Anda di halaman 1dari 8

HUMANIKA Vol. 20 No.

2 (2014) ISSN 1412-9418


Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi

PEMAKAIAN KOMPETITIF: MACAM BIDANG DAN PENYEBAB

Oleh :
Ary Setyadi
arysetyadi2@gmail.com
Fakultas Ilmu Budaya Undip

ABSTRACT

The final result of writing the article, entitled “Competitive usage: a wide field and cause
”related to the findings: still/can the discovery of two forms that are competitive in
usage/communication, so from the relevant form correlated with the lack of certainty which of
the form should be used. As a result, the existing problems of interest to be studied.
The finding of the two forms is related to the fields: phonology, morphology, semantic, and
etymology; as for the cause lies in the speaker itself. The basic approach used in interest of
contradictory data analysis on linguistic theory. The stages of contradictory research on:
1. Data collection, 2. classification and analysis of data and 3. Stage of writing/reporting.
For the benefit: which form should be used, then it is proper if the Indonesian speakers utilize
existence: EYD handbook, a large dictionary and grammar Indonesian standard. Because the
existence of the three sources of reading is meant to function as a “guideline”.

Keyword : forms of competencies, a wild field and causes.

I. PENDAHULUAN
Bahasa terdiri atas dua lapis, yaitu menulis sama-sama harus dipelajari.
unsur/lapis intonasi/bunyi dan unsur/lapis Demikian juga persoalan perkembangan
klausa atau bukam klausa/bentuk (Ramlan, kempuan berbahasa sama-sama bersifat
1981: 62). Kedua lapis tersebut sebenarnya dinamis. Yaitu sejalan dengan latar
saling melengkapi, sehingga bersifat belakang pendidikan penutur (Kentjono
kausalitas, yaitu akibat adanya bunyi selalu (Ed.), 1981: 1)
berkorelasi dengan adanya bentuk. Dari Berdasarkan fakta penutur bahasa
lapis bunyi menghasilkan ragam lisan, dan yang ada, ternyata penutur bahasa sangat
lapis bentuk menghasilkan ragam tulis. dimungkinkan terpilah menjadi dua, yaitu
Ragam lisan kepemilikan bagi penutur di satu sisi penutur hanya berada pada lapis
bersifat lebih dini, dan baru kemudian bunyi saja (tidak melek huruf/hanya berada
disusul lapis bentuk; sehingga ragam pada tataran ragam lisan) sehingga tidak
bentuk bersifat turunan/rekaman lapis mengenal ragam tulis; di lain sisi penutur
bunyi. terkondisi dalam lapis bunyi dan lapis
Pernyataan semacam berlaku wajar, bentuk, sehingga penutur berada pada
sebab secara proses pemilikan bahasa oleh tataran ragam lisan dan ragam tulis
penutur bermula dari kemampuan sekaligus.
berbicara terlebih dahulu, baru kemudian Akibat penutur bahasa terkondisi
disusul kemampuan menulis; meskipun dalam dua ragam tersebut, maka tidak
secara proses pemilikannya sama-sama berlebihan jika saat melakukan tindak tutur
bersifat sosiologis. Sebab, baik proses dapat ditemukan dua bentuk (kata) yang
pemilikan kemampuan berbicara maupun saling berkompetisi dalam fakta
74
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi

pemakaiannya, baik dalam ragam lisan adanya antara bentuk mempunyai dengan
maupun dalam ragam tulis. Misalnya bentuk memunyai.
muncul bentuk: pikir x fikir; nasihat x Buku yang berjudul Bahasa
nasehat; mempesona x memesona; jadwal Indonesia untuk Mahasiswa (Tim
x jadual; mensubsidi x menyubsidi. Penyusun, 1994: 1979-46) meskipun telah
Berdasarkan data yang telah disinggung adanya dua bentuk, dan
dikumpulkan ternyata permasalahan dikatakan, “Kata dilola seharusnya
semacam di atas menampakkan banyak dikelola; kata dirobah seharusnya diubah;
macam masalah/kasus dan penyebabnya, kuajiban seharusnya kewajiban, …”, tetapi
sehingga menarik dibahas dalam satu persoalan adanya pemakaian dua bentuk
artikel tersendiri, sebagaimana dapat dilihat semacam demikian ternyata belum
pada sajian bahasan artikel ini yang disinggung sama sekali.
berjudul “Pemakaian Kompetitif: Macam Sumber lain yang berjudul Panorama
Bidang dan Penyebab”. Bahasa Indonesia (Soedjarwo, 1999: 37-
Berdasarkan sumber bacaan yang 68) meskipun telah disinggung masalah
ada, ternyata masalah yang dimaksud pengaruh ucapan, sajian bahasan yang ada
dalam makalah ini belum pernah hanya terbatas pada adanya pengaruh
dibicarakan secara tersendiri. Seandainya ucapan bahasa Jawa dalam dalam bahasa
ditemukan dalam sumber bacaan, sajian Indonesia. Contoh: kalau diucapkan kalo;
bahasan pada umumnya hanya berkait kalo?; coba seharusnya diucapksn
dengan penjelasan sistem morfologi, mencoba tetapi sering diucapkan nyoba.
dan/atau pembenaran sistem (tulis) ejaan, Persoalan semacam bentuk mencoba
yaitu penjelasan sistem ucap/laval dan tulis yang sering diucapkan nyoba dalam fakta
demi kepentingan yang baku dengan yang pemakaian, ternyata juga belum/tidak
nonbaku. Dengan demikian sajian bahasan dibicarakan. Meskipn kedua bentuk
yang ada belum sampai ke persoalan tersebut berdasarkan fakta yang ada sering
temuan macam(-macam) bidang dan dijumpai secara kompetitif.
penyebabnya. Misalnya dapat dilihat pada Dalam buku yang berjudul Buku
sajian paparan sumber bacaan berikut ini. Praktis Bahasa Indonesia, jilid 1 (Sugono
Dalam Kamus Besar Bahasa (Ed.), 2006: 19), meskipun telah
Indonesia (2001), diberikan contoh kata disinggung masalah kata, sajian bahasan
hasil serapan/pinjaman/pungutan kata dasar hanya terbatas pada sistem tulis saja.
sukses. Pada kata tersebut hanya dijelaskan Contoh: sistem tulis yang benar adalah
adanya bentuk turunan dan/atau subsistem bukan sub sistem. Dengan
perubahannya: suksesi, suksesif; demikian fakta pemakaian kompetitif
menyukseskan, kesuksesan saja; tidak ada antara bentuk subsistem dengan subsistim
penjelasan lebih lanjut atas pemakaian, tidak dibahas.
misalnya antara bentuk mensukseskan Dalam buku yang bersifat teori
dengan menyukseskan sebagaimana yang tentang bahasa Indonesia bidang
sering dijumpai dalam tuturan sehari-hari. morfologi, salah satu di antara sekian buku
Contoh lain misalnya untuk kata yang ada, misalnya yang berjudul
punya yang berkemungkinan berbentuk Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif
mempunyai dengan memunyai, juga tidak (Ramlan, 1983: 76-77), sajian bahasan
dijelaskan. Penjelasan hanya terbatas pada hanya terbatas pada proses morfofonemik
bentuk turunannya saja, yaitu: mempunyai, bagian proses perubahan fonem, misalnya:
mempunyakan, kepunyaan; meskipun kata sukses menjadi mensukseskan; survey
dalam praktik keseharian sering dijumpai menjadi mensurvey.

75
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi

Buku berjudul Tata Bahasa Baru mendasarkan pada teknik-teknik


Bahasa Indonesia, subbidang pengumpulan data (Sudaryanto, 1981: 37).
morfofonemik, (Dardjowidjojo (Ed.), Lebih lanjut dengan bertolak dari
1988: 87-90) telah juga menyinggung sumber acuan tersebut, maka persoalan
masalah verba asal yang berasal dari kata sajian pembahasan dalam makalah ini juga
bahasa asing, dan secara tegas dikatakan, “ bertolak sebagaimana penerapan tiga
Kata-kata yang berasal dari bahasa asing tahapan strategis dalam
diperlakukan berbeda-beda bergantung penulisan/penelitian karya ilmiah, yaitu
pada pada frekuensi dan lamanya kata mencakup:
tersebut telah kita pakai.”, diberikan contoh Tahap pertama, yaitu pengumpulan
kata, misalnya: meng- {protes, proses} data. Pada tahap ini persoalan
berubah menjadi memprotes, memproses pengumpulan data bertolak pada upaya
atau memrotes, memroses. teknik penyimakan, baik teknik
Berdasarkan kedua contoh di atas penyimakan baca maupun teknik
tampak jelas sudah disinggung tentang penyimakan mendengarkan. Penerapan
adanya perubahan bentuk kata yang kedua teknik yang dimaksud diakhiri
berbeda. Hanya saja tidak ada penjelasan dengan pencatatan data pada kartu data.
lebih jauh, kapan kata: memprotes, Tahap kedua, yaitu klasifikasi dan
memproses dan memrotes, memroses anlisis data. Tahapan klasifikasi bertolak
dipakai. Dengan demikian bahasan hanya pada dasar pengklasfikasian upaya
terbatas pada sajian perbedaan perubahan penerapan teori linguistik, baik bidang
bentuk kata yang dimaksud. fonologi, morfologi, semantik, maupun
Bertolak dari beberapa sumber etimologi. Persoalan penentuan kebenaran
bacaan, acuan, rujukan di atas, tampak bentuk yang ada (yang seharusnya)
jelas bahwa persoalan bentuk kompetitif mendasarkan pada pemanfaatan Kamus
sebagaimana yang dimaksud dalam Besar bahasa Indonesia (2001).
makalah ini relatif belum dibahas secara Tahap ketiga, yaitu tahapan
lebih mendalam. Seandainya ada penyusunan/penulisan laporan/penelitian.
pengedepanan persoalan bentuk yang Pada tahap ini merupakan kelanjutan dari
dimaksud, ternyata hanya terbatas pada penerapan kedua tahapan di atas,
bagaimana sistem ucap dan tulisnya saja, khususnya tahapan klasifikasi dan anlisis
sajian belum mempersoalkan fakta data. Sebab pada tahap ini berkait dengan
pemekaian kedua bentuk yang memiliki upaya penjelasan/analisis temuan data yang
bentuk bervariasi. Sajian peramasalahan ada, sehingga hasil akhir bertujuan
yang ada sering disebut dengan sebutan mendeskripsikan fakta pemakaian data
`bentuk baku dan nonbaku`. yang ada, yaitu berupaya mendeskripsikan
Teori yang dipakai dalam macam bentuk dan penyebab terjadi
penyelesaian tulisan ini bertumpu pada pemakaian bentuk kompetitif.
penerapan teori linguistik struktural, baik
yang berkait dengan bidang fonologi, 1.1 Pembahasan Macam Bidang dan
morfologi, semantik, maupun etimolgi; Penyebab`
sehingga persoalan analisis data atas Sajian pembahasan bertolak dari
pemakaian bentuk kompetitif bertolak pada upaya penerapan bidang linguistik yang
fakta penjajaran dan/atau pembandingan dimaksud, yaitu bidang fonologi, morflogi,
kedua bentuk yang ada. Dengan demikian semantik, dan etimologi, sehingga masing-
upaya pengumpulan data berpangkal pada masing bidang yang dimaksud dibicarakan
penerapan metode agih dengan secara tersendiri. Pokok sajian bahasan
berpusat pada penentuan `pada tataran

