Anda di halaman 1dari 18

PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN KERJA SEKTOR FORMAL

DAN INFORMAL
Nurhidayah Purnamasari, Tiara Hasdin, Kurnia Imcira, Aizarah Zuhrah, Putri Dian Tritami

Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

ABSTRACT (dlm bahasa inggris)

Keywords :

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebisingan
B. Kapasitas Paru
C. Pencahayaan

METODE

A. Waktu dan Lokasi


B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Kerja

HASIL

1. Sektor Formal
A. Kebisingan
Identifikasi Potensi Bahaya

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada saat berkunjung
ke PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar, terdapat beberapa
bahaya yang dapat kami identifikasi, diantaranya:

1
No. Kegiatan Potensi Bahaya
1. Pekerjaan pada mesin sekrap  Anggota tubuh
terluka (terjepit
dan tergores).
 Terkena lentingan
benda kerja.
 Terpeleset akibat
oli disekitar
mesin.
2. Pekerjaan pada bengkel pipa/  Anggota tubuh
pemotongan pipa dan pengelasan terluka (jari
pipa terpotong).
 Luka bakar pada
anggota tubuh,
iritasi pada mata.
3. Sandblasting/menghilangkan cet  Gangguan pada
pada body kapal organ
pendengaran
Berdasarakan pada tabel diatas terdapat 3 potensi bahaya yang
teridentifikasi pada kegiatan pekerjaan mesin sekrap, 2 potensi bahaya yang
teridentifikasi dalam kegiatan pekerjaan pada bengkel pipa/pemotongan pipa
dan pengelasan pipa, dan terdapat 1 potensi bahaya yang teridentifikasi dalam
kegiatan sandblasting/menghilangkan cet pada body kapal. Potensi bahaya dan
risiko kecelakaan kerja yang termasuk dalam kategori Low Risk merupakan risiko
dapat diterima dan tidak perlu pengendalian tambahan tetapi, perlu dilakukan
pemantauan. Medium Risk merupakan risiko yang dapat ditoleransi tetapi
dibutuhkan kontrol agar dapat menurunkan sampai ke tahap yang lebih rendah.
High Risk merupakan risiko yang tidak dapat diterima, perlu dilakukan
pengendalian agar tingkat risiko dapat dikurangi. Dan Extreme Risk merupakan

2
risiko yang tidak dapat diterima, kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau
dilanjutkan sampai risiko telah direduksi.

Penilaian Risiko

Dari identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan dari hasil observasi
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC. Penilaian risiko ini
untuk mempertimbangkan dua faktor, yaitu peluang (Likelihood) dan keparahan
(Severity). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero) Makassar, dapat dilihat penilaian risiko pada tabel di bawah
ini:

No. Kegiatan Potensi Bahaya P K PX Ket.


K
1. Pekerjaan pada mesin  Anggota 2 2 4 Low
sekrap tubuh terluka
(terjepit dan
tergores).

 Terkena 2 2 4 Low
lentingan
benda kerja.

 Terpeleset 4 1 4 Low
akibat oli
disekitar
mesin.

3
2. Pekerjaan pada bengkel  Anggota 3 3 9 Moderate
pipa/ pemotongan pipa dan tubuh terluka
pengelasan pipa (jari
terpotong).

 Luka bakar 4 2 8 Moderate


pada anggota
tubuh, iritasi
pada mata.

3. Sandblasting/menghilangkan  Gangguan 3 4 12 High


cet pada body kapal pada organ
pendengaran
Keterangan:

P: Peluang (Likelihood) K: Keparahan (Severity)

Nilai 1-4: Low Risk Nilai: 10-19: High Risk

Nilai 5-9: Moderate Risk Nilai: 20-25: Extreme Risk

Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan pekerjaan pada mesin sekrap


dengan kategori Low Risk, pada pekerjaan pada bengkel pipa/ pemotongan pipa
dan pengelasan pipa dengan kategori Moderate Risk, dan pada kegiatan
sandblasting/menghilangkan cet pada body kapal dengan kategori High Risk.

Adapun hasil pengukuran yang didapat dari salah satu faktor fisik, yaitu
kebisingan yang dilakukan di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar,
ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

4
No. Hasil Pengukuran Kebisingan (dB)
1. 73.3
2. 65.3
3. 76.8
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran kebisingan tersebut
menunjukkan bahwa kebisingan yang didapatkan di PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero) Makassar pada beberapa titik sumber kebisingan
yang telah dilakukan bahwa hasil tersebut tidak melewati NAB
kebisingan, dimana standar NAB Kebisingan berdasarkan Permenkes
No.70 Tahun 2016 & Permenakertrans No.13 Tahun 2011, yaitu 85 dB
dalam waktu paparan selama 8 jam.

2. Sektor Informal
A. Kapasitas Paru
1. industri bengkel las
Industri bengkel las CV. X merupakan salah satu industri informal yang
bergerak dibidang Pengelasan bengkel penyambungan antara dua buah
logam atau lebih dengan manfaatkan energi panas. Jumlah pekerja di CV.
X sebanyak 3 orang.
Tabel 1. Data Hasil Kapasitas Paru Kategori Spirometer FEV₁ di CV. X

No Kategori Obstruksi N FEV₁․₀%


1. Normal 1 81.38%
2. Mild 0
3. Moderate 0
4. Moderately Severere 1 37.62%
5. Very Severe 1 50.26%

5
Berdasarkan tabel 1. Hasil uji menggunakan alat spirometer dengan kategori
obstruksi maka dapat disimpulkan bahwa

6
Tabel 2. Data Hasil Kapasitas VC, FVC,MVV di CV. X

RESPONDEN VC FVC MVV


Responden 1 4.91 5.21 162.7
Responden 2 4.49 4.31 158.1
Responden 3 4.69 4.49

2. industri mebel kayu


Industri informal mebel kayu CV. Y membuat bahan dasar kayu. jumlah pekerja
di CV. Y sebanyak 7 orang. Untuk pendataan hanya di dapatkan 2 pekerja.
Tabel 1. Data Hasil Kapasitas Paru Kategori Spirometer FEV₁ di CV. X

No Kategori N FEV₁․₀%
1. Normal Normal 1 100.0
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe -
2. Obstruksi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe 1 37.01
3. Restruksi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -

7
Very severe -
4. Combinasi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe -

3. indsutri toko bangunan


Industri informal toko bangunan menjual banyak peralatan bangunan.
Jumlah pekerja di CV. Z sebanyak 5, pengambilan datanya hanya 2
pekerja
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Kapasitas Paru Kategori Spirometer FEV₁
di CV. X

No Kategori N FEV₁․₀%
1. Normal Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe -
2. Obstruksi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere 1 31.63
Very severe -

8
3. Restruksi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe -
4. Combinasi Normal -
Mild -
Moderate -
Moderately -
severere -
Very severe 1 28.0

B. Pencahayaan
1. Industri Tukang Jahit Arma
Identifikasi Potensi Bahaya
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di Inustri tukang jahit
arma, terdapat beberapa bahaya yang dapat kami identifikasi
diantaranya:

No. Kegiatan Potensi Bahaya


1. Proses Penjahitan  Jari tertusuk jarum
mesin
 Jari tergunting

 Postur kerja yang


janggal
 Aktivitas tangan
berulang
 Terpapar getaran

9
Berdasarkan pada tabel diatas terdapat 5 potensi bahaya yang
teridentifikasi pada kegiatan proses penjahitan yaitu Jari tertusuk jarum mesin,
jari tergunting, Postur kerja yang janggal, Aktivitas tangan berulang dan Terpapar
getaran.

Penilaian Risiko

Dari identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan dari hasil observasi
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC. Penilaian risiko ini
untuk mempertimbangkan dua faktor, yaitu peluang (Likelihood) dan keparahan
(Severity). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di industri Tukang
Jahit Arma, dapat dilihat penilaian risiko pada tabel di bawah ini:

No. Kegiatan Potensi Bahaya P K PX Ket.


K
1. Pekerjaan pada proses  Jari tertusuk 2 2 4 Low
penjahitan jarum

 Jari 4 2 8 moderate
tergunting

 Postur kerja 4 1 4 Low


yang janggal

 Aktivitas 2 2 4 low
tangan
berulang
 Terpapar 4 4 8 Moderate
getaran

10
Keterangan:

P: Peluang (Likelihood) K: Keparahan (Severity)

Nilai 1-4: Low Risk Nilai: 10-19: High Risk

Nilai 5-9: Moderate Risk Nilai: 20-25: Extreme Risk

Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan pekerjaan pada proses


penjahitan dengan kategori Low Risk dan moderate risk engan potensi bahaya
jari tergunting.

Pencahayaan yang digunakan dalam industri jahit yaitu pencahayaan buatan.


Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang didapatkan dari empat titik di industry
jahit arma yaitu:

No. Hasil Pengukuran Pencahayaan (lux)


1. 076
2. 076
3. 076
4. 076
Perhitungan intensitas pencahayaan:
076+076+ 076+076
=0247 lux
4
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran pencahayaan tersebut
menunjukkan bahwa pencahayaan yang didapatkan di iIndustri Tukang
Jahit Arma pada beberapa titik sumber pencahayaan yang telah
dilakukan bahwa hasil tersebut tidak mencukupi untuk pencahayaan
industi jahit, dimana standar NAB pencahayaan untuk industry jahit

11
berdasarkan Permenkes No.70 Tahun 2016 & Permenakertrans No.13
Tahun 2011, yaitu 500 lux.
2. Industri Bengkel Las
Identifikasi Potensi Bahaya
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di Inustri tukang jahit
arma, terdapat beberapa bahaya yang dapat kami identifikasi
diantaranya:

No. Kegiatan Potensi Bahaya


1. Proses penglasan  Paparan asap dan
gas
 Kerusakan mata

 Tergores

 Luka pada jari

 Sengatan listrik
Berdasarkan pada tabel diatas terdapat 5 potensi bahaya yang
teridentifikasi pada kegiatan proses penglasan di industri bengkel las yang
kami amati.

Penilaian Risiko

Dari identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan dari hasil observasi
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC. Penilaian risiko ini
untuk mempertimbangkan dua faktor, yaitu peluang (Likelihood) dan keparahan
(Severity). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di industry Bengkel
Las, dapat dilihat penilaian risiko pada tabel di bawah ini:

No. Kegiatan Potensi Bahaya P K PX Ket.


K

12
1. Pekerjaan pada proses  Paparan asap 3 4 12 High
penglasan dan gas

 Kerusakan 3 4 12 High
mata

 Tergores 2 2 4 Low

 Luka pada jari 2 2 4 Low

 Sengatan 3 4 12 High
listrik

Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan pekerjaan pada proses penglasan


dengan kategori Low Risk dan high risk.

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, pencahayaan yang digunakan


dalam industry bengkel las yaitu pencahayaan alami dan buatan. Adapun hasil
pengukuran pencahayaan yang didapatkan dari empat titik di industry bengkel las
yaitu:

No. Hasil Pengukuran Pencahayaan (lux)


1. 9,82
2. 5,49
3. 171
4. 460
Perhitungan intensitas pencahayaan:
9 , 82+ 5 , 49+171+460
=301, 31lux
4

13
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran pencahayaan tersebut
menunjukkan bahwa pencahayaan yang didapatkan di Industri Benkel Las
pada beberapa titik sumber pencahayaan yang telah dilakukan bahwa
hasil tersebut tidak melampaui NAB pencahayaan berdasarkan
Permenkes No.70 Tahun 2016 & Permenakertrans No.13 Tahun 2011,
yaitu minimal 100 lux.
3. Industri Cuci Mobil Amora
Identifikasi Potensi Bahaya
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di Industri cuci mobil
amora, terdapat beberapa bahaya yang dapat kami identifikasi
diantaranya:

No. Kegiatan Potensi Bahaya


1. Proses pencucian mobil  Paparan kotoran
mobil
 Terlalu lama kena
air
 Tergores

 Luka pada jari


Berdasarkan pada tabel diatas terdapat 4 potensi bahaya yang
teridentifikasi pada kegiatan proses pencucian mobil di industri cuci mobil
amora yang kami amati.

Penilaian Risiko

Dari identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan dari hasil observasi
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC. Penilaian risiko ini
untuk mempertimbangkan dua faktor, yaitu peluang (Likelihood) dan keparahan
(Severity). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Industri cuci Mobil
Amora, dapat dilihat penilaian risiko pada tabel di bawah ini:

14
No. Kegiatan Potensi Bahaya P K PX Ket.
K
1. Pekerjaan pada proses  Paparan 3 3 9 Moderate
penglasan kotoran
mobil

 Terlalu lama 3 3 9 Moderate


kena air

 Tergores 2 2 4 Low

 Luka pada jari 2 2 4 Low

Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan pekerjaan pada proses pencucian


mobil dengan kategori moderate risk dan low risk.

Pencahayaan yang digunakan pada industry cuci mobil amora adalah


pencahayaan alami. Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang didapatkan dari
empat titik di industri cuci mobil amora yaitu:

No. Hasil Pengukuran Pencahayaan (lux)


1. 262
2. 1359
3. 398
4. 1354
Perhitungan intensitas pencahayaan:
262+ 1359+398+1354
=843 ,25 lux
4

15
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran pencahayaan tersebut
menunjukkan bahwa pencahayaan yang didapatkan di Industri cuci mobil
amora pada beberapa titik sumber pencahayaan yang telah dilakukan
bahwa hasil tersebut tidak melampaui NAB pencahayaan berdasarkan
Permenkes No.70 Tahun 2016 & Permenakertrans No.13 Tahun 2011,
yaitu minimal 100 lux.
4. Industri Toko Bangunan Mega Indah Sari
Identifikasi Potensi Bahaya
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di Inustri toko bangunan
mega indah sari terdapat beberapa bahaya yang dapat kami
identifikasi diantaranya:

No. Kegiatan Potensi Bahaya


1. Proses Pengangkatan semen  Terpapar debu

 Sakit pundak

 Tersandung besi
Berdasarkan pada tabel diatas terdapat 3 potensi bahaya yang
teridentifikasi pada kegiatan proses pengangkatan semen di industry mega
indah sari.

Penilaian Risiko

Dari identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan dari hasil observasi
selanjutnya dilakukan penilaian risiko dengan metode HIRARC. Penilaian risiko ini
untuk mempertimbangkan dua faktor, yaitu peluang (Likelihood) dan keparahan
(Severity). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Industri Toko
Bangunan Mega Indah Sari, dapat dilihat penilaian risiko pada tabel di bawah ini:

No. Kegiatan Potensi Bahaya P K PX Ket.


K

16
1. Pekerjaan pada proses  Terpapar 3 4 12 High
penglasan Debu

 Sakit pundak 2 2 4 Low

 Tersandung 2 2 4 Low
besi

Berdasarkan tabel diatas, pada kegiatan pekerjaan pada proses pencucian


mobil dengan kategori high risk dan low risk.

Pencahayaan yang digunakan dalam industri mega indah sari yaitu pencahayaan
buatan dan alami. Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang didapatkan dari
empat titik di industry mega indah sari yaitu:

No. Hasil Pengukuran Pencahayaan (lux)


1. 495
2. 366
3. 339
4. 659
Perhitungan intensitas pencahayaan:
459+366+ 339+659
=455 ,75lux
4
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran pencahayaan tersebut
menunjukkan bahwa pencahayaan yang didapatkan di Industri tokoh
bangunan megah indah sari pada beberapa titik sumber pencahayaan
yang telah dilakukan bahwa hasil tersebut tidak melampaui NAB
pencahayaan berdasarkan Permenkes No.70 Tahun 2016 &
Permenakertrans No.13 Tahun 2011, yaitu minimal 100 lux

17
DISKUSI

1. Sektor Formal
A. Kebisingan
2. Sektor Informal
A. Kapasitas Paru
B. Pencahayaan

KESIMPULAN

SARAN

REFERENSI

DOKUMENTASI

18

Anda mungkin juga menyukai