Anda di halaman 1dari 35

KESIMPULAN PENGGUGAT

dalam
Perkara Perdata No. 122/PDT.G/2023/PN.PBR

Antara

SUWANDI SEBAGAI PENGGUGAT

Melawan

PT. BANK OCBC NISP, TBk SEBAGAI TERGUGAT

NOTARIS & PPAT HAJI HERMOLIZA, SH SEBAGAI TURUT TERGUGAT I

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) PROVINSI RIAU SEBAGAI TURUT TERGUGAT II

Pekanbaru, 08 November 2023

Kepada Yth,
Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara Perdata No. 122/PDT.G/2023/PN.PBR
Pengadilan Negeri Pekanbaru
di –
Pekanbaru

Dengan hormat,

Kami yang bertandatangan di bawah ini :

Dr. RIADI ASRA RAHMAD, S. H., M. H.

Kesemuanya adalah Advokat/ Assisten Advokat dan Penasehat Hukum pada Law

Office “Dr. Riadi A. Rahmad & Partners” yang berkedudukan di Jl. Sentosa No.

34/70, Harapan raya, Pekanbaru, yang bertindak untuk dan atas nama SUWANDI

(PENGGUGAT) berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 009/SK-RAR/III/2023 tertanggal

26 Maret 2023 dengan ini perkenankanlah kami menyampaikan Kesimpulan dalam

Perkara Perdata No. 122/PDT.G/2023/PN.PBR sebagai berikut:

1
A. GUGATAN PENGGUGAT

B. REPLIK PENGGUGAT

C. BUKTI-BUKTI TERTULIS YANG DIAJUKAN PENGGUGAT

D. KETERANGAN SAKSI-SAKSI

E. KESIMPULAN DAN ANALISIS FAKTA PERSIDANGAN

F. PERMOHONAN

Yang lebih lengkapnya kami uraikan sebagai berikut:

A. GUGATAN PENGGUGAT

1. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1313 KUHP yang


menyebutkan :
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang tau lebih.”

2. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHP


yang menyebutkan :
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi yang membuatnya.”

3. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam surat Bank Indonesia kepada


semua bank devisa No.3/1093/UPK/KPD angka 4 tanggal 29
Desember 1970 dan,
SK Direksi BI No. 27/162/KEP/DIR dan SEBI No. 27/7/UPPB
tanggal 31 Maret 1995 pada lampiran Pedoman Penyusunan
Kebijaksanaan Pemberian Kredit (PPKPB) angka 450 tentang
perjanjian kredit dinyatakan :
“setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati pemohon kredit
wajib dituangkan dalam perjanjian kredit (akad kredit) secara
tertulis”

4. BahwaPenggugat adalah Debitur pada Bank OCBC NISP


berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit Nomor :
096/OL-MO-PKB/06.2015 pada tahun 2015; ----------------------------

2
5. Bahwa pada tanggal 16 Juni 2015 Penggugat mengajukan kredit
pinjaman koran kepada Tergugat dengan plafon Rp. 780.000.000,-
(tujuh ratus delapan puluh juta rupiah), dengan jaminan Surat Hak
Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama Mariatun Liliani (orang
tua penggugat) ; ----------------------------------------------------------------

6. Bahwa pada tanggal 03 Juni 2016 Penggugatmelakukan


perpanjangan pinjamanrekening koran kepada Tergugat dengan
penambahan plafon Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) menjadi
Rp. 880.000.000,- (delapan ratus delapan puluh juta rupiah),dengan
jaminan :

- Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama


Mariatun Liliani (orang tua penggugat); --------------------------------

7. Bahwa pada tanggal 07 Juni 2016 Penggugat melakukan


penambahan fasilitas pinjaman cicilan kepada Tergugat sebesar Rp.
450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah),dengan total
fasilitas pinjaman menjadi Rp. 1.330.000.000,- (satu milyar tiga
ratus tiga puluh juta rupiah) dengan jaminan :

1) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama


Mariatun Liliani (orang tua penggugat) ;
2) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 / Pekanbaru, atas nama
Suwandi ; ------------------------------------------------------------------

8. Bahwa pada tanggal 06 Oktober 2016 Penggugat melakukan


penambahan fasilitas pinjaman secara Take Over kredit dari Bank
United Overseas Bank (UOB) sebesar Rp. 2.274.000.000,- (dua
milyar dua ratus tujuh puluh empat juta rupiah), dengan total fasilitas
pinjaman menjadi Rp. 3.604.000.000,- (tiga milyar enam ratus empat
juta rupiah) dengan jaminan :

1) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama


Mariatun Liliani (orang tua penggugat) ;
2) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 / Pekanbaru, atas nama
Suwandi ;
3) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2750 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ;

3
4) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ;
5) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru,atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ; ---------------------------------------------

9. Bahwa pada tanggal 26 Mei 2017 Penggugat melakukan


penambahan fasilitas pinjaman sebesar Rp. 381.000.000,- (tiga ratus
delapan puluh satu juta rupiah) kepada Tergugat menjadi Rp.
3.985.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus delapan puluh lima juta
rupiah) dengan jaminan :

1) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama


Mariatun Liliani (orang tua penggugat) ;
2) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 / Pekanbaru, atas nama
Suwandi ;
3) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2750 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ;
4) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ;
5) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ; ---------------------------------------------

10. Bahwa nilai dari seluruh aset dimiliki oleh Penggugat yang masih
terjamin mencapai + Rp. 5.500.000.000,- (lima milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan + Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ;-

11. Rincian harga aset jaminan :

- Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama


Mariatun Liliani (orang tua penggugat) sebesar Rp.
1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) ;
- Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2750 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) ditambah Surat Hak Milik (SHM)
Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama Norayani (Istri Penggugat)
sebesar Rp. 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah) ;
- Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru, atas nama
Norayani (Istri Penggugat) sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan
ratus juta rupiah) ;

4
12. Bahwa pada tanggal 05 Oktober 2017 Penggugat melakukan
pelunasan pinjaman kepada Tergugat terhadap salah satu jaminan,
yaitu Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 ; ---------------------------

13. Bahwa permasalahan terjadi pada tahun 2018 dimana Penggugat


mengalami penurunan usaha sehingga Penggugat mengajukan
Restrukturisasi I (pertama) kepada Tergugat pada bulan Mei tahun
2018 ;-----------------------------------------------------------------------------

14. Bahwa Penggugat mengajaukan Restrukturisasi I (pertama) kepada


Tergugat yang mana tetera dalam Surat Penegasan Persetujuan
Restrukturisasi Kredit (SPPRK) Nomor :
119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 07 Mei 2018, dengan
pokok pinjaman sebesar Rp. 3.327.000.000,- (tiga milyar tiga ratus
dua puluh tujuh juta rupiah) dan jadwal restruktur adalah enam
puluh (60) bulan ;---

DAFTAR ANGSURAN PINJAMAN


Nama Debitur : SUWANDI
Fasilitas : TERM LOAN
Plafond : 3.327.000.000 IDR
Jangka Waktu : 60 Bulan
Suku Bunga : 10.5% p.a. efektif (subject to review)

