Anda di halaman 1dari 14

APRESIASI

DRAMA
Salwa Putri Almuchtari
20212003

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial Bahasa dan Sastra
PENGERTIAN APRESIASI
Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra (drama) secara sungguh-
sungguh sehngga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.Didalam mata kuliah Apresiasi
Drama Indonesia diharaokan mahasiswa dapat memahami pengertian apresiasi
dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran drama.

Pemilihan naskah drama ini di dasari oleh beberapa factor yaitu: pertama penulis
naskah drama ini adalah Nobertus Riantiarno yang merupakan salah satupenulis
naskah drama yang direkomendasikan oleh dosen pengampu untuk diapresiasi,
kedua cerita didalam naskah drama ini menceritakan seputar kehidupan keluarga,
ketiga naskah drama ini termasuk kedalam bentuk naskah drama yang tidak terlalu
sulit diapresiasi dan dipertunjukan.
PENGANTAR DRAMA

Drama merupakan salah satu bentuk dari sastra. Drama menjadi salah satu genre sastra
selain puisi dan prosa. Dalam perkembangannya drama menjadi digemari dalam kehidupan
masyarakat. Bahkan drama juga menampilkan kehidupan, dan tingkah laku yang ada di
masyarakat, sehingga dapat dijelaskan bahwa drama merupakan tiruan hidup masyarakat.
Riantiarno (2011:3) menyebutkan bahwa drama berasal dari Bahasa Yunani: Draomai atau
dran. Artinya bertindak, berlaku, beraksi. Pengertian drama lebih dihubungkan dengan karya
sastra. Drama juga dapat diartikan sebagai naskah lakon.
PENGERTIAN
APRESIASI DRAMA
Apresiasi Drama adalah suatu kegiatan yang
ada hubungannya dengan drama sehingga
membuat orang tersebut mampu memahami
drama secara mendalam dan mampu
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
drama tersebut.
UNSUR-UNSUR DRAMA
Unsur Intrinsik

1. Tokoh -> Tokoh merupakan individu yang terdapat pada drama tersebut. dalam drama itu
sendiri. Ada dua macam tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh figuran.
2. Penokohan -> Penokohan adalah sifat atau karakter dari setiap tokoh yang main atau tokoh
yang ikut serta dalam drama. Penokohan biasa terbagi menjadi 3, yaitu protagonis, antagonis dan
tritagonis.
3. Alur -> Alur sering juga disebut jalan cerita. Alur dalam beberapa drama berbeda beda ada yang
merupakan alur maju, ada juga yang merupakan alur mundur, tetapi ada juga yang merupakan alur
maju dan mundur.
4. Setting Latar -> Setting terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu setting waktu, setting tempat,
setting suasana, setting budaya.
5. Sudut Pandang -> Sudut pandang terbagi menjadi sudut pandang orang pertama, sudut
pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga.
6. Gaya Bahasa -> Gaya Bahasa merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk berdialog antar
pemain atau antar tokoh.
7. Tema -> Tema merupakan ide dasar atau patokan untuk membuat suatu drama.
8. Amanat -> Amanat merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembuat dari
dialog atau pembuat dari drama tersebut untuk dimengerti oleh penonton.
Unsur Ekstrinsik

1. Pimpinan produksi atau Pimpro (bertanggung jawab atas


kelangsungan suatu drama)
2. Sutradara
3. Tim Kreatif
4. Make up
5. Tata Busana / Kostum
6. Sound system
JENIS-JENIS DRAMA
Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Lakon

1. Opera -> Drama Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan iringan musik.
2. Tragedi -> Drama Tragedi (cerita duka) adalah drama yang penuh kesedihan.
3. Komedi -> Drama Komedi (cerita lucu) adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh kelucuan
yang menimbulkan tawa penonton.
4. Tragikomedi -> Drama Tragedikomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi
lakonnya penuh cerita sedih, tetapi juga mengandung hal-hal yang menggembirakan dan
menggelitik hati. Sedih dan gembira silih berganti.
5. Farce -> Drama Farce adalah drama yang menyerupai dalegan, tetapi tidak sepenuhnya
dalegan. Cerita berpola komedi. Gelak tawa dimunculkan lewat kata dan perbuatan.
6. Tablo -> Drama Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para pemainnya tidak
mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan. Jalan cerita dapat diketahui lewat
gerakan-gerakan itu.
7. Melodrama -> Drama Melodrama adalah drama yang dialognyadiucapkan dengan iringan
melodi/musik.
8. Sendratari -> Drama Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.
Jenis Drama Berdasarkan Sarana Yang Digunakan

1. Drama panggung -> Dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukan. Penonton berada di sekitar
panggung dan dapat menikmati secara langsung dengan melihat perbuatan para aktor, mendengarkan
dialog, dan dapat meraba kalau mau dan boleh.
2. Drama radio -> Tidak bisa dilihat dan diraba tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
3. Drama televisi -> Dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar). Hampir sama dengan drama
panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba. Drama televisi dapat ditayangkan langsung dan
dapat pula direkam dulu lalu ditayangkan kapan saja sesuai dengan program acara televisi.
4. Drama film -> Hampir sama dengan drama televisi. Bedanya, drama film menggunakan layar lebar dan
biasanya dipertunjukkan di bioskop. Namun, drama film dapat pula ditayangkan dari studio televisi sehingga
penonton dapat menikmati di rumah masing-masing.
5. Drama wayang -> Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dialog. Karena itu, semua bentuk tontonan
yang mengandung cerita disebut juga drama, termasuk tontonan wayang kulit (jawa) atau wayang golek
(sunda). Para tokoh digambarkan dengan wayang (boneka kecil) yang dimainkan oleh dalang.
6. Drama boneka -> Hampir sama dengan wayang. Bedanya, dalam drama boneka para tokoh digambarkan
dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang. Bahkan, kalau bonekanya besar (di dalamnya ada
orang) boneka itu dapat bermain sendiri tanpa dimainkan dalang.
Jenis drama berdasarkan kuantitas cakapannya
1. Pantomim -> Drama tanpa kata-kata.
2. Minikata -> Drama yang menggunakan sedikit kata-kata.
3. Dialog monolog -> Drama yang menggunakan banyak kata-kata.

Jenis Drama Berdasarkan Bentuk Sastra Cakapannya

1. Drama Puisi -> Drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam
bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA
Moody (dalam Suminto A. Sayuti, 1985: 197) pengajaran sastra membekali para siswa dengan empat keterampilan, yakni
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran apresiasi drama memang lebih menekankan pada keterampilan
berbicara, tetapi tidak menutup kemungkinan, bahwa menedengar (pada menyimak pementasan drama), membaca (berlatih
dialog/naskah drama), dan menulis (menulis teks naskah drama/scenario). Jadi, keempatempatnya saling berkaitan.

Grove (dalam Aminudin, 1991: 34) memberikan pengertian bahwa (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin; dan (2)
pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi melibatkan 3 unsur inti yakni: (1)
aspek kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek eveluativ.

Squire dan Taba (dalam Aminuddin, 1991: 34) Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterlibatan intelegensi pembaca
dalam memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Penilaian sebuah karya sastra itu bisa dilaksanakan apabila dia
sudah membaca atau menonton dalam hal ini sebuah pementasan drama. Baik buruknya sebuah pementasan drama bergantung
pada bagaimana unsur-unsur pendukung dalam drama dapat berperan secara pas sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.

Apresiasi drama dapat dilakukan dengan memahami drama secara mendalami, merasakan cerita yang ditayangkan, serta mampu
menyerap dan mengkaji nilainilai ekstrinsik dan intrinsik yang terkandung dalam drama dan menghargai drama sebagai seni dengan
kelebihan dan kelemahannya dari naskah yang dibuat atau dari jalan main pememtasan drama.
JENIS-JENIS APRESIASI DRAMA

1. Apresiasi langsung -> Berhadapan atau interaksi secara langsung dengan karya sastra drama baik dalam
bentuk teks tertulis maupun dalam bentuk pementasan.
2. Tidak langsung -> Ketika belajar teori drama, sejarah drama, kritik drama. Baik dalam sekolah, kuliah
maupun belajar sendiri melalui buku maupun surat kabar dan majalah sastra.

Dari sifat sisi:


1. Bersifat Reseftif -> menerima,ketika membaca naskah drama sudah melakukan apresiasi karena sudah
mengenal. Menerima pengalaman batin naskah drama.
2. Produktif -> menghasilkan karya kreatif baik dalam bentuk teks maupun pementasan. Pada awalnya
drama berupa teks. Akhirnya berkembang kepementasan. Membuat teks drama berarti sudah mengapresiasi.
TINGKAT APRESIASI
1) Tingkat Menggemari
Seseorang yang baru sampai pada tingkat menggemari, memiliki keterlibatan batin yang belum kuat. Orang
tersebut baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan drama. Contohnya ia akan senang membaca cerita
drama dan jika ada acara pementasan drama, akan menyediakan waktu untuk menontonnya.
2) Tingkat Menikmati
Keterlibatan batin pembaca atau penonton terhadap drama sudah lebih mendalam. Contohnya jika seseorang
ikut merasakan kesedihan, kebahagiaan, perasaan terharu bbahkan sampai menangis karena hanyut dalam
peran yang dimainkan tokoh dalam drama.
3) Tingkat Mereaksi
Sikap kritis terhadap drama lebih menonjol karena seseorang telah mampu menafsirkan dan menilai baik-
buruknya sebuah drama. Penafsiran drama menyatakan pemahaman drama dan menunjukkan di mana letak
pemahaman tersebut. Artinya, jika seseorang dapat menyatakan kekurangan suatu drama, orang tersebut akan
mampu menunjukkan di mana letak kekurangan tersebut.
4) Tingkat Produktif
Dalam hal ini, apresiator drama mampu menghasilkan, mengkritik, dan membuat resensi terhadap sebuah
drama secara tertulis. Dengan kata lain, ada produk yang dihasilkan oleh seseorang yang berkaitan dengan
drama yang dibaca atau ditontonnya.
CARA MENGAPRESIASI DRAMA
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, perlu dilakukan aktivitas berupa:
∙ Menyimak
∙ Keterlibatan jiwa pembaca dengan karya yang dibacanya.
∙ Penghargaan terhadap kemampuan teknis pengarang dalam mengolah unsur-unsur pembentuk
sastra sehingga gagasan, perasaan, dan pengalaman yang ingin diungkapkannya sampai pada
pembaca.
∙ Pembaca menemukan relevansi karya tersebut dengan kehidupan, baik kehidupannya sebagai
pribadi, maupun secara luas.
∙ Menginterprestasi atau melakukan penafsiran terhadap karya berdasarkan sifat-sifat karya sastra
tersebut.
∙ Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsic maupun
ekstrinsiknya.
∙ Menikmati atau merasakan karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut.
∙ Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan kualitasnya.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi,
percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Secara harfiah, kata
apresiasi berarti pengertian, pengetahuan atau penghargaaan terhadap suatu karya seni. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan Apresiasi Sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguhsungguh
KESIMPULAN

sehinggah tumbuh pengertian, penghargaan kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra.
Apresiasi Drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang
tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam drama tersebut. Unsur-unsur Drama terdiri dari Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Jenis drama berdasarkan
sarana, yaitu panggung, radio, televisi, film, wayang, dan boneka. Jenis drama berdasarkan kuantitas
cakapannya, yaitu pantonim, minikata, dan dialog monolog. Jenis drama berdasarkan bentuk sastra, yaitu
drama puisi. Apresiasi drama dapat dilakukan dengan memahami drama secara mendalami. Jenis apresiasi
drama dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung dan juga berdasarkan sifat reseftif dan produktif.
Tingkatan apresiasi ada 4, yaitu menggemari, menikmati, mereaksi, dan produktif.

Anda mungkin juga menyukai