Anda di halaman 1dari 7

Penjelasan kisi kisi 12 elemen kompetensi keperawatan

1. Sebutkan dan jelaskan metode pengumpulan data ? Wawancara, observasi & pemeriksaan fisik
1) Wawancara (interview) / anamnesa
Data tentang identitas klien, keluhan klien, riwayat kesehatan dan perawatan/pengobatan,
respon dan persepsi klien terhadap penyakit, faktor sosial, dukungan sosial budaya, praktik dan
kepercayaan tentang kesehatan, aktivitas sehari-hari. Sumber data yang bisa digunakan dalam
mengumpulkan data yaitu : klien, keluarga, masyarakat, orang-orang terdekat klien.
2) Observasi (pengamatan)
Data ini yaitu data yang dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium.
3) Pemeriksaan fisik;
 Inspeksi (melihat) ex: ikterik (mata kuning), sianosis, sesak, dll.
 Palpasi (perabaan) ex: teraba adanya tumor/benjolan.
 Perkusi (mengetuk) ex: bisa dengan alat bantu refleks hammer, perut kembung.
 Auskultasi (pendengaran) ex: dengan stetoskop; bunyi jantung, suara nafas, bising usus

1. Apa yang disebut data subjektif & cara mendapatkannya ? Data subjektif adalah informasi yang
diucapkan klien kepada perawat selama pengkajian keperawatan. Data subjektif dapat disebut
gejala yang dirasakan klien. Data subjektif adalah data yang didapatkan melalui wawancara; yaitu
meliputi
 identitas diri klien
 riwayat kesehatan dan perawatan
 kondisi kesehatan yang memerlukan pengobatan
 respon klien terhadap penyakit
 faktor sosial
 dukungan sosial budaya
 praktik dan kepercayaan tentang kesehatan
 aktivitas sehari-hari
 bagaimana klien mengatasi keluhan termasuk efek samping dari pengobatan
 bagaimana persepsi klien terhadap penyakitnya
 Contoh; "klien mengatakan sakit perut"

1. Bagaimana cara mendapatkan data objektif ? Data objektif merupakan informasi yang
dikumpulkan perawat melalui indera perawat. Data objektif dapat diamati dan diukur. Data
objektif adalah data yang didapatkan melalui hasil observasi perilaku klien dan pemeriksaan fisik,
termasuk hasil pemeriksaan penunjang dan hasil laboraturium. Data ini yaitu data yang dapat
dilihat, dirasa, didengar, atau dicium. Contoh; "wajah klien tampak meringis kesakitan, klien
memegangi perut, TD: 120/80"

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif ?


 Komunikasi efektif merupakan proses interaksi antara komunikator dan komunikan saling
bertukar informasi/pesan, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok, dimana komunikan mengerti apa yang telah disampaikan dan melakukan apa yang
komunikator inginkan melalui pesan (Muhith & Siyoto, 2018).
 Komunikasi efektif terjadi apabila komunikasi menghasilkan persamaan persepsi sehingga tidak
menimbulkan persepsi ganda dan interpretasi ganda dari pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi (Nasir, dkk. 2009).
 Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) adalah kerangka
komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik
komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.

1. Apa saja gangguan/hambatan dalam komunikasi ?


Menurut Irene Silviani dalam buku Komunikasi Organisasi (2020), ada tiga bentuk hambatan
komunikasi;
o Hambatan teknis; hambatan berupa keterbatasan fasilitas serta peralatan komunikasi.
Contohnya, perkembangan teknologi yang kurang merata, dan kerusakan alat
komunikasi, kebisingan
o Hambatan semantik; diartikan sebagai penafsiran yang keliru atau kesalahpahaman
dalam menangkap sebuah makna yang dikirimkan oleh komunikator/komunikan.
o Hambatan manusiawi/perilaku; yang disebabkan oleh berbagai faktor manusia, seperti
emosi, prangsangka pribadi, persepsi, ketidakcakapan bahasa, kemampuan atau
ketidakmampuan, kurangnya pengetahuan komunikator/komunikan

1. Tujuan komunikasi efektif ? Komunikasi efektif bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas
dan dapat dimengerti oleh pasien, keluarga pasien, tenaga medis lainnya sehingga akan
mengurangi kesalahan dalam pemberian informasi & dapat meningkatkan derajat keselamatan
pasien melalui hubungan interpersonal yang efektif serta akan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.

1. Sebutkan prinsip-prinsip etik keperawatan ?


 Otonomi (Autonomy); hak mandiri dan kebebasan membuat keputusan sendiri, ex: inform
concent
 Berbuat baik (Beneficience); hanya melakukan sesuatu yang baik
 Keadilan (Justice); sama dan adil terhadap orang lain
 Tidak merugikan (Nonmaleficience); tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologis selama
perawatan
 Kejujuran (Veracity); menyampaikan informasi yg akurat sesuai dengan kebenarannya
 Menepati janji (Fidelity); komitmen menghargai janji menjaga privasi klien
 Kerahasiaan (Confidentiality); menjaga informasi tentang klien
 Akuntabilitas (Accountability); pertanggungjawaban

1. Apa tujuan dari etika keperawatan ? Etika keperawatan bertujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan antara klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat, perawat dengan profesi lain, juga kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan.

1. Mengapa etika keperawatan itu penting ? Karena agar tidak menimbulkan kerugian bagi pasien
yang dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya emosional seperti perasaan
ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian dan akhirnya tujuan pelayanan yang berupa patient
safety tidak akan pernah terwujud.

1. Sebutkan minimal 7 kewaspadaan standar ?


 Kebersihan tangan
 Alat Pelindung Diri (APD)
 Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
 Kesehatan lingkungan
 Pengelolaan limbah
 Penatalaksanaan linen
 Perlindungan kesehatan petugas
 Penempatan pasien
 Hygiene respirasi/etika batuk dan bersin
 Praktik menyuntik yang aman
 Praktik lumbal pungsi yang aman

1. Sebutkan pencegahan infeksi berdasarkan kewaspadaan transmisi ?


 Melalui kontak
 Melalui droplet
 Melalui udara (Airborne Precautions)
 Melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan)
 Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus)

1. Sebutkan 6 rantai infeksi ?


 Agen infeksi (infectious agent); mikroorganisme penyebab infeksi. Agen infeksi dapat berupa
bakteri, virus, jamur dan parasit.
 Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang-biak dan
siap ditularkan kepada pejamu atau manusia. Reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat
medis, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya.
 Portal of exit (pintu keluar); lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme) meninggalkan reservoir
melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta.
 Metode Transmisi/Cara Penularan; dengan kontak langsung & tidak langsung, droplet, airborne,
melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah) & vektor (biasanya serangga dan binatang
pengerat).
 Portal of entry (pintu masuk); lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang rentan, dapat melalui
saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin atau melalui kulit yang tidak utuh.
 Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan kekebalan tubuh menurun sehingga
tidak mampu melawan agen infeksi.

1. Sebutkan Instrumen-instrumen yang dipakai untuk menilai resiko jatuh pada pasien ?
 Ontario Modified Stratify (skala resiko jatuh geriatri)
 Skala Morse (skala resiko jatuh dewasa)
 Humpty Dumpty (skala resiko jatuh anak)

1. Apa saja tindakan yang termasuk assesmen resiko jatuh ?


 Karakteristik pasien (umur, jenis kelamin)
 Riwayat jatuh sebelumnya; pernah jatuh 3 bulan yang lalu digolongkan sebagai resiko tinggi jatuh
 Gangguan mobilisasi dan penggunaan alat bantu; seperti tongkat atau walker lebih berisiko
untuk mudah jatuh
 Medikasi/ Obat-Obatan; pasien yang mendapat terapi obat-obatan dalam jumlah yang
banyak/pasien yang mengonsumsi obat- obatan yang dapat menyebabkan sedasi, bingung
(confusion), keseimbangan terganggu (impaired balance).
 Status mental; pasien dengan delirium, demensia, atau psikosis yang mungkin mengalami agitasi
dan kebingungan.
 Kontinensi; frekuensi buang air kecil/kebutuhan toileting yang sering
 Gangguan penglihatan
 Kondisi lingkungan; lantai licin

1. Jelaskan karakteristik cedera tekan grade 1 sampai dengan 4 ?


 Grade I : Hilangnya atau rusaknya kulit pada lapisan epidermis/lecet.
 Grade II : Hilangnya atau rusaknya kulit pada lapisan epidermis hingga lapisan dermis bagian
atas.
 Grade III : Hilangnya atau rusaknya kulit dari lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan
subkutis.
 Grade IV : Hilangnya atau rusaknya seluruh lapisan kulit hingga otot, tendon, ligamen dan tulang

1. Sebutkan pasien yang beresiko mengalami resiko cedera ?


 Lansia, orang sakit, anak anak, orang cedera yang sedang lemah
 Pasien yang punya riwayat jatuh
 Pasien yang memiliki gangguan keseimbangan atau gangguan penglihatan
 Pasien yang menggunakan obat-obatan tertentu
 Pasien yang sedang dalam pengaruh minuman beralkohol
1. Sebutkan alat dan bahan yang dipakai untuk mencegah resiko cedera ?
 Gelang warna kuning
 Stiker indikasi resiko
 Papan penanda resiko jatuh

1. Jelaskan fungsi alat dan bahan yang dipakai untuk mencegah resiko cedera ?
 Gelang warna kuning; sebagai identifikasi pasien dengan risiko jatuh, berfungsi untuk
memberikan informasi kepada tenaga medis yang lain untuk melakukan pengawasan yang lebih
ketat terhadap pasien tersebut
 Stiker indikasi resiko; salah satu media yang bisa diberikan sebagai penanda kondisi/sebagai
peringatan saat petugas kesehatan melakukan pelayanan/pengobatan, biasanya dipasang di
status rekam medis pasien
 Papan penanda resiko jatuh; papan ini biasanya diletakkan di sekitar bed pasien yang mudah
untuk dilihat tenaga medis/keluarga pasien sebagai peringatan pasien resiko jatuh.

1. Sebutkan waktu yang tepat dilakukannya pengukuran tanda vital berdasarkan nilai EWS ? EWS
dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan kondisi penyakit akut dan
pemantauan secara berkala pada semua pasien yang mempunyai risiko tinggi berkembang
menjadi sakit kritis selama berada di rumah sakit.
o Pasien yang keadaan umumnya dinilai tidak nyaman (uneasy feeling).
o Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat.
o Pasien dengan keadaan hemodinamik tidak stabil.
o Pasien yang baru dipindahkan dari ruang rawat insentif ke bangsal rawat inap.
o Pasien yang akan di pindahkan dari ruangan rawat ke ruang rawat lainnya.
o Pasien paska operasi dalam 24 jam pertama seseuai dengan ketentuan penatalaksanaan
pasien paska operasi.
o Pasien dengan penyakit kronis.
o Pasien yang perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan perbaikan.
o Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam satu shift dinas perawat.
o Pada pasien di Unit Hemodialisa dan rawat jalan lainnya yang akan di rawat untuk
menentukan ruang perawatan.
o Pasien yang akan di pindahkan ke rumah sakit lainnya.

1. Sebutkan nilai rentang normal tanda vital ?


1. Mengapa pemeriksaan tanda-tanda vital sangat dibutuhkan ? Bertujuan untuk mendeteksi
adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan fungsi organ tubuh dan masalah medis lainnya agar
dapat membantu dokter menjadi suatu diagnosa. Dengan adanya EWS dinilai bisa mengurangi
risiko kematian pada pasien dengan riwayat penyakit yang serius. Bahkan pemantauan kondisi
pasien dengan menggunakan EWS secara dini bisa mencegah terjadinya perburukan kondisi pada
pasien, dan mencegah terjadinya henti jantung mendadak.

1. Sebutkan jenis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen ?


 Hipoksia; kondisi kurangnya kebutuhan oksigen dalam tubuh atau tidak tercukupnya pemenuhan
kebutuhan oksigen, hal ini bisa terjadi karena adanya peningkatan penggunaan oksigen dalam sel
yang dapat menimbulkan sianosis (kebiriuan).
 Tachypnea; pernafasan yang melewati 24 kali per menit.
 Bradypnea; pola pernafasan ditandai dengan frekuensi napas kurang dari 10 kali per menit.
 Hiperventilasi; cara tubuh dalam mengkompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Proses ini dapat meningkatkan denyut nadi, nafas pendek,
nyeri dada, menurunnya konsentrasi,
 Hipoventilasi Pernapasan terlalu pendek atau lambat yang menyebabkan pemenuhan oksigen
tidak terpenuhi. Keadaan ini menimbulkan gejala nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit.
 Hiperkapnea yaitu retensi Co2 dalam tubuh sehingga pCO2 meningkat (akibat hipoventilasi)
akhirnya menyebabkan depresi susunan saraf pusat.
 Hipokapnea; berkurangnya Co2 tubuh dibawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap
pusat pernafasan menurun akibat hiperventilasi.
 Kusmual; pola napas cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang yang mengalami
asidosis metabolik.
 Dispnea; perasaan sesak dan berat saat pernapasan.
 Orthopnea; kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri, keadaan ini biasanya
ditemukan pada pasien yang mengalami kongestif paru.
 Cheyne stokes; siklus pernapasan yang amplitudonya mulai-mulai naik kemudian menurun dan
berhenti dan kemudian mulai dari siklus baru.
 Pernapasan paradoksial; pernapasan yang ditandai adanya dinding paru bergerak berlawan arah
dari keadaan normal yang sering ditemukan pada atelektaksis.
 Biot; pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes akan tetapi amplitudonya tidak
teratur
 Stridor; pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan.
 Obstruksi jalan napas; suatu kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernapasan yang
ditandai dengan adanya sekret kental/berlebih yang dapat disebabkan adanya infeksi,
imobilisasi, atau batuk tidak efektif.
 Gangguan pertukaran gas; suatu kondisi individu mengalami penurunan gas baik oksigen
maupun karbon dioksida yang ditandai dengan adanya dispnea, napas dengan bibir, lelah,
menurunnya saturasi, sianosis, dan ketidakstabilan analisa gas darah (AGD).

1. Sebutkan faktor penghambat dalam melakukan pemberian oksigen ?


 Faktor fisiologis
1. Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada saat
terpapar zat beracun
2. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3. Hipovolemia
4. Peningkatan laju metabolik
5. Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas
dan penyakit kronis.
 Status kesehatan; pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses
oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti
gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.
 Faktor perkembangan
1. Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2. Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3. Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4. Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.
 Faktor perilaku; perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status
nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat tertentu
secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
 Lingkungan
1. Suhu lingkungan
2. Ketinggian
3. Tempat kerja (polusi)

1. Sebutkan kebutuhan alat dalam pemberian oksigen ?


 Tabung oksigen dan manometer
 Pengukur aliran (flowmeter)
 Botol pelembab (humidifier; yang berisi aquadest sampai batas pengisian)
 Selang oksgigen yang diperlukan sesuai kebutuhan
 Plester (jika dibutuhkan)

1. Jenis cairan apa saja untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit ? Cairan kristaloid; Cairan
ini mengandung natrium klorida, natrium glukonat, kalium klorida, natrium asetat, magnesium
klorida, dan glukosa. Beragam kandungan dalam cairan kristaloid bisa membantu
mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit tubuh, menghidrasi tubuh, mengembalikan pH,
serta sebagai cairan resusitasi. Contohnya;
1. Cairan saline; mengoreksi keseimbangan elektrolit yang bisa disebabkan muntah, diare,
pendarahan, dan lain-lain.
2. Ringer laktat; cairan infus yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida,
dan air. Cairan ini digunakan untuk menggantikan cairan tubuh saat luka, cedera, hingga
kehilangan darah pasca operasi.
3. Dextrose; Cairan ini sering digunakan pada pasien yang mengalami hipoglikemia (gula
darah rendah) dan hyperkalemia (kadar kalium tinggi).

1. Jelaskan tentang cara pemberian informasi kepada pasien tentang cara pemenuhan kebutuhan
cairan elektrolit ! Perawat menjelaskan cara pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit yaitu
dengan dilakukan pemasangan infus untuk memasukan cairan ke dalam tubuh pasien melalui
pembuluh darah vena. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh,
mencegah komplikasi lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan obat obatan yang
akan diberikan lewat suntikan/infus

1. Jelaskan respon dan perkembangan normal pasien setelah diberikan cairan dan elekrolit ?
 TTV dalam batas normal
 Nadi kuat
 Turgor kulit bagus, CRT <3 detik
 Keadaan umum baik (tidak lemas)
 Mata tidak cekung
 BAK (diuresis) dalam batas normal 0,5-1cc/kgbb/jam
 Nafsu makan baik
 Mukosa bibir lembab

1. Sebutkan skala/tingkat nyeri ?


 Numeric rating scale (NRS)
 Visual analog scale (VAS)
 Verbal rating scale (VRS)
Face pain scale (FPS)
McGill pain questionnaire (MPQ)
Brief pain inventory (BPI)
Initial pain assessment tool

1. Sebutkan tanda-tanda infeksi ?


2. Sebutkan tujuan dan prosedur perawatan luka ?
3. Sebutkan tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya aspirasi saat minum obat peroral
pada pasien ?
4. Bagaimana cara melakukan benar pasien pada prinsip pemberian obat ?
5. Jelaskan mengenai obat high alert dan apa saja kategori obat high alert tersebut ?
6. Sebutkan macam-macam produk darah yang diperlukan dalam proses transfusi ?
7. Apa saja yang harus diperhatikan dalam prosedur pemberian tranfusi darah ?
8. Apa tindakan mandiri perawat untuk mencegah reaksi alergi saat tranfusi ?

Anda mungkin juga menyukai