Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGANTAR TEKNIK KIMIA


NERACA MASSA

DOSEN PENGAMPU :
IRMAN ANSARI ADLIN, M.M

DIAZ SATYA HAIKAL


211010900049

FAKULTAS TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG
1. PENGERTIAN NERACA MASSA

Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan
yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan massa yakni: massa tak
dapat dijelmakan atau dimusnahkan. Prinsip umum neraca massa adalah
membuat sejumlah persamaan-persamaan yang saling tidak tergantung satu
sama lain, dimana persamaan-persamaan tersebut jumlahnya sama dengan
jumlah komposisi massa yang tidak diketahui. Persamaan neraca massa secara
umum adalah :

C
A
D
AKUMULASI
B

Bedasarkan diagram neraca massa diatas, dapat dituliskan persamaan neraca


massa yaitu :
𝑀𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑀𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝑀𝐴 + 𝑀𝐵 + 𝑀𝐶 = 𝑀𝐷 + 𝑀𝐸 + 𝑀𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Jika tidak ada massa yang terakumulasi (tersimpan), maka persamaannya
menjadi :
𝑀𝐴 + 𝑀𝐵 + 𝑀𝐶 = 𝑀𝐷 + 𝑀𝐸
Berikut adalah contoh diagram alir proses pada neraca massa.
Gambar diatas merupakan diagram alir proses yang bersifat kualitatif,
artinya diagram tersebut menunjukkan macam-macam bahan yang masuk dan
yang keluar dari sistem.

Selanjutnya adalah diagram alir proses yang bersifat kuantitatif, artinya


diagram tersebut menunjukkan macam-macam bahan dan kuantitas dari bahan
tersebut secara lebih mendetail daripada kualitatif.
Klasifikasi proses dalam neraca massa terbagi dari beberapa jenis, antara
lain :
- Steady state, yaitu semua variabel proses yang ditinjau tidak berubah
terhadap waktu
- Unsteady state, semua variabel proses mengalami perubahan nilai terhadap
waktu.
- Batch, pada prosesnya tidak ada bahan yang masuk atau keluar (unseady
state)
- Continue, pada prosesnya kecepatan arus input sama dengan kecepatan arus
output (steady state)
- Semi batch/semi continue, prosesnya unsteady state.

2. CONTOH SOAL NERACA MASSA


2.1 Neraca massa tanpa reaksi.
Sebuah mesin pengering pupuk digunakan untuk mengeringkan
pupuk basah yang masih mengandung moisture 30% massa (wet basis)
menjadi 5% air. Tentukanlah :
a. Kandungan air dalam pupuk sebelum masuk mesin pengering dalam basis
kering (dry basis).
b. Laju alir pupuk kering yang keluar mesin dan laju penguapan air bila laju
alir pupuk basah adalah 100 kg/jam (wet basis).

Pembahasan :

Berikut adalah diagram alir proses dari soal diatas. Untuk menjawab
soal (a), kita harus mencari kandungan pupuk pada pupuk basah (𝐹1 ) .
Dengan menggunakan basis 100 kg pupuk basah yang mengandung 30% air
maka dapat dilakukan perhitungan :
𝑲𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 = 𝟑𝟎% × 𝟏𝟎𝟎 𝒌𝒈 = 𝟑𝟎 𝒌𝒈
𝑲𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 = 𝟏𝟎𝟎 𝒌𝒈 − 𝟑𝟎 𝒌𝒈 = 𝟕𝟎 𝒌𝒈
Kadar air dalam dry basis merupakan perbandingan antara berat air dalam
pupuk terhadap berat kering pupuk (tanpa air). Sehingga dapat dibuat
perhitungan :
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
𝑲𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒓𝒚 𝒃𝒂𝒔𝒊𝒔 =
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌
𝟑𝟎 𝒌𝒈
= × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟐, 𝟖𝟔%
𝟕𝟎 𝒌𝒈
Kadar air (dry basis) dalam pupuk basah (𝐹1 ) adalah 42,86%.
Untuk menjawab soal (b), asumsikan bahwa tidak ada pupuk yang
menguap dan terbawa aliran air. Dengan komposisi produk adalah 5% air
dan 95% pupuk kering, maka laju alir pupuk kering (𝐹3 ) dapat dirumuskan :
𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
𝑾𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 (𝟏) × 𝑭𝟏 = 𝑾𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 (𝟑) × 𝑭𝟑
𝟕𝟎% × 𝟏𝟎𝟎 𝒌𝒈⁄𝒋𝒂𝒎 = 𝟗𝟓% × 𝑭𝟑
𝟎, 𝟕 × 𝟏𝟎𝟎
𝑭𝟑 = = 𝟕𝟑, 𝟔𝟖 𝒌𝒈⁄𝒋𝒂𝒎
𝟎, 𝟗𝟓
Lajur alir pupuk kering (𝐹3 ) yang keluar dari mesin adalah 73,68 𝑘𝑔⁄𝑗𝑎𝑚.
Laju penguapan air (𝐹2 ) dapat dihitung melalui neraca massa keseluruhan
(overall mass balance) yang dirumuskan :
𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 𝒃𝒂𝒔𝒂𝒉 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒊𝒓 + 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒑𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈
𝑭𝟏 = 𝑭𝟐 + 𝑭𝟑
𝟏𝟎𝟎 𝒌𝒈⁄𝒋𝒂𝒎 = 𝑭𝟐 + 𝟕𝟑, 𝟔𝟖 𝒌𝒈⁄𝒋𝒂𝒎
𝑭𝟐 = 𝟏𝟎𝟎 − 𝟕𝟑, 𝟔𝟖 = 𝟐𝟔, 𝟑𝟐 𝒌𝒈⁄𝒋𝒂𝒎
Maka laju penguapan air (𝐹2 ) adalah sebesar 26,32 𝑘𝑔⁄𝑗𝑎𝑚

2.2 Neraca massa dengan reaksi kimia.


Acrylonitrile diproduksi dari reaksi propilen, amoniak, dan oksigen
sebagai berikut:

𝑪𝟑 𝑯𝟔 + 𝑵𝑯𝟑 + 𝟏, 𝟓 𝑶𝟐 → 𝑪𝟑 𝑯𝟔 𝑵 + 𝟑𝑯𝟐 𝑶

Umpan mengandung 10% mol propilen, 12% amoniak, dan 78%


udara. Konversi untuk reaktan pembatas adalah sebesar 30%. Dengan
menggunakan 100 mol umpan sebagai basis perhitungan, tentukan siapakah
reaktan pembatasnya dan berapa mol masing-masing produk yang
dihasilkan dari 30% konversi reaktan pembatas tersebut!

Pembahasan :
Diketahui basis mol umpan sebesar 100 mol, maka dalam 100 mol
umpan mengandung 10 mol propilene, 12 mol amoniak, dan 78 mol udara.
Udara mengandung 79% N2 dan 21% O2 sehingga :
𝒏 𝑵𝟐 = 𝟕𝟗% × 𝟕𝟖 = 𝟔𝟏, 𝟔 𝒎𝒐𝒍
𝒏 𝑶𝟐 = 𝟐𝟏% × 𝟕𝟖 = 𝟏𝟔, 𝟒 𝒎𝒐𝒍
Maka dalam 100 mol umpan terdapat 10 mol propilene, 12 mol amoniak,
61,6 mol nitrogen, dan 16,4 oksigen. Untuk menentukan reaktan pembatas,
mol masing-masing reaktan dibagi dengan koefisiennya dalam reaksi.
Sehingga perhitungannya ditulis :
𝐶3 𝐻6 𝑁𝐻3 1,5 𝑂2
10 mol 12 mol 16,4 mol
1 1 1,5
10 12 10,93
Propilene (𝐶3 𝐻6 ) merupakan reaktan pembatas karena memiliki nilai mol
terkecil, sehingga nilai konversi 30% pada soal merupakan nilai konversi
propilene.

Bedasarkan diagram proses neraca massa diatas, diketahui bahwa :


r merupakan konversi reaktan pembatas, yaitu 30% 𝐶3 𝐻3 𝑁.
Sehingga nilai r adalah : 𝟑𝟎% × 𝟏𝟎 𝒎𝒐𝒍 = 𝟑 𝒎𝒐𝒍.
• Pada neraca massa, dapat dilihat bahwa 𝐶3 𝐻6 , 𝑁𝐻3 , 𝑂2 pada aliran
produk (𝐹2 ) dikurangi r. Hal tersebut dikarenakan ketiga reaktan
tersebut berkurang karena reaksi dan nilai r perlu dikalikan dengan
koefisien masing-masing reaktan.
• 𝐶3 𝐻3 𝑁 𝑑𝑎𝑛 𝐻2 𝑂 merupakan produk yang memiliki nilai r positif
karena jumlahnya bertambah karena terjadi reaksi (produk reaksi).
• 𝑁2 tidak teribat reaksi sehingga memiliki nilai produk yang sama
dengan reaktan.
Setelah mengetahui nilai r kita dapat mengetahui nilai masing-
masing komponen dalam aliran produk (𝐹2 ).
𝑪𝟑 𝑯𝟔 = 𝟏𝟎 − 𝒓 = 𝟏𝟎 − 𝟑 = 7 mol
𝑵𝑯𝟑 = 𝟏𝟐 − 𝒓 = 𝟏𝟐 − 𝟑 = 9 mol
𝟏, 𝟓 𝑶𝟐 = 𝟏𝟔, 𝟒 − 𝟏, 𝟓𝒓 = 𝟏𝟔, 𝟒 − 𝟏, 𝟓(𝟑)
= 𝟏𝟔, 𝟒 − 𝟒, 𝟓 = 11,9 mol
𝑵𝟐 = 61,6 mol
𝑪𝟑 𝑯𝟑 𝑵 = 𝒓 = 3 mol
𝑯𝟐 𝑶 = 𝟑𝒓 = 𝟑(𝟑) = 9 mol
𝒎𝒐𝒍 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 = 𝟕 + 𝟗 + +𝟏𝟏, 𝟗 + 𝟔𝟏, 𝟔 + 𝟑 + 𝟗 = 𝟏𝟎𝟏, 𝟓 𝒎𝒐𝒍
Jumlah total produk (𝐹2 ) adalah 101,5 mol.
3. KESIMPULAN
Neraca massa merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan yang
masuk , yang keluar, yang terakumulasi (tersimpan), dan yang terbuang dalam
suatu sistem. Persamaan neraca massa disusun bedasarkan konsep hukum
kekekalan massa yaitu massa dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama/konstan.
Langkah- langkah dalam membuat neraca massa yang adalah :
1) Membuat diagram alir proses dengan melengkapi data-data
kualitatif/kuantitatif serta kodisi arus input/output sistem.
2) Menandai variable-variabel yang tidak diketahui pada diagram alir
proses dan membuat permisalan variabel tersebut.
3) Menentukan basis perhitungan bedasarkan banyaknya bahan yang
masuk atau keluar sistem . Basis perhitungan dapat dinyatakan dalam
satuan massa (kg) atau berat (kg/h), dan satuan mol (mol).
4) Mengkonversikan Konversikan laju alir volumetrik menjadi laju alir
massa atau molar. Jika terdapat proses kimia ( reaksi ), perhitungan
menggunakan satuan molar, sedangkan proses fisis dapat menggunakan
satuan massa atau molar.
5) Menyusun persamaan neraca massa dengan memperhatikan klasifikasi
unit yang akan diperhitungkan (satu unit, multi unit, atau unit
keseluruhan (overall)).
6) Menyelesaikan perhitungan neraca massa.

4. DAFTAR PUSTAKA
Wuriyanti, S (2016). Neraca Massa dan Energi. Teknik Konversi Energi.
Politeknik Negeri Bandung.
Anonim. Konversi Neraca Massa : Sistem batch, kontinyu, steady state,
unseady state.
Yuqdha, H (2020). Soal dan Pembahasan Neraca Massa : Azas Teknik
Kimia 4 (Distilasi dan Drying). Diakses pada 16 November 2021, dari
https://haykalyuqdha.blogspot.com/2020/03/soal-dan-pembahasan-neraca-
massa-azas.html
Yuqdha, H (2020). Soal dan Pembahasan Neraca Massa : Azas Teknik
Kimia 5 (Pengenalan dengan reaksi). Diakses pada 16 November 2021, dari
https://haykalyuqdha.blogspot.com/2020/03/soal-dan-pembahasan-neraca-
massa-azas_28.html

Anda mungkin juga menyukai