9/Okt-Des/2016
TUGAS DAN FUNGSI BANK INDONESIA presiden pada saat itu Bank Indonesia sering
SEBAGAI LEMBAGA NEGARA YANG disebut belum independen.3
INDEPENDEN MENURUT UNDANG-UNDANG Namun seiring dengan adanya reformasi dan
NOMOR 6 TAHUN 20091 amandemen UUD 1945, saat ini posisi Bank
Oleh : Abdul Wahid Goraahe2 Indonesia telah menjadi lembaga yang
independen. Menurut Pasal 23 D UUD 1945,
ABSTRAK Negara memiliki suatu bank sentral yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung
mengetahui apa saja tugas dan fungsi Bank jawab, dan independensinya diatur dengan
Indonesia sebagai Lembaga Negara yang undang-undang. Kedudukan yang independen
Independen Menurut Undang-Undang Nomor 6 bagi Bank Indonesia diperlukan agar tugas dan
Tahun 2009 Tentang Bank Indonesia dan wewenangnya dapat dilaksanakan dengan lebih
bagaimana perspektif Bank Indonesia dalam terfokus dan tidak memihak kepada suatu
menciptakan sistem perbankan yang sehat di kepentingan atau tujuan jangka pendek yang
Indonesia. Dengan menggunakan metode dapat membahayakan kestabilan ekonomi dan
penelitian yuridis normatif disimpulkan: 1. moneter serta negara secara keseluruhan.
Tugas Bank Indonesia sebagai lembaga negara Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal atau
independen yaitu menetapkan dan singel objectives yaitu memelihara stabilitas
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur nilai tukar rupiah. Untuk mencapai tujuan
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, tersebut Bank Indonesia harus melaksanakan
mengatur dan mengawasi Perbankan. stabilitas moneter melalui pencapaian target
Sedangkan fungsi Bank Indonesia sebagai inflasi dengan suku bunga sebagai intermadiate
lembaga negara yang independen adalah instrument. Agar target tersebut tercapai, maka
sebagai fungsi pengawas dan fungsi bank perlu diciptakan suatu situasi yang kondusif
Indonesia sebagai Lender Of The Last Resort terhadap dilakukannya prinsip-prinsip kehati-
(LoLS). 2. Perspektif Bank Indonesia dalam hatian.
menciptakan sistem perbankan yang sehat di Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 baru
Indonesia hal ini diperlukan perubahan diatur independensi Bank Indonesia dari
strategis yang mampu melakukan perubahan campur tangan Presiden dan Kabinet.
terhadap bank-bank yang tidak sehat menjadi Sementara itu, independensi jenis yang kedua
sehat. Sebagai Bank Indonesia semua sama sekali belum disentuh. Independensi
kebijakan-kebiajakan yang dilakukan tidak bisa secara harafiah diartikan bebas dari campur
diintervensi oleh pihak lain, hal ini diperlukan tangan pemerintah, karena Bank Sentral selalu
untuk menjaga stabilitas sistem perbankan di merupakan bagian dari pemerintah. Pada
Indonesia. praktiknya hubungan bank sentral dengan
Kata kunci: Tugas dan fungsi, Bank Indonesia, bagian pemerintah sangat kompleks dari pada
Lembaga Negara, Independen istilah independen itu sendiri. Motivasi dan
pemberian independensi kepada Bank Sentral
PENDAHULUAN adalah untuk melindungi pelaksanaan kebijakan
A. LATAR BELAKANG moneter dari campur tangan politik. Maksud
Independensi Bank Indonesia sebelum dari perlindungan tersebut bukan untuk
adanya amandemen Undang-Undang Dasar memberikan kebebasan Bank Sentral dalam
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mencapai kebijakan apa saja yang lebih
(selanjutnya disebut UUD 1945), posisi Bank disukainya, akan tetapi setiap negara akan
Indonesia sebagai bank sentral berada di bawah merinci soal kebijakannya serta memberikan
komitmen pemerintah yang kredibel dalam
pencapaian tugas-tugasnya terutama dalam
masalah stabilitas harga.
1
Artkel Skripsi. Dosen Pembimbing : Atie Olii, SH, MH;
3
Hengky A. Korompis, SH, MH Zulfi Diane Zaini, Independensi Bank Indonesia dan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penyelesaian Bank Bermasalah, Cetakan Pertama, Cv. Keni
120711316 Media, Bandung, 2012, hal.122.
142
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
143
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
Bank Indonesia. Berbeda dengan De Javashe sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Bank
Bank Nv yang merupakan embrio dari Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter
Indonesia selain berfungsi sebagai Bank Sentral secara berkelanjutan, konsisten, transparan,
sekaligus sebagai bank umum, fungsi komersial dan harus mempertimbangkan kebijakan
sudah dihilangkan dari tugas Bank Indonesia.7 pemerintah dibidang perekonomian”.9
Hal tersebut dimaksudkan agar Bank Sebagaimana dijelaskan dalam Penjelasan
Indonesia hanya mempunyai tujuan tunggal, Pasal 7 Ayat (2) Undang-Undang Bank
yaitu menjaga kestabilan nilai rupiah. Indonesia tersebut, dimaksudkan agar
Harapannya adalah agar Bank Indonesia dapat kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
lebih fokus dalma melaksanakan tugasnya Indonesia diambil oleh Bank Indonesia telah
sebagai pemegang kewenangan moneter. mempertimbangkan dampaknya terhadap
Pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia negara dan perkembangan di sektor riil. Dalam
tersebut diarahkan dalam rangka mencapai rangka mencapai tujuan Bank Indonesia,
kestabilan nilai rupiah. sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 7
Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud dalam Undang-Undang Bank Indonesia, yakni
Undang-Undang tersebut adalah kestabilan mencapai dan memelihara nilai rupiah, maka
nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang Bank Indonesia mempunyai tugas pokok
diukur berdasarkan atau tercermin pada sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8
perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata Undang-Undang Bank Indonesia yang
uang negara lain yang diukur berdasarkan atau menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan
tercermin pada perkembangan nilai rupiah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bank
(kurs) terhadap mata uang negara lain. Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
Penetaan tujuan tunggal di atas menjadi sasaan 1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan
dan batas tanggung jawab Bank Indonesia akan moneter,
semakin jelas dan terfokus. Selanjutnya, 2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
sebagai impikasi terfokusnya tujuan tersebut, pembayaran,
Bank Indonesia perlu mengarahkan 3) Mengatur dan mengawasi bank
kebijakannya untuk menyimbangkan kondisi Guna mendukung tercapainya tujuan Bank
ekonomi internal, khususnya keseimbangan Indonesia secara efektif dan efisien, maka
anatara permintaan dan penawaran neraca ketiga tugas pokok Bank Indonesia
pembayaran. Perwujudan keseimbangan sebagaimana tersebut di atas harus saling
internal adalah terjaganya inflasi pada tingkat mendukung. Hal tersebut mengingat bahwa
yang rendah, sementara dari sisi eksternal untuk mencapai kebijakan moneter yang efektif
adalah terjaganya nilai rupiah pada tingkat dan efisien yang dilakukan dengan
perkembangan yang cukup kuat dan stabil. mengendalikan jumlah uang yang beredar,
Dengan terjaganya keseimbangan internal dan diperlukan suatu sistem pembayaran yang
eksternal tersebut maka sasaran tunggal efisien, cepat, aman, dan handal. Sementara
kebijakan moneter yaitu kestabilan nilai rupiah itu, sistem pembayaran yang efisien, cepat,
akan dapat tercapai.8 Untuk mencapai tujuan aman dan handal tersebut juga tidak terlepas
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Ayat (1) dari kondisi sistem perbankannya yaitu sistem
Undang-Undang Bank Indonesia maka Bank perbankan yang sehat. Apabila Pasal 8 Undang-
Indonesia melaksanakan kebijakan moneter Undang Bank Indonesia dihubungkan dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (2) tujuan Bank Indonesia , maka tujuan Bank
Undang-Undang Bank Indonesia yang Indonesia adalah mencapai dan memelihara
menyatakan: “untuk mencapai tujuan kestabilan nilai rupiah, dengan cara
melaksanakan kebijakan moneter yang
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
7
Zulfi Diane Zaini, Independensi Bank Indonesia dan
Penyelesaian Bank Bermasalah, Cetakan Pertama, Cv. Keni
Media, Bandung, 2012, hal. 132.
8 9
Krisna Harahap, Konstitusi Republik Indonesia Sejak Lihat, Pasal 7 Ayat (2) Undang-Undang 23 Tahun 1993 jo
Proklamasi Hingga Reformasi, Grafitri Budi Utami, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 jo Undang-Undang
Bandung, 2004, hal.25. Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Bank Indonesia.
144
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
145
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
13 14
Ibid. Ibid,hlm. 282.
146
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
keuangan yang meliputi perbankan dan sistem Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk
pembayaran. Keberhasilan Bank Indonesia mengatur dan menjaga sistem pembayaran.
dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti Apabila terjadi gagal bayar pada salah satu
oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan peserta dalam sistem pembayaran, maka akan
banyak berarti dalam mendukung timbul risiko potensial yang cukup serius dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
Hal tersebut mengingat stabilitas moneter Kegagalan tersebut dapat menular, sehingga
dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik.
uang yang tidak dapat dipisahkan. Independensi sangat diperlukan dalam
Independensi empat peran dalam memelihara pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagai
stabilitas sistem keuangan yaitu: pertama, otoritas dalam sistem pembayaran untuk
menjaga stabilitas moneter antara lain melalui mengidentifikasi risiko potensial dalam sistemik
instrument suku bunga dalam operasi pasar pembayaran. Keempat, fungsi Bank Indonesia
terbuka. Dalam pelaksanaan peran ini, Bank dalam riset dan pemantauan yang dapat
Indonesia dituntut mampu menetapkan mengakses berbagai informasi yang dinilai
kebijakan moneter secara tepat dan mengancam stabilitas keuangan.
berimbang.15 Bank Indonesia dapat memantau
Kedua,Bank Indonesia memiliki peran vital kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi
dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan potensi kejutaan yang berdapak pada stabilitas
yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia
kinerja lembaga perbankan dilakukan melalui dapat mengembangkan instrument dan
mekanisme pengawasan dan pengaturan. indikator untuk mendeteksi kerentanan sektor
Sektor perbankan memiliki pangsa yang keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut,
dominan yaitu sebesar 80% dalam sistem selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi
keuangan. Oleh karenanya, kegagalan disektor otoritas terkait dalam mengambil langkah-
perbankan dapat menimbulkan ketidakstabilan langkah yang tetap untuk merendam gangguan
keuangan dan mengganggu perekonomian. dalam sektor keuangan.
Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, Kelima, fungsi bank Indonesai sebagai jaring
sistem pengawasan dan kebijakan perbankan pengaman sistem keuangan melalui fungsi Bank
yang efektif harus ditegakan. Selain itu, disiplin Sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
pasar melalui kewenagan dalam pengawasan Fungsi LoLR (sumber pemberi pinjaman
dan pembuat kebijakan serta penegakkan terakhir) merupakan peran tradisional Bank
hukum harus dijalankan. Upaya penegakkan Indonesia sebagai Bank Sentral dalam
hukum yang dimaksudkan untuk melindungi mengelola krisis untuk menghindari terjadinya
perbankan dan stakeholder serta sekaligus ketidakstabilan sistem keuangan.17
mendorong kepercayaan terhadap sistem Indenpedensi Bank Indonesia dalam LoLR
keuangan.16 sangat penting, karena adanya pertimbangan
Hal tersebut sesuai dengan landasan risiko sistemikdan persyaratan yang ketat yang
konsepsi hukum sebagai sarana pembangunan harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas,
yakni untuk memupuk kesadaran hukum dalam sehingga merupakan kebijakan dari Bank
masyarakat dan membina sikap para penguasa Indonesia sebagai lembaga yang independen
dan para pejabat Pemerintah ke arah tanpa adanya campur tangan dari pihak
penegakkan hukum, keadilan serta manapun.
perlindungan terhadap harkat dan martabat Salah satu kondisi agar perekonomia dapat
manusia, dan ketertiban sertta kepastian beroperasi secara optimal adalah tercapainya
hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar stabilitas keuangan. Selanjutnya, stabilitas
1945. moneter menjadi salah satu elemen kunci
dalam pencapaian stabilitas keuangan, yang
diukur dari antara lain stabilitas harga, dengan
15
Hermasyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi
Revisi Cetakan IV, Kencana, 2008, hal. 40.
16 17
Ibid, hal. 41. Ibid, hal. 43.
147
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
mengelola nilai tukar, inflasi, dan suku bunga seperti prudent banking dan good corporate
agar berfluktuasi dalam batas yang optimal bagi governance. Dalam rangka pelaksanaan
para pelaku ekonomi. kegiatan usaha bank secara prudent atau hati-
Pencapaian stabilitas harga dan moneter, hati, otoritas perbankan harus menerbitkan
diharapkan akan menghasilkan suatu kondisi peraturan terkait dengan kehati-hatian dalam
yang disebut pareto optimal, yaitu untuk pengelolaan bank dan mewajibkan bank untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini memenuhi peraturan prudential banking,
sesuai dengan cita-cita Negara Indonesia dalam terkait dengan ratio-ratio pengukuran tingkat
UUD 1945 untuk membentuk Negara likuiditas bank, seperti Capital AdequacyCapital
kesejahteraan yang secara konstitusional Adequacy Ratio (CAR).
dituangkan dalam alinea keempat Pembukaan Kegiatan usaha bank dikategorikan sehat,
UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945 bahwa apabila kegiatan usaha bank merupakan
pemanfaatan atas pengelolaan kekayaan alam kegiatan yang layak dan lazim digolongkan
dan lingkungan untuk sebesar-besar sebagai kegiatan usaha bank, sehingga
kemakmuran rakyat. walaupun ini bersifat terbuka, namun variasi
Dalam konteks pembaruan hukum kegiatan bank dibatasi oleh International best
khususnya Hukum Perbankan terkait dengan practies, yaitu bank tidak diperkenankan
Bank Setral, maka sudah waktunya bagi melakukan kegiatan usaha yang sama sekali
Indonesia untuk membangun Hukum tidak ada hubungannya dengan dunia
Perbankan khususnya yang terkait dengan Bank perbankan.19 Penerapan doktrin prudent
Sentral yang bukan saja akomodatif menjawab banking sangat penting untuk membangun
dinamika perekonomian yang terus aspek kegiatan usah perbankan yang sehat dan
berkembang, namun juga antisipatif dalam menghendaki adanya kewenangan publik dari
mencegah kegaduhan politik yang selalu otoritas perbankan, dalam hal ini Bank
mewarnai perjalanan Bank Indonesai ke depan. Indonesia sebagai Bank Sentral, sehingga
Amanat yang kuat dari konstitusi merupakan peraturan yang diterbitkan yang substansinya
pra syarat Bank Indonesia yang independen, dimasukkan untuk keperluan menjaga
kuat, dan efektif. Usaha bank mempunyai integritas sistem perbankan dapat bersifat
karasteristik khusus, karena merupakan memaksa. Mengingat bank menjalankan
kegiatan usaha yang bersifat keperdataan usahanya sebagai lembaga intermediasi, maka
namun terdapat kewajiban Hukum Publik, dana yang terdapat di bank berasal dari
sehingga penanganan Hukum Perbankan harus sebagian kecil pemegang saham dan sebagian
pula memperhatikan kepentingan Hukum besar dana pihak ketiga dan dihimpun.
Politik.18 Untuk itu, dalam rangka Sehingga, dalam menjalankan usahanya bank
pembangunan sistem perbankan nasional yang perlu diawasi secara ketat oleh otoritas
sehat diperlukan peraturan perbankan yang perbankan. Dengan demikian, fungsi utama dari
bersifat khusus, dan untuk efektivitas otoritas perbankan adalah mewakili
pelaksanaannya, maka ketentuan perbankan kepercayaan dan kepentingan nasabah,
yang diikuti dengan kewenangan publik harus disamping menjaga integritas sistem perbankan
dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai Bank nasional. Independensi Bank Indonesia
Sentral. Dalam pembangunan sistem hukum diharapkan akan lebih menjamin stabilitas
perbankan nasional yang bertujuan untuk moneter, yang merupakan prasyarat untuk
mengatur agar kegiatan usaha bank selaku dapat terciptannya pertumbuhan ekonomi yang
lembaga intermediasi dapat dilakukan secara berkelanjutan, karena dengan terwujudnya
berhati-hati prudent, aman, dan sehat, stabilitas moneter dan keuangan.
dipengaruhi oleh filosofi usaha bank sebagai Program pembangunan nasional dapat
intermediary institution atau lembaga tercapai. Oleh karena itu, pada hakikatnya,
intermediasi dan dianutnya doktrin dalam independen Bank Indonesia merupakan
penyelenggaraan usaha perbankan yang sehat kepentingan seluruh masyarakat dalam
18 19
Zulfi Diane Zaini, Op-Cit, hal. 284. Ibid, hal. 291.
148
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
20
Ibid,hal. 292.
21
Ibid.
149
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016
SUMBER-SUMBER LAIN
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang 23 Tahun 1993 jo Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2004 jo Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Bank
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Sebagaimana Telah diubah dnegan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan.
150