Tanggal Angsuran
Bln O/S
Tg. Jml. Pokok Bunga
Angsuran Hari

0 18-May-18 3.327.000.000

1 5-Jun-18 18 15.533.250 17.466.750 3.311.466.750

2 5-Jul-18 30 4.024.666 28.975.334 3.307.442.084

3 5-Aug-18 31 3.095.211 29.904.789 3.304.346.873

4 5-Sep-18 31 3.123.197 29.876.803 3.301.223.676

5 5-Oct-18 30 4.114.293 28.885.707 3.297.109.383

6 5-Nov-18 31 3.188.636 29.811.364 3.293.920.747

5
7 5-Des-18 30 4.178.193 28.821.807 3.289.742.554

8 5-Jan-19 31 3.255.244 29.744.756 3.286.487.309

9 5-Feb-19 31 3.284.677 29.715.323 3.283.202.632

10 5-Mar-19 28 6.187.179 26.812.821 3.277.015.453

11 5-Apr-19 31 3.370.319 29.629.681 3.273.645.135

12 5-May-19 30 4.355.605 28.644.395 3.269.289.530

13 5-Jun-19 31 3.440.174 29.559.826 3.265.849.356

14 5-Jul-19 30 4.423.818 28.576.182 3.261.425.538

15 5-Aug-19 31 3.511.277 29.488.723 3.257.914.260

16 5-Sep-19 31 3.543.025 29.456.975 3.254.371.235

17 5-Oct-19 30 4.524.252 28.475.748 3.249.846.983

18 5-Nov-19 31 3.615.967 29.384.033 3.246.231.017

19 5-Des-19 30 4.595.479 28.404.521 3.241.635.538

20 5-Jan-20 31 3.690.212 29.309.788 3.237.945.326

21 5-Feb-20 31 3.723.578 29.276.422 3.234.221.748

22 5-Mar-20 29 5.643.874 27.356.126 3.228.577.874

23 5-Apr-20 31 3.808.275 29.191.725 3.224.769.599

24 5-May-20 30 4.783.266 28.216.734 3.219.986.333

25 5-Jun-20 31 7.885.957 29.114.043 3.212.100.376

26 5-Jul-20 30 8.894.122 28.105.878 3.203.206.254

27 5-Aug-20 31 8.037.677 28.962.323 3.195.168.577

28 5-Sep-20 31 8.110.351 28.889.649 3.187.058.227

29 5-Oct-20 30 9.113.241 27.886.759 3.177.944.986

30 5-Nov-20 31 8.266.081 28.733.919 3.169.678.905

31 5-Des-20 30 9.265.310 27.734.690 3.160.413.596

6
32 5-Jan-21 31 8.424.594 28.575.406 3.151.989.002

33 5-Feb-21 31 8.500.766 28.499.234 3.143.488.236

34 5-Mar-21 28 11.328.179 25.671.821 3.132.160.057

35 5-Apr-21 31 8.680.053 28.319.947 3.123.480.004

36 5-May-21 30 9.669.550 27.330.450 3.113.810.454

37 5-Jun-21 31 14.845.964 28.154.036 3.098.964.490

38 5-Jul-21 30 15.884.061 27.115.939 3.083.080.429

39 5-Aug-21 31 15.123.814 27.876.186 3.067.956.615

40 5-Sep-21 31 15.260.559 27.739.441 3.052.696.056

41 5-Oct-21 30 16.288.910 26.711.090 3.036.407.146

42 5-Nov-21 31 15.545.819 27.454.181 3.020.861.328

43 5-Des-21 30 16.567.463 26.432.537 3.004.293.664

44 5-Jan-22 31 15.836.176 27.163.824 2.988.457.688

45 5-Feb-22 31 15.949.362 27.020.638 2.972.478.326

46 5-Mar-22 28 18.724.760 24.275.240 2.953.753.566

47 5-Apr-22 31 16.293.145 26.706.855 2.937.460.421

48 5-May-22 30 17.297.221 25.702.779 2.920.163.200

49 5-Jun-22 31 23.596.858 26.403.142 2.896.566.342

50 5-Jul-22 30 24.655.045 25.344.955 2.871.911.297

51 5-Aug-22 31 24.033.135 25.966.865 2.847.878.162

52 5-Sep-22 31 24.250.435 25.749.565 2.823.627.727

53 5-Oct-22 30 25.293.257 24.706.743 2.798.334.470

54 5-Nov-22 31 24.698.393 25.301.607 2.773.636.077

55 5-Des-22 30 25.730.684 24.269.316 2.747.905.393

56 5-Jan-23 31 25.154.355 24.845.645 2.722.751.038

7
57 5-Feb-23 31 25.381.793 24.618.207 2.691.369.245

58 5-Mar-23 28 27.971.485 22.028.515 2.669.397.760

59 5-Apr-23 31 25.864.195 24.135.805 2.643.533.565

60 5-May-23 30 2.643.533.565 23.130.919 -

TOTAL 3.327.000.000 1.641.664.484

15. Bahwa didalam Restrukturisasi I seluruh fasilitas jaminan di ikat


menjadi satu (1), sehingga Klien kami tidak dapat melunasi jaminan
tersebut satu persatu untuk mengurangi hutang pokok seperti yang
di maksud pada point delapan (8) ;------------------------------------------

16. Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran selama tiga puluh


satu (31) bulan dengan angsuran sebesar Rp. 33.000.000,- (tiga
puluh tiga juta rupiah) pokok ditambah bunga selama dua puluh
empat (24) bulan + Rp. 37.000.000,- (tiga puluh tujuh juta) pokok
ditambah bunga selama tujuh (7) bulan , sehingga total yang telah
Penggugat bayar adalah Rp.1.051.000.000,- (satu milyar lima puluh
satu juta rupiah) ;---------------------------------------------------------------

17. Bahwa yang di maksud dengan Restrukturisasi adalah :

“Keringanan untuk melunasi utang atau pinjaman yang disediakan


oleh lembaga keuangan dan perusahaan pembiayaan supaya pihak
debitur tidak keberatan ketika membayar kewajibannya” ;--------------

18. Bahwa dalam pelaksanaan restrukturisasi tersebut tidaklah


membuat pembayaran Penggugat menjadi ringan, dikarenakan tidak
mengacu suku bunga efektif seperti dalam
perjanjianrestrukturisasi;-----------------------------------------------------

19. Bahwa yang dimaksud suku bunga Efektif adalah :

“Bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa


jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya

8
utang yang sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu, semakin
sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang
harus dibayarkan”.

Ciri-ciri Bunga Efektif adalah :

 Cicilan tetap sama setiap bulan, namun bunga cicilan dihitung


berdasarkan sisa utang yang belum dibayarkan dan akan turun
seiring dengan sisa tenor kredit;
 Bunga Efektif biasanya dipakai untuk pinjaman berjangka
panjang seperti KPR Rumah;
 Bunga efektif akan semakin kecil dalam cicilannya jika sudah
sampai ke sisa tenor yang akan berakhir;

Contoh bunga efektif :

Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/
20. Bahwa yang dimaksud suku bunga Flat adalah :

“Bunga yang perhitungannya berdasarkan plafon kredit sehingga


tiap bulan besarnya uang yang kita setorkan ke bank berjumlah
tetap.”

9
Contoh bunga Flat :

Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/

21. Bahwa yang dimaksud suku bunga Anuitas adalah :

“Bunga dimana pada masa awal pembayarannya komposisi bunga


lebih besar dibandingkan pokok, lalu seiring berjalannya waktu
komposisi bunganya semakin kecil dan pokoknya semakin besar.”

Contoh bunga Anuitas :

10
Sumber : https://rasthej.wordpress.com/2017/04/09/perbedaan-bunga-flat-anuitas-dan-efektif/

22. Bahwa dari tabel restrukturisasi I pada Point 10 diatas, dapat dilihat
bahwa pokok angsuran tidak tetap, bunga naik turun dan tidak
semakin kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
kegagalan/kelalaian sehingga dapat dilihat pembayaran selama ini
hanya untuk membayar bunga bank saja ;--------------------------------

23. Bahwa Perjanjian restrukturisasi I tersebut haruslah batal demi


hukum karena tidak terpenuhinya syarat objektif (suatu hal tertentu
dan/atau sebab yang halal) karena bersifat merugikan Penggugat,
sebagaimana perjanjian harus tunduk kepada syarat-syarat sahnya
perjanjian yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
menjelaskan :
Syarat sah dari suatu perjanjian :
1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri ;
2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian ;
3) Mengenai suatu hal tertentu ; dan
4) Suatu sebab yang halal.

24. Bahwa Penggugat mengajukan Restrukturisasi II (kedua) kepada


Tergugat dimana Penggugat mengalami penurunan usaha dan masa
pandemi Covid-19yang mana tetera dalam surat Perubahan
Perjanjian Pinjaman Nomor : 154/LGL-ARM/I/2021 tertanggal 29
Januari 2021, dan jadwal restruktur adalah enam (6) bulan ;----------

11
25. Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran selama enam (6)
bulan dengan angsuran sebesar Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta
rupiah), sehingga total yang telah Penggugat bayar adalah
Rp.102.000.000,- (seratus dua juta rupiah) ;-------------------------------

26. Bahwa kembali Penggugat mengalami penurunan usaha sehingga


Penggugat mengajukan Restrukturisasi kepada Tergugat ;-------------

27. Bahwa Penggugat mengajukan Restrukturisasi III (ketiga) kepada


Tergugat yang mana tetera dalam Surat Penegasan Persetujuan
Restrukturisasi Kredit (SPPRK) Nomor :
947/ARM-EMB-DG/SPRP/XI/2021 tertanggal 26 November 2021,
dengan pokok pinjaman sebesar Rp. 3.327.000.000,- (tiga milyar tiga
ratus dua puluh tujuh juta rupiah) dan jadwal restruktur adalah dua
belas (12) bulan hingga berakhir bulan November
2022 ;----------------------------

28. Bahwa dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2022
pihak ARM Bank OCBC datang dan menanyakan rencana
pembayaran yang akan Penggugat lakukan setelah berakhirnya
masa relaksasi, jawaban dari Penggugat adalah meminta
perpanjangan waktu relaksasi agar bisa menjual aset yang ada.
Namun Tergugat tidak dapat memberikan waktu relaksasi lagi dan
menyarankan untuk melakukan AYDA (Aset Yang Diambil Alih),
tetapi Penggugat menolak hal tersebut karena ingin menjual sendiri
aset yang dimiliki oleh Penggugat ; -----------------------------------------

29. Bahwa Penggugat sudah tidak mampu untuk meluasi hutang pokok
dan bunga bank yang terus membengkak setiap bulannya di
karenakan kondisi penurunan usaha Penggugat tidak dapat lagi
menutupi hutang, tetapi Penggugat masih beritikad baik dan
mencari solusi untuk melakukan pelunasan hutang kepada
Tergugat dengan cara menjual aset jaminan agar hutang pokok dan
bunga bisa
berkurang ;----------------------------------------------------------------

30. Bahwa bulan januari 2023 Penggugat mendatangi Tergugat


dikarenakan Penggugat ingin melunasi hutang terhadap aset

12
jaminan Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru,atas nama
Norayani (Istri Penggugat) dengan cara dijual, sehingga Penggugat
bertanya kepada yang pada waktu itu adalah ARM Bank OCBC NISP
Sdr. Achmad Syafei / Pei ;----------------------------------------------------

31. Bahwa Sdr. Achmad Syafei / Pei mengatakan kepada Penggugat


bahwa angka pelunasan yang diwajibkan untuk dibayar adalah
sebesar Rp.850.000.000,- (delapan ratus lima puluh juta rupiah),
yang mana sangat tidak wajar menurut Penggugat dikarenakan
pokok hutang aset tersebut hanya tersisa tidak sampai Rp.
231.000.000,- (dua ratus tiga puluh satu juta rupiah) dan harga jual
aset tersebut sekitar Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) ;------

32. Bahwa pada tanggal 30 Januari 2023 Penggugat mengirimkan surat


tertulis kepada Tergugat agar dapat memberikan rincian pelunasan
seluruh fasilitas pinjaman Penggugat, serta memohon agar aset
Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama Mariatun
Liliani (orang tua penggugat) dapat dijadikan angsuran saya dengan
jangka waktu pembayaran maksimal sepuluh (10) tahun ;-------------

33. Bahwa pada tanggal 06 Februari 2023 yang mana sesuai arahan
dari Sdr. Dedi Supriadi selaku Emerging Business Manager untuk
merevisi surat permohonan saya tertangal 30 Januari 2023 tersebut
dengan tujuan agar permintaan saya lebih jelas, sehingga Penggugat
kembali mengirimkan Surat Permohonan yang ke II (kedua) ;----------

34. Bahwa pada tanggal 16 Februari 2023 pihak ARM OCBC NISP Sdr.
Binsar bertemu Penggugat di toko milik Penggugat dimana
Penggugat kembali memberitahukan keinginan dari Penggugat
kepadaSdr. Binsar, namun Sdr. Binsar menjawab akan memberikan
jawaban tertulis secepatnya kepada Penggugat sambil mencoba
mengarahkan Penggugat untuk mengajukan AYDA apabila tidak
ingin dilakukan pelelangan terhadap aset Penggugat tersebut ;--------

35. Bahwa Tergugat tidak pernah memberikan solusi kepada Penggugat


perihal perbaikan-perbaikan untuk pembayaran cicilan melalui
prosedur standar (surat peringatan pertama, peringatan kedua dan
peringatan ketiga) melainkan mencoba memutuskan perjanjian
dengan melalui penjualan aset jaminan milik Penggugat dengan

13
memaksa untuk menandatangani AYDA (aset yang di ambil alih)
atau akanmelelang aset jaminan ;-------------------------------------------

36. Bahwa Penggugat beritikad baik untuk melakukan pelunasan secara


terpisah terhadap aset-aset yang dijaminkan dengan jangka waktu
satu (1) tahun untuk menjual sendiri aset-aset tersebut ;---------------

37. Bahwa nyatanya Penggugat hingga sekarang masih dikenakan


bunga berjalan dan bunga keterlambatan, yang mana harusnya
dihentikan dikarenakan Penggugat sudah berstatus kredit macet ;---

38. Bahwa Penggugat telah mengajukan surat No : 003/Perm/LO-


RAR/V/2023 dan Surat No : 003/Perm/LO-RAR/V/2023 perihal
“Permohonan Bantuan Data Debitur Macet” tertanggal 10 Mei 2023
kepada Tergugat, yang mana tidak ada balasan ataupun tanggapan
dari Tergugat ;-------------------------------------------------------------------

39. Bahwa Penggugat kembali mengirimkan surat No :


007/SOM-RAR/V/2023 dan suratNo : 007/SOM-RAR/V/2023
perihal “SOMASI” tertanggal 24 Mei 2023 kepada tergugat, yang
mana tidak balasan ataupun tanggapan dari
Tergugat ;-------------------------------

TERHADAP TURUT TERGUGAT I

1. Bahwa Penggugat adalah Debitur pada Bank OCBC NISP


berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit Nomor :
096/OL-MO-PKB/06.2015 pada tahun 2015 ;----------------------------

2. Bahwa Perjanjian Kredit Nomor : 096/OL-MO-PKB/06.2015 pada


tahun 2015 tersebut merupakan dasar dari Perjanjian
Restrukturisasi I dengan Nomor : 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018
tertanggal 7 Mei 2018 ;--------------------------------------------------------

3. Bahwa Perjanjian restrukturisasi I tersebut haruslah batal demi


hukum karena tidak terpenuhinya syarat objektif (suatu hal tertentu
dan/atau sebab yang halal) karena bersifat merugikan Penggugat,
sebagaimana perjanjian harus tunduk kepada syarat-syarat sahnya
perjanjian yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
menjelaskan :
14
Syarat sah dari suatu perjanjian :
5) Sepakat mereka yang mengikatkan diri ;
6) Cakap untuk membuat suatu perjanjian ;
7) Mengenai suatu hal tertentu ; dan
8) Suatu sebab yang halal.

4. Bahwa perjanjian dan atau restrukturisasitidak dalam bentuk akta


outentik dari notaris sehingga tidak memiliki kepastian hukum dan
perlindungan hukum bagi Penggugat, yang mana Turut Tergugat I
juga di tuntut untuk tunduk kepada peraturan perundang-
undangan dan kode etik jabatan notaris, agar tidak semata-mata
melindungi kreditur dari wansprestasi debitur tetapi Turut Tergugat
I juga harus melindungi debitur dari praktik perbankan dalam
menggunakan STANDARD CONTRACTdalam perjanjiannya ;----------

5. bahwaTurut Tergugat I seharusnya membuat akta notaris terhadap


perjanjian kredit dalam bentuk apapun termasuk perjanjian
restrukturisasi tersebut dikarenakan dasar restrukturisasi I tersebut
adalahSurat Pemberitahuan Persetujuan Kredit Nomor : 096/OL-
MO-PKB/06.2015 pada tahun 2015, sehingga apapun perubahan
yang terjadi dalam perjanjian Turut Tergugat I wajib mengAktakan
nya, yang mana ditegaskan di dalam Pasal 15 Ayat (1) Undang-
Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No.30 Tahun 2004 tentan Jabatan Notaris, yang berbunyi :
“Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta,
menyimpan Akta, memberikan Grosse, salinan dan kutipan Akta,
semuanyaitu sepanjang pembuatan Akta itu tidka ditugaskan
atau dikecualikan kepada penjabat lain atau orang lain yang
ditetapkan oleh undang-undang.”

TERHADAP TURUT TERGUGAT II

15
1. Bahwa didalam proses berjalannya oprasional perbankan milik
Negara maupun milik Swasta di wilayah hukum NKRI berada
dibawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ;---------------------

2. Bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga yang


dibentuk dengan fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan.;---------------------------------------------------------

3. Bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar


keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
 Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan
 Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

4. Bahwa Turut Tergugat II tidak pernah mengawasi / tidak ada


pengawasan terhadap Tergugat, dimana tidak adanya pengawasan
terhadap pemberian fasilitas kredit, tidak adanya pengawasan
terhadap perjanjian dibawah tangan yang bersifat merugikan dan
dibuat tidak di hadapan notaris, serta tidak adanya pengawasan
terhadap pemberian suku bunga ;-------------------------------------------

5. Bahwa kurangnya pengawasan dari pada Turut Tergugat II yang


mana tanpa adanya perjanjian dilakukan dihadapan notaris dan
apapun turunannya, sehingga perjanjian yang dilakukan menjadi
cacat dan dapat dinyatakan batal oleh hukum ;--------------------------

MENGADILI :

 Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

 Menyatakan Tergugat telah melakukan Wanprestasi terhadap

Penggugat;

 Menyatakan Perjanjian dan restrukturisasi yang tidak dibuat

dihadapan Notaris adalah tidak sah dan batal demi hukum ;

 Menyatakan tidak adanya pengikatan notaris selaku Turut Tergugat

I berupa Akta merupakan perbuatan Wanprestasi ;

16
 Menyatakan perjanjian dan restrukturisasi yang dikeluarkan oleh

Tergugat tanpa pengawasan Turut Tergugat II merupakan pebuatan

Wanprestasi ;

 Menghukum Tergugat untuk menghitung hutang Pokok Penggugat

sesuai dengan ketentuan dan aturanBank Pemerintah Indonesia;

 Menghukum Tergugat untuk memberikan waktu selama dua (2)

tahun kepada Penggugat untuk menjual sendiri aset-aset yang

dijaminkan ;

 Menghukum Tergugat untuk membayar biaya–biaya yang timbul

dalam perkara ini;

atau:

Bilamana Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain,

mohon agar dapat kiranya dijatuhkan putusan yang seadil-adilnya menurut hukum (ex

aequo et bone).

B. REPLIK PENGGUGAT

TERHADAP EKSEPSI TERGUGAT

1. TENTANG GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK.

Bahwa Penggugat tetap dengan dalil-dalil Penggugat yang disampaikan dalam


Gugatan Penggugat ; -----------------------------------------------------------------------

Bahwa eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dalam perkara ini eksepsi yang
tidak beralasan hukum dan mengada-ada, dan karenanya Penggugat mohon
kepada Majelis Hakim yang mulia sudilah untuk menolaknya dengan alasan
sebagai berikut:

- Bahwa eksepsi diajukan oleh Tergugatadalah eksepsi yang tidak beralasan


hukum dan mengada-ada, karena sudah jelas dalam gugatan Penggugat
bahwa Penggugat melakukan gugatan wanprestasi kepada Tergugat
terhadap Restrukturisasi yang mana tertera dalam Surat Penegasan
Persetujuan Restrukturisasi Kredit (SPPRK) Nomor :
119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 07 Mei 2018 antara Penggugat
sebagai debitur dan Tergugat sebagai kreditur,dikarenakan tidak

17
dijalankan oleh Tergugat mengacu dengan suku bunga efektif seperti dalam
perjanjian restrukturisasi sehingga menimbulkan tidak terpenuhinya syarat
objektif (suatu hal tertentu dan/atau sebab yang halal) karena bersifat
merugikan Penggugat, sehingga alasan-alasan Tergugat dalam eksepsi nya
yang menyatakan gugatan Penggugat kurang pihak hanyalah mengada-ada
dan bertujuan untuk mengaburkan perjanjian kredit antara Penggugat
dengan
Tergugat ;---------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa berdasarkan Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung Nomor :


1072.K/SIP/1982 tertanggal 01 Agustus 1983 dijelaskan :

“adalah menjadi hak Penggugat untuk menentukan siapa-siapa yang


ditarik sebagai Pihak (Tergugat) yang secara nyata menguasai barang
sengketa / obyek perkara”

- Bahwa eksepsi dari Tergugat tidak beralasan hokum dan tidak dapat
diterima dikarenakan ditujukan kepada Pengadilan Negeri Medan, yang
mana dalam halaman dua (2) eksepsi dari Tergugat menjelaskan :

“berdasarkan hal-hal yang telah Terggugat kemukakan di atas maka


sangat beralasan hukum bagi Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri
Medan yang memeriksa perkara a quo untuk menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard)”

Berdasarkan ha-hal yang telah Penggugat kemukakan di atas maka sangat


beralasan hukum bagi Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Pekanbaru yang
memeriksa perkara a quo untuk menyatakan Eksepsi Tergugat tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

2. TENTANG GUGATAN KABUR DAN TIDAK JELAS (OBSCUR LIBEL)


(Ketidakjelasan / kekaburan mengenai kwalifikasi perbuatan wanprestasi
dan kerugian akibat wanprestasi).

- Bahwa Penggugat tetap dengan dalil-dalil Penggugat yang disampaikan


dalam Gugatan Penggugat ;-----------------------------------------------------------

- Bahwa dalil Tergugat dalam eksepsi gugatan Penggugat kabur dan tidak
jelas adalah mengada-ada yang mana hanya bertujuan untuk
mengaburkan perjanjian kredit antara Penggugat dengan Tergugat ;----------

- Bahwa sebagaimana di atur dalam Pasal 1338 KUHP yaitu :

18
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”

- Bahwa sudah jelas dalam gugatan Penggugat yang mana perbuatan


wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat adalah terhadap Restrukturisasi
yang mana tertera dalam Surat Penegasan Persetujuan Restrukturisasi
Kredit (SPPRK) Nomor : 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 07 Mei
2018,dikarenakan tidak dijalankan oleh Tergugat mengacu dengan suku
bunga efektif seperti dalam perjanjian restrukturisasi sehingga
menimbulkan tidak terpenuhinya syarat objektif (suatu hal tertentu
dan/atau sebab yang halal) karena bersifat merugikan Penggugat,
sebagaimana perjanjian harus tunduk kepada syarat-syarat sahnya
perjanjian yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
menjelaskan:

Syarat sah dari suatu perjanjian :


9) Sepakat mereka yang mengikatkan diri ;
10)Cakap untuk membuat suatu perjanjian ;
11) Mengenai suatu hal tertentu ; dan
12) Suatu sebab yang halal

- Bahwa yang dimaksud suku bunga Efektif adalah :

“Bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah
pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang yang
sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu, semakin sedikit pokok
pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan”.

Ciri-ciri Bunga Efektif adalah :

 Cicilan tetap sama setiap bulan, namun bunga cicilan dihitung


berdasarkan sisa utang yang belum dibayarkan dan akan turun seiring
dengan sisa tenor kredit;
 Bunga Efektif biasanya dipakai untuk pinjaman berjangka panjang
seperti KPR Rumah;
 Bunga efektif akan semakin kecil dalam cicilannya jika sudah sampai
ke sisa tenor yang akan berakhir;

- Bahwa dapat disimpulkan bahwa ada wanprestasi yang dilakukan oleh


Tergugatyang tidak menjalankan perjanjian mengacu dengan suku bunga
efektif seperti dalam perjanjian restrukturisasi sehingga dapat dilihat

19
pembayaran selama ini bersifat merugikan Penggugat dan hanya untuk
membayar bunga bank saja ;---------------------------------------------------------

- Bahwa eksepsi dari Tergugat tidak beralasan hukum dan tidak dapat
diterima dikarenakan kembali ditujukan kepada Pengadilan Negeri Medan,
yang mana dalam halaman empat (4) eksepsi dari Tergugat menjelaskan :

“berdasarkan hal-hal yang telah Terggugat kemukakan di atas maka


sangat beralasan hukum bagi Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri
Medan yang memeriksa perkara a quo untuk menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard)”

Berdasarkan ha-hal yang telah Penggugat kemukakan di atas maka sangat


beralasan hukum bagi Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Pekanbaru yang
memeriksa perkara a quo untuk menyatakan Eksepsi Tergugat tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

DALAM POKOK PERKARA

- Bahwa apa yang telah dimuat dalam eksepsi dianggap telah diulang dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan didalam pokok
perkara dibawah ini ;-------------------------------------------------------------------
- Bahwa sudah jelas dan telah rinci dalam gugatan Penggugat bahwa fasilitas
kredit yang Penggugat ajukan berdasarkan Persetujuan Kredit Nomor
096/OL.MO PKB/06.2015 dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
kepada Tergugat adalah sebesar Rp. 3.985.000.000,- (tiga milyar sembilan
ratus delapan puluh lima juta rupiah) dengan jaminan :

6) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1182 / Medan, atas nama Mariatun
Liliani (orang tua penggugat) ;
7) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 1636 / Pekanbaru, atas nama Suwandi
(Penggugat) ;
8) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2750 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ;
9) Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2751 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ;
10)Surat Hak Milik (SHM) Nomor 2723 / Pekanbaru, atas nama Norayni
(Istri Penggugat) ; ----------------------------------------------------------------

- Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran cicilan pokok ditambah


bunga serta telah melunasi salah satu jaminan yaitu Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 1636 atas nama Suwandi (Penggugat) ;----------------------------

20
- Bahwa sisa hutang Penggugat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
kepada Tergugat adalah sebesarRp. 3.327.000.000,- (tiga milyar tiga ratus
dua puluh tujuh juta rupiah) ;----------------------------------------------------------

- Bahwa pada tahun 2018 Penggugat mengajaukan Restrukturisasi I


(pertama) kepada Tergugat yang mana tertera dalam Surat Penegasan
Persetujuan Restrukturisasi Kredit (SPPRK) Nomor :
119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 07 Mei 2018, dengan Suku
Bunga:10.5% p.a. efektif (subject to
review) ;--------------------------------------------------------------

- Bahwa yang di maksud dengan Restrukturisasi adalah :

“Keringanan untuk melunasi utang atau pinjaman yang disediakan oleh


lembaga keuangan dan perusahaan pembiayaan supaya pihak debitur
tidak keberatan ketika membayar kewajibannya” ;----------------------------

- Bahwa dalam restrukturisasi I berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan


Restrukturisasi Kredit (SPPRK) Nomor : 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018
tertanggal 07 Mei 2018 tersebut tidak dijalankan oleh Tergugat mengacu
dengan suku bunga efektif seperti dalam perjanjian restrukturisasi, yang
mana tidaklah membuat pembayaran dan hutang Penggugat menjadi
ringan, dimana Penggugat telah melakukan pembayaran dengan angsuran
sebesar :

 Restruktur I sebesar Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah)


pokok ditambah bunga selama dua puluh empat (24) bulan = Rp.
792.000.000,- (tujuh ratus sembilan puluh dua juta rupiah);

 Sebesar Rp. 37.000.000,- (tiga puluh tujuh juta) pokok ditambah


bunga selama tujuh (7) bulan = Rp. 259.000.000,- (dua ratus lima
puluh sembilan juta rupiah);

 sebesar Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah)selama enam (6)


bulan relaxasi pasca Covid-19 = Rp.102.000.000,- (seratus dua juta
rupiah);

 sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) selama dua
belas (12) bulan setelah pasca Covid-19 = Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah).

21
- Bahwa pembayaran cicilan yang telah Penggugat bayar dari tahun 2018
hingga sampai tahun 2022 adalah sebesar Rp. 1.183.000.000,- (satu milyar
seratus delapan puluh tiga juta rupiah) ;--------------------------------------------

- Bahwa nyatanya hingga saat ini hutang Penggugat yang di tagih oleh
Tergugat adalah :

 Hutang pokok sebesar Rp. 3.284.678.189,- (tiga milyar dua ratus


delapan puluh empat juta enam ratus tujuh puluh delam ribu seratus
delapan puluh sembilan rupiah);

 Hutang bunga sebesar Rp. 1.145.566.892,-(satu milyar seratus


empat puluh lima juta lima ratus enam puluh enam ribu delapan ratus
sembilan puluh dua rupiah);

 Total hutang sebesar Rp. 4.437.263.015,- (empat milyar empat ratus


tiga puluh juta dua ratus enam puluh tiga ribu lima belas rupiah).

- Bahwa pembayaran cicilan pokok ditambah bunga yang telah Penggugat


bayar dari tahun 2018 hingga sampai tahun 2022 sebesar Rp.
1.183.000.000,- (satu milyar seratus delapan puluh tiga juta rupiah)
tersebut hanya mengurangi hutang pokok Penggugat menjadiRp.
42.321.811 (empat puluh dua juta tiga ratus dua puluh satu ribu delapan
ratus sebelas rupiah) dengan rincian :

(Sisa hutang tahun 2017 di kurangi dengan sisa hutang yang di


tagih saat ini 2023)

 Rp. 3.327.000.000 - Rp. 3.284.678.189


= Rp. 42.321.811 (empat puluh dua juta tiga ratus dua puluh satu
ribu delapan ratus sebelas rupiah).

- Bahwajelas dan telah terbukti pembayaran yang dilakukan oleh Penggugat


dari tahun 2018 hingga sampai tahun 2022 hanya untuk membayar bunga
Bank saja ;-------------------------------------------------------------------------------

- Bahwajelas dan telah terbukti Tergugat telah melakukan perbuatan


wanprestasi dimana Tergugat tidak menjalankan perjanjian mengacu
dengan suku bunga efektif seperti dalam perjanjianrestrukturisasi,
sehingga menimbulkantidak terpenuhinya syarat objektif (suatu hal
tertentu dan/atau sebab yang halal) karena bersifat merugikan
Penggugatyang mana tidaklah membuat pembayaran dan hutang
Penggugat menjadi ringan ;------------------------------------------------------------

22
- Bahwa Penggugat telah beritikad baik selaku debitur yang
bertanggungjawab terhadap kewajiban dimana telah menyampaikan
permohonan penyelesaianberdasarkan surat 003/B/LO-RAR/IV/2023
perihal Penyelesaian Permasalahan Kredit yang dibacakan dan diserahkan
dimuka pengadilan yang berisi Penyelesaian Permasalahan Kredit dengan
nilai lunas sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milar lima ratus ribu rupiah) ;-

- Bahwa dengan tidak adanya satupun penjelasan dari Tergugat didalam


eksepsi/jawabannya perihal rincian hutang pokok, hutang bunga serta
cicilan yang selama ini telah Penggugat bayar kepada Tergugat,
membuktikan bahwa Tergugat telah benar melakukan perbuatan
wanprestasi dan mengakibatkan kerugian bagi Penggugat ;---------------------
Berdasarkan ha-hal yang telah Penggugat kemukakan di atas maka sangat
beralasan hukum bagi Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Pekanbaru
yang memeriksa perkara a quo untuk menyatakan Eksepsi Tergugat ditolak
atau tidak dapat diterima.

C. BUKTI-BUKTI TERTULIS YANG DIAJUKAN PENGGUGAT

Bahwa Penggugat telah mengajukan bukti surat yang ditandai dengan P-1 sampai

dengan P-17, dimana bukti tersebut adalah sebagai berikut :

1. (Bukti P1) : Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit


Nomor : 096/OL-MO-PKB/06.2015 tertanggal 16 Juni 2015.
2. (Bukti P2) : Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit
Nomor : 121/OL-MO-PKB/06.16 tertanggal 03 Juni 2016.
3. (Bukti P3) : Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit
Nomor : 121/OL-MO-PKB/06.16 tertanggal 07 Juni 2016
4. (Bukti P4) : Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit
Nomor :208/OL-MO-PKB/10.16 tertanggal 06 Oktober 2016
5. (Bukti P5) : Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit
Nomor :120/OL-MO-PKB/05.2017 tertanggal 26 Mei 2017
6. (Bukti P6) : KONFIRMASI KREDIT LUNAS tertanggal 05
Oktober 2017
7. (Bukti P7) : Surat Penegasan Restrukturisasi Kredit
(SPPRK) Nomor : 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 07
Mei 2018
8. (Bukti P8) : PERUBAHAN PERJANJIAN PINDAJAMAN Nomor
: 154/LGL-ARM/I/2021 tertanggal 29 Januari 2021
9. (Bukti P9) : Surat Penegasan Restrukturisasi Pinjaman
Nomor : 947/ARM-EMB-DG/SPRP/XI/2021 tertanggal 26
November 2021
10. (Bukti P10): Surat Permohonan Bantuan Data Debitur Macet
Nomor 004/Perm/LO-RAR/V/2023 tertanggal 10 Mei 2023

23
11. (Bukti P11): Surat Penyelesaian Kredit tertanggal 12 September
2023
12. (Bukti P12): 1 bundel Surat Permohonan Penyelesaian /
Pelunasan Kredit atas nama SUWANDI
13. (Bukti P13): Surat Jawaban Nomor :
00235/ARM-EMB-SJ/PI/III/2023
14. (Bukti P14): Surat Tanggapan Nomor :
06317/ARM-EMB-SJ/PI/IX/2023tertanggal 26September 2023
15. (Bukti P15): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Pekanbaruterhadap Unit SHM No. 2723
16. (Bukti P16): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Medanterhadap Unit SHM No. 1182
17. (Bukti P17): Bukti Pelelangan dari Penyelengara KPKNL
Pekanbaruterhadap Unit SHM No. 2751 dan SHM No. 2750

D. KETERANGAN SAKSI-SAKSI YANG DIAJUKAN PENGGUGAT

KETERANGAN SAKSI PENGUGAT:


Saksi Ahli Dr. ROSYIDI HAMZAH, S.H.,M.H
 Bahwasanya saksi ahli memberikan keterangan di bawah sumpah
 Bahwa saksi ahli merupakan wakil Dekan Fakultas Hukum
Universitas Islam Riau.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli yang merupakan membidangi
hukum bisnis yang membidangi luas yaitu hukum perdata hukum
perusahaan hukum asuransi dan perbankan dan kebetulan ahli
mengajar mengenai perbankan di S1.
 Bahwa sepengetahuan saksi ahli yang dimaksud dengan kredit
adalah kredit merupakan peminjaman dana, bahwa di dalam
perjanjian akan disampaikan pembayaran angsuran sesuai dengan
apa yang diperjanjikan berdasarkan undang-undang Nomor 10 tahun
1998 sebagaimana telah dirubah dengan undang-undang nomor 14
tahun 2002 tentang sekuritas. Di dalam undang-undang Nomor 10
tahun 1998 hanya dikenal istilah kredit, di dalam kitab undang-
undang hukum perdata kita tidak menjumpai namanya kredit hanya
dijumpai perjanjian pinjam-meminjam, kemudian di dalam undang-
undang Nomor 10 tahun 1998 disebutkan bahwasanya sebelum
memberikan kredit kepada masyarakat bank ini harus memiliki
keyakinan berdasarkan analisis bahwasanya si debitur ini akan bisa
mengembalikan angsurannya sesuai dengan dengan apa yang
diperjanjikan, mengapa undang-undang ini mengamanatkan seperti
itu, karena pada prinsipnya bank menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menerimanya dalam bentuk kredit jadi
yang diputar ini adalah bukan merupakan uang Bank melainkan
uang nasabah dan bank ini harus menggunakan prinsip kehati-
hatian dalam menyalurkan kreditnya ke dalam masyarakat,
kemudian di dalam posisinya antara debitur dan kreditur secara
ekonomi tidak seimbang karena kreditur adalah bank sedangkan

24
debitur adalah masyarakat dengan posisi yang tidak seimbang ini
banyak klausula-klausula yang di sembunyikan dari nasabah
namun negara menyiapkan dengan lembaga Otoritas Jasa
Keuangan dalam mengawasi perbankan dalam penyaluran kredit
kepada nasabah berdasarkan keadilan, keseimbangan sehingga
posisi antara debitur dan kreditur seimbang.
 Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi ahli posisi antara debitur
dan kreditur tidak seimbang untuk memberikan keseimbangan posisi
tersebut negara hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat
untuk ketika membuat perjanjian-perjanjian kredit harus memenuhi
standar-standar yang ada tentang perlindungan konsumen karena
perjanjian kredit yang dibuat antara bank dan nasabah itu
bersifat tetap atau yang disebut dengan klausa baku jadi nasabah
itu tidak memiliki hak merubah perjanjian tadi yang kemudian
nasabah menandatangani maka di sinilah peran undang-undang
hadir agar memiliki nilai keadilan dan keseimbangan harus
disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada salah satunya adalah
Aturan Otoritas Jasa Keuangan yang dibuat oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai perjanjian yang
berjalan tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya oleh karena itu
bank harus menjalankan dengan prinsip kehati-hatian sehingga bank
menyiapkan jaminan yang berguna untuk mengcover apabila kredit
tersebut tidak berjalan dengan sempurna objek jaminan ini tersebar
dalam undang-undang jaminan fidusia, undang-undang jaminan
hipotik gadai dan lain-lain jadi fungsinya berdasarkan prinsip kehati-
hatian ini adalah wajib karena prinsip kehati-hatian ini wajib
dilakukan oleh bank karena yang digunakan bank bukan merupakan
uang Bank melainkan dana masyarakat.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai kol-1, kol-2 dan kol
seterusnya, bahwasanya pada kolom pertama disebut dengan kredit
itu adalah lancar sedangkan kol yang kedua dalam perhatian khusus
dan gol selanjutnya ini merupakan suatu bentuk penilaian dari
lembaga perbankan itu sendiri terhadap kredit tersebut yang menjadi
tolak ukur apakah kredit tersebut dapat diselamatkan atau tidak,
yaitu upaya restuisasi pada prinsipnya uang ini membantu
masyarakat dan masyarakat membantu bank tadi dalam kelancaran
membayar angsuran kredit.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai apabila bank tidak
melakukan peringatan 1, 2 dan 3, ternyata tiba-tiba kredit tersebut
macet, berdasarkan UUCK Nomor satu tahun 2013 yang sekarang
diubah dengan UUCK Nomor 6 tahun 2022 Tentang Perlindungan
Konsumen, Tentang Jasa Keuangan dalam OJK disebutkan
bahwasanya di dalam membuat perjanjian kredit antara bank dan
dengan nasabah itu harus ada dengan namanya prinsip kehati-
hatian, adanya prinsip keseimbangan, pada prinsip keadilan karena
di awal ini merupakan adalah perjanjian dan di dalam amanat UUCK
ini apabila ada bahasa-bahasa asing maka harus diikuti dengan
bahasa Indonesia dan harus diberikan namanya pemahaman kepada
25
debitur tersebut akan hak dan kewajibannya ini adalah amanat dari
peraturan OJK untuk memberikan perlindungan kepada debitur di
saat membuat perjanjian kredit dengan debitur dan di dalam
undang-undang cipta kerja ini diwajibkan memberikan laporan
tentang kewajiban dan posisi hutang mengenai berapa pokok,
berapa bunganya dan ini harus dijelaskan supaya sehingga tidak
terjadinya beberapa penafsiran oleh debitur dan kreditur karena
permasalahannya selama ini masalah ada kredit itu menjadi masalah
antara perbedaan tafsir dan pandangan pada saat penandatanganan
kredit Karena pada saat penandatanganan kredit ini biasanya
kreditur hanya menandatangani saja tanpa membaca satu persatu
karena di dalam peraturan undang-undang cipta kerja terbaru
apabila perjanjian kredit dibuat oleh bank dan nasabah harus
adanya namanya konfirmasi pemahaman kepada debitur apakah
sudah paham atau tidak mengenai isi perjanjian tersebut yang
dituangkan dalam bentuk paraf atau tanda tangan yang dijadikan
bukti baru terhadap perjanjian tersebut begitulah keterbukaan
sebagaimana diatur dalam peraturan Undang-Undang Cipta Kerja
Nomor 6 tahun 2022 yang mana Peraturan Undang-Undang Cipta
Kerja ini merupakan pembaruan dari undang-undang Nomor 1 tahun
2013.
 Berdasarkan keterangan ahli apakah bank dalam melakukan
pengalihan aset dapat melakukan dengan cara Cessie seharusnya
ada transparansi antara kedua belah pihak jadi kalau di awal sudah
ada transparansi tentunya akan terbuka tapi kalau di awalnya tidak
terbuka maka ini akan menjadi permasalahan sebab pada prinsipnya
penyelesaian kredit ini adalah musyawarah dan mufakat dengan
negosiasi oleh karena itu pada saat dilakukan pelelangan kepada
Cessie maka harus diberitahukan terlebih dahulu kepada nasabah
tersebut supaya nasabah ini memiliki hak dan tidak merasa
dirugikan dengan adanya tindakan semena-mena oleh pihak oleh
lembaga perbankan, dalam undang-undang perbankan sendiri
adanya anggunan yang dapat di dialihkan itu harus secara
persetujuan atau sukarela dari debitur barulah bangunan tersebut
bisa dialihkan karena tindakan sepihak itu adalah salah satu bentuk
tidak keseimbangan.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai restruktur apakah
boleh restruktur tersebut boleh berbeda dengan outstanding
sebelumnya dan ketentuan undang-undang terbaru, jadi pada
prinsipnya berdasarkan kata sepakat berdasarkan ketentuan 1320
KUH perdata harus adanya kesepahaman antara debitur dengan
kreditur sehingga oleh karena itu kembali lagi ke ketentuan
peraturan undang-undang cipta kerja harus dinamakan dengan
pemberian harus dipahamkan terhadap akibat hukum klausul
yang ada di dalam perjanjian tersebut berapa pokoknya berapa
bunganya dan bentuk bunganya seperti apa akibatnya di kemudian
hari seperti apa termasuk ada pihak ketiga yang akan melakukan
pelelangan atau Cessi terhadap perjanjian ini harus dijelaskan
secara paham terhadap isi perjanjian tersebut maka bolehlah
26
ditandatangani oleh kedua belah pihak karena ini adalah amanat
dari peraturan undang-undang cipta kerja karena perikatan yang
lahir dari perjanjian.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli “jaminan” apakah boleh
dilakukan penekanan terhadap debitur agar dapat melepaskan hak
tanggungan tersebut, fungsi dari jaminan pada prinsipnya adalah
untuk mengcover hutang yang mana jaminan ini memiliki
karakteristik yang bersifat masing-masing seperti gadai diatur dalam
KUH perdata yang menjadi objek jaminan eksekusi yang merupakan
jaminan fidusia ketika debitur tidak sanggup melakukan
pembayaran maka yang biasanya adalah melakukan negosiasi
dalam penyelamatan kredit dalam penyelamatan kredit.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai surat peringatan,
apakah surat peringatan ini adalah sebagai sebuah teguran bagi
debitur agar lebih terang ini mau memenuhi terhadap prestasi yang
telah dibuatnya terkadang untuk menyatakan wanprestasi tersebut
harus dilakukan adanya somasi terlebih dahulu yang mana
perjanjian tersebut dibuat dengan etika baik maka dapat
diselesaikan juga dengan etika baik maka salah satu bentuk etika
baik adalah dengan memberikan peringatan atau somasi kalau lah
memang perjanjian ini dilakukan dengan etika baik.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli terhadap jaminan yang akan
dijadikan objek jaminan dalam perjanjian kredit maka otomatis
adalah suatu benda yang memiliki nilai terhadap cerminan tersebut
otomatis dalam pelaksanaannya jaminan ini tidak otomatis di atas
kertas saja tetapi turut juga melihat seperti apa kualitas dari
jaminan tersebut apakah sesuai dengan apa yang diajukan oleh
para pihak di dalam perjanjian tersebut terkadang ditakutkan
jaminannya ini terkadang harganya tidak sesuai dengan nilai jaminan
sehingga untuk menghindari terjadinya masalah dilakukanlah
observasi atau pemantauan terhadap namanya objek dan objek
jaminan tersebut sehingga tidak terjadinya permasalahan hukum
baru karena jaminan adalah untuk mengcover hutang tetapi sehingga
adanya transparansi.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai berita acara untuk
melakukan penilaian terhadap layak atau tidak debitur ini untuk
mendapatkan fasilitas kredit.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai bank menyatakan ini
adalah rahasia bank apakah Bank boleh menolak memberikan
informasi mengenai informasi saldo mengenai kreditnya dan ini
dianggap sebagai rahasia bank, berdasarkan norma dalam
peraturan undang-undang cipta kerja itu sendiri bank dan pelaku
usaha itu wajib memberikan laporan yang merupakan perintah
dan amanat dari undang-undang yang berdasarkan peraturan
otoritas jasa keuangan wajib memberikan keterangan kepada
nasabah mengenai posisi saldo, mengenai posisi simpanan dan
kewajiban konsumen secara akurat dapat dengan cara sesuai
dengan apa yang diperjanjikan dengan nasabah.

27
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai Bank yang tidak
melakukan transparansi terhadap nasabah walaupun sudah
dilakukan penyuratan terhadap bank ketika sudah disurati namun
tidak dilakukan oleh bank maka bank tersebut melakukan
pelanggaran terhadap norma dalam ketentuan undang-undang
cipta kerja ini.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai kredit bermasalah
apakah boleh melakukan pelelangan atau pengalihan tanpa
melakukan konfirmasi terhadap nasabah, bahwa di dalam undang-
undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Aida itu jelas harus adanya
pelepasan secara sukarela atau penyerahan secara sukarela dari
debitur kemudian sekarang ini banyak bank-bank melakukan
penjualan Cessie, ketika ada kredit-kredit yang bermasalah dan
kemudian bank tidak mau menagihnya maka Bank menjual hak tagi
kepada perorangan maupun badan hukum dalam bentuk halusnya
adalah depkolektor sebagai pihak ketiga, dan Cessie ini masih
menjadi objek perdebatan dalam hukum perdata yang mana Cessie
ini harus diberitahukan atau dimintakan persetujuan dalam
undang-undang cipta kerja tahun 2013 tidak ada namanya cessi
namun di dalam Undang-Undang Cipta Kerja ini apabila terjadi
perubahan tentang perjanjian mengenai syarat dan ketentuan-
ketentuan harus dikonfirmasi kepada nasabah itu di dalam peraturan
undang-undang cipta kerja tahun 2013 tetapi dalam undang-undang
kita kerja yang terbaru diatur mengenai Cessie bisa dipindahkan
hak tadinya namun dengan syarat harus diberitahukan kepada
debitur tersebut karena tidak mungkin debitur melakukan tanda
tangan dengan bank namun yang menagihnya adalah orang lain
sehingga ini menjadi sedikit permasalahan dan merupakan
perdebatan antara ahli hukum ada ahli yang menyatakan
bahwasanya sebisa mungkin harus disetujui oleh nasabah karena di
dalam undang-undang cipta kerja tersendiri apabila ada yang
berubah harus disetujui karena kalau menurut pasal 613 kitab
undang-undang hukum perdata itu hanya diberitahukan saja ia lahir
dari buku 2 kitab undang-undang hukum perdata di mana dia
bersifat tertutup sedangkan buku perjanjian ini lahir dari buku ketiga
kitab undang-undang hukum perdata yang mana harusnya adalah
terbuka jadi nilai yang menjadi perdebatan mengapa cessie harus ada
seizin debitur dan ada yang menyatakan Cessie cukup diberitahukan
terlebih dahulu tetapi menurut ahli harus melalui persetujuan dari
debitur.
 Berdasarkan keterangan ahli mengenai perubahan bunga dari
efektif ke flat apapun yang berubah dari perjanjian kredit harus
berdasarkan persetujuan dari debitur dan tidak boleh melakukan
secara sepihak apabila itu tetap dilakukan maka mau tidak mau
perjanjian itu harus batal demi hukum.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai itikad baik dalam
perjanjian kredit berdasarkan ketentuan Undang-Undang Cipta Kerja
etika baik ini adalah merupakan memberikan segala informasi yang
dibutuhkan oleh debitur dan dijelaskan secara baik dan diberikan
28
secara baik kalau dari kreditur harus memenuhi prinsip-prinsip
keseimbangan memberikan laporan kepada debitur mengenai
posisi keuangan memberikan pemahaman Klausul-klausul yang
ada dalam perjanjian dan kemudian termasuk membunyikan
somasi tadi.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli jika kreditur tidak melakukan
etiket baik debitur bisa melakukan laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan bisa juga melakukan gugatan perdata supaya pihak bank
dapat mengeluarkan sesuai dengan perjanjian.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai penyerahan jaminan
dengan penekanan, pemberian jaminan yang mana pihak bank
tersebut selalu melakukan penekanan terhadap jaminan tersebut
mengenai penekanan tersebut adalah harusnya ada kesepakatan
debitur menyerahkan secara sendiri secara sukarela tanpa ada
paksaan.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai perikatan yang dibuat
dihadapan notaris merupakan sebuah akta autentik yang merupakan
pembuktian sempurna.
 Bahwa berdasarkan keterangan ahli mengenai ternyata sebelum
sampai 180 hari bank sudah menyatakan ini macet boleh atau
tidak ahli menyatakan tidak boleh.
 Berdasarkan keterangan ahli mengenai perjanjian yang mana
perjanjian pertama dilakukan secara akta autentik oleh notaris
namun perjanjian selanjutnya kedua dan ketiga dilakukan di
bawah tangan menurut ahli adalah mengenai kekuatan hukumnya
menurut ahli sah-sah saja sepanjang isi dari perjanjian tersebut
disepakati oleh kedua pihak berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan supaya tidak timbul kesalahan pembayaran bunga,
denda, pemulihan pokok, dalam perjanjian dan bank wajib
memberikan konfirmasi ke pemahaman menurut peraturan OJK
terbaru.

KETERANGAN SAKSI TERGUGAT :


- Bahwa Tergugat Tidak Menghadirkan Saksi

KETERANGAN SAKSI TURUT TERGUGAT I :

- Bahwa Turut Tergugat I Tidak Pernah Menghadiri Persidangan

KETERANGAN SAKSI TURUT TERGUGAT II :

- Bahwa Turut Tergugat II Tidak Menghadirkan Saksi

E. KESIMPULAN DAN ANALISIS FAKTA PERSIDANGAN

29
Bahwa setelah melalui seluruh rangkaian proses persidangan dan telah
melalui proses pembuktian di depan persidangan in casu, maka
diperoleh suatu bentuk Kesimpulan dari fakta-fakta yuridis yang akan
Kami uraikan sebagai berikut :

1. Bahwa Tergugat tidak paham dengan gugatan Penggugat yang mana


gugatan penggugat adalah mengenai wanprestasi, sebagaimana
tertera dalam persetujuan restrukturisasi kredit (SPPRK) Nomor
119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 7 Mei 2018 yaitu
sebagaimana tidak dijalankannya oleh Tergugat mengacu dengan
suku bunga efektif seperti dalam perjanjian rekturisasi sehingga
menimbulkan ketidak terpenuhinya syarat objektif suatu hal tertentu
dan atau sebab yang halal karena bersifat merugikan penggugat.

2. Bahwa Tergugat dalam esepsinya menyatakan gugatan Penggugat


kurang pihak hanyalah mengada-ngada dan bertujuan untuk
mengaburkan perjanjian kredit antara penggugat dan tergugat.

3. Bahwa tergugat tidak mengetahui adanya yurisprudensi putusan


Mahkamah Agung Nomor 1072.K/SIP/1982 tertanggal 1 Agustus
1983 yang menjelaskan adalah menjadi hak penggugat untuk
menentukan siapa-siapa yang ditarik sebagai pihak tergugat yang
secara nyata menguasai barang sengketa atau objek perkara.

4. Bahwa Tergugat tidak paham dan dalam esepsi Tergugat ditujukan


kepada Pengadilan Negeri Medan sedangkan gugatan Penggugat
ini merupakan di Pengadilan Negeri Pekanbaru sehingga esepsi
dari Tergugat tidak beralasan hukum dan tidak dapat diterima
karena "berdasarkan hal-hal yang telah tergugat kemukakan di atas
maka sangat beralasan hukum bagi majelis hakim Pengadilan Negeri
Medan yang memeriksa perkara aquo untuk menyatakan gugatan
penggugat tidak dapat diterima. (niet ontvankelijke verklaard).
Berdasarkan sebagaimana telah salahnya esepsi yang disampaikan
oleh tergugat maka sangat beralasan bagi majelis hakim pada
pengadilan negeri Pekanbaru yang memeriksa perkara aku untuk
menyatakan esepsi tergugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard)

5. Bahwa Tergugat seolah mengaburkan terhadap gugatan Penggugat


dan mengada-ngada dengan tujuan untuk mengaburkan perjanjian

30
kredit antara Penggugat dan Tergugat yang mana sudah jelas
bahwasanya gugatan penggugat yang mana perbuatan wanprestasi
yang dilakukan oleh tergugat adalah terhadap restrukturisasi yang
mana tertera dalam surat penegasan persetujuan restrukturisasi
kredit Nomor 119/ARM-EMB-AM/OL/05/2018 tertanggal 7 Mei 2018.
Yang mana dalam gugatan penggugat tidak dijalankan oleh
tergugat mengacu dengan suku bunga efektif seperti dalam
perjanjian restrukturisasi sehingga menimbulkan tidak
terpenuhinya syarat objektif suatu hal tertentu dan atau sebab
yang halal karena bersifat merugikan penggugat sebagaimana
perjanjian harus tunduk kepada syarat-syarat sahnya perjanjian yang
dimaksud dalam pasal 1320 bahwa perdata yang menjelaskan
mengenai suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

6. Bahwa kembali esepsi dari tergugat tidak beralasan hukum dan


tidak dapat diterima karena kembali ditunjukkan kepada
pengadilan negeri Medan yang mana dalam halaman 4 esepsi dari
tergugat menjelaskan “berdasarkan hal-hal yang telah tergugat
kemukakan di atas maka sangat beralasan hukum bagi majelis
hakim pada pengadilan negeri Medan yang memeriksa perkara aquo
untuk menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima”.
Sehingga berdasarkan hal-hal yang telah penggugat kemukakan di
atas maka sangat beralasan hukum bagi majelis hakim pada
pengadilan negeri Pekanbaru yang memeriksa perkara aku untuk
menyadarkan esepsi tergugat tidak dapat diterima.

