Anda di halaman 1dari 11

PROFESIONALISME PEGAWAI

BIDANG PEMANFAATAN DATA DAN INOVASI PELAYANAN


DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Rizki Fauzan Danumiharja


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, STIA Cimahi

ABSTRAK

Profesionalisme pegawai merupakan syarat dari pelayanan publik yang berkualitas.


Profesionalisme pegawai dalam konteks administrasi kependudukan menjadi sebuah isu di
masyarakat bahwasannya profesionalisme harus menunjuk pada kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan secara optimal. Dalam upaya mencapai pelayanan yang optimal
Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan berinovasi dalam memberikan pelayanan
publik berupa sistem layanan informasi online dan program kendaraan keliling dan Sistem
Daftar Informasi Layanan Online (SIDILAN). Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam
jenis penelitian kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi. Informan berjumlah 8 (Delapan) orang yang ditetapkan secara purposif.
Kemudian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Profesionalisme pegawai Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi
Pelayanan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Barat sudah cukup
baik, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena hambatan dari dua faktor yaitu kendala
internal dan kendala eksternal. Profesionalisme pegawai juga belum optimal karena masih ada
indikator profesionalisme yang belum terpenuhi diantaranya: kuantitas dan kualitas dari
pegawai, serta minimnya sarana dan prasarana menjadi hambatan pegawai dalam mencapai
profesionalisme.

Kata Kunci : Profesionaliesme, Kualitas, Pelayanan.

PENDAHULUAN atau sebagai daerah administratif kepada


daerah-daerah.
Desentralisasi merupakan Kabupaten Bandung Barat
penyerahan wewenang dari pemerintah merupakan daerah otonom dengan luas
pusat kepada pemerintah daerah untuk wilayah 1.305,77 km² dan memiliki 165
mengurus rumah tangganya sendiri. desa yang meupakan hasil pemekaran dari
Bentuk dari penggunaan asas Kabupaten Bandung.
Desentralisasi adalah adanya otonomi Pelaksanaan penyelenggaraan
daerah. Otonomi daerah merupakan Administrasi Kependudukan sebagaimana
sebuah kewenangan dimana suatu daerah diamanatkan dalam Peratuaran
memiliki tanggung jawab terhadap Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012
urusannya sendiri (Syamsuddin Haris, tentang Administrasi Kependudukan yang
2007:52) merupakan perubahan atas Peraturan
Asas desentralisasi merupakan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007
bagian yang sangat penting dalam negara Tentang Pelangkasanaan Undang-Undang
demokrasi. Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Republik Indonesia Bab VI Pasal 18, Administrasi Kependudukan, yang
mengatur mengenai hubungan antara bertujuan untuk menyediakan data dan
pemerintah pusat dengan daerah yang informasi kependudukan secara nasional
memungkinkan pemberian status otonom yang akurat, lengkap, mutakhir sehingga
menjadi acuan bagi perumusan kebijakan Faktor internal penghambat
dan pembangunan pada umumnya, profesionalisme pegawai Bidang
mewujudkan tertib Administrasi Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan,
Kependudukan secara nasional dan yaitu tingkat kedisiplinan pegawai yang
terpadu, serta menyediakan data penduduk belum optimal, akibatnya
yang menjadi rujukan dasar bagi sektor penyelenggaraan pelayanan menjadi tidak
terkait dalam penyelenggaraan kegiatan tepat waktu. Kendala pada server pusat
pemerintahan, pembangunan dan menyebabkan pelayanan tidak dapat
kemasyarakatan. dilaksanakan, sehingga pelayanan
Bidang Pemanfaatan Data dan kendaraan keliling harus dijadwal ulang.
Inovasi Pelayanan Kabupaten Bandung Terbatasnya jumlah sumber daya manusia
Barat melakukan berbagai inovasi guna menyebabkan antrean sehingga
mempercepat dan mempermudah proses menghambat proses pelayanan
pelayanan Administrasi Kependudukan Admnistrasi Kependudukan.
dengan sistem jemput bola. Pemerintah Faktor external penghambat
Kabupaten Bandung Barat mendatangi profesionalisme pegawai Bidang
langsung wilayah-wilayah pelosok untuk Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan,
melakukan pelayanan Administrasi yaitu kesadaran masyarakat tentang
Kependudukan sehingga masyarakat yang pentingnya Administrasi Kependudukan
memiliki keterbatasan jarak dan kesulitan menyebabkan masyarakat enggan datang
akses dapat terlayani. Perkembangan ke lokasi pelayanan. Kurangnya wawasan
teknologi yang pesat mendorong Bidang tentang inovasi pelayanan administrasi
Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan kependudukan menjadi alasan belum
Kabupaten Bandung Barat pada tahun efektifnya inovasi Sistem Daftar Informasi
2020 berinovasi dengan membuat Sistem Layanan Online (SIDILAN). keterbatasan
Daftar Informasi Layanan Online kondisi infrastruktur di daerah pedesaan
(SIDILAN). Inovasi pelayanan ini ini menyebabkan sulitnya akses menuju
dimaksudkan sebagai upaya Bidang lokasi pelayanan sehingga petugas
Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan pelayanan mengalami keterambatan.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil keterbatasan sarana dan prasarana menjadi
dalam mengurai banyaknya antrian untuk menghambat potensi petugas pelayanan
mengurus dokumen kependudukan untuk bekerja secara optimal sehingga
masyarakat Kabupaten Bandung Barat. dapat mempengaruhi kualitas kinerjanya.
Inovasi pelayanan sebagai bentuk Faktor internal dan faktor external
profesionalisme dan komitmen tersebut memberikan dampak signifikan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terhadap profesionalisme pegawai Bidang
untuk memberikan pelyananan terbaik Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan
kepada masyarakat dengan harapan dapat yang menyebabkan kualitas pelayanan
mengoptimalkan dan meningkatkan tidak sesuai harapan dan ekspektasi
efesiensi waktu dalam proses masyarakat.
kepengurusan Administrasi
Kependudukan tanpa biaya, terhindar dari TUJUAN PENELITIAN
percaloan, juga dapat dilakukan di rumah
sehingga dapat mengurangi jumlah Penelitian ini bertjuan untuk :
pemohon yang datang ke Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di 1. Mengetahui Bagaimana
Kecamatan Ngamprah. profesionalisme pegawai Bidang
Pelaksanaan inovasi pelayanan Pemanfaatan Data dan Inovasi
Bidang Pemanfatan Data dan Inovasi Pelayanan Dinas kependudukan
Pelayanan mengalami kendala dan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
hambatan yang menyebabkan Bandung Barat.
Profesionalisme aktor external.
2. Mengetahui kualitas pelayanan dengan rangkaian kegiatan pelayanan
publik Bidang Pemanfaatan Data administrasi kependudukan dan
dan Inovasi Pelayanan Dinas mengetahui fakta yang terjadi terkait
kependudukan dan Pencatatan adanya layanan jemput bola kendaraan
Sipil Kabupaten Bandung Barat. keliling yang dilaksanakan oleh Bidang
3. Mengetahui kendala dan solusi Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan
profesionalisme pegawai Bidang Dinas Kependudkan dan Pencatatan Sipil
Pemanfaatan Data dan Inovasi Kabupaten Bandung Barat.
Pelayanan Dinas kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Instrumen Penelitian
Bandung Barat.
Instrumen penelitian adalah suatu
METODE PENELITIAN alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati
Jenis penelitian yang digunakan dalam (Sugiyono, 2015:148). Secara umum
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif kegunaan instrumen penelitian ini untuk
dengan metode penelitian deskriptif, memudahkan peneliti dalam
sebuah metode yang memberi kemudahan mengumpulkan data agar pekerjaannya
bagi peneliti untuk merekam, memantau lebih mudah dan hasilnya lebih baik dan
dan mengikuti proses suatu peristiwa dan sistematis. Adapun instrument penelitian
kegiatan organisasi sebagaimana adanya dalam penelitian ini adalah Pedoman
dalam suatu kurun waktu tertentu dan Wawancara.
selanjutnya diinterpretasikan untuk
menjawab masalah penelitian. DEFINIISI PROFESIONALISME
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan Wignjosoebroto (1999) dalam
suatu cara atau proses yang sistematis Hasibuan (2017:65) Profesionalisme
dalam pengumpulan, pencatatan, dan adalah suatu paham yang ingin diterapkan
penyajian fakta untuk tujuan tertentu. dalam masyarakat, berbekal keahlian dan
Teknik pengumpulan data merupakan berdasar rasa terpanggil serta ikhlas
langkah yang paling utama dalam menerima panggilan tersebut dengan
penelitian, karena tujuan dari penelitian semangat pengabdian, selalu siap
adalah mendapatkan data (Sugiyono, memberikan pertolongan kepada sesama
2013: 308). Dalam usaha pengumpulan yang mengalami kesulitan di tengah
data serta keterangan yang diperlukan gelapnya kehidupan.
dalam penelitian ini digunakan teknik Profesionalisme dapat diartikan
pengumpulan data, yaitu: dengan sikap siap sedia seorang pegawai
pengamatan/observasi, wawancara, dan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
studi dokumentasi. Seorang professional memiliki rasa
tanggungjawab dengan sikap cepat dan
Teknik Penentuan Informan tanggap ketika masyarakat membutuhkan
bantuan secara ikhlas dan tulus dari hati
Informan adalah pihak- pihak yang tanpa mengharapkan apapun.
dinilai memiliki informasi yang memadai
tentang permasalahan yang terjadi dalam Indikator Sikap Profesionalisme
penelitian. Sebagai subjek penelitian,
informan diharapkan menjadi sumber Siagian (2009:163) menjelaskan
informasi yang mampu memberikan enam Indikator Profesionalisme sebagai
keterangan- keterangan yang dibutuhkan berikut :
dengan akurat. Adapun yang menjadi
informan dalam penelitian ini berjumlah 8
(Delapan) Orang yang dinilai berkaitan
1. Kemampuan terdapat tiga orientasi kualitas yang
Kemampuan adalah kecakapan seharusnya konsisten antara yang satu
atau potensi menguasai suatu dengan yang lain yaitu persepsi
keahlian yang merupakan bawaan pelanggan, produk, dan proses. Untuk
sejak lahir atau merupakan hasil produk jasa pelayanan, ketiga orientasi
latihan atau praktik dan digunakan tersebut dapat menyumbangkan
untuk mengerjakan sesuatu yang keberhasilan organisasi ditinjau dari
diwujudkan melalui tindakannya. kepuasan pelanggan.
2. Kualitas Kualitas pelayanan publik dapat di
Kualitas merupakan suatu kondisi artikan sebagai terpenuhinya persepsi
dinamis yang berhubungan dengan pelanggan sesuai dengan ekpektasi yang
produk, layanan, manusia, proses, diharapkan, memilki kualitas produk yang
lingkungan yang memenuhi atau baik, dan kemudahan juga efisiensi dalam
melebihi harapan. proses pelayanan yang didapatkan.
3. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah Indikator Kualitas Pelayanan Publik
merupakan seperangkat alat yang
digunakan dalam suatu proses Menurut Zeithaml, dkk (1990: 58-
kegiatan baik alat tersebut adalah 60) dalam Nurdin (2019:57), Kualitas
merupakan peralatan pembantu pelayanan publik memiliki lima dimensi
maupun peralatan utama, yang sebagai standar ukuranya, lima dimensi itu
keduanya berfungsi untuk antara lain:
mewujudkan tujuan yang hendak
dicapai. 1. Tangible (Berwujud)
4. Jumlah SDM Dengan indikator: Penampilan
Jumlah SDM suatu potensi yang Petugas dalam melayani
ada dalam diri seseorang yang pelanggan, Kenyamanan tempat
dapat berguna untuk menyokong melakukan pelayanan, Kemudahan
suatu organisasi atau perusahaan dalam proses pelayanan,
sesuai dengan keterampilan atau Kedisiplinan petugas dalam
kemampuan yang dimiliki. melakukan pelayanan, Kemudahan
5. Teknologi informasi akses pelanggan dalam
Teknologi informasi seperangkat permohonan pelayanan, dan
alat yang membantu pekerjaan, Penggunaan alat bantu dalam
dengan informasi dan pelayanan
melaksanakan tugas-tugas yang 2. Reliability (Kehandalan)
berhubungan dengan pemrosesan Dengan indikator: Kecermatan
informasi. petugas dalam melayani
6. Keandalan pelanggan, Memiliki standar
Keandalan adalah konsistensi dari pelayanan yang jelas, Kemampuan
serangkaian pengukuran atau petugas/aparatur dalam
serangkaian alat ukur. Hal tersebut menggunakan alat bantu dalam
bisa berupa pengukuran dari alat proses pelayanan, Keahlian
ukur yang sama (tes dengan tes petugas dalam menggunakan alat
ulang) akan memberikan hasil bantu dalam proses pelayanan.
yang sama. 3. Responsiveness (Ketanggapan)
Dengan indikator: Merespon setiap
DEFINISI KUALITAS PELAYANAN pelanggan yang ingin
PUBLIIK mendapatkan pelayanan,
Petugas/aparatur melakukan
Menurut Trilestari (2004) dalam pelayanan dengan cepat, Petugas
Hardiansyah (2018:48) pada dasarnya melakukan pelayanan dengan
tepat, Petugas melakukan melaksanakan tugas dan fungsinya.
pelayanan dengan cermat, Petugas Kemampuan yang dimiliki oleh pegawai
melakukan pelayanan dengan dalam melaksanakan tugas tersebut harus
waktu yang tepat, dan Semua sesuai dengan tuntutan masyarakat saat
keluhan pelanggan direspon oleh ini.
petugas. Profesionalisme pegawai dalam
4. Assurance (Jaminan) melayani publik pada program jemput
Dengan indikator: Petugas bola kendaraan keliling (jebol daring)
memberikan jaminan tepat waktu Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi
dalam pelayanan, Petugas Pelayanan, petugas pelayanan diharapkan
memberikan jaminan biaya dalam memenuhi beberapa indikator antara lain:
pelayanan, Petugas memberikan kemampuan petugas operator pelayanan
jaminan legalitas dalam pelayanan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
dan Petugas memberikan jaminan tanggung jawab dan kedisiplinan petugas
kepastian biaya dalam pelayanan. operator pelayanan, kemampuan petugas
5. Empathy (Empati) operator pelayanan dalam menggunakan
Dengan indikator: Mendahulukan peralatan pendukung pelayanan,
kepentingan pelanggan, Petugas kecukupan jumlah sumber daya manusia,
melayani dengan sikap ramah, serta keandalan petugas operator
Petugas melayani dengan sikap pelayanan dalam merespon keluhan
sopan santun, Petugas melayani masyarakat.
dengan tidak diskriminatif Berdasarkan indikator sikap
(membeda-bedakan), dan Petugas profesionalisme pegawai menurut Siagian
melayani dan menghargai setiap (2009:163), kondisi aktual pelayanan
pelanggan. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi
Pelayanan dijelaskan sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 1. Indikator Kemampuan
Kemampuan merpakan kecakapan
Profesionalisme Pegawai Bidang seorang pegawai dalam menguasai
Pemanfaatan Data dan Inovasi suatu keahlian yang digunakan
Pelayanan Dinas kependudukan dan untuk mengerjakan tugas dalam
Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung pekerjaannya. Kecakapan ini
Barat. mempengaruhi potensi menguasai
suatu bidang yang merupakan hasil
Profesionalisme pegawai dari sebuah pendidikan dan
merupakan bentuk dari kemampuan pengalaman yang digunakan untuk
seorang petugas pelayanan dalam mengerjakan pekerjaan yang
menjalankan tugas dan fungsinya secara diimplementasikan dengan
efektif serta mampu merespon tantangan tindakannya. Berdasarkan hasil
di lingkungan nasional maupun global wawancara dan observasi ditarik
termasuk perkembangan kebutuhan dan kesimpulan bahwa, para petugas
tuntutan masyarakat dengan menciptakan pelayanan kendaraan keliling
inovasi-inovasi baru guna tercapainya memiliki kemampuan yang baik
penyelenggaraan pelayanan publik yang dalam menjalankan tugas dan
profesional. Pegawai sebagai unsur fungsinya yang berhubungan
pelaksana proses pelayanan memegang dengan pelayanan administrasi
peranan penting terhadap kependudukan.
keberlangsungan organisasi yang bergerak 2. Indikator Kualitas
di bidang pelayanan. Untuk mewujudkan Kualitas diartikan sebagai taraf
pelayanan publik yang berkualitas, atau ukuran penentu baik dan
pemerintah dituntut lebih tanggap dalam buruknya pelayanan yang
dihasilkan. Kualitas merupakan kompeten, maka akan semakin
terpenuhinya harapan terhadap potensial dan efektif pelayanan
produk, pelayanan, sumber daya tersebut. Berdasarkan hasil
manusia, proses pelayanan, dan wawancara dan observasi ditarik
kenyamanan dari pelayanan yang kesimpulan bahwa, jumlah petugas
diberikan. Berdasarkan hasil pelayanan kendaraan keliling
wawancara dan observasi ditarik belum optimal, personel yang
kesimpulan bahwa, tanggung terbatas menyebabkan
jawab petugas pelayanan terhambatnya proses pelayanan
kendaraan keliling cukup baik, administrasi kependudukan.
namun dari segi ketepatan waktu 5. Indikator Keandalan
pelayanan belum optimal karena Keandalan berarti petugas
petugas kendaran keliling masih memiliki kualitas pelayanan yang
mengalami keterlambatan baik, ketepatan waktu
3. Indikator Sarana Prasarana dan penyelesaian pelayanan, pelayanan
Informasi teknologi yang sama terhadap masyarakat
Sarana diartikan sebgai alat atau tanpa dibeda-bedakan juga tanpa
benda bergerak yang digunakan kesalahan, sikap yang simpatik,
dalam proses penyelenggaraan dan dengan akurasi yang tinggi.
pelayanan. prasarana diartikan Pegawai professional yang handal
sebagai lokasi atau tempat memiliki kemampuan teori dan
pelaksanaan pelayanan dapat pengalaman dalam bekerja serta
berupa ruang pelayanan, gedung tanggung jawab dan memiliki
pertemuan, atau lokasi lainya. kemampuan pengendalian diri
Sarana dan prasarana merupakan sehingga dapat menunjukan
faktor yang mempengaruhi seluruh potensi dan prestasinya.
kualitas profesionalisme pegawai, Berdasarkan hasil wawancara dan
sarana prasana yang baik dapat observasi ditarik kesimpulan
meningkatkan produktivitas, bahwa, keandalan petugas operator
kinerja yang efisien, dan akan pelayanan dalam merespon
berdampak pada kenyamanan keluhan masyarakat belum
petugas pelayanan dan pemohon optimal, masih ada masyarakat
pelayanan, sehingga menciptakan yang mengeluhkan keandalan dari
kepuasan terhadap pelayananyang petugas pelayanan kendaraan
disediakan. Berdasarkan hasil keliling.
wawancara dan observasi ditarik
kesimpulan bahwa, pegawai Kualitas Pelayanan Publik Bidang
petugas pelayanan sudah baik Pemanfaatan Data dan Inovasi
dalam mengerjakan pekerjaannya. Pelayanan Dinas kependudukan dan
Petugas pelayanan mampu Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung
menggunakan peralatan Barat.
pendukung pelayanan yang berupa
alat perekam, komputer dan laptop Kualitas pelayanan publik
pelayanan. merupakan sebuah bentuk totalitas
4. Indikator Jumlah Sumber Daya pelayanan yang dilakukan oleh aparatur
Manusia Negara secara optimal sesuai dengan
Sumber daya manusia memegang aturan yang berlaku serta dapat
peran penting terhadap menyediakan produk atau jasa dalam
optimalisasi pelayanan, yang tentu rangka memenuhi kepuasan, kebutuhan
tidak lepas dari jumlah sumber dan harapan masyarakat sebagai penerima
daya manusia yang ada. Semakin pelayanan.
banyak sumber daya manusia yang
Kepuasan masyarakat dapat pendaftaran. Dari segi attitude,
menjadi tolak ukur kualitas suatu petugas pelayanan ramah, murah
pelayanan dan dapat dijadikan bahan senyum kepada masyarakat,
evaluasi kinerja untuk memberikan membiasakan salam dan sapa,
pelayanan selanjutnya. Kepuasan adalah serta sopan dan santun saat
tingkat perasaan seseorang setelah melaksanakan pelayanan, dengan
membandingkan kinerja yang diharapkan tujuan agar masyarakat merasa
dengan hasil yang dirasakan. Kualitas nyaman saat menyampaikan
pelayanan publik pada program jemput keperluannya. Sebagai dedikasi
bola kendaraan keliling (jebol daring) dan totalitas atas pekerjaannya
Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi petugas pelayanan kendaraan
Pelayanan, petugas pelayanan diharapkan keliling selalu berpakaian rapi
memenuhi beberapa indikator antara lain : sesuai dengan aturan yang sudah
kondisi fisik operator, fasilitas, dan lokasi ditetapkan.
pelayanan harus dalam keadaan yang baik, 2. Indikator Reliability (Kehandalan)
petugas pelayanan harus memiliki Handal berarti petugas pelayanan
pemahaman terhadap prosedur kerja, kompeten dalam menjalankan
petugas pelayanan harus memiliki sikap tugasnya, pegawai yang handal
tanggap dalam memberikan pelayanan, memiliki kemampuan yang baik
adanya kepastian dan ketepatan waktu dalam penguasaan perangkat
pelayanan, memiliki sikap empati yang pelayanan sehingga proses
baik kepada masyarakat. pelayanan dapat berjalan dengan
Berdasarkan indikator sikap efisien, petugas pelayanan
profesionalisme pegawai menurut berpengalaman dalam
Zeithaml, dkk (1990: 58-60) dalam mengendalikan kondisi lokasi
pelayanan sehingga tetap kondusif.
Nurdin (2019:57), kondisi aktual
Berdasarkan hasil wawancara dan
pelayanan Bidang Pemanfaatan Data dan observasi ditarik kesimpulan
Inovasi Pelayanan dijelaskan sebagai bahwa, petugas memahami dengan
berikut : baik pedoman dan prosedur
pelayanan administrasi
1. Indikator Tangible (Berwujud) kependudukan. Namun pada
Pegawai pelayanan publik yang pelaksanaan prosedur pelayanan
Profesional harus selalu tersebut masih belum optimal
berpakaian dengan rapi juga dikarenakan masih ada keluhan
senantiasa memperhatikan masyarakat tentang tidak adanya
kenyamanan lokasi pelayanan nomor antrian, hal tersebut
yang langsung berdekatan dengan menyebabkan pelayanan
masyarakat. Kerapihan menjadi kendaraan keliling jadi tidak
salah satu faktor yang kondusif.
mempengaruhi kenyamanan baik 3. Indikator Responsiveness
petugas maupun masyarakat (Ketanggapan)
penerima layanan, suasana kerja Sikap responsif petugas pelayanan
yang nyaman maka akan merupakan akan mempengaruhi
menciptakan etos kerja yang baik. kepuasan masyarakat terhadap
Berdasarkan hasil wawancara dan layanan yang diberikan, kesigapan
observasi ditarik kesimpulan petugas dalam merespon keluhan
bahwa, sarana dan prasarana masyarakat menjadi tolak ukur
penunjang di lokasi pelayanan sikap professional seorang petugas
dalam keadaan yang baik hanya pelayanan, petugas pelayanan
saja masih ada kekurangan alat harus melaksanakan pelayanan
tulis untuk pengisian formulir dengan cepat dan tepat juga
mampu memberikan solusi dari mandiri datang ke desa untuk
setiap pertanyaan yang diajukan. mengambil dokumen
Berdasarkan hasil wawancara dan kependudukannya.
observasi ditarik kesimpulan 5. Indikator Empathy (Empati)
bahwa, petugas operator pelayanan Rasa empati berkaitan dengan hati
kendaraan keliling cepat tanggap nurani dan kemanusiaan. Rasa
dalam merespon masyarakat. empati menghasilkan kepekaan
Petugas berusaha memberikan sehiungga keluhan yang
pelayanan terbaik dengan selalu disampaikan oleh masyarakat akan
memberikan informasi jika terjadi mudah difahami. Rasa
kendala dan solutif atas kendala kemanusiaan menekan ego
tersebut. sehingga petugas pelayanan akan
4. Indikator Assurance (Jaminan) memberikan pelayanan yang baik
Kepastian dan ketepatan dengan mengutamakan
merupakan suatu representasi dari kepentingan masyarakat
sikap profesionalisme. Tepat dan dibandingkan kepentingan
pasti pada saat pelayanan publik pribadinya. . Berdasarkan hasil
merupakan citra dari petugas wawancara dan observasi ditarik
pelayanan degan kualita kerja yang kesimpulan bahwa, petugas
baik. Dalam konteks pelayanan pelayanan memiliki rasa empati
publik, kepastian waktu pelayanant dan tidak diskriminasi terhadap
yaitu kepastian waktu dari awal masyarakat. Seluruh masyarakat
proses peralayanan hingga akhir yang datang sebagai pemohon
penyelesaian dari pelayanan pengurusan administrasi
tersebut. Dan ketepatan merupakan kependudukan diperlakukan secara
seuainya waktu pengerjaan dengan adil tanpa membeda-bedakan yang
apa yang sudah dijanjikan dilayaninya. Kemampuan
sebelumya. Berdasarkan hasil komunikasi petugas pelayanan
wawancara dan observasi ditarik dinilai cukup baik oleh
kesimpulan bahwa, pelayanan masyarakat, petugas responsif dan
kendaraan keliling memiliki menyampaikan informasi yang
jaminan waktu dan ketepatan mudah dimengerti oleh
penyelesaian pekerjaan yang baik. masyarakat.
Pekerjaan dilakukan dengan
estimasi waktu pengerjaan Kendala Profesionalisme Pegawai
maksimal sampai 30 menit. Untuk Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi
waktu pelayanan dimulai pukul 8 Pelayanan Dinas kependudukan dan
pagi hingga 4 sore, sedangkan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung
pendaftaran dibatasi dari pukul 8 Barat.
pagi hingga 2 siang. Pembatasan
waktu pendaftaran dikarenakan Pemerintah diharapkan memberi
oleh keterbatasan petugas pelayanan administrasi secara profesional,
pelayanan. Pemohon yang sehingga pelayanan yang diberikan dapat
melakukan pendaftaran lewat dari berjalan dan terselesaikan dengan cepat
waktu yang ditentukan, berkas dan mudah tanpa melalui prosedur yang
permohonannya tetap diterima panjang, Oleh karena itu pemerintah yang
namun akan dikerjakan di Kantor mempunyai peranan penting dalam
Dinas Kependudukan dan menyediakan jasa pelayanan publik
Pencatatan Sipil. Dokumen berupaya agar fungsi pelayanan tersebut
kependudukan yang telah selesai harus dilakukan secara optimal kepada
dikerjakan akan dikirim ke pihak masyarakat.
desa, dan masyarakat secara
Profesionalisme pegawai menjadi 2. Kondisi infrastruktur yang kurang
bukti akuntabilitas pemerintah sebagai memadai
pemberi layanan publik. Akuntabilitas 3. Salah informasi dari perangkat
merupakan rasa tanggung jawab penuh desa untuk memberikan informasi
atas pikiran, perbuatan, cara kerja, serta pelayanan kendaraan keliling
setiap keputusan pada pelayanan publik. kepada masyarakat.
Maka sangat diharapkan pelaksanaan 4. Serta peserta pelayanan yang tidak
pelayanan dikerjakan dengan sepenuh hati sabar untuk segera dilayani
dan penuh rasa tanggung jawab agar menyebabkan kondusifitas
masyarakat yang dilayani akan merasa terganggu.
terpuaskan kebutuhannya. Namun dalam
usaha menuju pegawai yang profesional, KESIMPULAN
Bidang Pemanfaatan Data dan inovasi
Pelayanan menghadapi kendala yang Berdasarkan pembahasan hasil
menghambat Profesionalisme penelitian mengenai profesionalisme
pegawainya. Kendala penghambat pegawai Bidang Pemanfaatan Data dan
profesionalisme pegawai Bidang Inovasi Pelayanan Dinas kependudukan
Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung
berasal dari kendala internal (dari dalam Barat, maka kesimpulan penelitian ini
organisasi) dan kendala eksternal (dari adalah sebagai berikut:
luar organisasi). 1. Profesionalisme Pegawai Bidang
Berdasarkan hasil wawancara dan Pemanfaatan Data dan Inovasi
observasi ditarik kesimpulan bahwa, Pelayanan Dinas kependudukan
profesionalisme Pegawai Bidang dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Bandung Barat, Berdasarkan
terhambat kendala eksternal berupa : indikator kemampuan menjalankan
1. Gangguan pada server administrasi tugas dan fungsinya, Tanggung
kependudukan pusat. jawab, kemampuan dalam
2. Personel pelayanan kendaraan menggunakan peralatan, dan
keliling yang terbatas. keandalan petugas pelayanan
3. Kondisi jaringan di server pusat kendaraan keliling sudah cukup
tidak stabil menyebabkan baik. Namun dari segi kedisiplinan
terhambatnya pelayanan, informasi pegawai belum optimal terbukti
tentang gangguan jaringan akan dengan dari masih adanya keluhan
disampaikan kepada masyarakat masyarakat tentang ketepatan
peserta pelayanan kendaraan waktu pelayanan. Selain
keliling. kedisiplinan, berdasarkan indikator
4. Keterbatasan sumber daya kecukupan sumber daya manusia
manusia sehingga pelayanan tidak belum juga optimal, hal tersebut
optimal maka kerjasama dilakukan terbukti dari petugas pelayanan
dengan pihak desa untuk yang kewalahan karena banyaknya
penambahan personel pelayanan. masyarakat yang datang ke lokasi
pelayanan. Sehingga dapat
Berdasarkan hasil wawancara dan disimpulkan bahawa
observasi ditarik kesimpulan bahwa, profesionalisme pegawai Pegawai
profesionalisme Pegawai Bidang Bidang Pemanfaatan Data dan
Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Inovasi Pelayanan Dinas
terhambat kendala internal berupa : kependudukan dan Pencatatan
1. Kurangnya antusiasme masyarakat Sipil Kabupaten Bandung Barat
terhadap pelayanan kendaraan dalam sudut pandang teori Siagian
keliling. (2009:163) belum optimal,
dikarenakan pada indikator
keckupan sumber daya manusia 60) belm optimal, dikarenakan
masih mengalami ketidaksesuaian masih ada ketidak sesuaian pada
dengan kebutuhan di lapangan. indikator Tangible (Berwujud)
2. Kualitas Pelayanan Publik Bidang dimana masih ada kekurangan
Pemanfaatan Data dan Inovasi pada fasilitas alat tulis kantor (atk)
Pelayanan Dinas kependudukan dan nomor antrian.
dan Pencatatan Sipil Kabupaten 3. Kendala Profesionalisme Pegawai
Bandung Barat, berdasarkan Bidang Pemanfaatan Data dan
indikator kondisi fisik petugas, Inovasi Pelayanan Dinas
pemahaman terhadap prosedur kependudukan dan Pencatatan
teknis, sikap tanggap, kepastian Sipil Kabupaten Bandung Barat,
waktu, dan sikap empati petugas Kendala internal penghambat
pelayanan kendaraan keliling profesionalisme pegawai Bidang
sudah baik namun belum optimal Pemanfaatan Data dan Inovasi
dari segi fasilitas karena tidak Pelayanan yaitu adanya masalah
tersedianya alat tulis di meja jaringan server pusat dan
pendaftaran. Selain fasilitas, keterbatasan petugas pelayanan.
prosedur pelayanannya juga belum Kendala eksternal penghambat
optimal karena tidak ada nomor profesionalisme pegawai Bidang
antrian yang menyebabkan Pemanfaatan Data dan Inovasi
masyarakat tidak tertib.Sehingga Pelayanan antara lain: rendahnya
dapat disimpulkan bahawa pemahaman masyarakat tentang
profesionalisme pegawai Pegawai pentingnya administrasi
Bidang Pemanfaatan Data dan kependudukan, buruknya kondisi
Inovasi Pelayanan Dinas infrastruktur, rendahnya
kependudukan dan Pencatatan antusiasme masyarakat, informasi
Sipil Kabupaten Bandung Barat yang tidak sampai dari pihak desa
dalam sudut pandang teori ke masyarakat, ketertiban di lokasi
Menurut Zeithaml, dkk (1990: 58- pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Hardiansyah. 2018. Kualitas Pelayanan Publik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Gava.

Hasibuan, Abdurrozzaq. 2017. Etika Profesi Profrofesionalisme Kerja. Medan: Karya.

Nurdin. Ismail. 2019. Kualitas Pelayanan Publik. Media Sahabat Cendikia. Surabaya.

Siagian, Sondang P, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi.1,Cetakan.17 Jakarta,

Bumi Aksara.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta Surabaya.

Syamsuddin, Haris. 2007. Desentralisasi Dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPPI Pres.
Peraturan Perundangan :

Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia.

Undang-Undang 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan.

Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 Tentang Administrasi Kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai