Jurnal Konseling
Jurnal Konseling
Wahidah Fitriani
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar
Putri Yeni
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar
Revi Annisa Putri
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus,
Batusangkar
Silvia. M
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus,
Batusangkar
Sistia Wardani
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus,
Batusangkar
E-mail: psikologibpsikologi@gmail.com
Interaksi sosial merupakan hal dasar dan proses yang sangat penting bagi
masyarakat dalam sebuah lingkungan sosial, karena dengan adanya interaksi sosial
maka terjadilah dinamika masyarakat yang muncul dari hubungan antar individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok di dalam
masyarakat. Interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitasaktivitas sosial.
Menurut Kimball Young dalam Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, interaksi
adalah faktor kunci dari semua hubungan sosial. ( dalam skripsi rofiatulkhoiri Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta: Yayasan
Badan Penerbit Fakultas Ekonomu Universitas Indonesia,1964) hlm. 183) Menurut
Slamet Santoso, interaksi sosial adalah salah satu cara individu untuk memelihara
tingkah laku sosial individu tersebut sehingga individu itu tetap dapat bertingkah laku
sosial dengan individu yang lain. Interaksi sosial juga dapat meningkatkan jumlah
kuantitas maupun kualitas dari tingkah laku sosial dengan individu yang lainnya dalam
keadaan atau situasi sosial. (skripsi silmi) Jadi interaksi sosial juga dapat dikatakan
sebagai bentuk dari hubungan anak panti dengan orang-orang yang ada disekitarnya,
baik itu keluarga, ibu asuh maupun teman sebayanya.
Metode
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Partisipan dalam penelitian ini
merupakan anak-anak yang ditinggal di Panti Asuhan Aisyiyah Bukitinggi. Prosedur
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu
reduksi data, penyajian data dan verifikasi, untuk mengetahui interaksi sosial anak Panti
Asuhan Aisyiyah Bukittinggi.
Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 18 Desember 2022 pada Panti Asuhan Aisyiyah
Bukittinggi. Dalam melakukan penelitian mengenai interaksi sosial anak panti asuhan ini,
peneliti telah melakukan wawancara dan observasi dengan anak asuh di Panti Asuhan
Aisyiyah Bukittingi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, interaksi sosial meliputi
interaksi sosial anak dengan keluarganya dirumah, dengan ibu asuh dan juga dengan
teman sebayanya. Anak-anak yang berada di panti ini bukan hanya anak-anak yatim piatu
saja melainkan juga dari anak-anak yang orang tuanya sudah berpisah dan anak-anak
dengan keterbatasan ekonomi. Anak-anak disana diharapkan untuk dapat meraih cita-
citanya melalui fasilitas yang diberikan oleh panti asuhan. Diantaranya memberikan
fasilitas untuk menempuh pendidikan formal dan juga non formal. Anak-anak ini dapat
bersekolah di sekolah yang dirujuk oleh panti. Anak-anak tersebut menempuh pendidikan
yang beragam, ada yang baru sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan juga
sekolah menengah atas. Di panti ini sendiri juga mengadakan agenda-agenda yang dapat
menjalin interaksi untuk anak-anak asuhnya, salah satu diantaranya dengan makan
bersama-sama di meja makan. Hal ini diharapkan agar anak dapat berinteraksi dengan
baik bersama teman-temannya.
Didapat dari hasil wawancara peneliti terhadap salah satu anak asuh, diketahui
bahwa ia adalah seorang anak yang orang tuanya telah berpisah dimana ia awalnya
tinggal bersama ibu, kakak, adek, serta neneknya. Diketahui bahwa ayahnya sendiri
sudah lama tidak berkomunikasi dan hilang kontak dari dirinya. Artinya ia adalah broken
home yang sudah tidak lagi mendapat kasih sayang dari seorang ayah. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Tutik Sulistiyowati dkk (2020) menunjukkan bahwa subjek yang
orang tuanya bercerai pada penelitian yang dilakukan memiliki tindakan atau perilaku
yang menyimpang. Sedangkan pada anak tersebut didapati tidak demikian, dari hasil
observasi dan wawancara ia merupakan anak yang pendiam, pemalu, tertutup dan
cerdas di sekolah sehingga selalu mendapat juara 1 di sekolahnya. Akan tetapi jika
dikaitkan dengan sifat pendiam anak tersebut penelitian dari Syahdan (2017)
menyimpulkan bahwa anak-anak di Di Desa Tarempa Barat Kabupaten Anambas yang
menjadi korban perceraian orang tuanya mengalami kesulitan berinteraksi, hal ini datang
dari dalam diri anak seperti adanya rasa malu, minder, takut, pendiam dan menjadi
tertutup.
Hal serupa juga disampaikan oleh Harry (2019) Menurut hasil analisis pengamatan,
anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Perceraian membawa
dampak buruk pada anak. Anak yang seharusnya mendapat kasih sayang dan pendidikan
harus mengalami masa yang kritis untuk menjadi terbiasa dengan pertengkaran ayah dan
ibunya. Perubahan ini membuat hidup anak-anak menjadi tidak stabil dapat membuat
pikiran mereka terganggu, sehingga tidak dapat memusatkan perhatian pada waktu
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti tidak saja menemukan bahwa perceraian
mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam proses belajar. Akan tetapi peneliti juga
menemukan bahwa anak korban perceraian biasanya melakukan serangkaian perbuatan
yang melanggar aturan yang ada pada lingkungan sekolah, misalnya bolos, sering
terlambat ke sekolah serta berperilaku kasar, tetapi peneliti juga menemukan “anak
pindah ke jalan”, dan terlibat dalam perbuatan yang menganggu ketertiban umum.
Beberapa kecenderungan diatas menujukkan adanya dampak perceraian terhadap
perkembangan psikososial anak dan prestasi belajar. Sedangkan pada anak yang peneliti
wawancarai hal ini tidak cukup benar, diketahui bahkan anak tersebut memiliki bakat
menulis yang karya-karyanya sudah ada yang diterbitkan. Anak ini meski tidak dapat
berinteraksi baik dengan keluarganya namun ia dapat menuangkan segala bentuk yang
dirasakannya ke dalam tulisan yang akhirnya menjadi prestasi bagi dirinya.
Di Panti Asuhan Asyiyah sendiri diketahui bahwa terdapat empat orang pengurus
yang mengurusi anak-anaknya. Dalam penelitian Purnama (2018) diketahui bahwa
Pengurus panti yang telah dianggap sebagai suatu keluarga bagi setiap anak panti
dimana pengurus panti mempunyai peranan sebagai tempat pemenuhan kasih sayang,
pemenuhan kebutuhan fisik, pendidikan dan memberikan pandangan hidup bagi anak-
anak serta sebagai tempat penanaman nilai-nilai / norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan dari informan diketahui bahwa dirinya tidaklah terlalu dekat dengan
pengurusnya di panti. Ia lebih senang menghabiskan hari-harinya dikamar dengan
menulis. Adanya interaksi dirinya dengan ibu asuh hanyalah apabila ada kepentingan
yang sangat mendesak sekali, selain itu ia tidak terlalu sering berinteraksi dengan ibu
asuhnya. Panti Asuhan Aisyiyah juga menyediakan tempat atau mengarahkan anak-anak
yang ada di panti tersebut untuk bersekolah. Di sekolah tentunya anak-anak akan belajar
bersama guru dan bermain bersama teman-temannya. Diketahui tahu bahwa anak tidak
memiliki satu pun teman dekat. Ia mengaku berteman dengan siapa pun namun ia tidak
mau untuk berinteraksi lebih dekat. Segala sesuatunya hanya dicurahkan pada buku dan
tulisan semata.
Kesimpulan [Candara 12 bold]
Simpulan berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dibuat dengan singkat, jelas
dan ringkas, serta harus menjawab tujuan dari penelitian. Kesimpulan berisi sintesis
temuan dari analisis data dan diskusi, dan menyoroti temuan baru yang berkontribusi
pada pengembangan psikologi sebagai ilmu. Kesimpulan ditulis dalam bentuk paragraph
(bukan numerik). [Justify, Candara 12, spacing 1,15]
Saran ditulis dengan singkat, jelas, dan ringkas. Saran ditulis dalam bentuk
paragraph (bukan numerik). [Justify, Candara 12, spacing 1,15]
Referensi [Candara 12 bold]
Disusun berdasarkan acuan APA Style (Kunjungi https://apastyle.apa.org/ ) dan
hanya pustaka yang dikutip dalam artikel yang dicantumkan. Referensi harus berisi
pustaka-pustaka acuan yang berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah), diterbitkan 5
(lima) tahun terakhir dan berjumlah minimum 80% dari keseluruhan daftar pustaka.
Setiap naskah paling tidak berisi 15 (lima belas) daftar referensi acuan. Penulisan referensi
harus menggunakan aplikasi manajemen referensi Mendeley. Contoh penulisan
referensi. [Justify, Candara 12, spacing 1]