Anda di halaman 1dari 9

Makalah

AL QUR’AN HADITS
(TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA)

GURU PEMBIMBING:
Nurul Masyrifah Lc .M pd i

DISUSUN OLEH:
Agus Muhammad Al Hasib (02)
Muhammad Syadidul Itqon (12)

MA MA’ARIF NU ASSA’ADAH
SAMPURNAN BUNGAH GRESIK
2019-2020
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………..
B. DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………

C.BAB I………………………………………………………………………………………………………………………………………....

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………….

D.BAB II
A. Kenyataan di masyarakat tentang Toleransi Antar Umat Beragama………………………………….

B. Dampak negative tentang Toleransi Antar Umat Beragama………………………………………………

C. Solusi dari qurdist tentang Toleransi Antar Umat Beragama…………………………………………….

D. Apa yang harus dilakukan…………………………………………………………………………………………………

E.BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..

Gresik, 09 Desember 2019

Penyusun
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan keselamatan semoga
senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta para
pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunya
makalah kami yang berjudul “Toleransi Antar Umat Beragama”.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita
semua, dan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Al Qur’an dan Hadis. Dengan terselesaikannya
makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam
membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat ini.

Akhir kata kami mengharapkn adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan
makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi siswa MA MA’ARIF
NU ASSA’ADAH dan juga semua pihak.

Gresik, 09 Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu,
merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-
agama, termasuk agama Islam.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas.
“Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama
kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain
yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam.
Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing.
Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan
oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan
oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik
kesejarahan dalam masyarakat Islam.
Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga
terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas
semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan
serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan
manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga
menyedot perhatian besar dari Islam. Makalah berikut akan mengulas pandangan Islam tentang
toleransi. Ulasan ini dilakukan baik pada tingkat paradigma, doktrin, teori maupun praktik
toleransi dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
a. Kenyataan di masyarakat Toleransi Antar Umat Beragama
b. Dampak negative Toleransi Antar Umat Beragama
c. Solusi dari qurdist tentang Toleransi Antar Umat Beragama
d. Apa yang harus dilakukan?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas Al-quran Hadits dan untuk menambah
wawasan untuk kita semua tentang kerukunan umat beragama di Indonesia serta permasalahan
yang di hadapi. Semoga Bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN

Kenyataan Masyarakat tentang Toleransi antar umat beragama

Indonesia merupakan negara dengan kultur budaya dan sosial yang sangat beragam.
Berbagai suku, budaya, agama, ras dan cara berperilaku dalam bersosialisasi mewarnai
kehidupan bertoleransi di negara Indonesia. Indonesia pun bisa merdeka secara mandiri karena
semangat toleran yang menimbulkan persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat Indonesia untuk
membasmi penjajah Belanda dan Jepang. Masyarakat kita pada zaman itu memperkuat semangat
dan tidak memperdulikan egoistis suku, ras, serta agama bersama dengan para pahlawan
proklamator dan revolusi sehingga kemerdekaan dan pemerintahan Indonesia berjalan dengan
lancar hingga sekarang.

Namun kenyataan saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia kehilangan semangat


toleransinya. Faktor yang mempengaruhi hal ini terjadi karena banyak masyarakat kita yang
kurang mempelajari dan mengahayati sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia zaman
penjajah dulu, sehingga semangat hidup bertoleransi dan patriotik di Indonesia melemah. Selain
itu, mayoritas masyarakat Indonesia juga kehilangan semangat kebersamaan, serta banyak yang
tidak melandaskan Pancasila sebagai dasar hidup bangsa Indonesia alias semuanya atur sendiri-
sendiri sehingga terjadi intoleransi dalam hidup masyarakat Indonesia.

Kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun telah menambah daftar
dan fakta bahwa semakin hari semakin banyak masyarakat kita yang pluralis dan toleransi umat
yang luntur akibat masuknya budaya egoistis dalam lingkungan masyarakat Indonesia. Contoh
Konflik Sampit yang melibatkan etnis Dayak sebagai penduduk asli dan etnis Madura sebagai
transmigran, Konflik Poso yang melibatkan aparat, teroris dan masyarakat, konflik Ambon yang
melibatkan umat beragama (khususnya Islam dan Kristen), serta yang santer diberitakan di
media-media Indonesia adalah kasus penistaan agama Islam yang dilakukan Ahok selaku
Gubernur DKI Jakarta saat itu di Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Sebenarnya masih
banyak lagi kasus dan konflik etnis serta agama di Indonesia yang tidak diketahui oleh publik
Indonesia sampai sekarang.

