Anda di halaman 1dari 17

Bagaimana Jika seorang anak remaja berumur 12 tahun merantau ke kota besar

demi kelanjutan hidupnya? padahal di usia segitu ia harus sekolah dan masih
bermain bersama teman – temannya. Apakah anak yang penurut akan
tumbuh baik di perantauan? Akankah dia berhasil sampai dewasa?

“ SUTAN SULAIMAN
Skenario By : Raja Novia Widya Khairani

PROLOG
Kewajiban seorang anak adalah berbakti kepada orangtua. Patuh dan rajin harus
dimiliki setiap anak agar orangtua Bahagia. Namun, apakah anak juga akan
Bahagia jika terus terusan mengikuti keinginan orangtua yang sama sekali dia tidak
inginkan? Anak hanya bisa pasrah dan akhirnya membentuk karakter mereka
keras dan melampiaskannya pada hal lain yang tak seharusnya dia perbuat.

Film Keluarga Bahagia terinspirasi dari kehidupan kakek saya sendiri. Ia menceritakan kisah
hidupnya sebelum akhirnya dia meninggal dunia.

Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai sekitar
usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini,
mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan
memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi
konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan
tertentu.

Proses berpikir akan terus berkembang dan berkembang dan akan menghasilkan
kepribadian yang berbeda dari sebelumnya. Peran orangtua juga penting dalam
pertumbuhan sang anak dan pola pikir mereka terhadap dunia dan masalah
mereka. Namun, jika tidak dengan bantuan orangtua, mereka akan menjadi liar
dan susah untuk mengkontrolnya sendiri.

Judul Film : Sutan Sulaiman (pilihan 1)


Keluarga Bahagia (pilihan 2)
Genre : Fiksi Drama
Jenis : Film Pendek
Durasi : 30”
Segment : Dewasa
Goal : UTS Penulisan Skenario Film Drama
SUTAN SULAIMAN

LOGALINE

Mansyur, pria Minang yang merantau sejak ia remaja, hal itu


disebabkan karena ia tidak tamat SD. Anak yang patuh dan baik,
begitulah yang diketahui orangtuanya. Setelah umurnya cukup,
dia dijodohkan di kampungnya. Perjodohan itu membuat dirinya
terbentuk menjadi laki laki temperament. Bahkan tangisan
adalah makanan sehari hari istrinya. Sampai akhirnya, istrinya
jugalah yang dapat merubah sifatnya menjadi seperti dulu. Dan
akhirnya mereka saling mencintai, bahkan Mansyur lah yang
lebih besar cintanya. Terbukti dari kata kata dan perbuatan
Mansyur.

SINOPSIS

Remaja bersuku Minang yang tidak tamat SD itu harus merantau


di usianya yang belia. Mansyur, remaja yang suka bekerja dan
rajin menabung membuat dia cepat mengumpulkan uang di umurnya
yang muda. Uang yang cukup dan umur yang sudah matang, membuat
orangtuanya berinisiatif untuk menjodohkannya kampung. Setelah
menikah dia mendapat gelar Sutan Sulaiman dan gelar itu
dimasukkan ke dalam nama Mansyur. Sulaiman menjadi nama yang
dikenal setelah dia merantau lagi bersama istrinya. Setelah
menikah , Sulaiman, istri dan mertuanya pergi ke Tanjungbalai,
karena istrinya dan sang mertua sudah tinggal di sana sebelum
mereka menikah dan mempunyai usaha rumah makan Padang di sana.
Setelah beberapa hari di kota itu, ternyata mertuanya
menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Sulaiman. Hanim, mertua
Sulaiman tidak suka jika Sulaiman hanya bekerja sebagai
pedagang kaki lima saja. Hanim yang yang sayang dengan
Samsidar yang notabene nya anak satu satunya, membuat dia
tidak tega jika sang anak diajak hidup susah. Sulaiman disuruh
untuk berhenti dari pekerjaannya sekarang dan harus bekerja di
rumah makan punya sang mertua. Sulaiman yang tidak berani
melawan orangtua akhirnya menyetujui sang mertua. Setelah
beberapa bulan, Hanim terlihat tertidur pulas di kamarnya.
Tapi Hanim tidur sampai maghrib, sehingga Sulaiman menyuruh
Samsidar untuk membangungkan, dan ternyata Hanim sudah
meninggal pada saat itu. Setelah kepergian sang mertua,
membuat Sulaiman mengeluarkan sifat aslinya yang ia simpan
selama ini. Samsidar hanya bisa menangis dan berdoa sampai
akhirnya doa nya dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa walaupun
dalam waktu yang lama. Sulaiman Kembali menjadi sosok
penyayang setelah ia mendapatkan anak pertamanya.

PENOKOHAN

1. MANSYUR : Karakter Utama saat remaja

Remaja berusia 12 tahun dengan


sifatnya yang patuh terhadap orang
tua, rajin bekerja, taat beribadah
dan sopan. Tinggi badan 148cm dan
berat badan 35 Kg. Kulit Coklat sawo matang, berambut
pendek dan selalu berpakaian rapi. Miskin dan perantau
sejak kecil, tapi rajin menabung.

2. SUTAN SULAIMAN : Karakter Utama saat


Dewasa dan sudah menikah.

Pria berusia 22 Tahun dengan sifat


temperament, pekerja keras, pelit,
dan taat beribadah. Tinggi badan
173cm dan berat badan 64 Kg. Berkumis
tipis, dan memiliki jenggot dan
sedikit brewokan, Kulit Coklat sawo matang, berambut
pendek dan selalu berpakaian rapi. Miskin dan perantau
sejak kecil, tapi rajin menabung.
3. SAMSIDAR : Istri Sulaiman
Wanita berusia 17 Tahun dengan sifat
lembut jika berbicara, cengeng, manja,
taat beribadah, suka membantu, dan
tidak pelit seperti suaminya. Tinggi
badan 165cm dan berat badan 50 Kg.
Kulit berwarna kuning langsat, keseharian berhijab,
rambut perang dan Panjang namun tipis. Lebih berada
dibanding Sulaiman, suaminya.

4. HANIM : Ibu dari SAMSIDAR


Wanita paruh baya yang berusia 45
Tahun dengan sifat pemarah, terlalu
sayang dengan anaknya, taat
beribadah dan pekerja keras karena dia single parent.
Kulit sedikit cerah dibanding dengan Samsidar, rambut
masih hitam dan Panjang, tapi keseharian menggunakan
hijab. Tinggi badan 167cm dan berat badan 60 Kg. Hanim
kaya karena punya rumah makan.

5. AMRIWAN : Anak dari SULAIMAN dan SAMSIDAR


Bayi baru lahir.
TAWARAN SETTING

GAPURA PASAR ANGSO DUO TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS

TEMPAT PARKIR PASAR ANGSO DUO

RUANG TAMU
RUMAH BUYUNG

KAMAR
TIDUR
SULAIMAN

RUMAH BUYUNG
GAPURA TANJUNGBALAI RUMAH HANIM

KAMAR SULAIMAN DAN SAMSIDAR KAMAR TAMU KAMAR HANIM

RUANG TAMU RUMAH HANIM RUMAH MAKAN MINANG HANIM


STORY LINE
By Raja Novia Widya Khairani

OPENING TEASE
Adegan dibuka dengan Mansyur turun dari Bus, lalu menyusuri pasar dan
kebingungan harus kemana. Setelah memutari Pasar, dia duduk di parkiran.

ACT. 1
1. Pengenal Mansyur remaja yang merantau karena tidak lulus SD. Dia melakukan
perjalanan dari kota Bukittinggi ke kota Jambi menggunakan Bus. Saat sudah
sampai di Pasar, Mansyur bingung harus kemana, karena di Jambi dia tidak
mengenal siapapun.
2. Setelah capek berkeliling pasar, akhirnya dia memutuskan untuk istirahat
sebentar. Dia memilih untuk duduk di dekat parkiran pasar itu. Lalu ia berdoa
kepada Sang Kuasa, agar jalannya dipermudah.
3. Setelah memutuskan untuk berjalan kembali, Mansyur akhirnya bertemu dengan
orang dia kenal. Buyung, temannya sewaktu kecil. Buyung mempersilakan Mansyur
tinggal bersama keluarganya, karena Buyung mengingat kalau keluarga Mansyur
sangat berjasa pada mereka.

ACT. 2
1. Setelah sepuluh tahun Mansyur ditampung keluarga Buyung, akhirnya Mansyur
kembali ke kampungnya dan menikah disana.
2. Mansyur dijodohkan dengan perempuan pilihan ibunya.
3. Mansyur menerima dengan lapang dada karena dia yakin dengan Ibunya dan
Allah tak akan salah dalam memilihkan jodoh untuknya.

ACT. 3
1. Mansyur, Samsidar, dan Hanim tinggal di Tanjungbalai sekarang, karena Hanim
sudah memiliki tempat tinggal dan usaha disana.
2. Hanim, mertua Mansyur memerintah Mansyur agar berhenti dari pekerjaannya
dan meneruskan usaha rumah makan Minang miliknya.
3. Mansyur awalnya menolak, tapi akhirnya dia menerima itu karena dia malas
bertengkar, dan dia menyimpan amarahnya.
4. Setelah beberapa hari perkelahian itu, Hanim meninggal Dunia, kata dokter dia
hanya demam biasa, tapi tidak ditangani langsung membuat Hanim pergi untuk
selamanya.
ACT. 4
1. Setelah kepergian Hanim, Mansyur berubah. Dia menjadi kasar, pemarah dan tak
suka berlama lama di rumah. Hal itu terjadi karena dia dongkol dengan Hanim
yang suka mengaturnya. Namun karena Hanim orangtua, jadi dia tidak mau
bertengkar dengannya. Mansyur melampiaskan kekesalannya selama ini kepada
istrinya
2. Mansyur setiap hari marah, bahkan untuk hal sesepele apapun itu.
3. Samsidar hanya bisa menangis dan berdoa agar suaminya berubah seperti dulu
lagi, penyayang dan dan tak pernah marah padanya.

ACT. 5
1. Samsidar akhirnya hamil setelah beberapa tahun menikah dengan Mansyur
2. Mansyur yang mendengar kabar itu, sangat gembira. Dia akhirnya berubah
menjadi suami yang baik, kembali seperti dirinya dulu.
3. Hadirnya anak dalam keluarga mereka membuat mereka menjadi keluarga yang
bahagia.

CLOSING
Film ditutup dengan Adegan Mansyur memeluk dan mencium istri serta anaknya
yang baru saja lahir.
SKENARIO

1 EXT. PASAR ANGSO DUO - PAGI


CAST : MANSYUR
Film dibuka dengan ESTABILISH SHOT : Pemandangan seluruh
Pasar dan mengambil angle yang terlihat gapura pasar
angso duo, lalu menjadi MEDIUM SHOT : Mansyur turun dari
Mini Bus sambil menyeka keringat. Mansyur menggunakan
bahasa Minang.
MANSYUR
Kemana aku harus pergi? (melihat sisa uang sambil berjalan
menyusuri pasar) uang ku hanya cukup buat beli minum dan
roti saja
Mansyur lanjut berjalan dan akhirnya duduk di dekat
tukang parkir sambil berdoa.
CUT TO:

2.EXT. PASAR ANGSO DUO – PARKIRAN - PAGI


CAST : MANSYUR, BUYUNG
MANSYUR bangkit dari duduknya dan berjalan menyusuri
pasar kembali LONG TAKE lalu ia bertemu Buyung teman
lamanya di pasar. Dialog MANSYUR dan BUYUNG
menggunakan bahasa Minang.
BUYUNG
Mansyur? Ngapain disini?
MANSYUR
Iya, aku mansyur Yung. Aku disuruh merantau sama ibuku
karena aku tidak lulus SD dan aku milih Jambi.
Alhamdulillah aku ketemu sama kamu haha.
BUYUNG
(Tersenyum)
Alhamdulillah Syur, aku disini juga udah mulai kerja dan
Bapakku sudah jaya setelah merantau kesini. Ayo kita ke
rumahku, kau pasti belum makan kan?
MANSYUR
(Merangkul pundak buyung sambil berjalan menuju rumah
Buyung)
Kau tau saja Yung hehe.
BUYUNG
(Tersenyum memandangi Mansyur)
Dulu keluarga kau yang membantu kami, sekarang giliran ku
syur.

CUT TO:
3.INT. RUMAH BUYUNG - SIANG
CAST : MANSYUR, BUYUNG, IDA (ibu Buyung)
MANSYUR melihat sekeliling rumah BUYUNG yang lebih besar
daripada rumahnya di kampung. MANSYUR makan makanan yang
disediakan ida dengan lahap ditemani BUYUNG.
CUT TO:
4.EXT. PASAR ANGSO DUO - PAGI
CAST : MANSYUR, IBU – IBU PENGUNJUNG PASAR
MANSYUR memikul karung goni berisi belanjaan seorang ibu
- ibu.
MANSYUR
(Menurunkan karung dan menyeka keringat)
Ini Bu belanjaannya.
BUYUNG
(Tersenyum lalu memberi uang upah kepada MANSYUR)
Ini uangnya, makasi ya Nak.
MANSYUR
Terima kasih kembali Bu, besok – besok jangan lupa panggil
saya ya Bu hehe.
CUT TO:
5.INT. KAMAR MANSYUR - MALAM
CAST : MANSYUR
MANSYUR
(Mengambil celengan dan memasukkan beberapa lembar uang ke
dalamnya)
Alhamdulillah.. setiap hari aku bisa menabung apalagi aku
setiap hari dikasi makan sama keluarga BUYUNG. Sebentar
lagi uangku terkumpul dan aku akan merantau lagi dan
memulai usaha baru disana dan aku tidak menyusahkan orang
lagi.
(meletakkan celengan di atas meja dan pergi solat
Tahajjud)
CUT TO:
6.INT. KAMAR MANSYUR - MALAM
CAST : MANSYUR
MANSYUR
(Mengambil celengan dan memasukkan beberapa lembar uang ke
dalamnya)
Alhamdulillah... Sudah 10 tahun aku tinggal bersama Buyung
dan keluarganya dan sekarang aku sudah memiliki usahaku
sendiri dan uang yang cukup buat berkeluarga.
(meletakkan celengan di atas meja dan melihat ke arah
handponenya yang berbunyi di meja)
Halo Mak.. kenapa Mak? Pulang? Sakit Mamak iya? Ooh
alhamdulillah kalau enggak, tapi kenapa mamak suruh aku
pulang? Iya iya aku pulang besok ke kampung.
CUT TO:
7.INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR - MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
MANSYUR dan SAMSIDAR sedang berbincang di kamar mereka.
MANSYUR
Kenapa kau menerima perjodohan ini Dar? Kau masih muda,
kau bisa saja menolak dan mendapat pria yang lebih kaya
serta mapan daripada aku.
SAMSIDAR
(Tersenyum lalu mendongak melihat wajah suaminya)
Aku sangat menyayangi Ibuku, dan aku tak ingin
mengecewakannya. Apapun akan ku lakukan demi ibuku
termasuk perjodohan ini Man.
MANSYUR
Terima kasih telah menerima perjodohan ini, tampaknya
ibuku tidak salah memilihkan kau untukku (tersenyum dan
mengusap kepala Samsidar) Oh iya aku mendapat gelar Sutan
Sulaiman, dan ku rasa setelah ini aku lebih dikenal
sebagai Sulaiman daripada Mansyur haha, sungguh hebat adat
Minang ini.. aku sangat bangga.
CUT TO:
8.INT. RUANG TAMU HANIM – PAGI
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR, HANIM
SAMSIDAR ingin menyalim suaminya tapi terhenti ketika
Hanim, ibunya berbicara pada Sulaiman.

HANIM
Mansyur, bisa duduk sebentar? Ibu mau bicara.

SAMSIDAR
Tapi Uda mau berangkat Bu, tidak bisa nanti setelah makan siang?

MANSYUR
Tidak apa, Ibu hanya sebentar kok sepertinya (tersenyum
dan mengusap kepala istrinya, lalu duduk di kursi)
HANIM
Kau harus berhenti dari pekerjaanmu sekarang Nak. Kau
teruskan saja usaha rumah makan milikku. Kau akan lebih
gampang mengumpulkan uang.

MANSYUR
Tapi Bu, Mansyur sudah nyaman dengan pekerjaan sekarang.
Dan Mansyur ga mau bergantung dengan orang lain lagi Bu.
Cukup sepuluh tahun aku nyusahin temanku di Jambi dan
bergantung pada keluarga mereka. Sekarang aku ingin
mandiri Bu, aku ingin membangun keluargaku sendiri tanpa
campur tangan orang lain.

HANIM
Ibu tidak mau mendengar alasan apapun darimu. Ini perintah
bukan penawaran. (Hanim beranjak dari duduknya dan pergi
meninggalkan sepasang suami istri itu)

SAMSIDAR
Maafin Ibu ya Uda, Ibu memang begitu orangnya. Terima saja
apa katanya, lagian itu tidak buruk.

MANSYUR
Kamu dan Ibumu sama saja. Saya akan menerimanya, tapi
jangan harap kamu akan bahagia bersama saya. Karena saya
tidak akan bahagia dengan pilihan kalian berdua. MEMBENTAK
(Mansyur pergi meninggalkan istrinya sendiri)
CUT TO:
9. INT. RUMAH MAKAN MINANG - PAGI
CAST : MANSYUR, PEMBELI
MANSYUR melayani para pembeli dengan ramah.
MANSYUR
Ini pake sambel merah atau ijo Bu?
PEMBELI
Ijo aja Leman, Sambel ijo mu juara soalnya.
(tertawa dan mengacungkan jari jempolnya)
MANSYUR
Terima kasih Bu, besok – besok jangan lupa beli di sini
lagi ya.. saya kasi bonus deh hehe
(Memberikan bungkus nasi kepada pembeli lalu tersenyum)

CUT TO:
10. INT. KAMAR SULAIMAN DAN SAMSIDAR - MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
MANSYUR memberikan 10 lembar uang berwarna merah kepada
istrinya.
MANSYUR
(Mansyur memandang remeh istrinya dan membentaknya)
Ambil ini, ini uang bulanan mu, kau harus bisa menyisihkan
beberapa uangmu buat ditabung, jangan boros.

SAMSIDAR
Iya Uda, terima kasih.
(menunduk)
CUT TO:
11. INT. KAMAR SULAIMAN DAN SAMSIDAR - MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
MANSYUR
Aku tadi melihat Ibu tidur dari sore. Pergi bangunkan,
tidak baik tidur terlalu lama
SAMSIDAR
Iya Uda.
(menunduk dan pergi membangunkan Ibunya)
CUT TO:
12. INT. KAMAR HANIM - MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR, HANIM
SAMSIDAR membangunkan Ibunya dengan lembut, namun tidak
ada tanda tanda ibunya akan bangun. Dengan ragu SAMSIDAR
memeriksa napas Ibunya dan mencek denyut nadi sang Ibu.
SAMSIDAR
Astaghfirullah, Innalillahi waiinailaihi rojiun.
UDAAAAA!!! Kesini da, Ibu udah ngga ada huhu
(SAMSIDAR menangis tersedu sedu)
MANSYUR
Jangan teriak teriak, aku masih bisa dengar dengan normal.
Apa? Kenapa kau teriak?
(memandang jengah istrinya)
SAMSIDAR
Ibu udah ga ada Uda.. Aku ga tau harus bagaimana sekarang.
(masih menangis tersedu sedu)
MANSYUR
Innalilillahi waiinailaihi rojiun, kalau begitu aku akan
menyiapkan semua keperluan. Kau hubungi semua keluarga.
CUT TO:
13. INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR - MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
SAMSIDAR masih sedih karena kepergian Ibunda tercinta.
Dia termenung sambil memegang sebuah pigura.
MANSYUR
Sudah jangan menangis lagi, Allah tidak suka. Sedih boleh,
tapi jangan terlalu lama.
(memandang jengah istrinya)
SAMSIDAR
Ibu udah ga ada Uda..
(masih menangis tersedu sedu)
MANSYUR
VO
Syukur lah dia cepat pergi, tak ada lagi yang bisa
mengaturku sesuka hati.
CUT TO:
14. INT. RUANG TAMU - PAGI
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
SAMSIDAR sedang menonton televisi, tiba tiba dikejutkan
dengan suara keras milik MANSYUR
MANSYUR
DARR!!! Kenapa baju saya kusut semua? Kamu tidak
menyetrika hah? Bagaimana kau ini, itu saja tidak bisa.
SAMSIDAR
Maaf Uda, aku tidak bisa menyetrika, dulu ibu tidak
memperbolehkan aku melakukan pekerjaan apapun selain ikut
berjualan.
MANSYUR
Kamu bodoh atau apa ha? Harusnya sebelum kau menikah kau
itu belajar bukannya enak enakan di rumah. (memegang kuat
bahu SAMSIDAR dengan kedua tangannya)
Dasar Istri Bodoh!!!
(MANSYUR pergi meninggalkan istrinya dengan amarah yang
memuncak)

SAMSIDAR menangis dan tak bergeming dari tempat duduknya


CUT TO:
15. INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR – TENGAH MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
SAMSIDAR berdoa sambil menangis, sedangkan MANSYUR masih
tidur dengan lelapnya
SAMSIDAR
Ya Allah.. tak pernah bosan aku berdoa dan meminta
kepada-Mu ya Rabb.. Kenapa Uda semakin lama semakin suka
marah marah, bahkan dia tak segan untuk berbuat kasar
padaku. Aku mohon kepada-Mu ya Rabb, izinkan uda kembali
seperti dulu, menjadi sosok yang penyayang, lembut dan
tidak pernah marah. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pembolak
balik hati manusia. Aaamiiin.
CUT TO:
16. INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR – SIANG
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
SAMSIDAR keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya, ia
sedang memegang test pack. Ia sudah telat dua minggu,
dengan ragu dia melihat hasilnya. Dan ternyata positif.
Dia akan memberi tahu suaminya nanti
CUT TO:
17. INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR – MALAM
CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
MANSYUR
Kau kenapa? Wajahmu terlihat senang sekali.
SAMSIDAR
(SAMSIDAR menyerahkan test pack tadi kepada MANSYUR)
MANSYUR
Apa ini?
(melihat test packnya dan terdiam sejenak)
Kau hamil Dar? Kau hamil?
(melihat SAMSIDAR menggangguk kecil, MANSYUR melompat
kegirangan dan memeluk istrinya)
Makasi Dar, aku akan jadi ayah. Aku janji akan menjadi
ayah yang baik, aku janji!!

CUT TO:
SEMBILAN BULAN KEMUDIAN..

18. INT. KAMAR MANSYUR DAN SAMSIDAR – MALAM


CAST : MANSYUR, SAMSIDAR
MANSYUR
Alhamdulillah anakku sehat, jagoanku ganteng seperti aku.
SAMSIDAR
(SAMSIDAR diam diam tersenyum melihat Mansyur)
MANSYUR
Makasi Dar, kau udah menjadi ibu yang tangguh. Maaf kan
aku selama ini suka kasar padamu.
(MANSYUR memeluk istri dan sang buah hati bersamaan)
END

Anda mungkin juga menyukai