7. Dalam pokok perkara bahwa sudah jelas dan telah rinci dalam
gugatan penggugat bahwa fasilitas kredit yang penggugat ajukan
berdasarkan persetujuan kredit Nomor 096/Ol.MO PKB/06.2015 dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 kepada tergugat adalah
sebesar Rp. 3.985.000.000 (tiga miliar sembilan ratus delapan puluh
juta rupiah)

8. Bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran selama tiga puluh satu


(31) bulan dengan angsuran sebesar Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga
juta rupiah) pokok ditambah bunga selama dua puluh empat (24)
bulan + Rp. 37.000.000,- (tiga puluh tujuh juta) pokok ditambah
bunga selama tujuh (7) bulan , sehingga total yang telah Penggugat

31
bayar adalah Rp.1.051.000.000,- (satu milyar lima puluh satu juta
rupiah)

9. Bahwa pembayaran cicilan pokok ditambah bunga yang telah Penggugat


bayar dari tahun 2018 hingga sampai tahun 2022 sebesar Rp.
1.183.000.000,- (satu milyar seratus delapan puluh tiga juta rupiah)
tersebut hanya mengurangi hutang pokok Penggugat menjadiRp.
42.321.811 (empat puluh dua juta tiga ratus dua puluh satu ribu
delapan ratus sebelas rupiah)

10. Bahwa berdasarkan keterangan ahli Dr.Rosyidi Hamzah, S.H.,M.H


sebagai ahli yang merupakan membidangi hukum bisnis yang
membidangi dengan luasan hukum perdata hukum perusahaan
hukum asuransi dan perbankan dan kebetulan ahli mengajar
mengenai perbankan di S1.

11. Bahwa berdasarkan keterangan ahli di persidangan posisi antara


debitur dan kreditur secara ekonomi tidak seimbang karena
kreditur adalah bank sedangkan debitur adalah masyarakat
dengan posisi yang tidak seimbang ini banyak klausula-klausula
yang disembunyikan dari nasabah namun negara menyiapkan
dengan otoritas jasa keuangan dalam mengawasi perbankan dalam
menyalurkan kredit kepada nasabah berdasarkan keadilan
keseimbangan sehingga posisi antara debitur dan kreditur seimbang.

12. Bahwa berdasarkan keterangan ahli perjanjian kredit yang dibuat


antara bank dan nasabah itu bersifat tetap atau yang disebut
dengan klausula baku jadi nasabah itu tidak memiliki hak untuk
merubah perjanjian tadi yang kemudian nasabah
menandatangani.

13. Bahwa berdasarkan gugatan penggugat di mana pihak bank tidak


memberikan laporan tentang kewajiban dan posisi hutang
mengenai laporan berapa bunganya berapa pokoknya, sehingga
berdasarkan fakta persidangan ahli menyatakan di dalam undang-
undang cipta kerja ini diwajibkan memberikan laporan tentang
kewajiban dan posisi hutang mengenai beberapa pokok berapa
bunga dan ia harus dijelaskan supaya tidak terjadi beberapa
penafsiran oleh debitur dan sampai dengan gugatan ini
didaftarkan sampai dengan tahapan persidangan ini tergugat

32
tidak pernah memberikan laporan tentang posisi hutang,
mengenai pokok, mengenai bunga kepada penggugat.

14. Bahwa berdasarkan keterangan ahli pada saat penandatanganan


akta ktedit biasanya debitur hanya menandatangani saja tanpa
membaca satu persatu sehingga dalam ketentuan undang-undang
cipta kerja terbaru apabila perjanjian kredit dibuat oleh bank dan
nasabah harus adanya namanya konfirmasi pemahaman kepada
debitur apakah sudah paham atau tidak mengenai isi perjanjian
tersebut dan kemudian dituangkan dalam bentuk paraf atau tanda
tangan, namun pada faktanya pihak bank hanya menyatakan bisa
diatur dan mengatakan aman namun tidak menjelaskan secara
utuh dan rinci mengenai hak-hak dan kewajiban dari debitur
sehingga dalam restrukturisasi penggugat merasa dirugikan
karena tidak jelas apakah menggunakan bunga Efektif atau
menggunakan bunga Flat Sehingga pada prinsip rincian pembayaran
yang diterima oleh penggugat dalam pembayaran cicilan pokok
ditambah bunga yang telah Penggugat bayar dari tahun 2018 hingga
sampai tahun 2022 sebesar Rp. 1.183.000.000,- (satu milyar seratus
delapan puluh tiga juta rupiah) tersebut hanya mengurangi hutang
pokok Penggugat menjadiRp. 42.321.811 (empat puluh dua juta tiga
ratus dua puluh satu ribu delapan ratus sebelas rupiah).

15. Bahwa berdasarkan keterangan ahli pada persidangan pihak bank


tidak mau memberikan informasi mengenai informasi saldo,
mengenai kreditnya dan ini dianggap sebagai rahasia bank
berdasarkan norma dan peraturan undang-undang cipta kerja itu
sendiri bank dan pelaku usaha itu wajib memberikan laporan yang
merupakan perintah dan amanat dari undang-undang berdasarkan
peraturan otoritas jasa keuangan wajib memberikan keterangan
kepada nasabah mengenai posisi saldo mengenai posisi simpanan
dan kewajiban konsumen secara akurat dapat dengan cara sesuai
dengan apa yang diperjanjikan dengan nasabah.

16. Berdasarkan keterangan ahli mengenai apakah Bank yang tidak


melakukan transparansi terhadap nasabah walaupun telah dilakukan
penyuratan terhadap bank ketika telah disurati namun tidak
dilakukan oleh bank maka berdasarkan keterangan ahli bank

33
tersebut melakukan pelanggaran terhadap norma dalam
ketentuan undang-undang cipta kerja.

17. Berdasarkan keterangan ahli mengenai apakah boleh melakukan


pelelangan atau pengalihan tanpa melakukan konfirmasi terhadap
nasabah menurut keterangan ahli harus adanya pelepasan secara
sukarela atau penyerahan secara sukarela dari debitur
berdasarkan undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Ayda
pasal 1 A ayat (1).

18. Bahwa dalam fakta persidangan tergugat tidak pernah


menghadirkan saksi sehingga dengan demikian tergugat dengan
tidak menghadirkan saksi telat kelihatan bahwasanya tergugat seolah
mengkaburkan gugatan penggugat.

19. Berdasarkan fakta persidangan tergugat tidak pernah


menunjukkan dan membantah gugatan penggugat yaitu
perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh pihak tergugat.

20. Bahwa berdasarkan fakta persidangan tergugat tidak pernah


menjelaskan perjanjian restrukturisasi bahwasanya perjanjian
tersebut merupakan perjanjian yang telah benar dan tidak pernah
membantah dalil-dalil yang disampaikan oleh penggugat
mengenai perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh pihak
tergugat.

F. PERMOHONAN

Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim untuk memberikan Putusan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat telah melakukan Wanprestasi sebagaimana dengan

perjanjian restruisasi no..............................................;

3. Menyatakan perjanjian Restruisasi dengan No...........................................batal

demi hukum karena telah merugikan penggugat yang mana dalam

perjanjian restruisasi tersebut menggunakan bungga...... namun dalam

implementasinya tidak diketahui apakah mengunakan bungga........atau

bungga..........sehingga sangat merugikan penggugat.

34
4. Menyatakan tergugat agar dapat menerima pembuatan perjanjian kredit

baru yang tidak merugikan pengugat dengan rincian penggugat hanya bisa

membayar dengan julah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulanya

dikarenakan ekonomi penggugat telah hancur dikarenakan tidak benarnya

perjanjian sebelumya no......................................... dibuat oleh bank..

5. Menghukum Tergugat untuk mengembalikan semua aset penggugat yang

dijadikan jaminan karena tidak sahnya perjanjian restruisasi no........................

yang telah dialihkan ke pihak Cessie atau di lelang;

6. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada

banding atau verzet;

7. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

perkara ini;

ATAU, Jika Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat
lain mohon putusan yang seadil-adilnya;

Demikianlah Kesimpulan ini kami ajukan, atas kebijaksanaan dan pertimbangan Yang
Mulia hakim ketua dan atau anggota majelis hakim yang terhormat, kami haturkan
terimakasih.

Hormat Kuasa
Hukumnya Penggugat

Dr. RIADI ASRA RAHMAD, S.H., M.H

35

Anda mungkin juga menyukai