Anda di halaman 1dari 6

Peran Perawat Terhadap Issue Keselamatan Pasien Pada Ruang IGD

Novrial Ahmad Hanif / Ahmadnovrial15@gmail.com

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan pasien atau patient safety merupakan sistem pelayanan rumah sakit yang
memberikan asuhan pasien secara lebih aman. Termasuk didalamnya prosedur : mengukur
(assessing) risiko, identifikasi, dan pengelolaan risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisasi risiko yang juga melalui komunikasi dengan pasien. Dapat
dikatakan bahwa fokus utama patient safety adalah upaya yang dilakukan untuk menghindari
terjadinya kesalahan

.(1) WHO mengestimasikan, 1 dari 10 pasien dirugikan selama mendapatkan pelayanan


kesehatan di rumah sakit yang terjadi di negara-negara maju. Sedangkan di negara-negara
berkembang, peluang pasien untuk dirugikan selama menerima perawatan kesehatan di
rumah sakit lebih tinggi dibandingkan negara-negara industri. Risiko kejadian infeksi dalam
pelayanan kesehatan di negara-negara berkembang 20 kali lebih besar dibandingkan
negaranegara maju.

(2) Masalah kesehatan terkait patient safety pun kerap dikeluhkan di Indonesia. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa data KTD, terlebih pada Kejadian Nyaris
Cedera (Near Miss) masih sangat langka dalam pelaporan, namun terjadi peningkatan
tuduhan terhadap malpraktik. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika
dan Inggris yang memiliki standar pelayanan kesehatan lebih baik dari Indonesia, dapat
dibayangkan angka KTD dan kesalahan medis yang terjadi di Indonesia dapat lebih besar
pula.

(3) Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan rumah sakit yang
dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Adapun fungsi IGD adalah
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan serta pelayanan
pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Sebagai unit
pelayanan yang menanggulangi penderita gawat darurat, IGD merupakan high clinical risks
areas, oleh karena itu pelayanan di IGD harus dikelola sedemikian rupa sehingga pasien
mendapatkan perawatan yang baik dan aman, salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan
yang aman adalah kembali lagi dengan penerapan patient safety yang baik di IGD.

(4) Belum terdapat data mengenai kejadian terkait keselamatan pasien (patient safety) di IGD
yang lengkap dan akurat di Indonesia, namun berdasarkan data Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS), tercatat pelaporan insiden keselamatan pasien (patient safety) yang
terjadi di IGD pada 19 Januari 2010. Insiden yang terjadi berupa kesalahan pemberian obat
oleh perawat IGD kepada pasien.
(5) Training keselamatan pasien (patient safety) telah dilaksanakan secara rutin setiap satu
tahun sekali bagi perawat Instalasi Gawat Darurat dengan tujuan meningkatkan dan merivew
(pengulangan kembali) mengenai pengetahuan terkait keselamatan pasien (patient safety)
pada perawat. Meskipun demikian, pada praktik perawat terkait keselamatan pasien (patient
safety) di IGD RS X Semarang, masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan
standar keselamatan pasien (patient safety) yang diterapkan, yang mengacu pada
PERMENKES RI No 1691, yaitu praktik mencuci tangan dan penjelasan penggunaan gelang
identitas pada pasien.

b. Meningkatkan komunikasi
secara efektif Komunikasi efektif, yang
TINJAUAN PUSTAKA tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) yang dapat dipahami oleh pasien akan
Keselamatan pasien (patient safety) rumah mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
sakit merupakan suatu sistem dimana peningkatan keselamatan pasien.(7)
rumah sakit membuat pelayanan pasien
menjadi lebih aman. Sistem tersebut c. Meningkatkan keamanan dari
meliputi penilaian risiko, identifikasi dan high-alert medication Obat-obatan yang
pengelolaan hal yang berhubungan dengan perlu diwaspadai (high-alert medications)
risiko pasien, pelaporan dan analisis merupakan obat yang sering menyebabkan
insiden, kemampuan belajar dari insiden kesalahan atau kesalahan serius. Kesalahan
dan tindak lanjutnya serta implementasi dapat terjadi bila perawat tidak
solusi untuk meminimalisasi timbulnya mendapatkan orientasi yang baik dan
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat dalam situasi darurat.(7)
mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh suatu tindakan yang d. Memastikan benar tempat, benar
dilakukan atau tidak melakukan suatu prosedur dan benar pembedahan pasien
tindakan yang seharusnya dilakukan.(3) Salah lokasi, salah prosedur, pasiensalah
Terdapat enam tujuan utama penanganan pada operasi, adalah sesuatu yang sangat
pasien dengan penerapan keselamatan mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi
pasien (patient safety) menurut di rumah sakit.(7)
PERMENKES RI No 1691 yeng e. Mengurangi infeksi dari pekerja
berpedoman pada Joint Commision kesehatan Infeksi biasanya dijumpai dalam
International, yaitu(6) : semua bentuk pelayanan kesehatan
a. Mengidentifikasi atau termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
mendiagnosa pasien dengan benar Maksud pada aliran darah (bloodstream infections)
dari sasaran ini adalah untuk melakukan dan pneumonia (sering kali dihubungkan
dua kali pengecekan, yaitu: pertama, untuk dengan ventilasi mekanis).(7)
identifikasi pasien sebagai individu yang f. Mengurangi terjadinya risiko
akan menerima pelayanan atau jatuh pada pasien Jumlah kasus jatuh pada
pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pasien cukup bermakna sebagai penyebab
pelayanan atau pengobatan terhadap cedera bagi pasien rawat inap.
individu tersebut.(7)
Dalam konteks 3) Berdasarkan Pengalaman
populasi/masyarakat yang dilayani, Pribadi Hal ini dilakukan dengan cara
pelayanan yang disediakan, dan mengulang kembali pengalaman yang
fasilitasnya, rumah sakit perlu diperoleh dalam memecahkan
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan permasalahan yang dihadapi pada masa
mengambil tindakan untuk mengurangi yang lalu. Apabila dengan cara yang
risiko cedera bila sampai jatuh. Perlunya digunakan tersebut orang dapat
keselamatan pasien (patient safety) memecahkan masalah yang sama, orang
diterapkan pada tindakan medis, dapat pula menggunakan cara tersebut.
dikarenakan kompleksnya rangkaian
tindakan medis yang kerap dilakukan. 4) Melalui Jalan Pikiran Dari sini
Dimulai dengan diagnosa, pertolongan manusia telah mampu menggunakan
pertama, pemeriksaan laboratorium, penalarannya dalam memperoleh
pemberian obat hingga tindakan pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
pembedahan yang memungkinkan memperoleh kebenaran pengetahuan,
terjadinya kesalahan-kesalahan medis.(7) manusia telah menggunakan jalan pikiran.
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil 5) Cara baru atau modern dalam
dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
melakukan pengindraan terhadap objek lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini
tertentu. Pengindraan terjadi melalui disebut metode penelitian ilmiah.
pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, Faktor-Faktor yang mempengaruhi
perasa dan peraba. Namun sebagian besar pengetahuan adalah :
pengetahuan manusia diperoleh melalui
1) Usia Usia berpengaruh terhadap
mata dan telinga.(8)
daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Terdapat berbagai macam cara Semakin bertambah usia seseorang, akan
yang telah digunakan untuk memperoleh semakin berkembang pula daya tangkap
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yaitu: yang diperolehnya semakin membaik.(9)

1) Cara Coba Salah (Trial and 2) Pendidikan Jalur pendidikan


Error) Cara coba-coba ini dilakukan formal akan membekali seseorang dengan
dengan menggunakan kemungkinan dasardasar pengetahuan, teori dan logika,
tersebut tidak berhasil, dicoba pengetahuan umum, kemampuan analisis
kemungkinan yang lain. Apabila tidak serta pengembangan kepribadian.(9)
berhasil, maka akan dicoba kemungkinan
3) Pengalaman Pengalaman adalah
yang lain lagi sampai didapatkan hasil
suatu sumber pengetahuan atau suatu cara
yang mencapai kebenaran.
untuk memperoleh kebenaran
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Di pengetahuan.(9)
mana pengetahuan diperoleh berdasarkan
4) Informasi Media komunikasi
pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi,
adalah media yang digunakan pembaca
otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
untuk mendapatkan informasi sesuatu atau Perawat atau Nurse berasal dari
hal tentang pengetahuan.(9) bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Perawat
5) Sosial Budaya Kebudayaan adalah seseorang yang berperan dalam
setempat dan kebiasaan dalam keluarga merawat atau memelihara, membantu dan
dapat mempengaruhi pengetahuan, melindungi seseorang karena sakit.
persepsi, dan sikap seseorang terhadap Sebagai tenaga kesehatan, perawat
sesuatu. memiliki sejumlah peran di dalam
Praktik menjalankan tugasnya sesuai dengan hak
dan kewenangan yang dimiliki. Peran
Praktik atau perilaku adalah perawat yang utama adalah sebagai
tindakan atau aktivitas manusia yang pelaksana, pengelola, pendidik dan
memiliki bentangan yang sangat luas. peneliti.(7) Perawat IGD merupakan
Perilaku merupakan seluruh kegiatan atau seorang tenaga keperawatan yang
aktivitas manusia, baik yang diamati bertanggung jawab dan diberi wewenang
secara langsung, maupun yang tidak memberikan pelayanan keperawatan di
diamati dari pihak luar. Setiap individu Instalasi Gawat Darurat.(13)
memiliki perilakunya sendiri yang berbeda
dengan individu lain. Namun, secara TUJUAN
minimal jika didasari oleh pengetahuan Kajian ini dibuat dengan maksud
yang cukup, perilaku positif akan untuk memberikan pelayanan kesehatan
terbentuk relatif lama.(10) yang baik dan berkualitas dan untuk
Perilaku seseorang atau masyarakat menganalisis peranan pelaksanaan
mengenai kesehatan ditentukan oleh keselamatan pasien oleh perawat di Ruang
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi IGD
dan sebagainya dari orang atau masyarakat METODE
yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku Metode penelitian yang digunakan
petugas kesehatan juga mendukung dan dalam kajian ini adalah kajian yang dibuat
memperkuat terbentuknya perilaku.(11) dengan menganalisis, mengekplorasi atau
menggabungkan kajian kumulatif dan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) kualitatif dari berbagai sumber ilmiah yang
Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu dikembangkan maupun dari berbagai
bagian dari rumah sakit yang menyediakan macam buku panduan dan jurnal
penanganan awal bagi pasien yang sakit berdasarkan aturan dan konsep yang
dan cedera, yang dapat mengancam sesuai.
kelangsungan hidup pasien tersebut. Pada
Instalasi Gawat Darurat terdapat dokter HASIL
dari berbagai spesialisasi, sejumlah
perawat dan asisten dokter.(12) Berdasarkan hasil perbandingan
dari berbagai sumber ilmiah diperoleh
Perawat hasil yaitu masih adanya perawat yang
belum menerapkan upaya atau pelaksanaan
keselamatan pasien di Ruang IGD. Hal ini
dipengaruhi karena perawat tidak diperlukan dalam institusi kesehatan.
berlandaskan pengetahuan yang penuh Penerapan budaya keselamatan pasien
atau tingkah pengetahuan yang dimiliki akan meningkatkan kesadaran untuk
perawat masih rendah. mencegah error dan melaporkan jika ada
kesalahan. Budaya keselamatan pasien
Meskipun demikian telah di juga dapat mengurangi pengeluaran
sebutkan dari salah satu jurnal tersebut finansial yang diakibatkan oleh kejadian
bahwasanya jika penerapan keselamatan keselamatan pasien. Membangun budaya
pasien dilakukan dengan baik maka keselamatan pasien di rumah sakit menjadi
pelayanan yang mengutamakan kewajiban dan tanggung jawab seluruh staf
keselamatan dan kualitas yang optimal yang bekerja di rumah sakit lebih
akan memberikan dampak yang luas utamanya para tenaga medis yang
terutama bagi masyarakat yang berhubungan langsung dengan pasien.
mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
aman, berkualitas dan memenuhi harapan PENUTUP
klien. Pelayanana yang baik dan
berkualitas dapat meningkatkan Budaya keselamatan pasien
kepercayaan public terhadap Rumah Sakit khususnya diruang instalasi gawat darurat
tersebut. (IGD) sangat penting dilaksanakan dan
dilakukan serta ditingkatkan untuk
PEMBAHASAN mencapai peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan untuk dapat mencegah
Budaya keselamatan pasien terjadinya insiden dalam melakukan atau
merupakan persepsi yang dibagikan memberikan tindakan ke pada pasien. Hal
diantara anggota organisasi ditujukan ini budaya keselamatan pasien dapat di
untuk melindungi pasien dari kesalahan terapkan dengan bantuan para tenaga
tata laksana maupun cidera akibat kesehatan dan staf atau pegawai rumah
intervensi. Persepsi ini meliputi kumpulan sakit yang sering berhubungan secara
norma, standar profesi, kebijakan, langsung pada pasien.
komunikasi dan tanggung jawab dalam
keselamatan pasien. Budaya keselamatan Daftar Pustaka
pasien di dapat diterapkan di berbagai unit
yang ada dirumah sakit khususnya budaya 1 .Darliana , D . (2016 ) . Hubungan
keselamatan pasien di ruang instalasi Pengetahuan Perawat dengan
gawat darurat (IGD). Instalasi gawat Upaya Penerapan Patient Safety di
darurat menyediakan penanganan awal Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
bagi pasien yang menderita sakit dan Umum Daerah Dr..Zainoel Abidin
cidera yang dapat mengancam jiwa dan Banda Aceh . Idea Nursing Journal
kelangsungan hidup. Penerapan budaya . Vol VII.
keselamatan pasien di ruang IGD dapat 2 Gobel , Y . Wahidin & Muttaqin .
dilakukan pada setiap pemberian tindakan (2018) . Kualitas Pelayanan
atau asuhan keperawatan yang di berikan Kesehatan Instalasi Gawat Darurat
oleh perawat. Budaya keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kota
merupakan bagian penting dalam Makassar .Jurnal Administrasi
keseluruhan budaya organisasi yang Negara . Vol 4.
3 Ismainar , H . (2015) . Keselamatan Rebo Bulan Juni 2014. Jurnal Ilmu
Pasien di Rumah Sakit . Penerbit Kesehatan: 23-28.
Deepublish . 11 Simamora, R. H. & Nurmaini. C. T. S.
4 Jaladara , V . Jayanti , S & Ekawati (2019). Knowledge of Nurses about of
. (2015) . Hubungan Tingkat Paitent Fail Risk in Inpatient Room of
Pengetahuan dan Praktik Perawat Private Hospital In Medan. Indian
Mengenai Keselamatan Pasien di Journal Of Public Health Research &
Instalasi Gawat Darurat RS X Development, 10(10). 759-763.
Semarang . Jurnal Kesehatan
Masyarakat . Vol 3.
5 Lombogia , A . Rottie , J &
Karundeng , M . (2016) .
Hubungan Perilaku dengan
Kemampuan Perawat dalam
Melaksanakan Keselamatan Pasien
(Patient Safety) di Ruang Akut
Instalasi Gawat Darurat RSUP
Prof. Dr. R . d. Kandou Manado .
e-Journal Keperawatan (e-Kp) .
Vol 4.
6 Najihah. (2018). Budaya Keselamatan
Pasien dan Insiden Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit. Journal of
Nursing, Vol. 3 No. 1: 1-6.
7 Nursalam. (2007). Manajemen
Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
8 Permenkes RI. (2011). Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI.
9 Permenkes RI. (2017). Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta:
Depkes RI.
10 Rosyada, Sabila D. (2014). Gambaran
Budaya Keselamatan Pasien Pada
Perawat Unit Rawat Inap Kelas III
Rumah sakit Umum Daerah Pasar

Anda mungkin juga menyukai