Pengantar Mekanisme dalam kehidupan sosial budaya sukubangsa Moi terdapat beberapa mekanisme penyelesaian konflik antara lain teh bless dan kalak foo. Kedua mekanisme ini dahulu selalu digunakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul dalam masyarakat seperti perselingkuhan, pencurian dan lain- lain. Permasalahan atau tuduhan adanya perzinahan antar seorang istri atau anak perempuan dengan seorang laki-laki. Tapi di lain pihak ada yang bilang tidak benar itu, dan terjadilah perdebatan antara pihak yang menuduh dan yang tertuduh atau yang membela pihak tertuduh. Untuk menengahi permasalahan ini, maka para tetua adat biasanya akan melakukan rapat dengan melibatkan pihak-pihak yeng bertikai. Dalam rapat tersebut akan ditentukan mekanisme penyelesaian konflik, lokasi, waktu dan besaran pembayaran yang harus diberikan oleh para pihak yang bertikai. Setelah adanya kesepakatan mekanisme yang digunakan misalnya teh bless, waktu dan lokasi serta besaran dan jenis alat pembayaran. Aspek Tradisional pihak-pihak bertikai atau berselisih paham akan menyiapkan dalam Mekanisme beberapa hal antara lain: Mengumpulkan makanan yang akan dimasak pada saat pelaksanaan teh bless. Benda-benda yang akan digunakan untuk membayar pihak yang menang seperti kain timur, kain cita, dan barang- barang budaya lainnya. orang-orang yang melakukan teh bless untuk mewakili pihak-pihak yang bertikai. Setelah mekanisme penyelesaian konflik melalui teh bles selesai dilaksanakan, maka pada tahap selanjutnya akan diadakan musyarawah pendamaian sambil makan bersama yang menandakan bahwa perselisihan ataupun konflik telah selesai. Kelebihan dan a. Kelebihan Kekurangan Dalam mekanisme teh bless ini mempunyai kelebihan yaitu Mekanisme lebih mudah dalam menyelesaikan konflik sehingga tidak memakan waktu yang banyak. Kemudian pihak yang sedang berkonflik tidak saling bermusuhan dan memberikan efek jera bagi pihak yang bertikai. b. Kekurangan Masyarakat adat Moi cenderung lebih memilih untuk mengesampingkan penyelesaian dengan sistem peradilan pidana nasional dan lebih memilih penyelesaian di luar pengadilan termasuk dengan mekanisme hukum adat. Dalam penegakan hukum dengan mengunakan metode pendekatan adat Moi, ada kecenderungan untuk mengedepankan asas kekeluargaan menggunakan musyawarah untuk mengambil keputusan yang telah di sepakati kedua belah pihak yang berperkara baik dari pihak korban maupun dari pihak pelaku. Oleh karena itu, mekanisme adat seperti ini dinilai kurang efektif dalam menentukan yang mana pelaku dan korban sehingga lebih baik melakukan penyelasaian melalui jalur Hukum Positif.