Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Studi Kelayakan
Bisnis
Modul Sesi 10
Aspek Keuangan

Abstract Kompetensi
Mahasiswa mampu memproyeksikan Ketepatan mengevaluasi proyeksi cash
dan menilai aspek keuangan dari bisnis flow dengan menghitung PP, NPV dan
IRR
yang akan dijalankan (CPMK-6)

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen


10 Tim Dosen
kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan
menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus

A. Kebutuhan Dana Dan Sumbernya


Dana diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik dan
mesin-mesin serta aktiva tetap tidak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan
dan biaya-biaya sebelum operasi. Disamping aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal
kerja, yang diartikan sebagai modal kerja bruto (menunjukkan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar).

Beberapa sumber dana yang penting antara lain:

1. Modal pemilik usaha yang disetorkan.


2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal.
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan diterbitkan dipasar modal.
4. Kredit yang diterima dari bank.
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.

B. Aliran Kas (Cash Flow)

Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan ada pula yang bersifat
insidential. Sumber -sumber penerimaan kas dapat berasal dari :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penerimaan kas.
2. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang diimbangi
dengan penerimaan kas.
4. Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan
kas, misalnya berkurangnya peersediaan barang dagangan karena adanya penjualan
secara tunai.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden.

Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi berikut:

1. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan oleh
pemilik perusahaan.
3. Pembayaran angsuran atau perlunasan utang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai.
5. Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pajak, denda, dan lain sebagainya.
Transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain adalah:

1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi, dan depresi terhadap


aktiva tetap, 'intangible assets' dan ' warting assets'.
2. Adanya pengakuan kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan piutang
maupun tidak dan adanya penghapusan utang tak tertagih.
3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki serta
penghentian penggunaan aktiva tetap karena telah habis susut atau sudah tidak
dapat dipakai lagi.
4. Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock devidend)
5. Adanya pembatasan penggunaan laba serta adanya penilaian kembali aktiva tetap
yang ada.

C. Biaya Modal (Cost of Capital)


1. Biaya Utang.
Biaya utang untuk jangka panjang maupun jangka pendek dapat dihitung misalnya dengan
menggunakan konsep present value.

2. Biaya Modal sendiri


a. Biaya Saham Preferen. Saham preferen memberikan penghasilan berupa deviden
yang tetap kepada pemiliknya yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak.
b. Biaya Saham Biasa. merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus
diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa.
c. Biaya Laba ditahan. Pada prinsipnya sama dengan biaya dari saham biasa. Bedanya,
untuk biaya saham biasa memiliki floatation cost, yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk melaksanskan proses saham, sedangkan menggunakan dana dari laba yang
ditahan tidak memerlukan biaya.

D. Initial dan Operational Cash Flow

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bahwa dana pada kas akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan investasi.
Sementara operational cash flow merupakan rencana keluar masuk dana jika proyek sudah
dioperasionalkan.

E. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)


Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan dengan
ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan dapat menyimpang jauh dari kenyataanya.
Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis
dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.

Penilaian dan Pemilihan

1. Metode penilaian investasi

a. Metode Payback Period (PP).


Jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran/investasi awal. suatu
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
investment) dengan menggunakan aliran kas.

b. Metode Internal Rate of Return (IRR).


Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan
pengeluaran investasi awal. Tingkat pengembalian yang menyeimbangkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dengan pengeluaran awal proyek.

Kriteria :
o Proyek layak diterima bila IRR ≥ tingkat pengembalian yang di syaratkan
o Proyek tidak layak diterima/ditolak bila IRR < Tingkat pengembalian yang di
syaratkan

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Metode Net Present Value (NPV).
Yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-
penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliaran kas terminal) di masa yang
akan datang. Perbedaan nilai sekarang arus kas dengan pengeluaran awal menentukan
nilai bersih atas penerimaan investasi dalam nilai uang masa sekarang

Kriteria :

o NPV ≥ 0 = Proyek investasi layak di terima


o NPV < 0 = Proyek investasi tidak layak diterima
o NPV = 0 = Terima, karena proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama

d. Metode Profitability Index (PI).


Ratio nilai sekarang dari arus kas bersih terhadap investasi awal
Kriteria:

• Proyek layak diterima bila PI > 1,0


• Proyek tidak layak diterima bila PI < 1,0

Pemakaian metode PI ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandinngan


antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah
dilakukan.

e. Titik impas (Break-even point)


Titik Impas atau Break Even Point adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami
kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan.

Dengan Analisi Break Even Point (BEP) ini, Manajemen Perusahaan dapat mengetahui
jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar tidak mengalami kerugian
dan juga mengetahui jumlah penjualan yang diharuskan untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu serta membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
apakah akan melanjutkan atau memberhentikan bisnisnya.

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. BEP Unit:
Untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point
b. BEP Rupiah:
Untuk menghitung BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan tertentu.

2. Urutan Prioritas
Proses pengurutan prioritas ini memiliki beberapa skenario. Lima diantaranya
dipaparkan berikut ini:

a. Skenario Mutually Exclusive (saling meniadakan). Skenario ini dipakai jika suatu
proyek A dipilih, maka proyek lain harus tidak di pilih.
b. Skenario Contigency (saling terkait). Skenario ini dipakai jika suatu proyek A yang
dipilih, maka proyek B (atau mungkin ada proyek lain) harus diikutsertakan pula.
c. Skenario Independence (saling bebas). Skenario ini , walaupun jarang dijumpai,
digunakan jika suatu proyek A dianggap yang paling layak direalisasikan, tidak ada
hubungan dengan proyek B (atau proyek lainnya) yang juga layak direalisasikan.
d. Skenario Capital Budget Constrain (keterbatasan finansial). Jika, ada beberapa
proyek yang layak untuk di bangun tetapi dana tidak mencukupi untuk membangun
seluruh proyek, tentunya yang akan direalisasikan hanya satu atau beberapa proyek
yang memenuhi syarat saja, seperti: ketiga persyaratan diatas, ketersediaan dana,
rencana sisa dana yang terkecil, dan nilai NPV proyek yang paling baik.
e. Skenario Cost Effectiveness (Biaya Efektif). Pengurutan proyek-proyek dengan
cara didasarkan pada sumber daya yang mendesak untuk segera dimanfaatkan,
seperti misalnya tenaga kerja yang menganggur.

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
Proyeksi keuangan; Aliran Kas
Contoh
• Perusahaan sepatu “TOP” melakukan investasi dengan menggunakan modal sendiri
senilai Rp. 100.000.000.
• Umur investasi selama 5 tahun tanpa nilai residu
• Nilai penyusutan per tahun adalah Rp. 20.000.000
• Estimasi penghasilan adalah Rp. 145.000.000/tahun
• Untuk mencapai penghasilan tersebut di perlukan dana tunai sebesar Rp.
95.000.000
• Pajak yang dikenakan adalah 10%
• Berapa aliran kas masuk pada tahun pertama?
Tabel.1 perhitungan proyeksi laba/rugi

Maka aliran kas masuk adalah


= Laba setelah pajak + Penyusutan
= Rp. 27.000.000 + Rp. 20.000.000
= Rp. 47.000.000

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Jika pada kasus diatas, apabila investasi menggunakan pinjaman dengan bunga 20%
per tahun, maka perhitungan proyeksi rugi labanya adalah:

Tabel.2 perhitungan proyeksi laba rugi


Uraian Nilai
Penghasilan 145.000.000
Biaya : Tunai 95.000.000
Penyusutan 20.000.000 +
115.000.000
Laba sebelum pajak 30.000.000

Bunga 20% x 100.000.000 20.000.000


Laba sebelum pajak 10.000.000
Pajak 10% 1.000.000
Laba setelah pajak 9.000.000

Maka aliran kas masuk


= Laba setelah pajak + penyusutan + bunga (1-pajak)
= 9.000.000 + Rp. 20.000.000 +Rp. 20.000.000 (1-0,1)
= Rp. 47.000.000

Perhitungan Payback Period

• Pada contoh kasus perusahaan sepatu “TOP”, hitunglah payback periode investasi
tersebut

Jawab:

Untuk menghitung sisa hari dilakukan perhitungan sebagai berikut:


0,128 x 365 hari = 46,72 hari

46,72: 30 hari = 1,56 bulan


0,56 x 30 hari = 1,68 hari di bulatkan menjadi 17 hari

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
Artinya dana yang diinvestasikan sebesar Rp.100.000.000 akan
memperoleh pengembalian dalam waktu 2 tahun 1 bulan 17 hari

Perhitungan NPV
Berdasarkan contoh kasus peusahaan sepatu TOP yaitu dengan menggunakan Disount rate
yang diinginkan sebesar 10% maka NPV dapat dihitung sbb:

Keterangan

K = Discount rate yang


digunakan At = Cash flow
periode 1

n = Periode yang terkhir dimana cash flow yang di harapkan

Jawab
Jumlah investasi Rp. 100.000.000
Proceeds tahunan selama 5 tahun = Rp. 47.000.000
Discount rate = 10%

Perhitungan DF (discount faktor) = 1/(1+10%)n

NPV = Rp. 178.178.415 – Rp. 100.000.000 = Rp. 78.178.415

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
Artinya NPV ≥ 0 = Proyek investasi
layak di terima

BEP (Break even Point)


Contoh
Total biaya tetap suatu produk lampion adalah Rp.200.000.
Total biaya variabel = Rp. 25.000
Kapasitas produksi = 5 Unit
Maka biaya variabel per unit adalah Rp. 25.000/5 = Rp. 5.000/unit
Harga jual = Rp.10.000/unit

1. BEP unit

Jadi diperlukan 40 unit lampion untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya
dengan keuntungan alias profit nol.

Artinya perusahaan perlu enjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada
penjualan ke 41 baru mulai meperoleh keuntungan

2. BEP Rupiah

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
Maka pabrik tersebut harus mendapatkan omzet sebesar RP. 400.000 untuk mencapai
Break even Point (titik impas)

Implikasi aspek keuangan pada SKB

Hasil studi keuangan hendaknya memberikan informasi perihal :


1. Bagaimana menentukan kebutuhan akan dana serta sumber-sumbernya untuk
untuk memenuhi rencana bisnis.
2. Bagaimana menentukan policy aliran kas termasuk kondisi sensitivitasnya.
3. Bagaimana menilai rencana bisnis dari sisi keuangan dari berbagai sisi, sehingga ada
pegangan yang jelas terhadap prakiraan pemasukan dan pengeluaran dana investasi
tersebut. Penilaian dapat dilakukan dengan metode PI, NPV, IRR, PP dan BEP.
Termasuk dalam penentuan leasing atau beli terhadap aktiva tetap tertentu.
4. Bagaimana proses pemilihan prioriritas proyek bisnis, jika terdapat lebih dari satu
rencana proyek bisnis yang dinyatakan layak.

Hasil analisis terhadap elemen-elemen diatas sebagai bagian aspek keuangan nanti akan
berupa suatu peryataan apakah rencana bisnis dinaggap layak atau tidak. Jika, rencana
bisnis dinyatakan layak, maka studi dilanjutkan ke aspek yang lain. Jika bisnis tidak
dinyatakan layak maka perlu dilakukan kaji ulang yang lebih realitis dan positf sehingga
kajian menjadi layak.

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA
1. Husein Umar, Studi kelayakan Bisnis, Edisi 3, 2007
2. Kasmir & Jakfar. (2016) Studi Kelayakan Bisnis. Edisi revisi. Jakarta: Kencana.
Prenada Media Group
3. Kurniansyah,Dendy., Puspitarini,Sari., Suparman,Endang.,Viciwati., &
Wibowo,Ignatius. Modul Tim Dosen Studi Kelayakan Bisnis, Universitas
Mercubuana, 2021
4. Zaharuddin. Harmaizar (2006). Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi: CV Dian
Anugrah Perkasa

2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 Tim Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai