PADMASARI
PADMASARI
MUSLIM
Nama Kelompok 1 :
1. Afifah Oktavia
2. Diah Ursilah
3. Rizki Rizal G.
4. Rivan Hidayat
5. Romiadi
6. Syaiva Hairun Nisa
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan adat-istiadat. Untuk persoalan agama, negara
Indonesia bukanlah sebuah negara teokrasi, melainkan secara konstitusional negara
mewajibkan warganya untuk memeluk satu dari agama-agama yang diakui eksistensinya
sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945. Negara memberi
kebebasan kepada penduduk untuk memilih salah satu agama yang telah ada di Indonesia
yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
Kenyataan ini dengan sendirinya memaksa negara untuk terlibat dalam menata kehidupan
beragama.
Toleransi beragama kian hari semakin rendah , ada yang berpandangan bahwa
intoleransi semakin meningkat disebabkan seseorang semakin rajin belajar agamanya, suatu
hal yang tidak masuk akal namun itulah realita. Masalah kurangnya toleransi dalam
kehidupan beragama yang saat ini banyak terjadi akhirnya menjadi sebuah konflik. Konflik
terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan , berbagai perbedan pendapat. Ada konflik yang
bisa diselesaikan tanpa kekerasan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi
sebagian besar atau semua pihak yang terlibat, namun sebagian besar realitanya banyak yang
tidak dapat diselesaikan sehingga menjadi benih penyakit pada generasi-generasi berikutnya.
Hal yang paling sering menjadi sumber konflik antar agama adalah adanya
pembangunan rumah ibadah . Tidak jarang rumah ibadah yang sudah jadi dirusak massa dari
ormas tertentu, bahkan dibakar hingga rata dengan tanah padahal membakar atau merusak
tempat suci sangat dilarang hukum agama. Pembangunan rumah ibadat adalah hak asasi setiap
pemeluk agama tetapi faktanya pendirian rumah ibadat suatu agama sering menuai masalah
dan terkadang terjadi benturan dengan penganut agama lain. Pemeluk agama ketika
mendirikan rumah ibadat, dalam prosesnya selain secara umum diterima oleh masyarakat
dengan damai juga kerap menuai penolakan sehingga mengundang benturan hingga konflik
yang mengganggu kerukunan umat beragama dan berbangsa.
Bali sejak lama dikenal sebagai masyarakat yang memiliki toleransi tinggi. Salah
satu bukti utama mengenai sikap toleran dapat dilihat dari ikon toleransi Puja Mandala,
berlokasi di kawasan Nusa Dua, Bali Selatan. Di tempat ini berdiri lima tempat ibadah
secara berdampingan dalam satu halaman nyaris tanpa tembok penyekat. Kelima tempat
ibadah yang berjejer dari timur ke barat itu adalah pura, gereja Protestan, wihara, gereja
Katolik, dan masjid. Walaupun masyarakat Bali memiliki toleransi yang tinggi, tidak
memungkiri terjadinya konflik. Apalagi konflik yang berhubungan dengan agama karena
berbicara masalah agama merupakan masalah yang esensial bagi masyarakat Pulau Bali.
Sebenarnya konflik di Pulau Bali tetap ada, tetapi masih bisa diminimalisir oleh pemerintah
setempat sehingga konflik tersebut tidak meluas yang menimbulkan bentrokan fisik.
Kasus konflik antar agama yang dilatarbelakangi pendirian rumah ibadah nampaknya
selalu dialami oleh komunitas minoritas di suatu wilayah. persoalan yang muncul dalam
sulitnya pendirian rumah ibadah adalah masalah penerimaan masyarakat di sekitar rumah
ibadah. Bila mayoritas warga di sekitar rumah ibadah beragama yang sama dengan jamaah
rumah ibadah itu, pendiriannya tak akan terlalu sulit.
Namun bila jamaah rumah ibadah itu beragama minoritas dengan masyarakat sekitar,
pendirian rumah ibadah bisa lebih sulit.
Permasalahan yang dikaji dalam laporan penelitian ini yaitu tentang penolakan
pembangunan padmasari di kantor lurah loloan barat kabupaten jembrana. Penolakan ini
disebabkan karena padmasari dibangun di tengah pemukiman mayoritas muslim. Kasus ini
kemungkinan kasus yang terjadi di bali yang mayoritas umat hindu ada penolakan dengan
alasan sepihak, padahal di Indonesia ada UU yang mengatur hal ini, terlebih pendirian
padmasari tersebut berada di lahan milik daerah dan di kantor pelayanan publik seperti
kelurahan.
Berdasarkan latar belakang tersebut membuat kami tertarik untuk menggunakannya
menjadi topic permasalahan dan membahasnya guna mengetahui mengenai latar belakang
terjadinya penolakan pembangunan padmasari di Kantor Lurah Loloan barat dan mengetahui
bagaimana pihak-pihak yang berkonflik menyelesaikan permasalahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah yang
akan diteliti yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang terjadinya penolakan padmasari di Kantor Lurah Loloan
Barat?
2. Bagaimana cara penyelesaian konflik penolakan padmasari di Kantor Lurah Loloan
Barat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari akhir bulan maret sampai awal bulan april.
2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara. Metode
wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi semacam tanya jawab secara langsung
antara penyalidik dengan subjek berupa percakapan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi.
3.Sumber data
a. Data primer
Yaitu data yang bersumber dari responden langsung yang diperoleh dari hasil
wawancara.
b. Data sekunder
Yaitu data yang digunakan untuk memperjelas data primer yang diperoleh
melalui dokumen dan artikel-artikel di internet.
4.Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Yang
dimaksud dengan analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis data Deskriptif Kualitatif
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian padmasari
Padmasari merupakan padma yang letaknya di barat menghadap
ketimur. Padmasari dalam arti kata padma dan sari dapat kita mengartikan
sebagai istana Ida Sang Hyang Widi sebagia bibit kebaikan. Didalam
penerapannya di masyarakat banyak kita jumpai di masyarakat yang
digunakan sebagai linggih Idra Blaka, dewa dalam hindu sebagai kala dan
penjaga manusia dari orang yang berkeinginan jahat.Penempatan
padmasari sebagai penjaga biasanya ditempatkan di depan rumah di
samping pemesuan. Dalam kehidupan di masyarakat padmasari juga
banyak kita lihat di pura,di perumahan, dipinggir jalan, ditempat yang
diyakini angker serta tempat lainnya. Kesemuanya ditujukan untuk
penyawangan atau pengayatan manifestasi Ida Sang Hyang Widi dalam
berbagi sebutan tergantung dari peruntukan padmasari tersebut. Padmasari
yang banyak kita jumpai di pinggir rumah atau pintu masuk rumah
kebanyakan dipungsikan sebagai linggih Indra Belaka.
2. Pengendalian konflik
Akomodasi adalah usaha untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian
ataupun konflik pihak pihak yang bertikan dan mengarah pada kondisi ataupun
keadaan selesainnya suatu konflik atau pertikaian tersebut.
Bentuk-bentuk akomodasi :
“Awal mula terjadinya polemic ini karena letak padmasari yang dibangun
berada di tengah pemukiman muslim, masyarakat mengira akan dibangun pura
yang megah sehingga umat hindu dari luar daerah akan melasanakan
persembahyangan atau upacara kegamaan, namun sebenarnya akan dibangun
padmasari untuk persembahyangan pegawai Kantor Lurah yang beragama
Hindu.Awalnya masyarakat komplain dengan hanya sebatas bertanya
mengenai pembangunan padmasari ini, kemudian timbul permasalahan
karena mencuatnya postingan di sosial media di sejumlah akun facebook yang
menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat di Loloan Barat menolak
pembangunan padmasari dan sempat menuai beragam komentar, dari sini
permasalahan menjadi besar. Permasalahan ini ditanggapi oleh pemerintah
daerah.”
Permasalahan ini ditambah dengan mencuatnya postingan di media social di
sejumlah akun facebook (fb) terkait polemik pembangunan Padmasari di areal Kantor
Kelurahan Loloan Barat, Negara yang sempat menuai beragam komentar dari para
netizen dan sempat mendapat perhatian seirus dari Wakil Bupati Jembrana. Wakil
Bupati menilai persoalan tersebut sebenarnya hanya miskomunikasi dan bisa
diselesaikan dengan cara duduk bersama. Wakil Bupati sendiri sudah berkoordinasi
dengan pejabat terkait di Pemkab Jembrana. Mulai DPRD, Kapolres hingga Dandim.
Bahkan, komunikasi juga dilakukan dengan Danrem 163/Wira Satya agar persoalan
tidak sampai meluas.
Sebagai catatan, pembangunan kantor kelurahan/desa merupakan gagasan
Bupati Putu Artha. Sejak 2012 sudah dibangun 50 kantor dan kantor kelurahan.
