Anda di halaman 1dari 5

NAMA : EKO SUMARDI

NPM : 213014905
JAWABAN UAS : HUKUM AGRARIA
KELAS :C
DOSEN PENGAMPU : SHELILA MINATI KARIMA,S.H., M.Kn.

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Hukum Agraria


SKS :2
Dosen : Shelila Minati Karima,S.H., M.Kn.

Petunjuk :

1. Ujian bersifat terbuka. Hanya diperbolehkan membuka catatan. Tidak diperkenankan


bekerjasama.
2. Pengerjaan soal wajib berurutan.
3. Kerjakan di kertas dengan tulisan tangan.
4. Kumpulkan hasil ujian ke ketua kelas.

Pertanyaan :
1. Uraikan pengertian terkait dengan rumah susun berikut ini:
a. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
b. Satuan Rumah Susun
c. Tanah Bersama
d. Bagian Bersama, apa saja contohnya?
e. Benda Bersama, apa saja contohnya?
f. Roya Parsial
2. Apa yang dimaksud dengan “rechtsverwerking” didalam PP Nomor 24 Tahun 1997? Apa
hubungannya dengan sistem publikasi pendaftaran tanah yang dianut Indonesia menurut PP
Nomor 24 Tahun 1997?
3. Uraikanlah perbedaan tujuan dari fiscaal kadaster dengan legal cadaster dalam rangka
pendaftaran tanah!
4. Tujuan pendaftaran manakah yang sesuai dengan PP Nomor24 Tahun 1997? Sebutkan dasar
hukumnya!
5. Apakah yang dimaksud jual beli tanah menurut hukum tanah nasional?Sebutkan syarat
sahnya jual beli menurut hukum tanah nasional! Berikan dasar hukumnya!
6. Apa fungsi pendaftaran tanah dalam rangka jual beli tanah?
7. Apa fungsi pendaftaran tanah dalam rangka permohonan hak?
8. Apa fungsi pendaftaran tanah dalam rangka pendaftaran Hak Tanggungan?
9. Berikan Kesimpulan mengenai materi kelompok saudara!
JAWABAN:

1. a. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun adalah hak yang dimiliki oleh pemilik satuan rumah
susun (apartment) atas ruangan atau ruangan yang ditentukan dalam satuan tersebut.
b. Satuan Rumah Susun adalah sekumpulan ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal
yang dibangun di atas tanah bersama dan dapat dimiliki oleh individu atau keluarga.
c. Tanah Bersama adalah tanah yang digunakan bersama oleh beberapa pemilik satuan
rumah susun.
d. Bagian Bersama adalah bagian dari satuan rumah susun yang digunakan bersama oleh
semua pemilik satuan, contohnya: lantai parkir, jalan masuk, taman, dll.
e. Benda Bersama adalah benda yang digunakan bersama oleh semua pemilik satuan rumah
susun, contohnya: lift, tangga, dll.
f.Roya Parsial merupakan kelembagaan hukum baru, untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, yang memungkinkan penyelesaian secara praktis terhadap bagian benda
jaminan apabila telah dilunasi sebagian, sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan
lainnya.

2. "Rechtsverwerking" adalah istilah dalam bahasa Belanda yang digunakan dalam PP Nomor
24 Tahun 1997 yang berarti "pengolahan hukum" atau "pengolahan administrasi hukum".
Dalam konteks ini, rechtsverwerking mengacu pada proses pendaftaran tanah dan
pembuatan sertifikat tanah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengakui hak milik
seseorang atas tanah tersebut.

PP Nomor 24 Tahun 1997 merupakan peraturan yang mengatur tentang sistem publikasi
pendaftaran tanah yang dianut oleh Indonesia. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa
rechtsverwerking adalah proses pendaftaran tanah yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengakui hak milik seseorang atas tanah tersebut. Rechtsverwerking dilakukan melalui
proses pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan dan dapat dilakukan oleh pemilik tanah atau
pihak yang berkepentingan dengan tanah tersebut. Setelah proses pendaftaran tanah
selesai, pemerintah akan mengeluarkan sertifikat tanah yang mengakui hak milik pemilik
tanah.

3. Fiscaal kadaster dan legal kadaster adalah dua sistem pendaftaran tanah yang berbeda yang
digunakan dalam proses rechtsverwerking.