76
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi

bidang linguistik apakah kasus pemakaian


bentuk kompetitif itu terjadi, dan apa faktor 1.2.2 Bentuk Baku dan Nonbaku
penyebab terjadinya pemakaian dua bentuk Fakta pemakaian bentuk kompetitif
yamg dimaksud? antara bentuk baku dengan bentuk nonbaku
berkait dengan persoalan sistem ucap dan
1.2 Bidang Fonologi sistem tulis, sehingga saling berpengaruh,
Fakta adanya data pemakaian bentuk yaitu akibat dari salah ucap berdampak
berkompetitif dalam bidang fonologi, yang negatif/salah pada sistem tulis. Contoh:
secara langsung atau tidak berkait juga (3) Bapak dan ibu sering menasihati
dengan persoalan sistem ucap dan tulis. kakak.
Fakta terjadinya dua bentuk berkopetisi Bentuk nasihat pada data (3) sering
mencakup persoalan, yaitu 1) akibat berkompetitif dengan bentuk nasehat, jadi
terinterferensi ucapan bahasa Jawa, dan 2) adanya perubahan sistem ucap dan tulis,
adanya persoalan bentuk baku dan nonbaku yaitu dari fonem /i/ berubah menjadi fonem
sebagaimana dapat dilihat pada sajian /e/ sebagaimana data (3a).
berikut: (3a) Bapak dan ibu sering menasehati
1.2.1 Akibat Terinterferensi Ucapan kakak.
Bahasa Jawa Demi keperluan pengecekan sistem
Fakta pemakaian bentuk ucap dan tulis, keberadaan Kamus Besar
berkompetitif akibat terinterferensi ucapan Bahasa Indonesia (2001) sangat pegang
bahasa Jawa dapat dilihat pada sajian data peranan, sehingga sudah sewajarnya
berikut: penutur bahasa Indonesia memanfaatkan
(1) Si anak kecil itu sedang mencoba keberadaan kamus bahasa Indonesia. Sebab
sepeda barunya. keberadaan kamus tersebut berfungsi
Bentuk mencoba pada data (1) strategis demi kepentingan ucapan dan
sering/dapat juga berbentuk (1a) tulisan yang mengarah ke persoalan bentuk
(1a) Si anak kecil itu sedang baku. Contoh sistem tulis kata yang
menyoba/nyoba sepeda barunya. berurusan dengan bentuk baku dan
nonbaku lainnya, misalnya: zaman, izin,
Bertolak dari kedua data tesebut, lazim berkompetisi dengan jaman, ijin,
akhirnya dapat ditemui bentuk kompetitif, lajim. Perubahan fonem /z/ menjadi /j/
yaitu di samping dijumpai bentuk sebagaimana akibat pengaruh/interferensi
mencoba, ternyata juga dapat ditemui sistem ucapan bahasa Jawa.
bentuk menyoba/nyoba, sehingga fakta Perlu dicatatkan di sini, bahwa salah
pemakaian kedua bentuk yang ada saling ucap dan tulis sebagaimana data (3, 3a)
berkompetitif. Contoh lain: sangat mungkin akibat
(2) Pekerjaan pemuda itu adalah mencopet. pengaruh/terinterferensi ucapan bahasa
Data (2) berkompetitif dengan bentuk daerah, khususnya bahasa Jawa. Sebab,
(2a) Pekerjaan pemuda itu adalah baik sistem ucap maupun tulis keberadaan
menyopet/nyopet. fonem /i/ dalam suku tertutup dalam
Penyebab terjadinya kedua bentuk bahasa Jawa direalisasikan /e/; misalnya
yang salaing berkompetitif di atas akibat untuk bentuk: mured, manes, paleng,
terinterferensi/terpengaruh ucapan bahasa `murid, manis, paling` dan masih banyak
Jawa sebagaimana dikatakan dalam sebuah lagi. Contoh lain sebagaimana kasus data
sumber, “…. Semua konsonan awal dasar (3, 3a), misalnya:
kata dihilangkan atau luluh apabila berupa (4) Di musim penghujan banyak jalan
konsonan tak bersuara.” (Soedjarwo, 1999: berlubang.
44).

