Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

JASA KONSULTANSI PENGAWASAN LAM

URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten


Kepulauan Meranti yang berkepentingan melaksanakan
kegiatan ini, dalam konteks program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
Dimana kegiatan Pembangunan Taman Kota Berbasis
RTH ini untuk membantu pengawasanan Pembangunan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) LAM yang berada di areal
Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan
Meranti dibawah Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Kepulauan Meranti untuk bekerja
sehari-hari serta menjaga asset kepemilikan gedung
kantor tersebut. Atas dasar pertimbangan tersebut diatas,
maka Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan kegiatan
pengawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) LAM Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti di Jalan Merdeka.
Keberhasilan suatu pembangunan wilayah akan sangat
berpengaruh pada penataan kawasan perkotaaan baik
secara nasional, wilayah dan daerah, karena suatu
perkotaan atau daerah yang memiliki multi fungsi seperti
pemerintahan, jasa, sosial, ekonomi serta kebudayaan
dan pariwisata akan selalu tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perubahan waktu dan paradigma. Seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan
proses percepatan pembangunan disegala bidang/sektor
di wilayah Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten
Kepulauan Meranti dan sekitarnya, maka dipandang
perlu untuk menambah dan meningkatkan fasilitas
Penataan Ruang Terbuka Hijau RTH LAM Kabupaten
Kepulauan Meranti guna memenuhi kebutuhan pelayanan
masyarakat dan pemerintah. Penataan dan
pengembangan Ruang Terbuka Hijau LAM sebagai
obyek wisata alam di Kabupaten Kepulauan Meranti
yang terletak di Kecamatan Tebing Tinggi merupakan
salah satu alternatif obyek wisata bagi orang-orang
yang ingin menikmati pemandangan alam di sekitar
areal LAM (Lembaga Adat Melayu). Keberadaaan RTH
ini juga mulai dirasa penting karena bisa menjadi
tempat wisata baru di wilayah ini. Peningkatan fasilitas
Penataan Ruang Terbuka Hijau LAM, syarat-syarat
teknis dan spesifikasi khusus mengenai standarisasi dan
pedoman pembangunannya membutuhkan suatu kesatuan

1
dan organisasi pengelolaan proyek yang terpadu dalam
perencanaan, pengawasan dan pelaksanaannya. Pekerjaan
Pengawasan Teknis yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan proyek,
diharapkan mampu untuk memahami dan menguasai
lingkup tugas dan pekerjaan yang diberikan

2. Maksud dan Tujuan Kerangka Acuan Kerja pekerjaan Pengawasan


dimaksudkan sebagai dasar bagi Konsultan Pengawas
dalam melaksanakan pekerjaan yaitu Pengawasan
pelaksanaan proyek/kegiatan dalam hal ini Program
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Pekerjaan Pengawasan
Penataan RTH Lembaga Adat Melayu (LAM) Tahun
Anggaran 2018, dengan segala kelengkapan yang dapat
mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara
sempurna dan maksimal.

3. Sasaran Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini menjadi pedoman


persyaratan yang akan mengikat semua unsur/pihak yang
terkait dalam pelaksanaan tugas pekerjaan pengawasan
dan adanya kesesuaian pekerjaan dengan spesifikasi
bangunan, standar mutu bangunan sehingga dapat
tercapai hasil yang maksimal terhadap pekerjaan.

4. Lokasi Kegiatan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan


Meranti

5. Sumber Pendanaan Biaya pekerjaan yang digunakan untuk melaksanakan


pekerjaan ini adalah senilai Rp. 149.974.000.00,- (Seratus
Empat Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh
Empat Ribu Rupiah) termasuk PPN, yang dibiayai oleh
APBD Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun Anggaran
2018.

6. Nama dan Organisasi Nama Kuasa Pengguna Anggaran : DIMYATI


Satuan Kerja : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Kepulauan Meranti.

DATA PENUNJANG

7. Data Dasar Data Fisik


1. Lokasi Proyek : Kecamatan Tebing Tinggi
2. Aksesibilitas : Lokasi mudah dicapai dengan
kendaraan roda dua dan roda empat.

8. Standar Teknis Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan


pengawas pada kerangka acuan kerja ini harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

2
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus
dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan
memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh pemberi tugas.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi
yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik
yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja
pengawasan yang berlaku.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus
dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi
sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional
dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan
pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
5. Persyaratan Teknis Lainnya
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan
pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti
standar, pedoman dan peraturan yang berlaku, antara
lain : ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan
yang bersangkutan, yaitu surat perjanjian pekerjaan
pelaksanaan beserta kelengkapannya dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.

9. Referensi Hukum 1. Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi;
2. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan LingkunganHidup;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 Tahun
2008 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan
dan Pemeriksaan Keteknikan Konstruksi;
7. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Surat Edaran bersama antara BAPPENAS dan
Departemen Keuangan Nomor 1203/D.II/03/2000–SE-

3
38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang Petunjuk
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
jasa konsultansi (biaya langsung personil/
remuneration) dan biaya langsung non personil (direct
reimbursable cost);
9. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 01/SE/M/2017 tanggal 17
Januari 2017 tentang Penentuan Biaya Langsung
Personil (Remuneration/Billing Rate) dalam
Penyusunan Harga Perkiran Sendiri (HPS) Pengadaan
Jasa Konsultansi Konstruksi di Lingkungan
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
10. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional
Konsultan Indonesia Nomor 0.7/SK.DPN/II/2017
tentang Pedoman Standar Minimal Tahun 2017 Biaya
Langsung Personil (Remuneration/ Billing Rate) dan
Biaya Langsung Non Personil (Direct Cost) untuk
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Kegiatan Jasa
Konsultansi.

10. Lingkup Kegiatan Secara garis besar, ruang lingkup pekerjaan yang akan
dilakukan oleh konsultan pengawasan adalah sebagai
berikut:
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan agar berjalan sesuai dengan kontrak
konstruksinya baik dari segi mutu, kuantitas dan
waktunya;
2. Menyelenggarakan Pre Construction Meeting (PCM)
bersama KPA dan Kontraktor Pelaksana Konstruksi;
3. Memeriksa Program Mutu / Rencana Mutu Kontrak
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi;
4. Bersama dengan Kontraktor Pelaksana Konstruksi
melakukan Rekayasa Lapangan dan menuangkan
hasilnya dalam laporan dan gambar shop drawing;
5. Mengusulkan perubahan kontrak atau Contract
Change Order (CCO) kepada KPA jika terjadi
perubahan volume dan item pekerjaan;
6. Memerintahkan Kontraktor Pelaksana Konstruksi
untuk melakukan pengujian mutu pekerjaan dan
mengawasinya;
7. Melakukan perhitungan bobot kemajuan pekerjaan di
lapangan (opname) setiap bulan dan melaporkannya
kepada KPA;
8. Memeriksa Monthly Certificate (MC) yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi;
9. Memberikan solusi jika terjadi permasalahan teknis di
lapangan;

4
10. Membuat Buku Harian Lapangan (BHL) yang
minimal memuat progress, kendala dan solusi di
lapangan;
11. Menyelenggarakan rapat koordinasi secara berkala
bersama KPA dan Kontraktor Pelaksana Konstruksi;
12. Membuat laporan-laporan pekerjaan pengawasan dan
dokumentasi proyek;
13. Membantu KPA dalam melengkapi administrasi
proyek;

11. Keluaran 1. Keluaran


Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas
berdasarkan kerangka acuan kerja ini selanjutnya akan
diatur dalam perjanjian (kontrak) tersendiri, yang
minimal meliputi :
1. Laporan harian yang dibuat oleh penyedia harus
disetujui oleh konsultan pengawas;
2. Laporan harian penyedia, berisi keterangan tentang:
a. Tenaga Kerja,
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau
ditolak,
c. Alat-alat,
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan,
f. Kondisi cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan;
3. Mengirimkan laporan mingguan kemajuan
pekerjaan pada hari pertama setiap minggu
berikutnya kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan;
4. Membuat laporan bulanan sebagai resume laporan
mingguan;
5. Berita Acara kemajuan pekerjaan;
6. Menyiapkan justifikasi teknis bila ada adendum,
sehingga perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan
mempertimbangkan aspek dana yang tersedia.
7. Memeriksa gambar kerja sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan (as build drawing) yang
dibuat oleh penyedia.
8. Laporan rapat di lapangan (site meeting).
9. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing)
dantime schedule yang dibuat oleh penyedia.
10. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan.

2. Bentuk Buku Laporan


a. Semua laporan berupa buku/tulisan disusun dengan
ukuran A4 dengan ukuran dan bentuk huruf yang
cukup jelas dibaca;
b. Laporan berupa tabel/gambar dengan ukuran lebih
besar dapat dilipat sesuai ukuran yang ditetapkan.

5
c. Buku laporan antara lain meliputi :
1) Laporan Mingguan;
2) Laporan Bulanan;
3) Laporan Akhir.
d. Semua file laporan dan gambar dicopy dalam
CD/DVD.

12. Peralatan Material, Tidak ada


Personil dan Fasilitas
dari Pengguna
Anggaran

13. Peralatan dan Material Peralatan yang harus disediakan oleh konsultan pengawas
dari Penyedia Jasa adalah :
Konsultansi 1. Kendaraan yang diperlukan untuk mobilisasi personil
ke lokasi pekerjaan;
2. Selama pelaksanaan kegiatan konsultan pengawas
harus menyediakan peralatan kantor dan lapangan;
3. Untuk kelancaran konsultasi dan administrasi
konsultan pengawas harus menyediakan kantor di
wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.

14. Lingkup Kewenangan Tidak ada


dari Penyedia Jasa

15. Jangka Waktu Pekerjaan sebagaimana diuraikan dalam lingkup kegiatan


Pelaksanaan Pekerjaan diatas, harus diselesaikan seluruhnya dalam waktu 210
(dua ratus sepuluh) hari kalender atau waktu yang
ditetapkan sesuai dengan hasil rapat penjelasan pekerjaan
terhitung sejak penandatanganan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).

16. Personil
Kualifikasi Jumlah
No Posisi
Pendidikan Profesi Keahlian Pengalaman Orang
Tenaga Ahli :

Supervision Engineer S1 Teknik Ahli Arsitektur


1 5 Tahun 1 Orang
(Arsitek Landscape) Arsitektur Lansekap - Madya

Tenaga Pendukung :
1 Inspector S1 Teknik Sipil - 3 Tahun 1 Orang

2 Tenaga Administrasi D3 Komputer - 3 Tahun 1 Orang

6
17. Jadwal Pelaksanaan
Bulan Ke -
1 2 3 4 5 6 7
Persiapan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
Pekerjaan Pengawasan, Pengawasan, Pengawasan, Pengawasan, Pengawasan, Pengawasan,
Teknis Pengujian, Pengujian, Pengujian, Pengujian, Pengujian, Pengujian,
Pengawasan,
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
Bulanan 1 Bulanan 2 Bulanan 3 Bulanan 4 Bulanan 5 Bulanan 6 Bulanan 7
dan Laporan
Akhir

18. Laporan Mingguan Laporan Mingguan memuat:


Berupa laporan singkat yang dibuat sesuai bentuk standar,
yang menunjukan tingkat kemajuan fisik dan penyerapan
dana dari tiap paket, serta masalah-masalah yang timbul
dan langkah-langkah penanggulangannya. Sebanyak
5 (Lima) buku laporan setiap minggu, 1 (satu) asli dan 4
(empat) foto copy.

19. Laporan Bulanan Laporan Bulanan memuat :


Isi laporan terdiri dari kemajuan bulanan termasuk
perintah perubahan (change order), penjelasan ringkas
mengenai kesulitan teknis dari penyedia yang ditemui
serta informasi yang diperlukan. Sebanyak 5 (Lima)
buku laporan setiap bulan, 1 (satu) asli dan 4 (empat) foto
copy.

20. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat :


Pada saat berakhirnya layanan konsultan dalam hal ini
adalah segera setelah PHO/PPHP, konsultan harus
mengirim laporan akhir pengawasan ke Pengguna
Anggaran melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Adapun isi dari Laporan tersebut adalah :
a. Laporan pendahuluan;
b. Laporan kemajuan fisik dan jadwal pelaksanaan
Penyedia;
c. Masalah yang mungkin timbul serta saran
penanggulangannya.

Laporan Akhir pengawasan sebanyak


5 (Lima) buku laporan, 1 (satu) asli dan 4 (empat) foto
copy.

21. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
Negeri harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

22. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


Kerjasama diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi

7
ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
a. Ditentukan pihak penyedia jasa sebagai lead firm
yang bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan
keseluruhan kepada Pemberi Tugas;
b. Ditentukan pola kerjasama kedua belah pihak dan
diketahui oleh Pemberi Tugas;
c. Besaran persentase modal atau pembagian
kewenangan dalam pelaksanaan kegiatan diketahui
pemberi tugas.

23. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


Pengumpulan Data berikut:
Lapangan a. Tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada;
b. Tidak mengganggu kondisi masyarakat sosial di
lokasi pekerjaan;
c. Menghormati kearifan lokal;
d. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan
instansi terkait.

24. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, penyedia jasa konsultansi berkewajiban


untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan
dalam rangka alih pengetahuan kepada personil pelaksana
kegiatan/satuan kerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Kepulauan Meranti.

25. Penutup Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan
masukan bagi konsultan pengawas untuk melaksanakan
penawaran biaya/nilai pekerjaan kepada pemberi tugas
dan sekaligus sebagai pedoman untuk tugas nantinya
apabila ditetapkan sebagai konsultan pengawas pada
kegiatan ini.

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

DIMYATI
Pembina IV a
NIP. 19640515 199010 1 002

Anda mungkin juga menyukai