8860 19822 1 SM
8860 19822 1 SM
Oleh :
Ary Setyadi
arysetyadi2@gmail.com
Fakultas Ilmu Budaya Undip
ABSTRACT
The final result of writing the article, entitled “Competitive usage: a wide field and cause
”related to the findings: still/can the discovery of two forms that are competitive in
usage/communication, so from the relevant form correlated with the lack of certainty which of
the form should be used. As a result, the existing problems of interest to be studied.
The finding of the two forms is related to the fields: phonology, morphology, semantic, and
etymology; as for the cause lies in the speaker itself. The basic approach used in interest of
contradictory data analysis on linguistic theory. The stages of contradictory research on:
1. Data collection, 2. classification and analysis of data and 3. Stage of writing/reporting.
For the benefit: which form should be used, then it is proper if the Indonesian speakers utilize
existence: EYD handbook, a large dictionary and grammar Indonesian standard. Because the
existence of the three sources of reading is meant to function as a “guideline”.
I. PENDAHULUAN
Bahasa terdiri atas dua lapis, yaitu menulis sama-sama harus dipelajari.
unsur/lapis intonasi/bunyi dan unsur/lapis Demikian juga persoalan perkembangan
klausa atau bukam klausa/bentuk (Ramlan, kempuan berbahasa sama-sama bersifat
1981: 62). Kedua lapis tersebut sebenarnya dinamis. Yaitu sejalan dengan latar
saling melengkapi, sehingga bersifat belakang pendidikan penutur (Kentjono
kausalitas, yaitu akibat adanya bunyi selalu (Ed.), 1981: 1)
berkorelasi dengan adanya bentuk. Dari Berdasarkan fakta penutur bahasa
lapis bunyi menghasilkan ragam lisan, dan yang ada, ternyata penutur bahasa sangat
lapis bentuk menghasilkan ragam tulis. dimungkinkan terpilah menjadi dua, yaitu
Ragam lisan kepemilikan bagi penutur di satu sisi penutur hanya berada pada lapis
bersifat lebih dini, dan baru kemudian bunyi saja (tidak melek huruf/hanya berada
disusul lapis bentuk; sehingga ragam pada tataran ragam lisan) sehingga tidak
bentuk bersifat turunan/rekaman lapis mengenal ragam tulis; di lain sisi penutur
bunyi. terkondisi dalam lapis bunyi dan lapis
Pernyataan semacam berlaku wajar, bentuk, sehingga penutur berada pada
sebab secara proses pemilikan bahasa oleh tataran ragam lisan dan ragam tulis
penutur bermula dari kemampuan sekaligus.
berbicara terlebih dahulu, baru kemudian Akibat penutur bahasa terkondisi
disusul kemampuan menulis; meskipun dalam dua ragam tersebut, maka tidak
secara proses pemilikannya sama-sama berlebihan jika saat melakukan tindak tutur
bersifat sosiologis. Sebab, baik proses dapat ditemukan dua bentuk (kata) yang
pemilikan kemampuan berbicara maupun saling berkompetisi dalam fakta
74
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi
pemakaiannya, baik dalam ragam lisan adanya antara bentuk mempunyai dengan
maupun dalam ragam tulis. Misalnya bentuk memunyai.
muncul bentuk: pikir x fikir; nasihat x Buku yang berjudul Bahasa
nasehat; mempesona x memesona; jadwal Indonesia untuk Mahasiswa (Tim
x jadual; mensubsidi x menyubsidi. Penyusun, 1994: 1979-46) meskipun telah
Berdasarkan data yang telah disinggung adanya dua bentuk, dan
dikumpulkan ternyata permasalahan dikatakan, “Kata dilola seharusnya
semacam di atas menampakkan banyak dikelola; kata dirobah seharusnya diubah;
macam masalah/kasus dan penyebabnya, kuajiban seharusnya kewajiban, …”, tetapi
sehingga menarik dibahas dalam satu persoalan adanya pemakaian dua bentuk
artikel tersendiri, sebagaimana dapat dilihat semacam demikian ternyata belum
pada sajian bahasan artikel ini yang disinggung sama sekali.
berjudul “Pemakaian Kompetitif: Macam Sumber lain yang berjudul Panorama
Bidang dan Penyebab”. Bahasa Indonesia (Soedjarwo, 1999: 37-
Berdasarkan sumber bacaan yang 68) meskipun telah disinggung masalah
ada, ternyata masalah yang dimaksud pengaruh ucapan, sajian bahasan yang ada
dalam makalah ini belum pernah hanya terbatas pada adanya pengaruh
dibicarakan secara tersendiri. Seandainya ucapan bahasa Jawa dalam dalam bahasa
ditemukan dalam sumber bacaan, sajian Indonesia. Contoh: kalau diucapkan kalo;
bahasan pada umumnya hanya berkait kalo?; coba seharusnya diucapksn
dengan penjelasan sistem morfologi, mencoba tetapi sering diucapkan nyoba.
dan/atau pembenaran sistem (tulis) ejaan, Persoalan semacam bentuk mencoba
yaitu penjelasan sistem ucap/laval dan tulis yang sering diucapkan nyoba dalam fakta
demi kepentingan yang baku dengan yang pemakaian, ternyata juga belum/tidak
nonbaku. Dengan demikian sajian bahasan dibicarakan. Meskipn kedua bentuk
yang ada belum sampai ke persoalan tersebut berdasarkan fakta yang ada sering
temuan macam(-macam) bidang dan dijumpai secara kompetitif.
penyebabnya. Misalnya dapat dilihat pada Dalam buku yang berjudul Buku
sajian paparan sumber bacaan berikut ini. Praktis Bahasa Indonesia, jilid 1 (Sugono
Dalam Kamus Besar Bahasa (Ed.), 2006: 19), meskipun telah
Indonesia (2001), diberikan contoh kata disinggung masalah kata, sajian bahasan
hasil serapan/pinjaman/pungutan kata dasar hanya terbatas pada sistem tulis saja.
sukses. Pada kata tersebut hanya dijelaskan Contoh: sistem tulis yang benar adalah
adanya bentuk turunan dan/atau subsistem bukan sub sistem. Dengan
perubahannya: suksesi, suksesif; demikian fakta pemakaian kompetitif
menyukseskan, kesuksesan saja; tidak ada antara bentuk subsistem dengan subsistim
penjelasan lebih lanjut atas pemakaian, tidak dibahas.
misalnya antara bentuk mensukseskan Dalam buku yang bersifat teori
dengan menyukseskan sebagaimana yang tentang bahasa Indonesia bidang
sering dijumpai dalam tuturan sehari-hari. morfologi, salah satu di antara sekian buku
Contoh lain misalnya untuk kata yang ada, misalnya yang berjudul
punya yang berkemungkinan berbentuk Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif
mempunyai dengan memunyai, juga tidak (Ramlan, 1983: 76-77), sajian bahasan
dijelaskan. Penjelasan hanya terbatas pada hanya terbatas pada proses morfofonemik
bentuk turunannya saja, yaitu: mempunyai, bagian proses perubahan fonem, misalnya:
mempunyakan, kepunyaan; meskipun kata sukses menjadi mensukseskan; survey
dalam praktik keseharian sering dijumpai menjadi mensurvey.
75
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi
76
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi
77
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi
78
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi
79
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi
penerapan dalam kalimat tidak sesuai bahasa Arab. Oleh sebab itu data (18)
dengan konteks (kalimat). seharusnya berbentuk (18a). Sebab kata
(16a) Kemarin sore si Badu membeli baju pikir merupakan kata asli bahasa
mantan di pasar loak. Indonesia, sehingga baik sistem ucap
maupun sistem tulis berawal fonem /p/
Pemakaian kata mantan yang sejalan bukan /f/.
dengan konteks (kalimat) sebagaimana (18a) Kalau hendak berbicara, tolong
contoh data (17) pikirkan terlebih dahulu!
(17) Bapak Ani mantan seorang gubernur. Perlu dicatatkan di sini, kasus
bentuk/kata pikir berkompetisi dengan fikir
1.5 Bidang Etimologi dapat juga dikatakan sebagai akibat
Persoalan adanya pemakaian dua terinterferensi ucapan bahasa Arab. Hanya
bentuk yang saling berkompetisi ini saja dalam makalah ini, persoalan yang ada
disebabkan oleh kekurangtahuan pentur dilihat dari asal-muasal kata yang
saat memilih dan menggunakan bersangkutan.
bentuk/kata atas dasar asal-muasal kata Contoh lain misalnya dapat dilihat
yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dari pemakaian antara kata korban dengan
pihak penutur telah melakukan kesalahan. kurban. Pemakaian kedua kata tersebut
Sebab pihak penutur sangat dimungkinkan saling tumpang tindih meskipun dengan
melakukan perubahan bentuk kata sebagai konteks kalimat yang berbeda.
akibat dipengaruhi oleh kebiasaan (19) Hari Lebaran Haji selalu
memakai bentuk kata dari bahasa asing. ditandai adanya penyembelihan hewan
Pernyataan semacam ini wajar sebab korban .
pengertian etimologi adalah, “Penyelidikan Data (19) seharusnya berbentuk
mengenai asal-usul kata serat perubahan- (19a).
perubahannya … .” (Kridalaksana, 2001: (19a) Hari Lebaran Haji ….
52; Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: Penyembelihan hewan kurban.
309; Badudu, 2003: 67). Makna kata korban berbeda dengan
Bertolak dari pengertian etimologi makna kata kurban, sebab makna kata
tersebut, maka tampak jelas bahwa korban adalah, “Pemberian untuk
persoalan adanya pemakaian dua bentuk menyatakan kebaktian, kesetiaan, dsb.”,
yang saling berkompetisi berkait dengan sedang makna kata kurban adalah,
adanya pengaruh unsur/bentuk/kata dari “Persembahan kpada Allah (seperti biri-
bahasa asing. Contoh: biri, sapi, unta yang disembelih pada hari
(18) Kalau hendak berbicara, Lebaran Haji).” (Kamus Besar Bahasa
tolong fikirkan terlebih dahulu! Indonesia, 2001: 595; 617). Pemakaian
Bentuk/kata fikir pada data (18) kara korban semestinya sebagaimana data
seharusnya berbentuk pikir, bukan (20):
berfonem awal /f/ tetapi berfonem awal /p/, (20) …. Setia berkorban untukmu.
sebab bukan merupakan kata Contoh pemakaian dua bentuk yang
serapan/pinjmana/pungutan dari kata semacam data di atas, misalnya: sistem x
bahasa asing (Arab). sistim, apotek x apotik, praktik x praktek,
Perubahan bunyi fonem awal tersebut dan masih lagi. Bentuk yang seharusnya
oleh pihak penutur sangat mungkin dipakai adalah sistem bukan sistim, sebab
disejajar dengan bentuk/kata fakir, yang berasal dari kata bahasa inggris system
secara pasti bentuk/kata tersebut bukan dari kata bahasa Belanda systeem;
merupakan kata demikian pula bentuk yang seharusnya
serapan/pinjaman/pungutan kata asing dari dipakai adalah apotek dan praktik bukan
80
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi
apotik dan praktek, sebab berasal dari kata dibuat/dikeluarkan Buku Pedoman Ejaan
bahasa Belanda (Moeimam dan Hein yang Disempurnakan (1972), Tata Bahasa
Steinhauer, 2008: 60; 815; 993). Dalam Baku Bahasa Indonesia (1988), dan Kamus
bahasa Inggris tidak mengenal kata apotek, Besar Bahasa Indonesia (2001) berfungsi
tetapi drugstorg, dan kata kerja praktik sebagai (buku) pedoman demi kepentingan
dalam bahasa Inggris adalah practise `berbahasa Indonesia yang baik dan benar`.
(……………). Masih adanya dua bentuk
yang saling berkompetisi dalam
II. PENUTUP pemakaian/komunikasi, fakta yang ada
memberikan petunjuk masih
Bertolak dari sajian bahasan di atas
lemah/rendahnya sebagian penutur
tampak jelas bahwa adanya permasalahan
bahasa Indonesia bertaat asas sejalan
pemakaian dua bentuk yang berkompetisi
dengan himbauan `berbahasa Indonesia
perlu mendapat perhatian dari semua
yang baik dan benar`; sebagaimana
pihak, sehingga di kemudian hari
telah disinggung di atas.
permasalahan yang ada tidak
berkepanjangan. Sebab tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS. 2003. Kamus Kata-kata Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: kompas.
Dardjowidjojo, Soejono (Ed.), dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Perum Balai Pustaka.
Echols, John M dan Hassan Shadily, 1986. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Balai Pustaka.
Kentjono, Djoko (Ed.). 1981. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moeimama Susi dan Hein Steinhauer. 2008. Kamus Belanda – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono
1983. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono.
Setyadi, Ary. 2001. “ Bahasa Indonesia dan Teknik Penulisan”. Hand Book. Fak. Sastra
Undip.
Sudaryanto. 1981. Metode Penelitian dan Aneka Teknik. Yogyakarta: Fak Sastra UGM.
Sugono, Dendy (Ed. Utama). 2006. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Soedjarwo. 1999. Panorama Bahasa Indonesia. Semarang: Badan Penerbit Undip.
81