Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
Bab II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian.................................................................................................. 3
B. Islam Agama Rahmat bagi seluruh alam................................................... 3
C. Ukhwah Islamiya dan Ukhwah Insaniyah................................................. 4
D. Kebersamaan dalam pluralitas beragama.................................................. 4
Bab III PENUTUP ............................................................................................. 6
A. Simpulan .................................................................................................... 6
B. Saran .......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kerukunan antar umat beragama merupakan unsur penting yang harus dijaga karena
manusia hidup dalam berbagai macam suku, ras, aliran, dan agama. Untuk itu toleransi sangat
diperlukan dalam perbedaan perbedaan itu agar kerukunan antar umat beragama tetap terjaga
karena perdamaian hanya akan tercapai apabila masing masing golongan umat beragama
saling menghormati satu sama lain.

Islam mengakui hak agama lain, dan membiarkan para pemeluk agama lain untuk
menjalankan ajaran agamanya masing masing itulah dasar ajaran islam tentang toleransi
beragama. Mengenai soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan dalam
beragama. Setiap orang diberi kebebasan untuk memeluk agama dengan kesadaran masing-
masing tanpa intimidasi. Karena manusia sudah dibekali akal untuk menentukan pilihannya
sendiri.

B. Rumusan masalah
Permasalahan merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa
saja yang ingin dicarikan jawabannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
dalam penelitian ini akan diambil rumusan permasalahan sebagai berikut yaitu:
1. Bagaimana Pandangan Hamka dan Nurcholish Madjid tentang Toleransi Beragama?
2. Apa Persamaan dan Perbedaan Pandangan Hamka dan Nurcholish Madjid tentang
Toleransi Beragama?

C. Maksud dan Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1.Mengetahui definisi dari kerukunan
2.Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3.Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4.Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama

1
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat beragama
dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman dan nyaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kerukunan antar agama merupakan salah satu pilar utama dalam memelihara persatuan
bangsa dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Kerukunan sering diartikan sebagai
kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera,
hormat menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran
agama dan kepribadian pancasila.

Kerukunan berasal dari bahasa arab ruknun ٌ‫( رُ ْﻛﻦ‬rukun) jamak dari arkan ‫ اَرْ كَ ُن‬yang
berarti asas, dasar atau pondasi. Sedangkan dalam bahasa Indonesia rukun ialah:

a. Rukun (nominal), berarti sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya

pekerjaan, seperti batalnya seseorang dalam shalat yang tidak memiliki syarat yang
cukup, dan rukunnya adalah dasar, yang artinya alas atau sendi: semuanya dilakukan dengan
baik dan tidak menyimpang dari rukun agama.

b. Rukun (kata sifat) artinya : Baik dan damai tidak bertentangan : kita harus hidup
rukun dengan tetangga kita, bersatu padu, sepakat

B. Islam Agama Rahmat bagi seluruh alam

Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘Alamin. Pernyataan ini dewasa ini sangat
sering dikemukakan sebagai pemahaman bahwa Islam adalah agama rahmah, kasih
sayang terhadap sesama manusia dan alam semesta serta kontra terhadap kekerasan
dan agresivitas terhadap sesama manusia dan alam semesta. Pemahaman ini diambil
dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, pada surat al-Anbiya’ ayat 107: “dan
kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama untuk semua
makhluk Allah SWT (universal), tidak terbatasi geografi, suku, bangsa, dan ras,
bahkan agama ini juga diserukan untuk para jin.

Wujud dari pemahaman ini adalah pemeluk agama Islam yang saleh adalah pribadi
yang Rahmatan lil ‘Alamin, dengan teladan utama Nabi Muhammad SAW. Namun,
sungguh mengherankan betapa ajaran yang indah ini tidak menemukan kenyataannya
di banyak pribadi Muslim di Indonesia kalau dilihat dari perkembangan sosial
masyarakat Indonesia, bahkan juga di daerah asalnya.

3
C. Ukhwah Islamiya dan Ukhwah Insaniyah

1. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwwah islâmiyyah mengandung arti persaudaraan yang bersifat keislaman atau
persaudaraan antar sesama pemeluk Islam. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap muslim
merupakan saudara bagi muslim lainnya.
Seorang muslim harus menganggap muslim lainnya sebagai saudaranya tanpa
memandang latar belakang keturunan, kebangsaan, atau pertimbangan-pertimbangan lainnya.

2. Ukhuwah Insaniyah
Insan berarti manusia. Maka, ukhuwah insâniyah merupakan persaudaraan yang
cakupannya lebih luas, yaitu antarsesama umat manusia di seluruh dunia.
Salah satu ayat yang menjadi dasar ukhuwah insaniyah adalah surat al-Hujurat ayat 11.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

D. Kebersamaan dalam pluralitas beragama

Fakta pluralitas agama dan paham keagamaan, dalam perjalanan sejarahnya sering
menimbulkan konflik baik intern maupun ekstern. Fenomena konflik atas nama agama dan
paham keagamaan, merupakan realitas sosial yang menjadi tantangan sepanjang masa, dalam
mewujudkan impian hidup harmonis dan damai. Perbedaan yang bersumber dari keragaman
keyakinan dan pemahaman terhadap teks-teks agama, memberikan kontribusi yang cukup besar
dan berkepanjangan, terhadap munculnya konflik sosial bila dibandingkan dengan perbedaan-
perbedaan lainnya, seperti perbedaan ras, suku, bahasa, dan kebudayaan non-agamawi.

Keragaman agama dan paham keagamaan, sering dihadirkan oleh penganutnya dalam
konflik horizontal, bukan saja sebagai alat legitimasi penghancuran nilai-nilai kemanusiaan,

4
seperti hilangnya cinta kasih, raibnya keadilan, bahkan menjadi senjata pembunuh massal yang
telah menewaskan jutaan manusia di muka bumi ini dalam lintasan sejarahnya.

Mencermati fakta tindak kekerasan yang terjadi antar penganut agama atau paham keagamaan,
muncul suatu kegelisahan dengan kehadiran pluralitas agama dan paham keagamaan di muka
bumi ini. Konflik antar umat beragama atau penganut paham keagamaan, tindakan saling
mencaci, saling menyesatkan, bahkan saling membunuh, apakah ada dalam rancangan Tuhan,
atau justru disebabkan keterbatasan manusia, yang tidak mampu menangkap kebenaran.

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kerukunan
umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran
agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang dapat menyangkut
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan pemahaman terhadap toleransi antar umat beragama. Masyarakat harus
menggali pengetahuan tentang toleransi antar umat beragama agar lebih memahami bagai
mana perbuatan-perbuatan baik dan dapat menciptakan kerukunan ditengah-tengan
masyarakat.
2. Kesadaran dalam menghargai perbedaan. Masyarakat harus lebih menyadari bahwa negara
Indonesia adalah negara multikultural, sehingga masyarakat juga harus saling
menghargaiperbedaan yang ada, agar tercipta kehidupan yang baik dan rukun.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M, D. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Alwasilah C. 2015.
Pokoknya Studi Kasus Pendekatan Kualitatif. Bandung: PT.

Kiblat Buku Utama.

Astutik, Y. dan Harmanto. 2013. Strategi Penanaman Nilai-Nilai Moral pada Siswa SMK Negeri 1
Pungging Kabupaten Mojokerto. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Vol. 2, No. 1,
Tahun 2013.

Budiningsih, A. 2004.

Anda mungkin juga menyukai