dalam
Perkara Perdata No. 122/PDT.G/2023/PN.PBR
Antara
Melawan
Kepada Yth,
Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara Perdata No. 122/PDT.G/2023/PN.PBR
Pengadilan Negeri Pekanbaru
di –
Pekanbaru
Dengan hormat,
Kesemuanya adalah Advokat/ Assisten Advokat dan Penasehat Hukum pada Law
Office “Dr. Riadi A. Rahmad & Partners” yang berkedudukan di Jl. Sentosa No.
34/70, Harapan raya, Pekanbaru, yang bertindak untuk dan atas nama SUWANDI
1
A. GUGATAN PENGGUGAT
B. REPLIK PENGGUGAT
D. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
F. PERMOHONAN
A. GUGATAN PENGGUGAT
2
5. Bahwa pada tanggal 16 Juni 2015 Penggugat mengajukan kredit
pinjaman koran kepada Tergugat dengan plafon Rp. 780.000.000,-
(tujuh ratus delapan puluh juta rupiah), dengan jaminan Surat Hak
Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama Mariatun Liliani (orang
tua penggugat) ; ----------------------------------------------------------------
3
4) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ;
5) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru,atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ; ---------------------------------------------
10. Bahwa nilai dari seluruh aset dimiliki oleh Penggugat yang masih
terjamin mencapai + Rp. 5.500.000.000,- (lima milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan + Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ;-
4
12. Bahwa pada tanggal 05 Oktober 2017 Penggugat melakukan
pelunasan pinjaman kepada Tergugat terhadap salah satu jaminan,
yaitu Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 ; ---------------------------
Tanggal Angsuran
Bln O/S
Tg. Jml. Pokok Bunga
Angsuran Hari
0 18-May-18 3.327.000.000
5
7 5-Des-18 30 4.178.193 28.821.807 3.289.742.554
6
32 5-Jan-21 31 8.424.594 28.575.406 3.151.989.002
7
57 5-Feb-23 31 25.381.793 24.618.207 2.691.369.245
8
utang yang sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu, semakin
sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang
harus dibayarkan”.
Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/
20. Bahwa yang dimaksud suku bunga Flat adalah :
9
Contoh bunga Flat :
Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/
10
Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/
22. Bahwa dari tabel restrukturisasi I pada Point 10 diatas, dapat dilihat
bahwa pokok angsuran tidak tetap, bunga naik turun dan tidak
semakin kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
kegagalan/kelalaian sehingga dapat dilihat pembayaran selama ini
hanya untuk membayar bunga bank saja ;--------------------------------
11
25. Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran selama enam (6)
bulan dengan angsuran sebesar Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta
rupiah), sehingga total yang telah Penggugat bayar adalah
Rp.102.000.000,- (seratus dua juta rupiah) ;-------------------------------
28. Bahwa dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2022
pihak ARM Bank OCBC datang dan menanyakan rencana
pembayaran yang akan Penggugat lakukan setelah berakhirnya
masa relaksasi, jawaban dari Penggugat adalah meminta
perpanjangan waktu relaksasi agar bisa menjual aset yang ada.
Namun Tergugat tidak dapat memberikan waktu relaksasi lagi dan
menyarankan untuk melakukan AYDA (Aset Yang Diambil Alih),
tetapi Penggugat menolak hal tersebut karena ingin menjual sendiri
aset yang dimiliki oleh Penggugat ; -----------------------------------------
29. Bahwa Penggugat sudah tidak mampu untuk meluasi hutang pokok
dan bunga bank yang terus membengkak setiap bulannya di
karenakan kondisi penurunan usaha Penggugat tidak dapat lagi
menutupi hutang, tetapi Penggugat masih beritikad baik dan
mencari solusi untuk melakukan pelunasan hutang kepada
Tergugat dengan cara menjual aset jaminan agar hutang pokok dan
bunga bisa
berkurang ;----------------------------------------------------------------
12
jaminan Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru,atas nama
Norayani (Istri Penggugat) dengan cara dijual, sehingga Penggugat
bertanya kepada yang pada waktu itu adalah ARM Bank OCBC NISP
Sdr. Achmad Syafei / Pei ;----------------------------------------------------
33. Bahwa pada tanggal 06 Februari 2023 yang mana sesuai arahan
dari Sdr. Dedi Supriadi selaku Emerging Business Manager untuk
merevisi surat permohonan saya tertangal 30 Januari 2023 tersebut
dengan tujuan agar permintaan saya lebih jelas, sehingga Penggugat
kembali mengirimkan Surat Permohonan yang ke II (kedua) ;----------
34. Bahwa pada tanggal 16 Februari 2023 pihak ARM OCBC NISP Sdr.
Binsar bertemu Penggugat di toko milik Penggugat dimana
Penggugat kembali memberitahukan keinginan dari Penggugat
kepadaSdr. Binsar, namun Sdr. Binsar menjawab akan memberikan
jawaban tertulis secepatnya kepada Penggugat sambil mencoba
mengarahkan Penggugat untuk mengajukan AYDA apabila tidak
ingin dilakukan pelelangan terhadap aset Penggugat tersebut ;--------
13
memaksa untuk menandatangani AYDA (aset yang di ambil alih)
atau akanmelelang aset jaminan ;-------------------------------------------
15
1. Bahwa didalam proses berjalannya oprasional perbankan milik
Negara maupun milik Swasta di wilayah hukum NKRI berada
dibawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ;---------------------
MENGADILI :
Penggugat;
16
Menyatakan perjanjian dan restrukturisasi yang dikeluarkan oleh
Wanprestasi ;
dijaminkan ;
atau:
Bilamana Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain,
mohon agar dapat kiranya dijatuhkan putusan yang seadil-adilnya menurut hukum (ex
aequo et bone).
B. REPLIK PENGGUGAT
Bahwa eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dalam perkara ini eksepsi yang
tidak beralasan hukum dan mengada-ada, dan karenanya Penggugat mohon
kepada Majelis Hakim yang mulia sudilah untuk menolaknya dengan alasan
sebagai berikut:
17
dijalankan oleh Tergugat mengacu dengan suku bunga efektif seperti dalam
perjanjian restrukturisasi sehingga menimbulkan tidak terpenuhinya syarat
objektif (suatu hal tertentu dan/atau sebab yang halal) karena bersifat
merugikan Penggugat, sehingga alasan-alasan Tergugat dalam eksepsi nya
yang menyatakan gugatan Penggugat kurang pihak hanyalah mengada-ada
dan bertujuan untuk mengaburkan perjanjian kredit antara Penggugat
dengan
Tergugat ;---------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa eksepsi dari Tergugat tidak beralasan hokum dan tidak dapat
diterima dikarenakan ditujukan kepada Pengadilan Negeri Medan, yang
mana dalam halaman dua (2) eksepsi dari Tergugat menjelaskan :
- Bahwa dalil Tergugat dalam eksepsi gugatan Penggugat kabur dan tidak
jelas adalah mengada-ada yang mana hanya bertujuan untuk
mengaburkan perjanjian kredit antara Penggugat dengan Tergugat ;----------
18
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”
“Bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah
pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang yang
sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu, semakin sedikit pokok
pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan”.
19
pembayaran selama ini bersifat merugikan Penggugat dan hanya untuk
membayar bunga bank saja ;---------------------------------------------------------
- Bahwa eksepsi dari Tergugat tidak beralasan hukum dan tidak dapat
diterima dikarenakan kembali ditujukan kepada Pengadilan Negeri Medan,
yang mana dalam halaman empat (4) eksepsi dari Tergugat menjelaskan :
- Bahwa apa yang telah dimuat dalam eksepsi dianggap telah diulang dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan didalam pokok
perkara dibawah ini ;-------------------------------------------------------------------
- Bahwa sudah jelas dan telah rinci dalam gugatan Penggugat bahwa fasilitas
kredit yang Penggugat ajukan berdasarkan Persetujuan Kredit Nomor
096/OL.MO PKB/06.2015 dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
kepada Tergugat adalah sebesar Rp. 3.985.000.000,- (tiga milyar sembilan
ratus delapan puluh lima juta rupiah) dengan jaminan :
6) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama Mariatun
Liliani (orang tua penggugat) ;
7) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 / Pekanbaru, atas nama Suwandi
(Penggugat) ;
8) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2750 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ;
9) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ;
10)Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ; ----------------------------------------------------------------
20
- Bahwa sisa hutang Penggugat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
kepada Tergugat adalah sebesarRp. 3.327.000.000,- (tiga milyar tiga ratus
dua puluh tujuh juta rupiah) ;----------------------------------------------------------
sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) selama dua
belas (12) bulan setelah pasca Covid-19 = Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah).
21
- Bahwa pembayaran cicilan yang telah Penggugat bayar dari tahun 2018
hingga sampai tahun 2022 adalah sebesar Rp. 1.183.000.000,- (satu milyar
seratus delapan puluh tiga juta rupiah) ;--------------------------------------------
- Bahwa nyatanya hingga saat ini hutang Penggugat yang di tagih oleh
Tergugat adalah :
22
- Bahwa Penggugat telah beritikad baik selaku debitur yang
bertanggungjawab terhadap kewajiban dimana telah menyampaikan
permohonan penyelesaianberdasarkan surat 003/B/LO-RAR/IV/2023
perihal Penyelesaian Permasalahan Kredit yang dibacakan dan diserahkan
dimuka pengadilan yang berisi Penyelesaian Permasalahan Kredit dengan
nilai lunas sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milar lima ratus ribu rupiah) ;-
Bahwa Penggugat telah mengajukan bukti surat yang ditandai dengan P-1 sampai
23
11. (Bukti P11): Surat Penyelesaian Kredit tertanggal 12 September
2023
12. (Bukti P12): 1 bundel Surat Permohonan Penyelesaian /
Pelunasan Kredit atas nama SUWANDI
13. (Bukti P13): Surat Jawaban Nomor :
00235/ARM-EMB-SJ/PI/III/2023
14. (Bukti P14): Surat Tanggapan Nomor :
06317/ARM-EMB-SJ/PI/IX/2023tertanggal 26September 2023
15. (Bukti P15): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Pekanbaruterhadap Unit SHM No. 2723
16. (Bukti P16): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Medanterhadap Unit SHM No. 1182
17. (Bukti P17): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Pekanbaruterhadap Unit SHM No. 2751 dan SHM No. 2750
24
debitur adalah masyarakat dengan posisi yang tidak seimbang ini
banyak klausula-klausula yang di sembunyikan dari nasabah
namun negara menyiapkan dengan lembaga Otoritas Jasa
Keuangan dalam mengawasi perbankan dalam penyaluran kredit
kepada nasabah berdasarkan keadilan, keseimbangan sehingga
posisi antara debitur dan kreditur seimbang.
Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi ahli posisi antara debitur
dan kreditur tidak seimbang untuk memberikan keseimbangan posisi
tersebut negara hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat
untuk ketika membuat perjanjian-perjanjian kredit harus memenuhi
standar-standar yang ada tentang perlindungan konsumen karena
perjanjian kredit yang dibuat antara bank dan nasabah itu
bersifat tetap atau yang disebut dengan klausa baku jadi nasabah
itu tidak memiliki hak merubah perjanjian tadi yang kemudian
nasabah menandatangani maka di sinilah peran undang-undang
hadir agar memiliki nilai keadilan dan keseimbangan harus
disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada salah satunya adalah
Aturan Otoritas Jasa Keuangan yang dibuat oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai perjanjian yang
berjalan tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya oleh karena itu
bank harus menjalankan dengan prinsip kehati-hatian sehingga bank
menyiapkan jaminan yang berguna untuk mengcover apabila kredit
tersebut tidak berjalan dengan sempurna objek jaminan ini tersebar
dalam undang-undang jaminan fidusia, undang-undang jaminan
hipotik gadai dan lain-lain jadi fungsinya berdasarkan prinsip kehati-
hatian ini adalah wajib karena prinsip kehati-hatian ini wajib
dilakukan oleh bank karena yang digunakan bank bukan merupakan
uang Bank melainkan dana masyarakat.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai kol-1, kol-2 dan kol
seterusnya, bahwasanya pada kolom pertama disebut dengan kredit
itu adalah lancar sedangkan kol yang kedua dalam perhatian khusus
dan gol selanjutnya ini merupakan suatu bentuk penilaian dari
lembaga perbankan itu sendiri terhadap kredit tersebut yang menjadi
tolak ukur apakah kredit tersebut dapat diselamatkan atau tidak,
yaitu upaya restuisasi pada prinsipnya uang ini membantu
masyarakat dan masyarakat membantu bank tadi dalam kelancaran
membayar angsuran kredit.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai apabila bank tidak
melakukan peringatan 1, 2 dan 3, ternyata tiba-tiba kredit tersebut
macet, berdasarkan UUCK Nomor satu tahun 2013 yang sekarang
diubah dengan UUCK Nomor 6 tahun 2022 Tentang Perlindungan
Konsumen, Tentang Jasa Keuangan dalam OJK disebutkan
bahwasanya di dalam membuat perjanjian kredit antara bank dan
dengan nasabah itu harus ada dengan namanya prinsip kehati-
hatian, adanya prinsip keseimbangan, pada prinsip keadilan karena
di awal ini merupakan adalah perjanjian dan di dalam amanat UUCK
ini apabila ada bahasa-bahasa asing maka harus diikuti dengan
bahasa Indonesia dan harus diberikan namanya pemahaman kepada
25
debitur tersebut akan hak dan kewajibannya ini adalah amanat dari
peraturan OJK untuk memberikan perlindungan kepada debitur di
saat membuat perjanjian kredit dengan debitur dan di dalam
undang-undang cipta kerja ini diwajibkan memberikan laporan
tentang kewajiban dan posisi hutang mengenai berapa pokok,
berapa bunganya dan ini harus dijelaskan supaya sehingga tidak
terjadinya beberapa penafsiran oleh debitur dan kreditur karena
permasalahannya selama ini masalah ada kredit itu menjadi masalah
antara perbedaan tafsir dan pandangan pada saat penandatanganan
kredit Karena pada saat penandatanganan kredit ini biasanya
kreditur hanya menandatangani saja tanpa membaca satu persatu
karena di dalam peraturan undang-undang cipta kerja terbaru
apabila perjanjian kredit dibuat oleh bank dan nasabah harus
adanya namanya konfirmasi pemahaman kepada debitur apakah
sudah paham atau tidak mengenai isi perjanjian tersebut yang
dituangkan dalam bentuk paraf atau tanda tangan yang dijadikan
bukti baru terhadap perjanjian tersebut begitulah keterbukaan
sebagaimana diatur dalam peraturan Undang-Undang Cipta Kerja
Nomor 6 tahun 2022 yang mana Peraturan Undang-Undang Cipta
Kerja ini merupakan pembaruan dari undang-undang Nomor 1 tahun
2013.