Sesuai target, pembangunan kantor Kelurahan Loloan Barat bisa selesai dan menjadi
kantor terakhir yang dibangun dari total 51 desa/kelurahan yang ada di Jembrana.
Semua kantor dibangun dengan design dan standar yang sama satu sama lain.
Termasuk sarana prasarana yang ada dan dengan kantor yang lebih representatif.
Terkait penolakan pembangunan Padmasari di kantor Lurah Loloan Barat, dinilai
hanya miskomunikasi. Pasalnya, yang dibangun pemkab hanya bangunan Padmasari
dengan bentuk serta ukuran sama seperti kantor lurah lainnya.Seperti di kantor Lurah
Loloan Timur. Meski berada di daerah dominan umat Muslim, tapi sampai saat ini
tidak ada masalah serta keharmonisan umat beragama tetap terjalin sampai sekarang.
Terkait dengan informasi yang menyebutkan adanya penolakan pembangunan
Padmasari di areal kantor Lurah Loloan Barat, ia menilai hal itu hanya persoalan
miskomunikasi saja.Karena yang dibangun pemerintah daerah hanya bangunan
padmasari yang berada di areal kantor, dengan bentuk serta ukuran sama seperti
kantor-kantor lurah lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Ahmadi
D. Penyelesaian Polemik
Penyelesaian polemik ini diselesaikan dengan cara pengendalian konflik
malalui konsiliasi.Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Abdul Harris
Penyelesaian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 21 Juli 2017 yang dihadiri
oleh :
- Kapolres Jembrana
- Asisten I Sekda Jembrana
- Kakan Kementerian agama Jembrana.
- Kakan Kesbangpol Kab. Jembrana.
- Kadis PU diwakili Kabid Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Jembrana,
- Ketua FKUB beserta anggota.
- Ketua MUI Kab. Jembrana
- Ketua NU Kab. Jembrana
- Kapolsek Negara
- Kasat Intelkam Polres Jembrana
- Danramil 01 Negara
- Camat Negara.
- Lurah Loloan Barat .
- Sekretaris Lurah Loloan Barat .
- Ketua LPM Loloan Barat .
- Kaling dan RT se- Kelurahan Loloan Barat
- Tokoh masyarakat Loloan Barat
- Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kel. Loloan Barat.
Yang keseluruhan berjumlah 50 orang.
Berikut hasil pertemuan duduk bersama yang dilaksanakan pada Jum’at, 21 Juli 2017
Rapat dipimpin oleh Asisten I Sekda Jembrana yang menyampaikan Ucapan
terimakasih atas kehadiran semua undangan dalam rapat. Dinas PU selaku pelaksana
dalam hal pembangunan ini sebelumnya telah melakukan sosialisasi namun demikian
adanya permasalahan ini diharapkan dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat,
terlebih selama ini di wilayah Kab. Jembrana yang notabene heterogen telah terjalin
kerukunan antar umat beragama yang cukup baik. Ditekankan bahwa yang akan
dibangun merupakan Padmasari diperuntukkan bagi pegawai kantor Lurah Loloan
Barat yang beragama Hindu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Latar belakang terjadinya polemik ini karena adanya miskomunikasi masyarakat yang
mengira akan dibangun pura yang megah. Permasalahan ini ditambah dengan mencuatnya
postingan di media social di sejumlah akun facebook yang menuai beragam komentar dari
netizen seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Polemik ini diselesaikan dengan cara pengendalian konflik melalui konsiliasi yang
dihadiri oleh beberapa pihak yang terlibat.Konsiliasi merupakan usaha mempertemukan
keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.
5.DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt57f306314feb9/persyaratan-pendirian-rumah-
ibadat
https://paulusmtangke.wordpress.com/pendirian-rumah-ibadah/
http://www.markijar.com/2015/11/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html
http://www.duniapusaka.com/blog/puja-mandala-bali-simbol-bhineka-tunggal-ika
https://pengetahuanbaruku.wordpress.com/2013/04/28/pengertian-macam-macam-
akomodasi/
https://hyangsari.wordpress.com/asal-usul-padma-sari-dan-bale-bali/
https://www.jawapos.com/radarbali/read/2017/07/23/2956/polemik-tolak-proyek-padmasari-
kantor-lurah-loloan-barat-clear
https://persindonesia.com/?Musyawarah_Selesaikan_Polemik_Pembangunan_Padmasari_Ka
ntor_Lurah_Loloan_Barat
LAMPIRAN