT Unilever Indonesia Tbk sedang menghadapi gugatan terkait hak
cipta yang diajukan Joice M. Senduk di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
G\gugatan tersebut terkait pencatuman foto Joice tanpa izin yang dilakukan Unilever dalam iklan.
Kuasa hukum Joice, Hendrik R.E. Assa menjelaskan, kliennya pada November 2004 silam merupakan
pemenang undian mesin cuci dari salah satu produk Unilever yakni,
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PT Unilever Tbk Digugat Rp 13,5 Miliar Gara-gara
Iklan Deterjen Rinso, https://www.tribunnews.com/bisnis/2016/10/31/pt-unilever-tbk-digugat-rp-135-
miliar-gara-gara-iklan-deterjen-rinso.
Tapi sayangnya, mediasi yang sudah berjalan 10 tahun itu tidak ada hasil. Dimana awalnya, pihak Unilever
menawarkan untuk membayar Rp 1.000.000 untuk setiap titik iklan yang terdapat di seluruh Indonesia.
"Tapi hal tersebut setiap ingin dibahas, pihak Unilever malah cenderung menghindar dan menawarkan
pembayaran uang tunai Rp 50 juta," ucapnya.
Maka dari itu pihaknya memberikan dua surat peringatan kepada Unilever. Napi dalam surat balasan
terakhir, perusahaan menyatakan tidak memiliki hubungan apapun dengan Joice untuk urusan iklan.
Bahkan Unilever pun cenderung mengalihkan ke PT Citra Lintas Indonesia sebagai pihak yang
bertanggungjawab atas iklan Rinso tersebut
"Kami tidak tahu menahu dengan PT Citra Lintas Indonesia, yang kami tahu Rinso ya Unilever yang
mengambil foto juga dari pihak Unilever, maka dari itu kami meminta pertanggungjawaban atas
tindakannya itu," ujarnya singkat.
Sekadar tahu saja, dalam gugatannya ini Hendrik menyantumkan PT Citra Lintas Indonesia sebagai
tergugat II.
Adapun atas pebuatan Unilever, dalam gugatannya Hendrik menilai kliennya itu telah mengalami kerugian
materiil sebesar Rp 13,5 miliar dan kerugian materiil Rp 9 miliar.
Dalam berkas gugatan tersebut, Unilever diminta untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 10
miliar.
Perkara ini baru memasuki sidang perdana pada Selasa (25/10/2016) lalu.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PT Unilever Tbk Digugat Rp 13,5 Miliar Gara-
gara Iklan Deterjen Rinso, https://www.tribunnews.com/bisnis/2016/10/31/pt-unilever-tbk-
digugat-rp-135-miliar-gara-gara-iklan-deterjen-rinso?page=2.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PT Unilever Tbk Digugat Rp 13,5 Miliar Gara-
gara Iklan Deterjen Rinso, https://www.tribunnews.com/bisnis/2016/10/31/pt-unilever-tbk-
digugat-rp-135-miliar-gara-gara-iklan-deterjen-rinso?page=2.
https://www.bbc.com/news/business-58026162