Fiscaal kadaster adalah sistem pendaftaran tanah yang dikembangkan dengan tujuan untuk
mengumpulkan pajak dari tanah yang terdaftar. Dalam sistem ini, pemerintah akan
mengumpulkan data tentang lokasi, luas, dan kondisi tanah, serta informasi tentang pemilik
tanah. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung pajak yang harus dibayar oleh
pemilik tanah.

Sedangkan legal kadaster adalah sistem pendaftaran tanah yang dikembangkan dengan
tujuan untuk mengakui hak milik seseorang atas tanah. Dalam sistem ini, pemerintah akan
mengumpulkan data tentang lokasi, luas, dan kondisi tanah, serta informasi tentang pemilik
tanah. Data ini kemudian digunakan untuk mengeluarkan sertifikat tanah yang mengakui hak
milik pemilik
4. PP Nomor 24 Tahun 1997 yang berjudul "Tentang Sistem Pendaftaran Tanah" sebagai dasar
hukum pendaftaran tanah di Indonesia menetapkan tujuan utama pendaftaran tanah yaitu
untuk menjamin kepastian hukum atas tanah.

Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa pendaftaran tanah dilakukan untuk menjamin kepastian
hukum atas tanah yang didaftarkan dan menyelesaikan masalah tanah yang berpotensi
menimbulkan konflik. Selain itu, pendaftaran tanah juga dilakukan untuk menjamin hak atas
tanah yang sah, menjamin keterbukaan data tanah, serta memberikan dasar bagi
pengelolaan tanah yang baik dan berkelanjutan.

Dalam pasal 1 ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 dijelaskan bahwa "Untuk menjamin kepastian
hukum atas tanah yang didaftarkan, serta menyelesaikan masalah tanah yang berpotensi
menimbulkan konflik, maka diperlukan sistem pendaftaran tanah yang baik dan efektif"

Sistem pendaftaran tanah yang diterapkan di Indonesia mengacu pada tujuan tersebut, yaitu
untuk menjamin kepastian hukum atas tanah yang didaftarkan.

5. Jual beli tanah menurut hukum tanah nasional adalah suatu transaksi yang dilakukan antara
pemilik tanah dengan pembeli tanah, dimana pemilik tanah menjual hak atas tanahnya
kepada pembeli tanah dengan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Syarat sahnya jual beli tanah menurut hukum tanah nasional adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang dijual harus benar-benar milik penjual dan tidak dalam masa pengalihan hak atau dalam
proses pendaftaran hak.
2. Penjual harus memiliki kualifikasi yang sah untuk menjual tanah tersebut.
3. Pembeli harus memiliki kualifikasi yang sah untuk membeli tanah tersebut.
4. Transaksi jual beli harus dilakukan dengan perjanjian yang sah dan dilakukan dengan cara yang sah.
5. Pendaftaran hak atas tanah yang dijual harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dasar hukum jual beli tanah menurut hukum tanah nasional dapat ditemukan dalam beberapa
peraturan perundang-undangan, diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pembagian dan Pembentukan Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Sistem Pendaftaran Tanah.
4. PP Nomor 13 Tahun 1985 tentang Pendaftaran Tanah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pendaftaran Tanah.

6. Fungsi pendaftaran tanah dalam rangka jual beli tanah adalah untuk menjamin kepastian
hukum atas tanah yang dijual dan dibeli. Pendaftaran tanah menyediakan data yang akurat
tentang status hak atas tanah, sehingga dapat digunakan sebagai bukti sah dari transaksi jual
beli tanah. Beberapa fungsi pendaftaran tanah dalam rangka jual beli tanah antara lain:

1. Menjamin keabsahan transaksi jual beli tanah: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak atas tanah
yang dijual benar-benar dimiliki oleh penjual dan dapat diterima oleh pembeli.
2. Menjamin kepastian hukum: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak atas tanah yang dijual telah
diakui oleh pemerintah dan dapat digunakan sebagai dasar hukum dalam transaksi jual beli tanah.
3. Menjamin keterbukaan data tanah: Pendaftaran tanah menyediakan data yang akurat tentang status
hak atas tanah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi nilai tanah dan
menentukan harga jual yang sesuai.
4. Menjamin hak atas tanah yang sah: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak atas tanah yang dijual
adalah hak yang sah dan diterima oleh pemerintah.