77
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi

Bentuk lubang pada data (4) 1) Mengalami Peluluhan Fonem Awal


sering berbentuk lobang, sehingga kedua Permasalahan proses morfologis kata
bentuk tersebut dalam pemakaiannya jadian yang secara kaidah mengalami
saling berkompetisi. peluluhan fonem awal, kaidah ini
(4a) Di musim penghujan banyak jalan diberlakukan bagi kata dasar yang berasal
berlobang. dari kata bahasa Indonesia. Contoh:
Perlu dicatatakan di sini, bahwa (7) Pemandangan itu sangat mempesona.
sebenarnya kasus semacam data (3,3a; 4a, (8) Upacara itu untuk memperingati hari
4a) juga sering dijumpai, khususnya dalam ulang tahun … .
sistem tulis kata jadian, sehingga sering Bentuk kata jadian tersebut sering,
terjadi pemakaian sistem tulis yang bahkan selalu dijumpai dalam pemakaian,
berkompetisi. Contoh: baik dalam ragam lisan maupun tulis.
(5) Ke tidak adil an benar-benar merugikan Padahal secara kaidah morfologi
siapa saja. semestinya berlaku sama sebagaimana
(6) Jangan mengulang atas ke salah an perubahan kata paku, pasang menjadi
yang pernah terjadi. memaku, memasang; sehingga terjadilah
Sistem tulis yang benar pada data (5, 6) pemakaian bentuk kompetisi akibat dari
seharusnya berbentuk (5a, 6a) tuntutan kaidah morfologi. Data (7, 8)
(5a) Ketidakadilan benar-benar dapat dijumpai dalam bentuk (7a, 8a).
merugikan siapa saja. (7a) Pemandangan itu sangat memesona.
(6a) Jangan mengulang kesalahan yang (8a) Upacara itu untuk memeringati hari
pernah terjadi. ulang tahun … .
Alasan mendasar atas sistem tulis Perlu dicatatkan di sini, dapat
data (5a, 6a) adalah benar, bertolak dari dijumpainya bentuk mempesona dan
kaidah morfologi yang mengisyaratkan memperingati merupakan akibat “salah
bahwa penulisan bentuk jadian harus kaprah” atau kebiasaan – dalam
bertolak dari sistem ucapan (Ramlan, 1983: pembelajaran (ber)bahasa sering disebut
145-161), sebab salah satu ciri kata adalah dengan permasalahan perkecualian (dalam
diucapkan dalam satu kesatuan ucap dan berbahasa) --; dan sekarang sering
tidak tersela (oleh jeda) (Kentjono (Ed.), dijumpainya bentuk memesona dan
1982: 56). memeringati merupakan bukti adanya taat
asan kaidah morfologi.
1.3 Bidang Morfologi
Permasalahan adanya pemakaian 2) Tidak Mengalami Perubahan Fonem
bentuk berkompetitif bidang morfologi ini Awal
berkait dengan kaidah proses pembentukan Kasus adanya pemakaian bentuk
kata kajian. Di satu sisi secara kaidah kompetisi yang tidak mengalami
morfologi seharusnya mengalami perubahan foenm awal ini berkait dengan
peluluhan, dan di lain sisi ternyata berlaku ketaatan asas morfologi, yaitu apabila kata
sebaliknya; yaitu tidak mengalami dasar berasal dari kata
peluluhan. Sehubungan dengan kaidah pinjaman/serapan/pungutan dari kata
tersebut, maka akhirnya ditemukan dua bahasa asing (yang masih terasal
kasus pemakaian bentuk berkompetisi. keasingannya) (Ramlan, 1983: 77; Tim
Persoalan di bidang morfologi ini ada dua Penyusun, 1994: 47; Setyadi, 2001: 24).
yaitu: 1) mengalami peluluhan fonem awal, Contoh:
dan 2) tidak mengalami peluluhan fonem (9) Marilah kita mensukseskan program
awal. KB.
(10) Jangan sekali-kali mempromosikan

78
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi

Pemakaian kata mengubah sering


Bentuk mensukseskan dan berkompetisi dengan bentuk merubah
mempromosikan sering dijumpai dalam sebagaimana data (14).
bentuk menyukseskan dan memromosikan,
sehingga terjadi pemekaian bentuk yang (14) Departemen … harus merubah
berkompetisi. Data (9, 10) dapat berbentuk anggaran … akibat dari … .
(9a, 10a): Bentuk dasar mengubah adalah
(9a) Marilah kita menyukseskan program ubah, yaitu dari penggabungan bentuk
KB! men- + ubah; sedang bentuk dasar
(10a) Jangan sekali-kali memromosikan … merubah adalah rubah, yaitu dari
penggabungan bentuk men- + rubah.
Contoh lain sebagaimana sajian data (11, Makna kata ubah berbeda dengan makna
12) berkompetisi dengan (11a, 12a). kata rubah. Makna kata ubah adalah
(11) Dia memang pensurvey …. . `menjadi lain (berbeda) dari semula`,
(12) Andi sedang mengkonfirmasi masalah sedang makna kata rubah adalah `binatang
… dengan para …. . jenis anjing, bermoncong panjang,
Data (11, 12) sering juga dijumpai makanannya daging, ikan, dsb.” (Kamus
dalam bentuk (11a, 12a), sehingga terjadi Besar Bahasa Indonesia, 2001: 1234; 965).
pemakaian bentuk yang berkompetisi. Bertolak dari kandungan makna kata
(11a) Dia memang penyurvey … . dasar yang ada sebagaimana data (13, 14),
(12a) Andi sedang mengonfirmasi masalah akhirnya dapat dikedepankan faktor
… dengan para … . penyebab terjadinya pemakaian dua bentuk
yang berkompetisi adalah `akibat dari
Bertolak dari sajian bahasa di atas, ketidaktahuan penutur atas kandungan
maka akhirnya dapat diberikan factor makna kata dasar kata yang bersangkutan` .
penyebab terjadinya bentuk kompetisi, Contoh lain sebagaimana pemakaian kata
yaitu sebagai akibat bahwa penutur (bahasa acuh berkompetisi dengan tak acuh.
Indonesia) kurang memahami kaidah (15) Kami sangat acuh atas kehidupan
proses morflogi kata jadian. rumah tanggamu.
Kehadiran kata acuh pada data (15)
1.4 Bidang Semantik dimaknai `tidak peduli`, padahal makna
Berbicara bidang semantik berkait aslinya justru bermakna `peduli;
dengan bidang sintaksis, sebab adanya mengindahkan` (Kamus Besar Bahasa
makna (kata atau kalimat) bermula dari Indonesia, 2001: 5), sehingga untuk
bentuk/struktur; yaitu bermula adanya kepentingan makna `peduli` pada kalimat
bentuk baru ke makna. Pernyataan (15) diubah menjadi (15a)
semacam wajar adanya, sebab apa yang (15a) Kami sangat tak acuh atas kehidupan
disebut dengan bahasa terdiri atas dua lapis rumah tanggamu.
yaitu lapis bunyi dan lapis bentuk (Ramlan, Dengan demikian pemaknaan acuh
1983: 62) sebagaimana telah disinggung di berubah tak acuh berlaku terbalik. Fakta
depan. semacam ini disebabkan oleh
Adanya bentuk kompetitif di bidang ketidaktahuan penutur dalam memahami
semantik akibat dari kekurangtahuan kandungan makna kata acuh itu sendiri.
penutur bahasa Indonesia tentang makna Sejalan dengan ketidaktahuan
kata (yang sedang dipakai saat penutur dalam pemaknaan kata juga
berkomunikasi). Contoh: berlaku pada data (16), yaitu penutur
(13) Departemen … harus mengubah sekedar memakai kata mantan meskipun
anggaran … akibat dari … .

79
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang Dan Penyebab
Ary Setyadi

penerapan dalam kalimat tidak sesuai bahasa Arab. Oleh sebab itu data (18)
dengan konteks (kalimat). seharusnya berbentuk (18a). Sebab kata
(16a) Kemarin sore si Badu membeli baju pikir merupakan kata asli bahasa
mantan di pasar loak. Indonesia, sehingga baik sistem ucap
maupun sistem tulis berawal fonem /p/
Pemakaian kata mantan yang sejalan bukan /f/.
dengan konteks (kalimat) sebagaimana (18a) Kalau hendak berbicara, tolong
contoh data (17) pikirkan terlebih dahulu!
(17) Bapak Ani mantan seorang gubernur. Perlu dicatatkan di sini, kasus
bentuk/kata pikir berkompetisi dengan fikir
1.5 Bidang Etimologi dapat juga dikatakan sebagai akibat
Persoalan adanya pemakaian dua terinterferensi ucapan bahasa Arab. Hanya
bentuk yang saling berkompetisi ini saja dalam makalah ini, persoalan yang ada
disebabkan oleh kekurangtahuan pentur dilihat dari asal-muasal kata yang
saat memilih dan menggunakan bersangkutan.
bentuk/kata atas dasar asal-muasal kata Contoh lain misalnya dapat dilihat
yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dari pemakaian antara kata korban dengan
pihak penutur telah melakukan kesalahan. kurban. Pemakaian kedua kata tersebut
Sebab pihak penutur sangat dimungkinkan saling tumpang tindih meskipun dengan
melakukan perubahan bentuk kata sebagai konteks kalimat yang berbeda.
akibat dipengaruhi oleh kebiasaan (19) Hari Lebaran Haji selalu
memakai bentuk kata dari bahasa asing. ditandai adanya penyembelihan hewan
Pernyataan semacam ini wajar sebab korban .
pengertian etimologi adalah, “Penyelidikan Data (19) seharusnya berbentuk
mengenai asal-usul kata serat perubahan- (19a).
perubahannya … .” (Kridalaksana, 2001: (19a) Hari Lebaran Haji ….
52; Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: Penyembelihan hewan kurban.
309; Badudu, 2003: 67). Makna kata korban berbeda dengan
Bertolak dari pengertian etimologi makna kata kurban, sebab makna kata
tersebut, maka tampak jelas bahwa korban adalah, “Pemberian untuk
persoalan adanya pemakaian dua bentuk menyatakan kebaktian, kesetiaan, dsb.”,
yang saling berkompetisi berkait dengan sedang makna kata kurban adalah,
adanya pengaruh unsur/bentuk/kata dari “Persembahan kpada Allah (seperti biri-
bahasa asing. Contoh: biri, sapi, unta yang disembelih pada hari
(18) Kalau hendak berbicara, Lebaran Haji).” (Kamus Besar Bahasa
tolong fikirkan terlebih dahulu! Indonesia, 2001: 595; 617). Pemakaian
Bentuk/kata fikir pada data (18) kara korban semestinya sebagaimana data
seharusnya berbentuk pikir, bukan (20):
berfonem awal /f/ tetapi berfonem awal /p/, (20) …. Setia berkorban untukmu.
sebab bukan merupakan kata Contoh pemakaian dua bentuk yang
serapan/pinjmana/pungutan dari kata semacam data di atas, misalnya: sistem x
bahasa asing (Arab). sistim, apotek x apotik, praktik x praktek,
Perubahan bunyi fonem awal tersebut dan masih lagi. Bentuk yang seharusnya
oleh pihak penutur sangat mungkin dipakai adalah sistem bukan sistim, sebab
disejajar dengan bentuk/kata fakir, yang berasal dari kata bahasa inggris system
secara pasti bentuk/kata tersebut bukan dari kata bahasa Belanda systeem;
merupakan kata demikian pula bentuk yang seharusnya
serapan/pinjaman/pungutan kata asing dari dipakai adalah apotek dan praktik bukan

80
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab
Ary Setyadi

apotik dan praktek, sebab berasal dari kata dibuat/dikeluarkan Buku Pedoman Ejaan
bahasa Belanda (Moeimam dan Hein yang Disempurnakan (1972), Tata Bahasa
Steinhauer, 2008: 60; 815; 993). Dalam Baku Bahasa Indonesia (1988), dan Kamus
bahasa Inggris tidak mengenal kata apotek, Besar Bahasa Indonesia (2001) berfungsi
tetapi drugstorg, dan kata kerja praktik sebagai (buku) pedoman demi kepentingan
dalam bahasa Inggris adalah practise `berbahasa Indonesia yang baik dan benar`.
(……………). Masih adanya dua bentuk
yang saling berkompetisi dalam
II. PENUTUP pemakaian/komunikasi, fakta yang ada
memberikan petunjuk masih
Bertolak dari sajian bahasan di atas
lemah/rendahnya sebagian penutur
tampak jelas bahwa adanya permasalahan
bahasa Indonesia bertaat asas sejalan
pemakaian dua bentuk yang berkompetisi
dengan himbauan `berbahasa Indonesia
perlu mendapat perhatian dari semua
yang baik dan benar`; sebagaimana
pihak, sehingga di kemudian hari
telah disinggung di atas.
permasalahan yang ada tidak
berkepanjangan. Sebab tujuan

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, JS. 2003. Kamus Kata-kata Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: kompas.
Dardjowidjojo, Soejono (Ed.), dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Perum Balai Pustaka.
Echols, John M dan Hassan Shadily, 1986. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Balai Pustaka.
Kentjono, Djoko (Ed.). 1981. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moeimama Susi dan Hein Steinhauer. 2008. Kamus Belanda – Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono
1983. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono.
Setyadi, Ary. 2001. “ Bahasa Indonesia dan Teknik Penulisan”. Hand Book. Fak. Sastra
Undip.
Sudaryanto. 1981. Metode Penelitian dan Aneka Teknik. Yogyakarta: Fak Sastra UGM.
Sugono, Dendy (Ed. Utama). 2006. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Soedjarwo. 1999. Panorama Bahasa Indonesia. Semarang: Badan Penerbit Undip.

81

Anda mungkin juga menyukai