PENDAHULUAN
PEKERJAAN :
PEKERJAAN :
JL. GATOT SUBROTO NO.KAV. 52-53, RT.1/RW.4, KUNINGAN TIMUR,
KEC. SETIABUDI, KOTA JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA, 12950
PEMBERI TUGAS:
DIREKTORAT JENDRAL INDUSTRI AGRO
Jl. Gatot Subroto No.Kav. 52-53, Rt.1/Rw.4, Kuningan Timur, Kec.
Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12950
KONSULTAN PERENCANA:
PT. SAMAGATA TRIPTAYASA
Bogor Raya Residence Blok E.II No. 20 Kel. Cimahpar Kec. Bogor Utara
Kota Bogor 16155 Indonesia
PERENCANAAN RENOVASI INTERIOR RUANG KERJA
DIREKTORAT JENDRAL INDUSTRI AGRO
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya Sehingga Laporan Pendahuluan Perencanaan Tata Ruang Gedung
Kantor Ditjen Industri Argo dapat disusun dan selesai dengan baik. Penyusunan laporan akhir
Perencanaan Tata Ruang Gedung Kantor Ditjen Industri Argo ini bertujuan bertujuan untuk
mengetahui data yang dapat dijadikan sumber informasi dalam membuat perencanaan,
tersedianya data valid yang dapat digunakan dalam merencanakan Model dan Konsep yang
akan di gunakan dalan tahap Perencanaan. Perencanaan Tata Ruang Gedung Kantor Ditjen
Industri Argo.
Konsultan perencana Mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak
dan Jajaran lingkungan kerja Direktorat Jendral Industri Agro Kementrian Perindustrian yang
mempermudah pihak konsultan dalam melakukan kegiatan pengambilan data dan survey guna
mempersiapkan proses Perencanaan Perencanaan Tata Ruang Gedung Kantor Ditjen Industri
Argo.
Demikian Laporan Pendahuluan Perencanaan Tata Ruang Gedung Kantor Ditjen
Industri Argo ini dibuat semoga Hasil dari laporan pendahuluan ini menjadi acuan bagi kami,
dan pihak guna melengkapi laporan antara, dan laporan akhir Perencanaan Tata Ruang Gedung
Kantor Ditjen Industri Argo yang akan direncanakan.
Tim Penyusun
BAB 1.
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
Tata ruang kantor atau biasa disebut juga layout adalah salah satu penunjang sistem
kerja yang harus diperhatikan dalam perkantoran. Di Indonesia, banyak sekali terdapat
perkantoran dengan skala produktivitas besar, menengah dan kecil dengan sistem tata ruang
yang sangat bervariasi, dimana masing-masing sistem saling berhubungan dalam menunjang
proses kerja.
Era perkantoran modern saat ini, Peranan tata ruang kantor memberi nilai tambah bagi
kelangsungan aktifitas perusahaan. Tata ruang merupakan pengaturan dan penyusunan seluruh
mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga
pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga
tercapai efisiensi kerja.
Kegiatan ini merupakan rangka di dalam penerapan Peraturan Menpan RB atau
Permenpan RB Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Birokrasi, Direktorat Jenderal Industri Agro dalam melaksanakan tugas dan
fungsi unit organisasi pada Instansi Pemerintah akan melakukan proses desain ulang ruang
kerja yang bertujun untuk menyesuaikan sistem kerja.
Menurut Moekijat, 1997 (dalam Silvia Fransisca Anggada, Freddy H. Istanto, Rani
Prihatmanti, 2016), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin
diberikan. Sedangkan menurut Miftahul Khairah (2017) menyatakan dalam jurnalnya bahwa
kantor merupakan sebuah tempat yang mampu mewadahi segala aktivitas pekerja atau
karyawannya. Para pekerja melakukan kewajibannya sesuai standar dari perusahaannya.
Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kantor merupakan wadah atau
suatu tempat untuk sekelompok orang yang melakukan kegiatan tata usaha. Dibentuknya
sebuah kantor bertujuan untuk memberikan pelayanan komunikasi dan perekaman suatu
informasi secara baik dan terkendali. Kantor juga berperan penting bagi perusahaan sebagai
wadah kegiatan penunjang pemasaran produk, peningkatan dan pengembangan bisnis
perusahaan. Selain itu berguna untuk memenuhi kebutuhan karyawan agar merasa nyaman
dalam bekerja.