Berdasarkan keterangan ahli apakah bank dalam melakukan
pengalihan aset dapat melakukan dengan cara Cessie seharusnya
ada transparansi antara kedua belah pihak jadi kalau di awal sudah
ada transparansi tentunya akan terbuka tapi kalau di awalnya tidak
terbuka maka ini akan menjadi permasalahan sebab pada prinsipnya
penyelesaian kredit ini adalah musyawarah dan mufakat dengan
negosiasi oleh karena itu pada saat dilakukan pelelangan kepada
Cessie maka harus diberitahukan terlebih dahulu kepada nasabah
tersebut supaya nasabah ini memiliki hak dan tidak merasa
dirugikan dengan adanya tindakan semena-mena oleh pihak oleh
lembaga perbankan, dalam undang-undang perbankan sendiri
adanya anggunan yang dapat di dialihkan itu harus secara
persetujuan atau sukarela dari debitur barulah bangunan tersebut
bisa dialihkan karena tindakan sepihak itu adalah salah satu bentuk
tidak keseimbangan.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai restruktur apakah
boleh restruktur tersebut boleh berbeda dengan outstanding
sebelumnya dan ketentuan undang-undang terbaru, jadi pada
prinsipnya berdasarkan kata sepakat berdasarkan ketentuan 1320
KUH perdata harus adanya kesepahaman antara debitur dengan
kreditur sehingga oleh karena itu kembali lagi ke ketentuan
peraturan undang-undang cipta kerja harus dinamakan dengan
pemberian harus dipahamkan terhadap akibat hukum klausul
yang ada di dalam perjanjian tersebut berapa pokoknya berapa
bunganya dan bentuk bunganya seperti apa akibatnya di kemudian
hari seperti apa termasuk ada pihak ketiga yang akan melakukan
pelelangan atau Cessi terhadap perjanjian ini harus dijelaskan
secara paham terhadap isi perjanjian tersebut maka bolehlah
26
ditandatangani oleh kedua belah pihak karena ini adalah amanat
dari peraturan undang-undang cipta kerja karena perikatan yang
lahir dari perjanjian.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli “jaminan” apakah boleh
dilakukan penekanan terhadap debitur agar dapat melepaskan hak
tanggungan tersebut, fungsi dari jaminan pada prinsipnya adalah
untuk mengcover hutang yang mana jaminan ini memiliki
karakteristik yang bersifat masing-masing seperti gadai diatur dalam
KUH perdata yang menjadi objek jaminan eksekusi yang merupakan
jaminan fidusia ketika debitur tidak sanggup melakukan
pembayaran maka yang biasanya adalah melakukan negosiasi
dalam penyelamatan kredit dalam penyelamatan kredit.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai surat peringatan,
apakah surat peringatan ini adalah sebagai sebuah teguran bagi
debitur agar lebih terang ini mau memenuhi terhadap prestasi yang
telah dibuatnya terkadang untuk menyatakan wanprestasi tersebut
harus dilakukan adanya somasi terlebih dahulu yang mana
perjanjian tersebut dibuat dengan etika baik maka dapat
diselesaikan juga dengan etika baik maka salah satu bentuk etika
baik adalah dengan memberikan peringatan atau somasi kalau lah
memang perjanjian ini dilakukan dengan etika baik.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli terhadap jaminan yang akan
dijadikan objek jaminan dalam perjanjian kredit maka otomatis
adalah suatu benda yang memiliki nilai terhadap cerminan tersebut
otomatis dalam pelaksanaannya jaminan ini tidak otomatis di atas
kertas saja tetapi turut juga melihat seperti apa kualitas dari
jaminan tersebut apakah sesuai dengan apa yang diajukan oleh
para pihak di dalam perjanjian tersebut terkadang ditakutkan
jaminannya ini terkadang harganya tidak sesuai dengan nilai jaminan
sehingga untuk menghindari terjadinya masalah dilakukanlah
observasi atau pemantauan terhadap namanya objek dan objek
jaminan tersebut sehingga tidak terjadinya permasalahan hukum
baru karena jaminan adalah untuk mengcover hutang tetapi sehingga
adanya transparansi.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai berita acara untuk
melakukan penilaian terhadap layak atau tidak debitur ini untuk
mendapatkan fasilitas kredit.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai bank menyatakan ini
adalah rahasia bank apakah Bank boleh menolak memberikan
informasi mengenai informasi saldo mengenai kreditnya dan ini
dianggap sebagai rahasia bank, berdasarkan norma dalam
peraturan undang-undang cipta kerja itu sendiri bank dan pelaku
usaha itu wajib memberikan laporan yang merupakan perintah
dan amanat dari undang-undang yang berdasarkan peraturan
otoritas jasa keuangan wajib memberikan keterangan kepada
nasabah mengenai posisi saldo, mengenai posisi simpanan dan
kewajiban konsumen secara akurat dapat dengan cara sesuai
dengan apa yang diperjanjikan dengan nasabah.
27
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai Bank yang tidak
melakukan transparansi terhadap nasabah walaupun sudah
dilakukan penyuratan terhadap bank ketika sudah disurati namun
tidak dilakukan oleh bank maka bank tersebut melakukan
pelanggaran terhadap norma dalam ketentuan undang-undang
cipta kerja ini.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai kredit bermasalah
apakah boleh melakukan pelelangan atau pengalihan tanpa
melakukan konfirmasi terhadap nasabah, bahwa di dalam undang-
undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Aida itu jelas harus adanya
pelepasan secara sukarela atau penyerahan secara sukarela dari
debitur kemudian sekarang ini banyak bank-bank melakukan
penjualan Cessie, ketika ada kredit-kredit yang bermasalah dan
kemudian bank tidak mau menagihnya maka Bank menjual hak tagi
kepada perorangan maupun badan hukum dalam bentuk halusnya
adalah depkolektor sebagai pihak ketiga, dan Cessie ini masih
menjadi objek perdebatan dalam hukum perdata yang mana Cessie
ini harus diberitahukan atau dimintakan persetujuan dalam
undang-undang cipta kerja tahun 2013 tidak ada namanya cessi
namun di dalam Undang-Undang Cipta Kerja ini apabila terjadi
perubahan tentang perjanjian mengenai syarat dan ketentuan-
ketentuan harus dikonfirmasi kepada nasabah itu di dalam peraturan
undang-undang cipta kerja tahun 2013 tetapi dalam undang-undang
kita kerja yang terbaru diatur mengenai Cessie bisa dipindahkan
hak tadinya namun dengan syarat harus diberitahukan kepada
debitur tersebut karena tidak mungkin debitur melakukan tanda
tangan dengan bank namun yang menagihnya adalah orang lain
sehingga ini menjadi sedikit permasalahan dan merupakan
perdebatan antara ahli hukum ada ahli yang menyatakan
bahwasanya sebisa mungkin harus disetujui oleh nasabah karena di
dalam undang-undang cipta kerja tersendiri apabila ada yang
berubah harus disetujui karena kalau menurut pasal 613 kitab
undang-undang hukum perdata itu hanya diberitahukan saja ia lahir
dari buku 2 kitab undang-undang hukum perdata di mana dia
bersifat tertutup sedangkan buku perjanjian ini lahir dari buku ketiga
kitab undang-undang hukum perdata yang mana harusnya adalah
terbuka jadi nilai yang menjadi perdebatan mengapa cessie harus ada
seizin debitur dan ada yang menyatakan Cessie cukup diberitahukan
terlebih dahulu tetapi menurut ahli harus melalui persetujuan dari
debitur.
Berdasarkan keterangan ahli mengenai perubahan bunga dari
efektif ke flat apapun yang berubah dari perjanjian kredit harus
berdasarkan persetujuan dari debitur dan tidak boleh melakukan
secara sepihak apabila itu tetap dilakukan maka mau tidak mau
perjanjian itu harus batal demi hukum.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai itikad baik dalam
perjanjian kredit berdasarkan ketentuan Undang-Undang Cipta Kerja
etika baik ini adalah merupakan memberikan segala informasi yang
dibutuhkan oleh debitur dan dijelaskan secara baik dan diberikan
28
secara baik kalau dari kreditur harus memenuhi prinsip-prinsip
keseimbangan memberikan laporan kepada debitur mengenai
posisi keuangan memberikan pemahaman Klausul-klausul yang
ada dalam perjanjian dan kemudian termasuk membunyikan
somasi tadi.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli jika kreditur tidak melakukan
etiket baik debitur bisa melakukan laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan bisa juga melakukan gugatan perdata supaya pihak bank
dapat mengeluarkan sesuai dengan perjanjian.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai penyerahan jaminan
dengan penekanan, pemberian jaminan yang mana pihak bank
tersebut selalu melakukan penekanan terhadap jaminan tersebut
mengenai penekanan tersebut adalah harusnya ada kesepakatan
debitur menyerahkan secara sendiri secara sukarela tanpa ada
paksaan.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai perikatan yang dibuat
dihadapan notaris merupakan sebuah akta autentik yang merupakan
pembuktian sempurna.
Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai ternyata sebelum
sampai 180 hari bank sudah menyatakan ini macet boleh atau
tidak ahli menyatakan tidak boleh.
Berdasarkan keterangan ahli mengenai perjanjian yang mana
perjanjian pertama dilakukan secara akta autentik oleh notaris
namun perjanjian selanjutnya kedua dan ketiga dilakukan di
bawah tangan menurut ahli adalah mengenai kekuatan hukumnya
menurut ahli sah-sah saja sepanjang isi dari perjanjian tersebut
disepakati oleh kedua pihak berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan supaya tidak timbul kesalahan pembayaran bunga,
denda, pemulihan pokok, dalam perjanjian dan bank wajib
memberikan konfirmasi ke pemahaman menurut peraturan OJK
terbaru.
29
Bahwa setelah melalui seluruh rangkaian proses persidangan dan telah
melalui proses pembuktian di depan persidangan in casu, maka
diperoleh suatu bentuk Kesimpulan dari fakta-fakta yuridis yang akan
Kami uraikan sebagai berikut :
30
kredit antara Penggugat dan Tergugat yang mana sudah jelas
bahwasanya gugatan penggugat yang mana perbuatan wanprestasi
yang dilakukan oleh tergugat adalah terhadap restrukturisasi yang
mana tertera dalam surat penegasan persetujuan restrukturisasi
kredit Nomor 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 7 Mei 2018.
Yang mana dalam gugatan penggugat tidak dijalankan oleh
tergugat mengacu dengan suku bunga efektif seperti dalam
perjanjian restrukturisasi sehingga menimbulkan tidak
terpenuhinya syarat objektif suatu hal tertentu dan atau sebab
yang halal karena bersifat merugikan penggugat sebagaimana
perjanjian harus tunduk kepada syarat-syarat sahnya perjanjian yang
dimaksud dalam pasal 1320 bahwa perdata yang menjelaskan
mengenai suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.
7. Dalam pokok perkara bahwa sudah jelas dan telah rinci dalam
gugatan penggugat bahwa fasilitas kredit yang penggugat ajukan
berdasarkan persetujuan kredit Nomor 096/Ol.MO PKB/06.2015 dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 kepada tergugat adalah
sebesar Rp. 3.985.000.000 (tiga miliar sembilan ratus delapan puluh
juta rupiah)
31
bayar adalah Rp.1.051.000.000,- (satu milyar lima puluh satu juta
rupiah)
32
tidak pernah memberikan laporan tentang posisi hutang,
mengenai pokok, mengenai bunga kepada penggugat.
33
tersebut melakukan pelanggaran terhadap norma dalam
ketentuan undang-undang cipta kerja.
F. PERMOHONAN
Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim untuk memberikan Putusan sebagai berikut :
34
4. Menyatakan tergugat agar dapat menerima pembuatan perjanjian kredit
baru yang tidak merugikan pengugat dengan rincian penggugat hanya bisa
membayar dengan julah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulanya
perkara ini;
ATAU, Jika Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat
lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
Demikianlah Kesimpulan ini kami ajukan, atas kebijaksanaan dan pertimbangan Yang
Mulia hakim ketua dan atau anggota majelis hakim yang terhormat, kami haturkan
terimakasih.
Hormat Kuasa
Hukumnya Penggugat
35