Dasar hukum pendaftaran tanah dalam rangka jual beli tanah dapat ditemukan dalam beberapa
peraturan perundang-undangan, diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pembagian dan Pembentukan Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Sistem Pendaftaran Tanah.
4. PP Nomor 13 Tahun 1985 tentang Pendaftaran Tanah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pendaftaran Tanah.

7. Fungsi pendaftaran tanah dalam rangka permohonan hak adalah untuk menjamin kepastian
hukum atas hak yang dimohon dan menjamin keterbukaan data tanah. Pendaftaran tanah
menyediakan data yang akurat tentang status hak atas tanah, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar hukum dalam permohonan hak. Beberapa fungsi pendaftaran tanah dalam
rangka permohonan hak antara lain:

1. Menjamin keabsahan permohonan hak: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak yang dimohon
benar-benar dapat diterima dan diberikan oleh pemerintah.
2. Menjamin kepastian hukum: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak yang dimohon telah diakui
oleh pemerintah dan dapat digunakan sebagai dasar hukum dalam permohonan hak.
3. Menjamin keterbukaan data tanah: Pendaftaran tanah menyediakan data yang akurat tentang status
hak atas tanah, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan hak yang dimohon.
4. Menjamin hak yang sah: Pendaftaran tanah menjamin bahwa hak yang dimohon adalah hak yang
sah dan diterima oleh pemerintah.

Dasar hukum pendaftaran tanah dalam rangka permohonan hak dapat ditemukan dalam beberapa
peraturan perundang-undangan, diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pembagian dan Pembentukan Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Sistem Pendaftaran Tanah.
4. PP Nomor 13 Tahun 1985 tentang Pendaftaran Tanah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pendaftaran Tanah.

8. Fungsi pendaftaran tanah dalam rangka pendaftaran hak tanggungan adalah untuk
mengakui hak tanggungan seseorang atas tanah dan memberikan perlindungan hukum bagi
pemilik hak tanggungan tersebut. Pendaftaran hak tanggungan dilakukan di Kantor
Pertanahan dan dapat dilakukan oleh pemilik tanah atau pihak yang berkepentingan dengan
tanah tersebut.
1. Pendaftaran hak tanggungan memberikan bukti resmi bahwa tanah yang ditanggung
merupakan milik pemilik yang mengajukan hak tanggungan tersebut dan dapat diakui oleh
pihak yang berkepentingan.
2. Pendaftaran hak tanggungan memberikan perlindungan hukum bagi pemilik hak tanggungan,
sehingga tanah yang ditanggung tidak dapat digunakan atau dijual tanpa persetujuan pemilik
hak tanggungan.
3. Pendaftaran hak tanggungan mempermudah proses pembayaran pajak tanah yang harus
dibayar oleh pemilik hak tanggungan.
4. Pendaftaran hak tanggungan mempermudah proses pengakuan hak tanggungan yang diajukan
oleh pihak yang berkepentingan.

9. Kesimpulan dari materi kelompok kami yaitu mengenai hak milik satuan rumah susun
yaitu rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam dalam bagian bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horizontal dan vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama – demikian UURS- untuk tempat
hunian yang dilengkapi dengan apa yang disebut bagian bersama , tanah bersama dan
benda bersama. Kepemilikan dari bagian-bagian tersebut di atur dalam 3 peraturan yaitu
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1975
Tentang Pendaftaran Hak Atas Tanah Kepunyaan Bersama Dan Pemilikan Bagian-Bagian
Bangunan yang Ada di Atasnya Serta Penerbitan Sertifikatnya.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1977
tentang Penyelenggaraan Tata Usaha Pendaftaran Tanah Mengenai Hak Atas Tanah yang
Dipunyai Bersama dan pemilikan Bagian-bagian Bangunan yang Ada di Atasnya.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 1983
Tentang Tata Cara Permohonan Dan Pemberian Izin Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah
Kepunyaan Bersama yang Disertai dengan Pemilikan secara Terpisah Bagian Bagian Pada
Bangunan Bertingkat.
Dalam Pengelolaan rumah susun Pasal 74 ayat (1) UU Rumah Susun mewajibkan pemilik
Sarusun untuk membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
(PPPSRS) yang merupakan badan hukum yang bertugas untuk mengurus kepentingan para
pemilik dan penghuni yang berkaitan dengan pengelolaan kepemilikan benda bersama,
bagian bersama, tanah bersama dan penghunian yang dituangkan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga PPPSRS.

Anda mungkin juga menyukai