Adapun permasalahan yang sering dihadapi dalam sebuah perkantoran, yaitu seperti
visualisasi ruangan kantor tidak menggambarkan corporate image, klien serta karyawan kantor
kebanyakan merasa bosan saat berada dalam kantor, kantor membutuhkan perubahan desain
interior, untuk dapat meningkatkan daya tarik klien dan karyawan, kantor perlu meningkatkan
kenyaman baik secara fisik ataupun non fisik bagi klien dan karyawan kantor, perubahan layout
eksisting sangat dibutuhkan guna meningkatkan efisiensi penggunaan ruang yang terbatas.
Upaya Peningkatan kualitas setiap Bangunan Gedung Negara (BGN) harus di wujudkan
dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi persyaratan secara optimal dari fungsi
bangunan, serta berkontribusi penuh terhadap perkembangan bidang Arsitektur Indonesia,
setiap Bangunan Gedung Negara harus di rencanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak baik dari dari segi mutu, biaya maupun kreiteria
administrasi bagi suatu Bangunan Gedung (BG) adalah dengan jalan meningkatkan fungsi
perencanaan di setiap pelaksanaan kegiatan.
Peningkatan prasarana gedung perkantoran sangat diperlukan sejalan dengan semakin
pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga
pembangunan prasarana gedung perkantoran sangat menentukan dalam menunjang tercapainya
laju pertumbuhan ekonomi. Pembangunan prasarana gedung perkantoran berupa peningkatan
atau perenovasian gedung harus sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan pertambahan
pelayanan ekonomi kepada masyarakat.
l. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 8 tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian;
m. Peraturan Menteri Keuangan No. 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2023;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 7/PRT/M/2011 Tentang Standar dan
Pedoman Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
Kegiatan survey dan pengukuran lokasi dilakukan pada ruangan kerja lantai 17 dan 18
yang dilakukan oleh tim ukur Konsultan Perencana.
c. Membuat gambar layout eksisting dan rencana gambar relayout;
Pelaksanaan pembuatan gambar dilakukan menggunakan bantuan sorfware desain yaitu
Autocad maupun Sketchup dengan bantuan visualisasi rendering dengan bantuan
software Enscape agar dapat menampilkan visualisasi real.
d. Pendekatan dan metodologi yang diterapkan dalam perencanaan.
e. Membuat laporan pendahuluan
f. Melaksanakan rapat koordinasi
Kegiatan rapat mingguan atau evaluasi terhadap hasil gambar ataui desain dilakukan
supaya sesuai dengan apa yang di minta oleh pihak owner atau pihak Kementrian
Perindustrian
g. Membuat laporan antara
h. Melaksanakan rapat finalisasi
i. Membuat laporan akhir
Laporan berisi tentang hasil survey data primer maupun data sekunder
yang menggambarkan kondisi terkini ruangan yang akan dilakukan relayout dari
data eksisting serta hasil survey detail pada lokasi rencana rancangan dilengkapi
dengan dokumentasi hasil survei. Laporan ini juga berisi hasil hasil analisis
terhadap data hasil survey tersebut.
3. Laporan Akhir
Laporan berisi tentang hasil Summary Data dan Analisa, Kesimpulan dan
Rekomendasi termasuk dokumen RKS (Rencana Kerja dan Syarat – Syarat),
Spesifikasi Teknis, Estimate Engineering (EE) dan Gambar DED (Detail
Engineering Design), maupun gambar 3D (visualisasi dari relayout).
c. Laporan Album Gambar
Laporan Album Gambar ini berisikan Gambar desain rencana yang terdiri dari DED
(Detail Engineering Design), Gambar Visualisasi rencana, serta rangkuman gambar 3D
render dari ruangan yang akan dilakukan perubahan (Relayout).
BAB 2.
KAJIAN LITERATUR DAN
STANDARISASI
a. Pengertian Kantor
Menurut Moekijat, 1997 (dalam Silvia Fransisca Anggada, Freddy H. Istanto, Rani
Prihatmanti, 2016), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin
diberikan. Sedangkan menurut Miftahul Khairah (2017) menyatakan dalam jurnalnya
bahwa kantor adalah suatu tempat untuk melakukan aktifitas yang produktif pada
perusahaan tersebut.
Adapun bagian bagian dari ruangan kantor yang umumnya di terapkan pada setiap
kantor merupakan sebagai berikut :
1. Reception Area
Ruang resepsionis kantor bisa dikatakan sebagai salah satu area yang mewakili
wajah dari perusahaan. Area ini memiliki pengaruh besar dalam
memunculkan kesan pertama dari pengunjung terhadap perusahaan. Kesan pertama
inilah yang akan berdampak besar pada citra perusahaan.
2. Ruang Konferensi/ Ruang Rapat
Ruang konferensi atau yang sering dikenal dengan ruang rapat perusahaan
merupakan salah satu area yang khusus diselenggarakan untuk rapat perusahaan.
Tempat ini juga biasa digunakan untuk berbagai acara presentasi kepada rekan
bisnis, klien, maupun pada karyawan internal perusahaan. Ruang ini biasanya
memiliki area yang cukup luas dengan penataan meja dan kursi saling berhadapan,
atau membentuk lingkaran. Bagi banyak perusahaan, ruang ini juga dilengkapi
dengan sarana presentasi, mulai dari whiteboard, LCD proyektor, bahkan beberapa
perusahaan besar melengkapinya dengan video converence.
3. Ruang Komputer/ Admin/ TU/ Ruang Kerja
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan komputer dalam
perusahaan adalah sebuah keniscayaan. Hampir semua kantor untuk saat ini
memang membutuhkan komputer untuk berbagai keperluan. Mulai dari kebutuhan
surat-menyurat, membuat proposal penawaran, menyimpan data perusahaan,
berkomunikasi lewat internet, promosi dan lain sebagainya. Sebagai salah satu
kebutuhan yang bisa dibilang wajib, komputer yang biasa digunakan dalam durasi
yang cukup lama membutuhkan ruangan khusus. Pertimbangannya agar semua
peralatan berbasis komputer ini dapat bekerja dengan lancar tanpa kendala.
Kebersihan, keamana, kenyamanan dan perawatan ruang komputer ini harus selalu
diperhatikan secara cermat, karena didalamnya terdapat data-data penting
perusahaan.
4. Ruang Pengadaan/ Ruang E-Auction
5. Ruang Berkas/ Area pusat penyimpanan berkas/ Arsip (Aktif/ inaktif)
Ruang persuratan merupakan salah satu area perusahaan yang digunakan
sebagai pusat komunikasi, terutama bagi perusahaan yang masih menggunakan
dokumen dalam bentuk kertas. Bagi banyak perusahaan, pada saat pembagian area
ruangan ini biasanya ditempatkan berdekatan dengan ruangan resepsionis dan pusat
kantor. Di ruang persuratan ini pada umumnya terdiri dari 3 area, yaitu :
Area penerimaan, dimana surat akan diterima, dicatat, dan diteruskan pada area
seleksi;
Area seleksi, di mana surat diilih dan siap untuk didistribusikan kepada pihak
yang dituju;
Area surat keluar, di mana surat keluar biasanya di stempel, diberi nomor, dan
sebagainya sebelum dikirim ke pihak luar.
6. Area Lounge/ Istirahat Kantor/ Ruang Kepala/ Pimpinan Perusahaan.
Area lounge/istirahat dalam kantor merupakan ruang yang dirancang untuk
karyawan dapat bersantai, beristirahat, dan berinteraksi secara informal di luar jam
kerja. Tujuan dari area ini adalah untuk menciptakan suasana yang santai dan
menyenangkan di antara karyawan, yang dapat meningkatkan produktivitas,
kreativitas, dan kepuasan kerja. Area lounge/istirahat biasanya dilengkapi dengan
perabotan yang nyaman seperti sofa, kursi, bangku, atau bean bag. Perabotan yang
ergonomis dan berkualitas tinggi akan memberikan kenyamanan bagi karyawan
ketika beristirahat. Biasanya, area lounge/istirahat juga menyediakan ruang makan
atau pantry mini.
Ruang ini dilengkapi dengan meja dan kursi untuk makan atau minum bersama.
Fasilitas seperti microwave, kulkas, dan dispenser air juga dapat disediakan untuk
keperluan makanan dan minuman. Untuk menghibur karyawan, area
lounge/istirahat dapat dilengkapi dengan peralatan hiburan seperti televisi, sound
system, atau permainan seperti meja ping pong atau konsol permainan. Ini
Broadbent, 1973 dalam Mark I. Aditjipto, 2002). Semua proses ini bersandar pada suatu
prosedur kerja yang bertahap-tahap, secara linier atau melingkar, dengan atau tanpa umpan
balik. Dalam metode analitis ini hasil rancangan akan sangat dipengaruhi oleh proses yang
dilakukan sebelumnya. Proses tersebut meliputi penetapan masalah, pendataan lapangan,
literature, tipologi, analisis pemrograman, sintesis, skematik desain, penyusunan konsep dan
pewujudan desain. Dapat dilihat pada bagan berikut :
lapangan yang menjadi objek perancangan. Data tipologi ini berfungsi sebagai pembanding
atas data lapangan. Disamping itu data tipologi juga dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk
membantu kasus-kasus perancangan yang sulit dicari literaturnya. Setelah data terkumpul
lengkap maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis.
Tahap ini merupakan tahap pemrograman, yaitu membuat program-program kebutuhan
desain berdasarkan hasil-hasil analisis. Semakin data yang dihimpun lengkap maka hasil
analisis pun dapat semakin tuntas sehingga program-program kebutuhan yang dimunculkan
akan dapat menjadi acuan yang dapat dipenuhi. Hasil analisis program merupakan dasar dalam
menarik sintesis berupa simpulan-simpulan awal yang dapat dijadikan alternatif-alternatif arah
perancangan. Dari sinilah proses perancangan dapat dipecah menjadi dua jalur yaitu membuat
skema-skema pemecahan masalah perancangan atau skematik desain dan disisi lain mulai
memformulasikan konsep desain yang dijadikan pengikat arah perancangan. Skematik desain
dan konsep dasar desain ini dapat dievaluasi sebelum dikembangkan lebih lanjut menjadi
sebuah produk desain berupa gambar-gambar penyajian.
Proses desain modern mengemukakan metode desain yang sistematis, terukur dan
objektif. Konsep sebagai pengembangan dari proses sintesis atau pengambilan keputusan
desain sementara, merupakan gabungan solusi desain yang dilaksanakan secara konvergen.
Keputusan tersebut memuat solusi awal dari seluruh permasalahan desain interior, berdasarkan
hasil identifikasi dan analisis sebelumnya. Proses selanjutnya dilaksanakan secara divergen,
dengan mengembangkan hasil proses konvergen dan mengaplikasikan ke dalam setiap elemen
desain interior. Sebagai sebuah solusi awal, konsep juga memuat reka gagasan visualisasi
gambaran akhir desain interior yang diharapkan lebih “baik” dari eksisting sebelumnya.
Menurut Ching & Binggeli (2012) menjelaskan bahwa desain interior merupakan suatu proses
kegiatan di dalam merencanakan, menata, dan merancang ruang pada suatu bangunan
arsitektural.
Konsep dalam proses desain interior mempunyai 2 tujuan baik secara umum dan juga
secara praktis, yaitu:
a. Tujuan Umum Konsep Desain Interior
Tujuan umum konsep desain interior merupakan tujuan akhir yang wajib dipenuhi oleh
desainer dalam pengembangan konsep, juga berhubungan dengan tujuan akhir desain
interior, secara umum meliputi pekerjaaan :
1. Memperbaiki fungsi ruang
diwujudkan secara nyata karena nilai-nilai yang dijadikan tolok ukur lebih bersifat konkrit.
Sementara itu penggunaan metode pendekatan ideologis dan substansif belum tentu dapat
menghasilkan desain yang aplikatif karena nilai-nilai yang dijadikan tolok ukur kadang lebih
bersifat abstrak. Semua metode pendekatan di atas merupakan bagian dari metode analitis yang
mengacu pada metolodogi desain yang sistematis (systematic design method).
Menurut Metode desain yang digunakan adalah Design Thinking, Berikut tahapan pada
metode perancangan yang akan digunakan menurut Ambrose & Harris, yaitu :
Berdasarkan pada gambar tersebut Secara umum tahapan studi menurut Millburn et all,
2003, proses desain dilakukan dalam 3 tahapan yaitu sebelum, saat, dan setelah desain
dilaksanakan. Pada proses pendidikan desain interior tahapan yang dilaksanakan adalah hingga
pada saat mendesain. Namun, pada pelaksanaan proyek secara profesional perlu dilengkapi
hingga evaluasi desain. Adapun perkembangan konsep desain yang sudah cukup familiar di
masa kini adalah sebagai berikut :
a. Pengertian Konsep Industrial
Menurut Endra Ade Winata (2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa gaya
industrial ialah gaya dengan kesan sederhana dan bersih, dimana gaya ini berfokus
dalam memaksimalkan fungsi ruang. Penggunaan material seperti batu bata, logam, dan
kayu bekas serta warna netral dan kesan alami menjadi identitas dari gaya desain
industrial. Berkaitan dengan hal ini, gaya industrial dapat dikombinasikan dengan gaya
desain yang lain.
berbahan kaca. Penghematan dari segi massa, yaitu dengan cara meminimalkan massa
bangunan.
