Anda di halaman 1dari 5

REAKTOR BATCH

Definisi dari reaktor batch adalah salah satu di mana satu-satunya bahan kimia dan
perubahan termal berkaitan dengan waktu dengan kata lain, reaktor bersifat leluasa. Bagian
7.3 merupakan Reaktor batch paling sering digunakan untuk kapasitas produksi rendah
dan untuk produksi jangka pendek, dimana biaya tenaga kerja dan aspek operasi lainnya
kurang dari biaya modal peralatan baru, dan sebagian kecil dari biaya unit dari produknya.

Karena keseragaman konsentrasi, persamaan kontinuitas untuk komponen reaksi


utama dapat ditulis untuk keseluruhan volume reaktor:
𝑑𝑁𝐴
= −𝑉𝑟𝐴 (𝐶𝐴 )
𝑑𝜃
𝑅
𝑑𝑁𝑗
= 𝑉 ∑ 𝑎𝑖 𝑗 𝑟𝑖 = 𝑉𝑅𝑗
𝑑𝜃
𝑖=1

Keseimbangan massa ini sering ditulis dalam bentuk konversi:


𝑑𝑥𝐴 𝑉
= 𝑟
𝑑𝜃 𝑁𝐴0 𝐴
𝑋𝐴 𝑓
𝑑𝑥𝐴
𝜃 = 𝑁𝐴0 ∫
𝑋𝐴0 𝑉𝑟𝐴
Volume campuran reaksi dapat berubah karena dua alasan: (1) sarana eksternal
(misalnya, mengisi bejana reaksi atau menambahkan reaktan kedua) dan (2) perubahan
densitas reaktan atau produk (mis., Ekspansi molal gas). Kemungkinan pertama sering
disebut operasi "semibatch", karena ada semacam aliran yang terlibat, dan ini akan dibahas
nanti. Yang kedua biasanya tidak terlalu penting untuk cairan, dan terbengkalai. Kami akan
menurunkan formulasi yang tepat untuk gas, walaupun harus dinyatakan bahwa reaktor fase
gas batch tidak umum digunakan di industri karena kapasitas massa kecil; Namun, fasa gas
bisa menjadi bagian dari campuran reaksi, dan juga reaktor fase gas laboratorium telah
digunakan.
𝑋𝐴 𝑓
𝑑𝑥𝐴
𝜃 = 𝐶𝐴 0 ∫
𝑋𝐴 0 𝑟𝐴 (𝑥𝑎 )
𝐶𝐴 𝑓
𝑑𝐶𝐴
= −∫
𝐶𝐴 0 𝑟𝐴 (𝐶𝐴 )
Sekarang untuk gas, mari kita gunakan persamaan keadaan, misalnya:
𝑉 𝑍 𝑇 𝑝𝑡0 𝑁𝑡
= ( )
𝑉0 𝑍0 𝑇0 𝑝𝑡 𝑁𝑡0
𝑍 𝑇 𝑝𝑡0
= ( ) (1 + 𝜀𝐴 𝑋𝐴 )
𝑍0 𝑇0 𝑝𝑡
Dalam prakteknya, tidak selalu mungkin, atau bahkan diinginkan, untuk melakukan
reaksi di bawah kondisi isotermal. Dalam situasi ini, keseimbangan energi dan massa harus
dipecahkan secara bersamaan:
𝑑𝑥𝐴 𝑉
= 𝑟 (𝑥 , 𝑇)
𝑑𝜃 𝑁𝐴0 𝐴 𝐴
𝑑𝑇
𝑚𝑡 𝑐𝑝 = 𝑉(−∆𝐻)𝑟𝐴 (𝑥𝐴 , 𝑇) + 𝑞𝐴𝑘
𝑑𝜃
Reaktor batch umumnya digunakan :

1. Fase cair

2. Skala proses yang kecil

3. Mencoba proses baru yang belum sepenuhnya dikembangkan

4. Memproduksi produk yang mahal

5. Proses-proses yang sulit diubah menjadi proses kontinyu

6. Jika bahan atau hasilnya perlu pembersihan

7. Proses memerlukan waktu lama

III. Karakteristik

Karakteristik Reaktor Batch yaitu:

a. Sederhana dan tidak memerlukan banyak peralatan pendukung.


b. Ideal untuk operasi skala kecil.

c. Operasinya berupa operasi tak tunak/unsteady-state, dengan komposisi yang


bervariasi dengan waktu.

Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe Batch :

● Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur

● Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam reaktor


adalah sama atau homogen pada waktu yang sama

● Reaktor ideal

-Penggunaan Batch Reactor Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk
produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk,
reaksi kimia, Batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan
fermentasi.

IV. Aplikasi Industri

a. Persiapan Alat

ü Penelitian Tahap I Menggunakan Reaktor Batch

Persiapan reaktor anaerobic mengunakan reaktor batch dengan kapasitas 1 L. Reaktor berupa
erlenmeyer 1 L yang ditutup dengan karet berselang yang dihubungkan ke labu erlenmeyer
250 mL yang berfungsi sebagai pengaman agar air dari wadah plastik tidak masuk ke labu
erlenmeyer 1 L serta menampung slurry eceng gondok yang ikut terbawa saat gas menuju ke
gelas ukur. Kemudian dihubungkan lagi ke gelas ukur 1 L untuk pengamatan penurunan air
yang ada dalam gelas ukur akibat terbentuknya biogas. Gambar rangkaian reaktor biogas
secara batch dapat dilihat pada Gambar 1.

b. Persiapan Bahan

ü Penyediaan eceng gondok.

Eceng gondok diambil langsung dari saluran pembuangan di wilayah ITS Surabaya. Setelah
itu eceng gondok (batang dan daun) dicacah hingga berukuran kecil- kecil, kemudian
diblender dan ditambahkan air sesuai variabel komposisi yang akan digunakan pada
penelitian pendahuluan.
c. Reaksi Pada Pembuatan Biogas dari eceng gondok

Salah satu contoh biomassa lignoselulosa adalah eceng gondok. Ketersediaan eceng gondok
di Indonesia cukup banyak karena tingkat pertumbuhan tanaman ini relatif cepat. Kecepatan
pertumbuhan ini menyebabkan tertutupnya permukaan perairan sehingga kelarutan oksigen
dalam air semakin berkurang. Eceng gondok memiliki kandungan selulosa yang relatif besar
sehingga berpotensi untuk diolah menjadi menjadi biogas melalui proses anaerobic digestion.

Anaerobic digestion merupakan proses dekomposisi alamiah, dimana senyawa organik terurai
menjadi komponen kimia yang lebih sederhana tanpa menggunakan oksigen, sehingga
dihasilkan biogas yang umumnya mengandung metana (CH4) serta gas-gas yang lain.

Tahapan Anaerobic Digestion, yaitu:

§ Proses Hidrolisa

(C6H10O5)n + n H2O → n (C6H12O6) glukosa

§ Proses Asidogenesis dan Asetogenesis

C6H12O6 →2CH3CHOHCOOH → CH3COOH

§ Proses Metanogenesis

CH3COOH → CH4(g) + CO2

d. Pengoperasian Reaktor

Pengoperasian reaktor dilakukan berdasarkan urutan berikut ini :

1. Penelitian pendahuluan tahap 1 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng gondok


dan air yang menghasilkan biogas paling optimum. Perbandingan komposisi yang digunakan
antara eceng gondok:air, yaitu 1:2 dan 1:3. Campuran eceng gondok dan air tersebut
diblender sehingga terbentuk campuran yang homogen dan merata. Komposisi yang
menghasilkan biogas paling optimum akan digunakan untuk penelitian tahap selanjutnya.

2. Penelitian pendahuluan tahap 2 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng gondok


dan kotoran sapi yang menghasilkan biogas paling optimum. Perbandingan komposisi yang
digunakan antara eceng gondok:kotoran sapi, yaitu 100%:0%, 75%:25%, dan 50%:50%.
Campuran eceng gondok dan kotoran sapi tersebut diblender sehingga terbentuk campuran
yang homogen dan merata. Komposisi yang menghasilkan biogas paling optimum akan
digunakan untuk penelitian tahap selanjutnya.
http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2016/05/reaktor-batch.html

Anda mungkin juga menyukai