Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan hayati terbesar
kedua setelah Brazil. Hutan hujan tropis Indonesia memiliki sekitar 3000 spesies
tumbuhan berbunga (Zuhud dan Haryanto, 1994). Banyak sekali tumbuhan
berkhasiat obat di sekitar masyarakat. Keanekaragaman ini merupakan modal
potensial untuk pengembangan obat baru.

Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat
adalah daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) merupakan salah satu
tanaman yang mudah didapatkan dan secara empiris telah digunakan di
masyarakat tertentu di Indonesia sebagai obat tradisional. Hampir seluruh bagian
dari tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai obat (daun, buah, kulit akar, dan
getah). Penelitian terhadap tanaman sukun menunjukkan adanya senyawa
golongan flavonoid, tanin, saponin, steroida/triterpen dan glikosida (Abdassah,
Sumiwi dan Hendrayana,2009). Metabolit sekunder yang berhasil diisolasi oleh
Aliefman Hakim dari genus Artocarpus terdiri dari terpenoid, flavonoid,
stilbenoid, arilbenzofuran, dan neolignan. Kelompok flavonoid merupakan
senyawa yang paling banyak ditemukan dari tumbuhan Artocarpus (Hakim, dkk.,
2010).

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar ditemukan di


alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru, dan
sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua
cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propan (C3) sehingga membentuk
suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur,
yakni 1,3-diarilpropan atau neoflavonoid. Senyawa-senyawa flavonoid terdiri
dari beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane dari
sistem 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin adalah jenis yang

1
2

banyak ditemukan dialam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama.


Banyaknya senyawa flavonoid ini disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi,
alkoksilasi atau glikosilasi dari struktur tersebut. ( Rijke, 2005).

Proses biosintesis dapat menyebabkan perubahan warna, kadar dan jenis


kandungan yang ada pada daun sukun. Salah satu proses biosintesis adalah
fermentasi daun hijau segar menjadi daun hijau fermentasi (HF). Proses tambahan
dari daun hijau segar menjadi daun hijau fermentasi dipilih karena dengan proses
ini diharapkan daun yang semula berupa daun hijau segar, akan berubah menjadi
daun kuning, karena proses fermentasi dapat mempercepat penuaan daun.
Fermentasi daun dilakukan dengan cara menumpukkan daun selama 5 hari setelah
proses pemetikan dan pencucian. (Riasari, 2015).
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Hesti Riasai cara fermenasi
dipilih karena dari penelitian tersebut di peroleh hasil AUC dari pengukuran
HPLC yaitu pada retensi waktu ke 13 menit sebesar 8,72 dan hasil tersebut
dianggap paling tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian tentang
Pengaruh lama fermentasi aerob ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson) Fosberg) terhadap kadar flavonoid golongan flavonol dengan analisis
Spektrofotometri sinar tampak.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat


diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Senyawa flavonoid golongan apa yang terdapat dalam daun sukun hijau
fermentasi secara aerob ?
2. Apakah terdapat perbedaan kadar senyawa flavonoid dalam ekstrak
metanol daun sukun hijau yang di fermentasi pada hari ke 5 dan ke 10
secara aerob ?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa flavonoid dan
mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar flavonoid ekstrak metanol
daun sukun hijau yang di fermentasi secara aerob.

1.4 Kegunaan Penelitian


a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
kepada masyarakat dan instansi terkait tentang peningkatan/penurunan
kandungan senyawa daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)
khususnya flavonoid yang terdapat dalam daun yang di fermentasi secara
aerob.
b. Merupakan salah satu bentuk pemanfaatan bahan alam yang nantinya
dapat di kembangkan sebagai bahan baku obat herbal.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus 2015 bertempat di
Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Instrumen Sekolah Tinggi Farmasi
Indonesia, Jl. Soekarno - Hatta 354, Bandung - Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai