NURHAYATI
1603410011
NURHAYATI
FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI
EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syizigium aromaticum) DAN
DAUN KEMANGI (Ocimum basilicium)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada
Program Studi Kimia Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
NURHAYATI
1603410011
v
KATA PENGANTAR
vi
9. Teman-teman seperjuangan Kimia terutama angkatan 2016 yang telah
memberikan banyak masukan untuk penyelesaian tugas akhir ini dan
memberikan semangat serta motivasi demi tersusunnya tugas akhir ini.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah
memberikan kebaikan dan dukungan. Semoga mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, oleh
karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Nurhayati
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
SURAT KETERANGAN HASIL SIMILARITY .............................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ...........................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................26
5.1 Kesimpulan.......................................................................................26
5.2 Saran .................................................................................................26
LAMPIRAN ........................................................................................................ 31
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Formula Ekstrak Daun Cengkeh dan Daun Kemangi ................................... 16
2. Formula Lotion Ekstrak Daun Cengkeh dan Daun Kemangi ....................... 20
3. Hasil Pengujian Organoleptik ....................................................................... 21
4. Hasil Uji pH .................................................................................................. 21
5. Hasil Uji Viskositas....................................................................................... 21
6. Hasil Uji Efektivitas ...................................................................................... 21
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tanaman Cengkeh..................................................................................... 4
2. Tanaman Kemangi .................................................................................... 6
3. Nyamuk Aedes aegypti.............................................................................. 8
4. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 14
5. Diagram Umum Penelitian ....................................................................... 18
6. Diagram Pembuatan Emulgator ................................................................ 19
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lotion Anti Nyamuk dengan Konsentrasi yang Berbeda ......................... 31
2. Uji Viskositas Sampel Lotion ................................................................... 31
3. Uji Organoleptik ....................................................................................... 32
4. Uji Efektivitas ........................................................................................... 32
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman
sumber daya alam hayati. Keanekaragaman ini sangat bermanfaat, terutama
dengan banyaknya spesies tumbuhan dan tanaman yang dapat digunakan sebagai
obat. Tanaman obat ini telah dijadikan obat tradisional yang turun temurun karena
obat tradisional memiliki banyak kelebihan diantaranya mudah diperoleh,
harganya yang lebih murah, dapat diramu sendiri dan memiliki efek samping yang
lebih kecil dibandingkan obat-obatan dari produk farmasi. Oleh sebab itu,
kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat tradisional yang berasal dari
alam atau herbal dalam pemeliharaan kesehatan.
Salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui pada masyarakat Indonesia
yaitu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk atau biasa disebut dengan
penyakit demam berdarah. Pada tahun 2018, penderita demam berdarah sebanyak
53.075 jiwa dan yang meninggal sebanyak 344 jiwa, sedangkan pada awal tahun
2019 penderita demam berdarah 13.683 jiwa dan meninggal 113 jiwa (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor
penyakit demam berdarah Dengue (DBD) yang menjadi penyakit endemik di
negara- negara tropis. Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk
Aedes aegypty (Direktorat Jendral, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, 2011). Demam berdarah ditandai dengan demam mendadak dua
sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu
hati, disertai dengan tanda perdarahan dikulit berupa bintik bintik perdarahan, dan
ruam, kadang- kadang mimisan, muntah darah, kesadaran menurun atau syok
(Safar, 2009).
Demam dengue dan dengue hemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh salah
satu dari empat jenis yang berbeda yaitu tipe DEN-1, DEN-2, DEN 3 dan DEN-4
dari genus flavivirus (Widoyono, 2011). Nyamuk termasuk kelas Insecta Ordo
Diptera da Family Culcidae. Serangga ini selain mengganggu manusia dan
binatang melalui gigitannya juga dapat berperan sebagai vektor penyakit pada
1
2
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
terkontaminasi oleh minyak atsiri dalam waktu yang sama, kulit akan menjadi
kemerahan serta meradang dan akhirnya akan melepuh (Agusta, 2000). Tidak satu
pun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran
komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Minyak atsiri sebagian besar
terdiri dari senyawa terpena, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya
dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprene. Satuan-satuan isoprene ini
terbentuk dari asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat dan merupakan
rantai cabang lima satuan atom karbon yang mengandung dua ikatan rangkap
(Gunawan, 2010). Terpena yang paling sering terdapat sebagai komponen
penyusun minyak atsiri adalah monoterpena. Monoterpena banyak ditemui dalam
bentuk asiklik, monosikliks, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan keturunan
yang teroksidasi seperti alkohol, aldehida, keton, fenol, oksida, dan ester. Terpena
lain di bawah monoterpen yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri
adalah seskuiterpena dan diterpena (Gunawan, 2010).
Adapun tanaman yang dapat digunakan sebagai anti nyamu adalah :
a. Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Tanaman papaya (Carica Papaya L) merupakan salah satu komoditas
besar yang ada di Indonesia dan memiliki kemampuan sebagai insektisida nabati
pada larva dan nyamuk (Rahena, 2008). Penelitian yang dilakukan A’yun (2015)
dimana daun papaya mengandung alkaloid, triterpenoid, steroid, flavanoid,
saponin, dan tanin. Penelitian lainnya dilakukan oleh Cahyati (2016) mengatakan
bahwa daun papaya mengandung flavanoid, fenol, alkaloid, dan asam amino.
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun papaya seperti flavanoid,
tanin, saponin, steroid, dan alkaloid berfungsi sebagai insektisida alami dan racun
serangga (Cahyati, 2016).
b. Daun dan Batang Serai (Andropogon Nardus L)
Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal
32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat
2-4%, sitral kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanillin, limonene, dan
kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol,
dan graniol (Sastrohamidjojo, 2004). Abu dari daun dn tangkai serai mengandung
45% silika yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara ters
8
menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan. Sitronelol
dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari
serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini sangat
bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk (Yunus, 2008).
c. Tanaman Tembelekang ( Lantana Camara Linn)
Tanaman tembelekang mengandung minyak atsiri yang dilaporkan
bertindak sebagai insektisida, penolak lebah, nyamuk dan lalat. Menurut Singh
(2011) dari hasil analisis komponen minyak atsiri tembelekang menggunakan
GCMS terdapat 9 konstituen utama yaitu trans-b carcyophyllena, sabinene,
eucalyptol, humualene, bicyclogermacrene, germacrene D,b- elemene, nerolidol,
devanone B. Komponen- komponen tersebut merupakan zat yang memberikan
aroma khas pada minyak atsiri tembelekang yang tidak disukai serangg, sehingga
dapat berpotensi sebgai anti nyamuk.
3. Nyamuk
Nyamuk Ae. Aegypti dikenal sebagai vektor penular penyakit demam
kuning, demam berdarah dengue dan chikungunya. Urutan klasifikasi dunia
hewan menurut Brown (1979), Ae. Aegypti termasuk dalam :
Philum : Anthropoda
Class : Hexapoda (insecta)
Sub class : Pterigota
Ordo : Diptera
Familia : Culcidae
Genus : Aedes Gambar 3. Nyamuk Aedes aegypti
betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, tiga hari kemudian mampu
bertelur, dan 24 jam kemudian nyamuk itu menghisap darah lagi selanjutnya
kembali bertelur. Walaupun nyamuk betina berumur kira-kira 10 hari, waktu itu
cukup bagi nyamuk untuk menghisap darah tersebut berulang dan menghisap
darah satu orang atau beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.
5. Emulgator
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang mengurangi tegangan
antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan-tetesan terdispersi
dalam lapisan kuat yang mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi
(Parrot, 1974). Emulgator sering dikombinasikan untuk menggunakan emulsi
yang lebih baik yaitu emulgator dengan keseimbangan hidrofilik dan lipofilik
yang diinginkan, meningkatkan kestabilan dan sifat kohesi dari lapisan antar muka
serta mempengaruhi konsistensi dan penampakan emulsi (Gennaro, 1990).
10
6. Lotion
Lotion adalah sediaan farmasi berbentuk cair yang digunakan untuk
pemakaian topikal berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan lotion
meliputi organoeptis, tipe krim lotion, PH, viskositas, sentrifugasi, dan distribusi
ukuran partikel. Kestabilan fisik sediaan lotion merupakan hal yang penting. Oleh
karena itu, warna, konsistensi, dan bau harus tetap terjaga mulai saat pembuatan
sampai terpakai habis oleh konsumen dengan perkataan lain stabilitasnya harus
tetap dipertahankan. Untuk menghasilkan lotion yang baik diperlukan suatu
formula lotion yang mengandung bahan-bahan yang cocok dengan konsentrasi
11
yang sesuai (Ansel HC, 1989). Beberapa emulsifier yang digunakan dalam emulsi
antara lain natrium laurel sulfat, asam stearat, trietanolamin stearat, self
emulsifying glyceryl monostearat dan sebagainya (Wasitaatmadja, 1997).
Permasalahan dalam memformulasikan lotion adalah perbedaan fase dalam
pembuatan, yaitu fase cair dan minyak yang tidak dapat bercampur begitu
saja,sehingga pembuatan lotion dapat terbentuk dengan bantuan emulgator yang
tepat. Lotion digunakan untuk pemakaian topikal sebagai pelindung kulit
(Lachman, 1994).
7. Metode Ekstraksi
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah
metode ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi
perlu ditentukan terlebih dahulu. Menurut Sarker (2006) ada beberapa target
ekstraksi , diantaranya :
1. Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
3. Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara
struktural.
Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan
adalah sebagai berikut:
1.Pengelompokkan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan
penggilingan bagian tumbuhan.
2.Pemilihan pelarut
3. Pelarut polar: air, etanol, methanol, dan sebagainya
4. Pelarut semi polar: etil asetat, diklorometan, dan sebagainya
5. Pelarut non polar: n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya.
8. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan
12
dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan
(stimulus). Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan,
tusukan), yang bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma,
rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran
prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai dari reseptor dan diteruskan pada
susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Uji organoleptik dapat dilakukan
dengan menggunakan score sheet yang telah ditetapkan oleh SNI 2009 metode uji
yang dipakai yaitu uji sensori dengan menggunakan skala angka 1 sebagai nilai
terendah dan angka 9 sebagai nilai tertinggi.
9. Uji pH
pH adalah konsentrasi hidrogen ion yang bersifat asam dan basa, nilai
normal pH yaitu 7 dan jika di bawah 7 maka bersifat asam, dan jika di atas 7 maka
bersifat basa (Buck, 2002). Menurut Suwetja (2007), bahwa penentuan pH dapat
dilakukan dengan menggunakan pH meter. Elektroda pH meter dicelupkan ke
dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai
menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum pH meter dicatat (Depkes
RI, 1995).
Pengukuran pH dari formula lotion yang telah yang telah dibuat
menggunakan pH stik, pH stik dicelupkan ke dalam sediaan lotion. Setelah
tercelup dengan sempurna, amati perubahan warna pada pH stik tersebut dan
sesuaikan dengan warna standar pada alat. Pengukuran dilakukan pada hari ke-1 ,
7, 14, 21, dan hari ke-28 (Yuliani, 2005).
Tetesan – tetesan pada emulsi yang dibuat tergabung dengan segera dan
menunjukkan peningkatan viskositas. Jika viskositas tidak berubah dengan waktu
diterima kestabilannya bila menunjukkan sedikit kenaikan viskositas/ dalam
waktu 400 hari. Kebanyakan emulsi menjadi encer pada suhu tinggi dan
mengental bila ditempatkan pada suhu kamar.
cara penanggulangan penyakit ini yaitu dengan penggunaan anti nyamuk, salah
satunya yaitu anti nyamuk dalam bentuk sediaan lotion. Lotion anti nyamuk dapat
dibuat dari bahan alami yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan yaitu
daun cengkeh dan daun kemangi yang mengandung minyak atsiri. Dalam
penelitian ini akan dilakukan uji efektivitas berupa uji organoleptik, uji pH, dan
uji viskositas. Selain itu dalam penelitian ini akan dilakukan varian konsentrasi
untuk mengetahui konsentrasi yang tepat dalam pembuatan formulasi daun
cengkeh dan kemangi sebagai lotion anti nyamuk. Berdasarkan kajian teortik yang
diperoleh dari eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konvensional, maka dapat
disusun kerangka piker sebagai berikut:
Data
Analisis data
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen
untuk mengetahui pengaruh penambahan emulgator pada formulasi ekstrak daun
cengkeh dan daun kemangi sebagai lotion anti nyamuk.
b. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu daun cengkeh dan
daun kemangi, aquades, ethanol 96%, adeps lanae, gliserin, paraffin cair, span 60,
tween 60, probil paraben, metil paraben, asam stearat, dan ol Rosae.
Keterangan :
S1 = Volume sampel 10 ml
S2 = Volume sampel 15 ml
S3 = Volume sampel 20 ml
b. Tahap Pengujian
1) Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan score sheet yang telah
ditetapkan oleh SNI 2009 metode uji yang dipakai yaitu uji sensori dengan
menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan angka 9 sebagai nilai
tertinggi. Pada pengujian organoleptik ada beberapa hal yang diuji diantaranya
yaitu aroma, warna, dan tekstur.
2) Uji pH
Pengukuran pH dari formula lotion yang telah dibuat menggunakan pH
meter, alat pH meter dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan aquades. Setelah itu
elektroda pH meter dimasukkan ke dalam sediaan lotion. Jarum pH meter
dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum
pH meter dicatat (Depkes RI, 1995).
3) Uji Viskositas
Uji viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan alat viskometer. Cara
penggunaan alat viskometer ini yaitu masukkan sampel pada ruang antara dinding
luar bob/rotor dengan dinding di dalam mangkuk atau cup yang pas dengan rotor
tersebut. Kemudian rotor dipasang dan alat dihidupkan. Selanjuttnya akan muncul
skala pada alat yang menunjukkan viskositas dari sampel yang diuji.
4) Uji Efektivitas
Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari lotion yang
telah dibuat. Uji ini dilakukan dengan memasukkan tangan yang telah diolesi
lotion ke dalam kandang dan terisi oleh nyamuk selama 60 detik, kemudian
dilakukan pengamatan terhadap tangan tersebut yaitu menghitung jumlah nyamuk
yang hinggap pada tangan selama pengujian.
18
Dikering anginkan
Digerus
Dimaserasi menggunakan ethanol 96%
Disaring
Filtrat Residu
Di Destilasi
Ekstrak kental
Ditambahkan ke dalam
emulgator sesuai formula
Uji organoleptik
Uji pH
Uji viskositas
Uji efektivitas
Data
Analisis data
2. Pembuatan Emulgator
Fasa air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan yaitu daun cengkeh ( syzigium aromaticum) dan
daun kemangi (ociumum basilicium) yang berwarna hijau maupun hijau
kekuningan masing-masing sebanyak 500 gram. Sampel yang diperleh kemudian
dicuci menggunakan aquades lalu, dikeringanginkan, dan digerus hingga halus.
Hasil preparasi sampel diperoleh 75 gram serbuk simplisia dari masing- masing
daun cengkeh (syzigium aromaticum) dan daun kemangi (ocimum basilicium).
2. Maserasi Sampel
Simplisia yang diperoleh kemudian dimaserasi menggunakan pelarut polar
yaitu ethanol 96% selama 24 jam, lalu larutan tersebut disaring menggunakan
kertas saring sehingga diperoleh ekstrak dari masing-masing larutan daun cengkeh
dan daun kemangi yaitu 200 mL. Filtrat dikumpulkan dan diuapkan pada alat
destilasi sehingga diperoleh ekstrak kental 50 mL dari masing- masing sampel.
Hasil ekstrak kental yang diperoleh kemudian diambil masing-masing 45 mL
untuk digunakan dalam pembuatan formula.
3.3. Uji pH
Tidak Tidak
Sore hari Terdapat Terdapat
terdapat terdapat
(pukul 16.30) nyamuk nyamuk
nyamuk nyamuk
4.2 Pembahasan
Formulasi ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi yang digunakan untuk
membuat lotion anti nyamuk dinyatakan efektif sebagai anti nyamuk karena
ekstrak daun cengkeh maupun daun kemangi mengandung senyawa yang tidak
disukai oleh nyamuk atau bahkan dapat mematikan nyamuk. Komponen senyawa
yang dimiliki oleh daun cengkeh yang dapat digunakan sebagai anti nyamuk
adalah eugenol, dikarenakan aroma dari senyawa tersebut tidak disukai oleh
nyamuk. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan eugenol pada
tanaman cengkeh dapat digunakan sebagai fungisida,bakterisida, nematisida, dan
insektisida ( Indriasih, 2015). Kadar eugenol dalam minyak atsiri daun cengkeh
umumnya antara 70-90%. Pada ekstrak daun kemangi memiliki kandungan
senyawa aktif diantaranya yaitu flavanoid, saponin, tanin, dan minyak atsiri (
Wijayanti, 2014).
Senyawa aktif seperti flavanoid yang merupakan racun pernapasan yang
masuk ke dalam tubuh nyamuk melalui sistem pernapasan, sehingga
mengakibatkan nyamuk tidak dapat bernapas dan akhirnya menyebabkan
kematian pada nyamuk ( Kurniawan, 2011). Selain itu senyawa aktif lain pada
daun kemangi yang berperan sebagai insektisida adalah tanin yang berfungsi
sebagai racun kontak yang mengakibatkan aktifnya sistem lisis sel karena enzim
proteolitik pad sel tubuh nyamuk. Hal ini berdasarkan pendapat Harborne (1987),
bahwa senyawa tanin yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi dapat
menurunkan aktivitas enzim pencernaan seperti amylase dan protease, sehingga
penyerapan protein dapat terganggu dan mengakibatkan kematian pada nyamuk
23
4.2.2 Uji pH
Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji pH untuk mengetahui
kadar pH dari formulasi yang dibuat. Hasil pengujian pH pada ketiga formulasi
lotion dengan konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa pH yang diperoleh
sesuai dengan standar pH kulit yaitu 5,0 sampai 5,1 sehingga pH sediaan dari
ketiga formulasi lotion dengan konsentrasi yang berbeda dianggap stabil. Sediaan
harus sesuai dengan pH kulit supaya tidak mengiritasi kulit atau tidak merusak
mantel asam yang menjadi pelindung kulit paling luar. Oleh sebab itu pH sediaan
harus sedekat mungkin dengan ph fisiologis mantel asam kulit ( Wasiaatmadja,
1997). Menurut Patricia Wexler, dermatologist asal Amerika mengungkapkan
bahwa lapisan pelindung pada permukaan kulit atau (acid mantle) idealnya
memiliki kadar pH 5. Untuk wanita dewasa , kondisi terbaik pH berada dikadar
4,2 sampai 5,6. Setelah mengetahui kadar pH dari formulasi lotion yang dibaut,
selanjutnya dilakukan uji viskositas untuk mngetahui kekentalan dari lotion yang
dibuat.
4.2.3 Uji viskositas
pada ketiga formulasi lotion dari ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi
diperoleh hasil yaitu viskositas atau kekentalan yang paling baik adalah pada
formulasi lotion yang kedua yaitu dengan konsentrasi 15 ml dengan nilai 17. Hal
ini sesuai dengan hukum stokes bahwa semakin besar viskositas maka akan
semakin kecil kecepatan kriming ( Aulton, 2002). Hasil viskositas yang paling
rendah yaitu pada formulasi lotion pertama yaitu dengan nilai 7, hal ini
disebabkan karena fase minyak tidak menyatu dengan fase air. Sedangkan pada
formula lotion ketiga menunjukkan nilai viskositas 10. Viskositas dapat
mempengaruhi stabilitas jika terjadi perubahan yang drastis. Pada pemaparan
diatas dapat dilihat bahwa formula yang dihasilkan dari ketiga konsentrasi
mengalami perubahan viskositas ( penurunan viskositas).
Adanya peningkatan ukuran fase terdispersi (minyak/lemak)
menimbulkan penurunan viskositas pada sediaan emulsi. Emulsi akan
menunjukkan stabilitas dan tingkat dispersitas yang optimal, jika lapisan tipis
menyaluti batas antar permukaan secara total, yang menyalut bola- bola kecil
menjadi semacam kultinya atau sebagai lapisan yang kaku. Jika secara kebetulan
25
dua bola kecil saling bersentuhan maka lapisan tipis semacam ini member
perlindungan yang cukup untuk menghindari penggabungannya ( Voight, 1995).
4.2.4 Uji efektivitas
Pada pengujian efektivitas dilakukan dengan menggunakan nyamuk yang
dipelihara selama 10 hari sebagai bahan untuk menguji ( subjek) dan
menggunakan tangan manusia sebagai bahan untuk diuji ( objek). Kemampuan
nyamuk menjadi vektor penyakit berkaitan dengan populasi dan aktivitas
menghisap darah. Penularan penyakit terjadi karena setiap kali nyamuk
menghisap darah, sebelumnya akan mengeluarkan air liur melalui saluran
probosisinya, agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain ( Merrit dan Cummins,
1978). Aktivitas menghisap darah diperlukan oleh nyamuk betina untuk proses
pematangan telur demi kelanjutan keturunannya ( Hadi dan Koesharto, 2006).
Proses pengujian efektivitas pada formulasi lotion ini dikerjakan pada dua waktu
yaitu pagi hari dan sore hari, hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi dan Koesharto
( 2006) bahwa perilaku menghisap darah nyamuk terjadi setiap dua sampai tiga
hari sekali pada pagi hari sampai sore hari yakni pada pukul 08.00-12.00 dan
pukul 15.00-17.00. Waktu yang digunakan dalam pengujian yaitu selama 30
menit. Penentuan waktu uji diperoleh dari hinggapnya nyamuk pada tangan yang
tidak diolesi lotion ( kontrol) yaitu membutuhkan waktu selama 30 menit,
sehingga masing – masing formula lotion diuji pada nyamuk selama 30 menit.
Pengujian efektivitas pada ketiga formula lotion diperoleh hasil bahwa
lotion yang paling efektif digunakan sebagai anti nyamuk yaitu lotion dua dan
tiga dengan masing- masing 15 ml dan 20 ml ekstrak daun cengkeh dan daun
kemangi. Pada konsentrasi ini tidak terdapat nyamuk yang menempel pada tangan
responden, sedangkan pada formula lotion satu masih terdapat nyamuk yang
menempel pada tangan responden. Namun menurut Departemen kesehatan (
2002) bahwa aktivitas menghisap nyamuk darah nyamuk ini dapat berubah oleh
pengaruh angin, suhu dan kelembaban udara. Perubahan kondisi lingkungan dapat
menyebabkan aktivitas menghisap darah nyamuk aedes aeegypti dan aedes
albopictus berubah, oleh sebab itu dalam pengujian keefektifan dari lotion anti
nyamuk diperlukan ketelitian di dalamnya agar diperoleh hasil yang sesuai.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi yang efektif digunakan sebagai lotion anti nyamuk dari ekstrak
daun cengkeh (syzigium aromaticum) dan daun kemangi (ocimum basilicium)
adalah konsentrasi 15 ml yaitu dengan perbandingan 1 : 1 dari masing- masing
ekstrak.
5.2 Saran
Adapun saran yang dari peneltian ini yaitu perlu dilakukan penambahan
zat warna agar lotion yang dihasilkan lebih menarik dan juga perlu memilih
emulgator yang sesuai dengan sifat dari bahan utama yang digunakan agar
diperoleh hasil yang maksimal
27
DAFTAR PUSTAKA
Agnes. AP. 2008. Uji Aktivitas Repelan Cair Elektrik Minyak Atsiri Daun
Cengkeh (Syizigium aromaticum L) dengan Basis Minyak Wijen dan
Minyak Kedelai Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Yogyakarta. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
A’yun Ainun. 2015. Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica Papaya L). Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Kendalpayak. Malang.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Buck. 2002. Cinical Aromatherapy Essential Oil in Practice. 2 nd ed. New York.
Churchill Livingstone.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor.
Jakarta. Dirjen PPM dan PLP.
Hadi UK, Agustina E, Sigit SH. 2006. Sebaran Jentik Aedes Aegypti (Diptera:
Culicidae) di desa Cikarawang Bogo. Di dalam : Prosiding Seminar
Nasional Hari Nyamuk 2009 (Bogor, 10 Agustus 2009). Pp. 154-159.
Bogor. APNI.
Indriasih M., Indra C., Taufik A. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Cengkeh
(syzigium aromaticum) Jumlah Lalat yang Hinggap Selama Proses
Penjemuran Ikan Asin. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Lachman L.A. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri III. Yogyakarta.
Suyatmi, ed. Universitas Indonesia Press.
Lutony, T.L. dan Rahmayati,Y. 2000. Jakarta. Produksi dan Perdagangan Minyak
Atsri. Penebar Swadaya.
Merrit, R.W. and Cummins, K.W. 1978. An Intiduction to the Aquatic Insects of
North America. Kendall/Hut Publishing Company. Dubuque. Lowa. USA.
Remington J.P. 1995. The Sciences and Practice of Pharmacy. 19 edition, Vol. 1.
Marck Publishing Company. Easton Pensylvania.
Sarker, SD, Latif Z, and Gray Al, editors. Natural Products Isolation . In: Sarker
SD, Latif Z, and Gray Al, editors . Natural Products Isolation. 2nd ed.
Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal 6-10, 18.
Sastrohamidjojo,H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Singh RK, Balendra T. 2011. Composition of Lantana Camara Leaf Essential Oil.
International journal of Pharmaceutical Research and Development (ijprid)
3 (7). 52.
Soemarno. 1998. Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak. Jakarta. Penerbit UI.
Sukarti, Datulinggi T.,, Lomo, M.,p ., Pirda. 2016 Identifikasi Senyawa Metabolit
Sekunder Ekstrak Polar Batang Nangka( Artocarpus heterophyla Lamk)
Sebagai Pengawet Alami Sari Aren (Arenga pinnata),Prosidding Seminar
Nasional Vol.03,No. 1
30
Suwetja. I. K. 2007. Biokimia Hasil Perikanan. Jilid III. Rigormortis, TMAO, dan
ATP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Wijayanti LA. 2014. Efek Larvasidal Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Sp.
Linn) Terhadap Larva Instar III Culex Quinquefasciatus. Jakarta.
Universitas Islam Indonesia.
Yuliani, Sri Hartati. 2005. Formulasi Gel Repelan Minyak Atsiri Tanaman Akar
Wangi (Vitvera Zizanioidesi L. Nogh):Optimasi Komposisi Carbopol 3%
b/v- Propilenglikol. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
31
LAMPIRAN
3. Uji Organoleptik
4. Uji Efektivitas