Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENCIPTAKAN NASKAH DRAMA MUSIKAL UNTUK ANAK MI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Seni Drama

Dosen Pengampu : Hilda Zahra Lubis, M.Pd

Disusun Oleh:

Amel Andini

Dinda Ahmalia Wulandari

Warisatul Mukminah

PGMI-6/Sem IV

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2020/202

1
KATA PENGANTAR

Assalamulaiakum Wr. Wb
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan
anugerah-Nya sehingga tugas Seni Drama ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Seni Drama yakni Ibu Hilda Zahra Lubis, M.Pd atas bimbingan dan arahannya.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Batu Bara, 8 Desember 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Drama musikal terdiri dari kata drama dan musikal. Drama musikal adalah kolaborasi
antara musik, laku, gerak, dan tari, yang menggambarkan suatu cerita, dikemas dengan tata
koreografi dan musik sehingga terbentuklah sebuah drama musikal. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, drama berarti cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau
emosi, dan khusus disusun untuk pertunjukan teater. Musikal berasal dari bahasa Belanda
muzikaal yang berarti berbakat musik secara aktif maupun aktif. Faktor emosional dari
drama, humor, cinta, amarah dikomunikasikan lewat kata-kata, musik, dan gerakan digabung
secara keseluruhan.
Pada awalnya, drama musikal berkembang di Yunani. Drama musikal dikaitkan
dengan penyembahan kepada dewa domba dan lembu yang dilakukan oleh Kulrus Dyonisius.
Namun di zaman Romawi, drama musikal bukan lagi menjadi sarana penyembahan kepada
dewa, tetapi bersifat hiburan dan digunakan untuk mencari uang. Di Indonesia, drama
musikal merupakan sebuah sarana hiburan. Banyak cerita rakyat dan karya novel diangkat
menjadi sebuah drama musikal agar lebih menarik untuk dinikmati.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan drama musikal?


2. Apa saja unsur-unsur drama musikal?
3. Apa saja ciri-ciri drama musikal?
4. Contoh drama musikal di mi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu drama musikal
2. Untuk mengetahui unsur-unsur drama musikal
3. Untuk mengetahui ciri-ciri drama musikal
4. Untuk mengetahui cara membuat drama musikal

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama Musikal

Mengutip modul Penerapan Teater (2017), drama musikal adalah pertunjukan teater yang
menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga
unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai
pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui
keharmonisan lagu dan gerak tari.
Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya
merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang
cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang
digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan
lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik
dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja. Unsur dan Ciri-Ciri Drama Musikal
Mengutip modul Seni Budaya (Seni Teater) Kelas IX (2020),

B. Unsur-Unsur Dramas Musikal


berikut ini adalah unsur-unsur drama musikal:

1. Tema
Tema adalah gagasan dasar atau ide dasar. Tema menjadi landasan dalam sebuah lakon.
Tema bersifat intrinsik, yaitu tidak terungkap secara tertulis dalam lakon. Tema menjadi
warna dasar yang menggerakkan alur cerita dan mewarnai perwatakan tokoh. Ketika sebuah
lakon ditulis, maka lakon tidak sekadar memaparkan alur cerita atau mengisahkan peristiwa
yang dialami tokoh semata. Ada yang terselubung dalam sebuah lakon, yaitu gagasan sentral
atau gagasan dasar.

4
2. Pemain/tokoh
Pemain adalah seseorang yang memainkan peran seorang tokoh yang terdapat dalam
naskah. Pemain merupakan unsur yang sangat penting dalam pementasan. Ada tiga jenis
pemain yaitu, peran utama, peran pembantu dan peran figuran. Namun ketiga pemain ini
sama-sama memiliki arti penting dan juga menentukan sukses dan tidaknya sebuah
pementasan.

3. Plot/alur cerita
Plot adalah susunan kejadian atau insiden. Lakon tragedi adalah imitasi perbuatan
manusia, dan perbuatan ini akan menghasilkan aksi-aksi atau insiden yang membuat tragedi
ada.

4. Dialog Naskah
berisi dialog atau kisah yang akan dipentaskan dan yang akan diperankan oleh
seseorang, untuk kemudian dipentaskan. Lewat dialog tergambarlah watak-watak sehingga
latar belakang perwatakan bisa diketahui. Dialog sendiri berisi kedua hal ini, yaitu:
a. Pesan yang ingin disampaikan
b. terdapat unsur-unsur lainnya seperti musik, tata rias, pencahayaan dan pentas

C. Ciri-Ciri Drama Musikal

 Berbentuk dialog

yang dimaksud dengan dialog pada drama musikal adalah dialog tersebut
dinyanyikan.Jika drama biasa dialog adalah adanya pecakapan antara dua atau lebih
pelaku drama atauantartokoh.

 Ada para pelaku

yang dimaksud dengan ada para pelaku adalah pada drama musikal, pelaku
tersebutharus bias bernyanyi dan berakting. Sedangkan ada para pelaku pada drama
biasa adalah pemeran atau tokoh cerita baik protagonist (tokoh baik) maupun
antagonis (toko jahat)3.

5
 Dipentaskan atau dipertontonkan

yang dimaksud dengan depentaskan atau dipertontonkan pada drama musikal adalah
penyampaian pesan cerita menggunakan lagu dan tema lagu tersebut berkaitan
dengantema drama. Sedangkan dipentaskan atau ditontonkan pada drama biasa adalah
dramayang diselenggarakan di atas panggung maupun tertutup atau terbuka.4.

 Ada penonton

Yang dimaksud dengan ada penonton adalah orang yang melihat atau hadir pada suatu
acara drama.

D. Membuat Drama musikal

Rere adalah seorang penulis novel. Ia telah mengawali menulis sejak di bangku Sekolah
Dasar. Namun akhir-akhir ini tekadnya surut dikarenakan banyak ejekan yang dilontarkan
oleh beberapa kawannya. Rere merupakan penyandang cacat. Kakinya tak seperti
kebanyakan orang dengan ukuran normal, melainkan kaki Rere tidak tumbuh membesar
sehingga terpaksa membuatnya kemana-mana menggunakan kursi roda. Kendati demikian,
Rere tetap menulis di dalam kamarnya.

Namun omongan tetangga membuatnya tak mau lagi menulis. Para sahabatnya, Caca dan Gia
mencoba membangkitkan semangat Rere dengan datang ke rumah Rere ketika liburan
sekolah tiba.

Latar: Kamar Rere Tema Lagu: Buka Semangat Baru

Caca: Hai Re, kamu tidak menulis lagi sekarang?

Rere: Tidak, Ca. Kurasa aku tak akan lagi menulis.

Gia: Lho, kenapa? Kami masih ingin membaca tulisanmu yang keren-keren itu Re. Kamu
tidak boleh berhenti untuk menulis.

Rere: Iya, tapi perkataan tetangga membuatku resah untuk menulis lagi.

6
Gia: Memangnya apa yang dikatakan mereka? Sudahlah, kamu seharusnya tak perlu
mendengarkan celoteh yang tidak berguna. Mereka pun belum tahu kehebatanmu. Dan juga
mereka belum tentu bisa menjadi seperti dirimu.

Caca: Nah, Gia benar Re. Kamu harus semangat. Bukankah dulu kamu pernah bercerita
kepadaku tentang Mata Pena. Bahwa Mata Pena itu harus tajam dan akan selalu tajam, Meski
tak pernah diasah dia akan tajam dengan sendirinya karena kekuatan menulis itu ada pada
perasaan. Masa kamu lupa?

Rere: Ya, aku memang dulu pernah berkata begitu kepada kalian. Namun mereka…
mereka…

Air mata Rere sudah tak bisa dibendung lagi. Gia dan Caca pun ikut merasakan kesedihan
sahabatnya itu.

Caca: Jangan menangis, Re. Kalau kamu menangis kami pun ikut merasakan tangismu itu.

Rere: Mereka bilang bahwa aku adalah anak cacat. Ya, memang semua itu benar aku
memang cacat seperti yang dikatakan mereka. Dan mereka juga mengatakan bahwa anak
cacat tak seharusnya mimpi setinggi langit. Apalagi ingin menjadi seorang penulis terkenal.
Semua itu mustahil.

Gia: Jangan dengarkan, Re. Mereka hanya penghasut. Toh, kamu memang seorang penulis.
Bukumu sudah bertengger di rak-rak toko buku di seluruh Indonesia. Mungkin mereka yang
berkata demikian belum mengetahui kariermu yang sebenarnya. Juga tak tahu perjuanganmu
dari awal itu seperti apa.

Caca: Iya, Re. Kamu tak boleh patah semangat. Kita ada selalu untukmu.

Rere: Terima kasih atas semangat yang kalian berikan kepadaku selama ini. Kita ke taman
belakang saja dan melihat matahari terbenam.

7
Ketiga sahabat itu menyambung obrolan di taman belakang rumah. Taman yang asri
memperlihatkan matahari di senja hari. Rere sangat menyukainya, terlebih matahari yang
sedang terbenam.

Latar: Taman Belakang Rumah Tema lagu: Best Friend Forever

Caca: Bulan ini apa yang akan kau tulis, Re?

Rere: Entahlah, Ca. Aku belum ada pikiran apa-apa. Masih takut untuk memulai. Kurasa
yang paling tepat adalah mengakhirinya.

Gia: Jangannn! (berteriak kencang)

Rere: Kalian tidak tahu, kemarin itu Nova teman kelas kita membeli novelku di toko buku,
dan apa yang dia katakan? Sungguh menyakiti hati. Meski aku tahu arti sebuah kritik dalam
sebuah karya sastra. Nova bilang kalau novelnya jelek, tak berbobot dan kurang detail dalam
pemaparannya.

Caca: Nova anak komputer itu?

Rere: Iya.

Caca: Pantas saja dia mengatakan hal itu, dia itu tidak mengerti karya sastra jadi tak heran
kalau kritiknya pedas.

Gia: Haha… Nova tukang jail itu beli buku? Aneh sekali anak itu. Sudah ya Re, jangan
menghiraukan bualan orang. Kamu adalah kamu, harus tegar dan harus bangkit.

Rere: Baiklah, aku akan memulainya demi kalian dan demi mimpiku sebagai novelis. Aku
sangat berterima kasih pada kalian sebagai sahabatku yang terus menjadi penyokong dan
sandaranku ketika aku sedih. Terima kasih teman-teman.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama musikal adalah pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan
seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog
para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui
untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV.
Aneka Ilmu

Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo

Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan
Pariwara

10

Anda mungkin juga menyukai