Kita sebagai masyarakat Indonesia harus cerdas dan berpola hidup intelektual dalam
bermasyarakat jika ingin Indonesia tetap damai dalam bertoleransi. Apalagi sebagai masyarakat
yang beragama kita juga harus mematuhi kewajiban yang sudah dijelaskan hukum-hukumnya
oleh agama. Dalam kutipan Ahmad Wahib ia mengemukakan, “
Dampak jika kita tidak menerapkan
toleransi beragama
 Dapat terjadi diskriminasi terhadap pandangan agama dimana-mana
 Keyakinan akan agama yang kita anut dapat terancam

Solusi dari Qurdist itu gimana

Surat Al Kafirun; 1-6

‫ لَ ُكم دِينُ ُكم‬. ُ‫ َو َل أَنتُم َعابِد ُونَ َما أَعبُد‬. ‫ َو َل أَنَا َعابِد َما َعبَدتُم‬. ُ ‫ َو َل أَنتُم َعابِدُونَ َما أَعبُد‬. َ‫ َل أَعبُد ُ َما ت َعبُدُون‬. َ‫قُل يَا أَيُّ َها الكَافِ ُرون‬
‫ِين‬
ِ ‫يد‬ َ ‫َو ِل‬

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Surah Al-Kafirun termasuk golongan surah Makiyah. Surat Al-Kafirun diturunkan secara
keseluruhan untuk menjawab ajaran orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad saw. agar
mau berkompromi bergantian dalam menyembah Tuhan yang disembah oleh orang-orang
Quraisy dan Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad saw.. Tentu saja ajakan mereka itu
ditolak oleh Nabi Muhammad dan turunlah Surah Al-Kafirun yang terdiri atas 6 ayat itu.

Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa tokoh-tokoh orang kafir yang menemui Nabi
Muhammad antara lain Walid bin Mughirah, Al-'Ash bin Wa'il As-Sahim, Al-Aswad bin Abdul
Muttalib, Umayyah bin Khalaf, dan tokoh-tokoh kafir Quraisy lainnya.
Surah Al-Kafirun ayat 1-6 menjelaskan tentang tidak adanya paksaan dalam beragama. Dalam
surah tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad beserta pengikutnya, agar tidak
menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir dan orang-orang kafir pun bukan
penyembah Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad.

Pada intinya kita harus saling menghormati agama orang lain, karena pada dasarnya kita adalah
saudara.

Surah Yunus 40-41

‫ َوإِن‬. َ‫َو ِمن ُهم َمن يُؤ ِم ُن ِب ِه َو ِمن ُهم َمن َل يُؤ ِم ُن بِ ِه ۚ َو َرب َُّك أَع َل ُم ِبال ُمف ِسدِين‬
‫ع َملُ ُكم ۖ أَنتُم َب ِريئُونَ ِم َّما أَع َم ُل َوأَنَا بَ ِريء ِم َّما‬
َ ‫ع َم ِلي َولَ ُكم‬ َ ‫وك فَقُل ِلي‬ َ ُ‫َكذَّب‬
َ‫تَع َملُون‬

Artinya: Di antara mereka ada yang beriman kepada Al Quran, dan diantaranya ada (pula)
orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhan mu lebih mengetahui tentang orang-orang
yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah "Bagiku
pekerjaanku dan Bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan
aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.

Dalam ayat 40 surah Yunus dijelaskan bahwa tidak semua orang mengakui akan kebenaran isi
ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan firman Allah swt.. Hal itu juga terjadi dikalangan umat
Islam sendiri, sebagian umat Islam ada yang benar-benar beriman atau mempercayai kebenaran
isi ayat-ayat Al-Qur'an dan sebagian yang lain ada yang mendustakannya, tetapi ada juga yang
sebelumnya mendustakan dan kemudian beriman kepada (Al-Qur'an) setelah datang penjelasan
dan tampak hakikatnya.

Padahal sebelumnya mereka berusaha untuk menentangnya dengan mengerahkan segala


kekuasaan, namun ternyata tidak mampu menghadapinya.

Ayat 40 juga menjelaskan bahwa Allah-lah yang memberikan hidayah kepada siapapun yang
dikehendaki-Nya dan mencabut hidayah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Allah lebih
tahu tentang orang-orang yang membuat kerusakan dibumi dengan kemusyrikan, kezaliman, dan
kedurhakaan karena mereka tidak mempunyai kesiapan untuk beriman.

Dalam ayat 41, Allah memberikan pengajaran kepada Nabi Muhammad dalam menghadapi
orang-orang kafir dan musyrik yang mendustakannya. Allah memerintahkan kepada Nabi
Muhammad saw. agar mengatakan: "bagiku amalku" yaitu menyampaikan wahyu dengan jelas,
memberi peringatan, dan kabar gembira.

Aku ini bukan penguasa atau pemaksa. Sedangkan bagimu amalmu yaitu kezaliman dan
kerusakan yang kamu akan diberi balasan karenanya pada hari hisab. Kalian tidak akan
mendapatkan hukuman lantaran perbuatan kalian.

Inilah prinsip yang harus ditanamkan dalam ditanamkan sebagai pribadi muslim dalam
bertoleransi antar umat beragama.

Apa yang harus di lakukan?


Saling menghormati terhadap masyarakat yang berbeda agama, tidak boleh menejek antara
masyarakat yang berbeda agama.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di bab II kami dapat menarik kesimpulan :

a. Bahwa pengertian toleransi adalah sikap tenggang rasa atau sikap lapang dada yang
berarti suka rukun dengan siapapun, dan tidak menyimpang dari aturan dimana
seseorang harus saling menghargai dan saling menghormati.

b. Toleransi sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan


yang harmonis, rukun dan sejahtera.

c. Toleransi mempunyai hubungan yang sangat erat dalam upaya mempererat hubungan
manusia dengan manusia .

Saran

Saran kami sebagai penulis adalah :

1. Perlunya sikap toleransi yang harus kita kembangkan dalam kehidupan beragama, maupun
bermasyarakat agar mencapai kehidupan harmonis, rukun dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai