Anda di halaman 1dari 30

SIKLUS & REPRODUKSI

SEL (Lanjutan)

z
DR.dr.Lydia Tendean,MRepro.SpAnd
z Tahapan Siklus sel
z
Sistem Pengendali Siklus Sel
§ Berdasar pada protein, yaitu :
Protein sebagai enzim & protein sebagai substrat
§ Hubungan antara enzim & substratnya sbb :

1.Enzim cyclin-dependent protein kinase (Cdk)


menginduksi proses dengan cara fosforilasi protein
2.Substrat ; cyclin akan berikatan dengan molekul Cdk &
mengendalikan fosforilasi protein
Proses penyatuan, aktivasi & penguraian kompleks
z cyclin-Cdk merupakan pendorong proses siklus sel

• Cyclin G1/S : mengaktivasi CDK pd akhir


G1 sehingga memicu progresi siklus sel,
menyebabkan sel berkomitmen melakukan
pembelahan sel. Kadar cyclin ini turun di fase S

• Cyclin S : mengikat CDK segera setelah mulainya


progresi & membantu memberi stimulus duplikasi
kromosom. Cyclin S tetap meningkat sampai
mitosis& berfungsi pada beberapa proses awal
mitosis

• Cyclin M : mengaktivasi CDK yang menstimulasi sel


untuk melakukan mitosis di checkpoint G2/M. Di
tengah mitosis, cyclin dihancurkan oleh sel
z Beberapa proses pendorong
mitosis sel :

1. Penimbunan mitotic cyclin selama fase G2 & perikatan dgn Cdk membentuk

kompleks M-phase promoting factor (MPF)

2. Kompleks MPF menjadi aktif di bawah pengaruh enzim untuk proses fosforilasi

& defosforilasi kompleks. MPF aktif akan mendorong sel untuk proses mitosis

3. Inaktifasi MPF dgn cara degradasi mitotic cyclin pada waktu antara

metafase-anafase sehingga sel keluar dari fase mitosis


z
Proses Reproduksi/Pembelahan Sel

§ Akhir telofase, sel APC (anaphase promoting complex) yang terbentuk bekerja &
memicu aktivitas pada fase G1

§ Pada fase G1 terdapat suatu faktor yang menginduksi fase G1 masuk fase G2 ;

SPF (S-phase promoting factor)

§ Diakhir fase G2 untuk masuk fase M diinduksi oleh faktor MPF

(m-phase promoting factor)


z

§ Pada mamalia, untuk masuk ke setiap fase akan diinduksi oleh CDK

(cyclin dependent protein kinase) yang membentuk kompleks dengan siklin

§ Fase G1 diinduksi CDK-4 & CDK-6 membentuk kompleks dengan siklin D & E

§ Fase S diinduksi CDK-2 membentuk kompleks siklin A & E


z

§ Selanjutnya setelah terjadi penggandaan DNA, fase M akan diinduksi oleh CDK-1
yang membentuk kompleks siklin A & B yang disebut sebagai CDK-cyclin-M
complex

§ Pada fase ini penggandaan sel terjadi dari profase, metafase, anafase & telofase

§ Pembelahan sel akan mulai memasuki siklus pembelahan berikutnya


z Sistem Pengendali Siklus Sel
z

Checkpoint Kerusakan DNA Saat Siklus Sel

Sistem pengecekan kerusakan DNA ini terjadi pada saat sebelum fase G1 & setelah

fase G2.

Efek sistem ini adalah:

§ Berhentinya siklus sel di G1, S, atau G2

§ Melambatnya replikasi DNA

§ Meningkatnya ekspresi gen yang berperan dalam perbaikan DNA

§ Induksi apoptosis (kematian sel terprogram)


Alur sinyal kerusakan DNA di fase G1
Alur Sinyal Kerusakan DNA di fase G2
z Reproduksi / Pembelahan Sel
14
First polar body
may divide
Oogenesis
a
(haploid) X
a Polar
bodies
X a die
a X
X
Mitosis Meiosis I Meiosis II
A X (if fertilization
Oogonium occurs) A
(diploid) Primary
X
oocyte
(diploid) A X Ovum (egg) Mature
Secondary A egg
oocyte X
(haploid) Second
polar body
(haploid)
15
z Aberasi (penyimpangan) genetik

§ Aberasi : terjadi kesalahan-kesalahan saat kromosom-kromosom homolog berpisah

pada fase anafase I Meiosis

§ Jika kromosom-kromosom homolog gagal berpisah (disjoin)

keduanya bermigrasi ke kutub yang sama (nondisjunction)

§ Ketika terjadi fusi dengan gamet lain saat fertilisasi, zigot yang dihasilkan

akan memiliki 3 kromosom

Kondisi ini dinamakan trisomi


§ Euploidi ;
z
Variasi kromosom menyangkut seluruh set kromosom

Tipe Euploidi

Poliploidi pada manusia selalu menimbulkan anomali berat &


kematian sehingga sering terjadi abortus , lahir mati atau lahir
tapi tidak bertahan hidup

Kasus-kasus yang ditemukan :

69,XXY 69,XXX 69,XYY 92,XXXX 92,XXYY


• Aneuploidi ;
Variasi kromosom hanya pada kromosom-kromosom tunggal
dalam set kromosom

§ Individu aneuploidi memiliki kekurangan atau kelebihan kromosom

§ Aneuplodi pada manusia hasil dari proses ‘gagal pisah’


nondisjunction pada pembentukan gamet
z
Kasus-kasus aneuploidi nondisjunction

§ SINDROMA TURNER 45, X § SIND. KLINEFELTER 47,XXY 48,XXXY

48,XXYY 49,XXXXY 50,XXXXXX

§ SINDROMA DOWN 47,+ 21

§ TRISOMI 13 (Sind. Patau) 47,+ 13 § SIND. TRIPEL X 47, XXX

§ TRISOMI 18 (Sind. Edwards) 47,+ 18


SINDROMA TURNER 45,X
TRISOMI 18
(Sind. Edwards)
47,XX,+ 18
SIND. TRIPEL X 47, XYY
SINDROMA DOWN 47,+ 21
Buku Acuan :

Biologi Campbell- Reece Edisi Kedelapan, Jilid 1 Penerbit Erlangga

Bioloogi Sel, Prof.Subowo,dr.,MSc., PhD Edisi 7 Penerbit Sagung Seto


z Remember think
how lucky you are!

Anda mungkin juga menyukai