Menurut Colin Cave dalam Planning Office Space (1976: 153), fasilitas ruang untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan kantor meliputi :
1. Area masuk dan area resepsionis
2. Ruang konferensi dan ruang rapat
3. Ruang penyimpanan dan distribusi
4. Area makan/ Pantry
5. Area pemrosesan data
6. Hygiene facilities
Tabel diatas merupakan standar besaran ruangan minimum yang dapat dijadikan acuan
terhadap besaran ruang yang dibutuhkan pada perancangan interior kantor. Besaran ruang di
atas dapat diterapkan pada ruang – ruang utama pada kantor.
memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai. Sedangkan Gie (2007) berpendapat bahwa
tata ruang kantor adalah segenap faktor fisik, yang bersama-sama merupakan suatu suasana
fisik yang melingkupi suatu tempat kerja. Layout kantor yang efektif akan memberikan
manfaat yakni, dapat mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif,
mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai, memberikan kesan yang positif
terhadap pelanggan perusahaan, menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada, meningkatkan
produktivitas kerja yang baik, serta mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan
dengan melakukan perencanaan layout yang fleksible.
fleksibilitas sehingga layout mudah diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam
beradaptasi dengan lingkungan.
b. Asas Pengoptimalisasian Ruangan
Suatu tata ruang yang mempergunakan sepenuhnya semua ruangan yang ada. Ruangan
ini tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar), melainkan juga ruang vertikal
ke atas maupun ke bawah, jadi dimana mungkin tidak ada ruang yang dibiarkan tidak
terpakai Gie (2007). Dalam penggunaan ruangan dapat di terapkan beberapa ruangan
yang biasanya terdapat dalam suatu kantor yakni terdapat area khusus. Menurut Quible
(2001) terdapat beberapa area khusus yang harus diperhatikan dalam merencanakan
layout suatu kantor, yaitu :
1. Reception Area
Ruang resepsionis berpengaruh dalam kesan pertama terhadap organisasi. Kesan
pertama yang baik akan berdampak secara positif pada relasi publik dan bahkan
mungkin dapat berakibat dalam meningkatkan laba untuk organisasi. Pegawai
sebagai pelanggan internal perushaan akan merasa nyaman kerja di kantor sehingga
produktivitas meningkat kepuasannya karena ruang lobby yang representatif.
2. Ruang Konferensi
Ruangan ini sangat dibutuhkan karena penggunaan tim kerja yang semakin
meningkat akan membutuhkan tempat diskusi atau rapat yang representatif.
Kondisi seperti ini sejalan dengan makin mahalnya biaya penyediaan ruang kantor
sehingga keberadaan ruangan ini dapat dioptimalkan.
3. Ruang Komputer
Ruang komputer menitikberatkan pada pentingnya mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh sebelum merencanakan dalam mendesain ruang komputer.
Karena perangkat komputer berubah lebih cepat, ruang dengan diakurasikan
proyek untuk beberapa tahun kedepan. Spesifikasi fisik dari perlengkapan
komputer juga harus dianalisis dengan seksama dan diambil ke dalam
pertimbangan sebelum menentukan ukuran ruang. Perawatan ruangan ini harus
diperhatikan secara cermat karena harus terlindung dari bahaya kebakaran dan
menjaga agar hardware serta software yang dibeli aman dan dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.
4. Ruang Persuratan
lebih mudah. Kekurangan dari tataruang kantor tersebut yaitu, membutuhkan biaya
yang lebih besar untuk memisahkan ruangan, lebih banyak alat komunikasi (seperti
telepon, komputer), penerangan, ventilasi, peralatan kntor serta mempersulit
perubahan layout kantor atau fleksibilits ruangan kantor kurang.
Adapun keuntungan penggunaan konsep ini :
Menjamin konsentrasi kerja.
Menjamin pekerjaan yang bersifat rahasia.
Menambah atau mejaga, status pimpinan sehingga
selalu terpelihara adanya kewibawaan pimpinan.
Menjamin keberhasilan kerja dan meras ikut bertanggung jawab seta merasa
ikut memiliki.
Adapun kerugian penggunaan konsep ini :
Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan
untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang.
Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya, pemeliharaan ruangan,
pengaturan penerangan, dan biaya peralatan lainnya.
Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan
organisasi.
Mempersulit pengawasan.
Memerlukan banyak luas lantai
3. Tata Ruang Kantor Berhias/Berpanorama (Landscape Offices)
Tata ruang kantor berhias adalah ruang kerja yang dihiasi oleh berbagai elemen hias
untuk mempercantik ruangan kantor. Beberapa elemen hias ini bisa berupa tanaman
hidup, tanaman sintetis, maupun bahan dekorasi lain seperti kain, sterofoam, gabus
dan lain sebagainya.
4. Tata ruang Kantor Gabungan (combine plan offices)
Kombinasi antara tataruang terbuka dan tertutup, untuk menjaga wibawa pemimpin
maka dibuatlah satu ruang kerja untuk seorang pimpinan. Adapun para pegawai
ditempatkan dalam saatu ruang kerja sehingga sistem pengawasan lebih mudah
untuk dilakukan. Tataruang kantor gabungan juga memiliki keuntungan yaitu,
pimpinan mudah mengawasi pegawai secara langsung yang berada di ruangan
terbuka meskipun pimpinan sendiri berada di ruang tertutup, serta komunikasi dan
hubungan kerja antara pegawai yang satu dengan yang lain dapat terjalin dengan
baik. Selain keuntungan dari tata ruang gabungan, bentuk tataruang kantor
gabungan juga memiliki kerugian antara lain, tingginya tingkat kebisingan karena
tata ruang kantor yang terbuka, biaya pemeliharaan lebih tinggi, dan sulitnya
pengamatan atas penataan ruangan terutama untuk tata ruang terbuka karena
disesuaikan dengan selera masing-masing pegawai.
5. Prinsip Layout yang Efektif
Ruang kerja yang efektif ruang kerja yang kondusif dan sesuai pada tempat dan
gunannya, Nuraida (2007). Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan
kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam
meningkatkan produktifitas. Tataruang yang efektif kan memberikan manfaat yaitu:
mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif, mengembangkan
lingkungan kerja yang nyaman bagi para pegawai, memberikan kesan yang positif
terhadap pelanggan perusahaan, menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada serta
mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan melakukan
perencanaan layout yang fleksible. Selain itu tataruang kantor yang baik akan
memberikan keuntungan-keuntungan yakni, mencegah penghamburan tenaga dan
waktu para pegawai karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu,
mejamin kelancaran proses kegiatan yang bersangkutan, memungkinkan
pemakaian ruang kerja secara efisien yakni satu luas lantai tertentu dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya serta mencegah para
pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian
tertentu Gie (2007).
produktivitas kerja. Berikut merupakan penjabaran terkait standar ergonomi pada perancangan
interior kantor berdasarkan ruangan.
a. Tipe Ruang Rapat
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 2. 7 Desain tata meja untuk ruangan rapat (Human Dimension)
Istilah fleksibel mengacu pada perencanaan kantor, dimana hampir setiap “free
standing” furnitur dan perlengkapan dapat dipindah untuk memberikan
pelayanan di beberapa bagian kantor. Luas area dimungkinkan penggunaannya
untuk beberapa fungsi pokok kantor antara lain ruang kerja, ruang staf, dan
ruang direksi.
Padat
Kepadatan kantor berarti bahwa ada pola yang baik dimana pengguna bias
bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa gangguan. Bentuk kepadatan
gedung adalah kubus. Kubus pada dasarnya hasil dari desain modular, dimana
lantai dibuat persegi, struktur sederhana dan fungsifungsi perpustakaan secara
keseluruhan terhubung dengan baik. Jarak dibuat seminimal mungkin, antara
pintu masuk, pusat gedung, koleksi, staf dan klien sehingga secara ekonomi
penggunaan energy dan cahaya focus disemua arah tanpa gangguan;
Mudah diakses
Kemudahan akses gedung dan isinya adalah faktor penting. Ada 2 poin yang
harus dipertimbangkan, yaitu akses dari luar ke dalam gedung dan akses ke
koleksi di dalam kantor. Dua-duanya harus bias diakses secara mudah;
Luas untuk pengembangan ke depan
Perkembangan koleksi yang cepat di perpustakaan universitas menjadi
problem terbesar bagi kapasitas / luas kantor. Prediksikan bahwa 10 sampai 15
tahun koleksi menjadi 2 kali lipat. Selain itu era teknologi 14 informasi
memberikan dimensi baru yang sulit diprediksi. Ini harus diantisipasi dengan
kantor yang luas, tanpa mengabaikan fungsi-fungsi kantor saat ini;
Variasi Ruangan
Variasi ruang sangat penting. Harus ada ruang yang bervariasi untuk
mencakup kebutuhan pengguna yang memiliki tujuan yang berbeda di kantor.
Pengguna kantor juga punya pilihan yang berbeda. Ada beberapa yang senang
ramai, sementara yang lain lebih suka sendiri, sebagian suka pemandangan,
dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal ini, disediakan bervariasi bantuan
untuk memenuhi kebutuhan di atas, sebagai contoh “carrel” untuk membaca
dengan konsentrasi dan tenang, kursi/tempat duduk yang berhadapan untuk
b. Lantai
Lantai harus kuat memikul beban dan tidak terlalu bergetar orang/barang lewat.
Terutama bila lantai sekaligus berfungsi sebagai dinding/langit-langit pemisah antara
ruang bawah dengan ruang di atasnya (Pamudji Suptandar, 1982:13). Lantai dapat
menunjang fungsi dan kegiatan yang terjadi dalam ruang, dapat memberikan karakter
dan dapat memperjelas sifat ruang misalnya dengan memberikan permainan pada
permukaan lantai (Pamudji Suptandar, 1982:2). Lantai menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) lantai adalah bagian bawah (alas dsar) suatu ruangan atau bangunan
(terbuat dari papan, semen, ubin, dan sebagainya) atau tingkatan pada gedung
bertingkat. Beberapa jenis lantai dalam buku yang ditulis oleh gatut Susantra yaitu,
Lantai GRC, cat epoxy, karpet, vinil, ubin PC / tegel, dan parket. Dapat dilihat pada
gambar berikut.
c. Plafond
Plafon atau langit-langit sebagai penutup ruang bagian atas harus dapat memberikan
kesan kokoh, kuat sebagai media penyerap bunyi, tempat berlindung instalasi, bidang
penempatan titik lampu, dan elemen dekoratif. (Y.B. Mangunwijaya, 1990). Diambil
dari buku yang berjudul Ragam Desain Plafon yang diterbitkan oleh Penebar Swaday,
bahan penutup plafon yang bersifat bidang mengharuskan berbahan rata, tipis, ringan,
mudah dikerjaakan dan tahan air. Pemasangan penutup plafon pada rangkanya
memiliki berbagai cara yaitu dipaku, sekrup, dipantek, dijepit, atau di selipkan. Jenis
bahan yang sering digunakan yaitu kayu, GRC, papan gypsum, metal atau logam.
Seperti pada gambar berikut.
b. Pencahayaan
Sistem pencahayaan dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami ini berasal dari sinar matahari, dimana penggunaan pencahayaan
alami lebih menghemat listrik sekaligus membunuh kuman dalam rumah atau bangunan
tersebut.
c. Sistem Akustik
Sumber suara, media penghantar, dan penerima suara merupakan komponen-komponen
dalam sistem akustik. Setiap ruang memiliki kebutuhan akustik yang berbeda, seperti
Area Lobby yang dekat dengan area luar membutuhkan sistem akustik yang tinggi.
d. Sistem Keamanan
Sistem Keamanan yang dapat digunakan dalam sebuah kantor maupun bangunan yaitu
access control, CCTV, alarm system, maupun mesin sidik jari.
e. Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem kebakaran yang paling umum digunakan disebuah perkantoran adalah APAR,
smoke detector, dan pipa sprinkler. APAR merupakan fire protection paling sederhana
dan mudah pemasangannya. Smoke detector merupakan alat pendeteksi asap dan api
pada suhu tertentu. Sprinkler yang merupakan pasangan dari smoke detector yang
memiliki tugas mengeluarkan air secara otomatis jika smoke detector memberikan
alarm.
f. Sistem Plumbing
Plumbing merupakan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam penyediaan
air bersih dan pembuangan air kotor. Tujuan dari sistem plambing ini adalah menjamin
adanya sanitasi dalam gedung, sebagai perlindungan kesehatan pada masyarakat
terhadap bahaya yang timbul sebagai akibat dari instalasi plambing yang tidak benar.
g. Sistem Sirkulasi Vertikal
Sistem sirkulasi vertikal merupakan alat untuk akses angkut menuju atas maupun
bawah baik itu manusia atau barang, manual atau secara mekanis. Sistem manual yaitu
transport tanpa menggunakan mesin berupa tangga atau ramp. Sistem mekanis yaitu
transport yang menggunakan mesin contohnya escalator, konveyor, lift. Karena
menggunakan mesin maka dibutukannya biaya operaisonal setiap bulan bahkan
perharinya dan juga biaya perawatannya.
2.1.8 Layout
Tata letak merupakan satu bagian yang penting dari suatu desain ruang. Dalam sebuah
pola desain, seluruh bagian saling bergantung satu sama lain dalam memberikan pengaruh
visual, fungsi dan arti yang luas.
a. Sirkulasi
Peletakan pintu mempengaruhi pola-pola gerakan manusia dari satu ruang ke ruang lain
dan juga gerakan di dalam ruang tersebut. Sifat pola-pola ini harus sesuai dengan
pemakaian dan kegiatan-kegiatan yang ditampung di dalam ruang tersebut. (D.K.
Ching, 1987:220). Ruang harus disediakan untuk kenyamanan pergerakan manusia dan
kemudahan dalam pengoperasian pintu. Bersamaan dengan itu pula ruang harus
tersedia satu porsi yang mencukupi dan sesuai untuk peletakan perabot. Secara umum
dapat dikatakan ruangan harus mempunyai sedikit mungkin pintu dan jalur-jalur yang
menghubungkan diantara mereka harus sependek dan selangsung mungkin, tanpa
mengganggu area-area kegiatan yang berada di dalam ruang. (D.K. Ching, 1987:224).
b. Zoning
Dalam melakukan tata usaha suatu faktor penting yang turut menentukan
kelancarannya ialah penyusunan tempat kerja dan alat perlengkapan kantor dengan
sebaik-baiknya. (The Liang Gie, 1979:160).
c. Orientasi
Lubang bukaan antara bidang-bidang dinding memungkinkan kontiunitas dan gerak
sirkulasi fisik kita diantara ruang-ruang tersebut, sekaligus sebagai jalan masuk cahaya,
penghawaan, suara. (D.K. Ching, 1987:).
d. Suasana
Suasana nyaman sudah tentu dibatasi oleh aktivitas yang sedang kita laksanakan
lamanya kegiatan, pencahayaan, penghawaan, elemen pendukung interior dan bahkan
kondisi pikiran kita. (D.K. Ching, 1987:242).
e. Fasilitas
Tata ruang itu juga akan memperlancar pelaksanaan kerja perkantoran apapun bilamana
perabotnya memenuhi syarat-syarat efisiensi ruang dan bentuk yang tepat. Perabot
perkantoran pada umumnya dipilih berdasarkan dua pertimbangan:
1. Sebagai sebuah komponen fungsional, perabot dipilih berdasarkan kemampuan
dan harga.
2. Sebagai sebuah elemen estetis, maka perabot dipilih berdasarkan keistimewaan
desain dan bentuk.
3. Furniture Secara umum persyaratan perabotan adalah fungsional, nyaman dipakai,
ketahanan baik, memiliki karakter dan skala yang tepat, sesuai dengan keadaan
tertentu, tetapi setiap keadaan memiliki perbedaan-perbedaan yang halus (Arnold
Friedman, 1977 : 215) Menghindari penggunaan bahan-bahan furnitur yang
menyudut tajam. (Y.B.Mangunwijaya, 1980:279). Penampilan adanya kecocokan
dengan standar yang telah diterapkan dan kesesuaian dengan karakter kantor
identitas dengan tema dan atmosfir yang diinginkan. (Lawson, 1976:114)
BAB 3.
METODOLOGI PELAKSANAAN DAN
RENCANA KERJA
Kelima tahapan kegiatan tersebut merupakan tahapan dengan aspek bahasan yang
berbeda satu dengan lainnya, tetapi dalam pelaksanaannya merupakan aspek yang terkait
secara intens. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya, semua aspek itu ditinjau secara
menyeluruh, dan pelaksanaannya dilakukan secara mendalam.
Pada skema di atas sebuah proses desain meliputi 3 tahap yaitu Input, Sintesa/ Analisis,
dan Output. Input merupakan informasi yang didapatkan melalui beberapa rangkaian
pengumpulan data-data (data lapangan, data sosial,literatur, wawancara) yang nantinya akan
digunakan dalam penyusunan rumusan masalah. untuk berfikir kreatif dalam mengembangkan
konsep desain, mencari beberapa solusi alternatif desain dan memutuskan alternatif desain
sehingga menghasilkan keputusan desain dari beberapa alternatif yang masuk ke dalam skema.
Dengan menggunakan teknik analisis interaktif, keputusan desain yang muncul antara lain:
a. Aktivitas dalam ruang;
b. Kebutuhan ruanh (besaran dan kapasitas ruang);
c. Hubungan antar ruang, organisasi ruang, grouping zoning dan sirkulasi dan
d. transformasi desain;
e. Layout (tata letak furnitur);
f. Penciptaan tema / suasana / citra / atmosfhere;
g. Unsur pembentuk ruang (lantai, dinding dan ceilling);
h. Unsur pengisi ruang (furniture dan elemen estetis / dekoratif);
i. Pengkondisian ruang (pencahayaan, penghawaan dan akustik);
Data dan informasinya dapat diperoleh dengan melakukan pengumpulan data primer
atau data sekunder melalui wawancara, diskusi dan studi literatur.
BAB 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan
unsur-unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang benar, diharapkan kegiatan ini
mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja yang ada.
4.2 Saran
Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah
sebagai berikut: