Anda di halaman 1dari 4

Kasus Konflik antar Pembudidaya Rumput Laut di Desa Labuhan Kertasari

konflik yang terjadi berkaitan dengan berbagai aspek yaitu adanya benturan nilai, ide
atau ideologis dan agama; adanya perbedaan kepentingan yang diusung oleh para pesaing
kekuasaan dan adanya kondisi sumberdaya yang terbatas sehingga menjadi bahan rebutan
yang menyebabkan konflik. Fenomena tersebut ampak terjadi antar pembudidaya rumput laut di
Desa Labuhan Kertasari Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

Desa Labuhan Kertasari merupakan salah satu desa dalam lingkup administratif
kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Kondisi geografis Desa Labuhan Kertasari
berada pada daerah kawasan pesisir yang berbatasan langsung dengan selat alas. Kondisi
tersebut, membuat masyarakat sekitar bermata pencaharian sebagai pembudidaya rumput laut.
Produksi rumput laut di Desa Labuhan Kertasari sangat melimpah, sehingga menjadikan desa
tersebut sebagai sentra Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Sumbawa Barat. Metode yang
digunakan dalam budidaya adalah lepas dasar/patok dasar. Metode ini digunakan karena
kondisi perairan dengan keadaan surut terendah mencapai 20-60 cm.

Kondisi tersebut tentunya mampu memicu konflik antar pembudidaya rumput laut. Hal ini
dikarenakan harga rumput laut yang sangat tinggi yang mencapai Rp.30.000 sehingga
masyarakat banyak yang menandai wilayah dengan sebilah patok yang ditancapkan pada
dasar perairan. Konflik yang sering terjadi antar pembudidya disebabkan oleh perebutan lahan
budidaya. Lahan yang diperebutkan biasanya lahan baru dengan saling mengklaim bahwa
lahan tersebut milikny. Serta perebutan lahan yang sudah tidak digunakan selama bertahun-
tahun akhirnya diambil oleh orang lain. Konflik-konflik ini seringkali memicu aksi dengan cek-cok
maupun aksi pemukulan. Kasus konflik ini biasanya diselesaikan secara hukum yang berada di
tingkat RT, Dusun, Desa hingga Kepolisian.

Proses penyelesaian masalah yang terjadi pada kasus tersebut, melalui tahapan
mediasi di tingkat RT, Dusun dan Desa. Apabila di tingkatan tersebut dianggap tidak
menyelesaikan masalah maka, pihak yang merasa dirugikan akan melaporkannya hingga ke
tahap kepolisian. Namun, dari beberapa kasus yang ada. Tidak ada kasus yang menyebabkan
pembudidaya dipenjara atau terjerat hokum. Pihak kepolisian melakukan mediasi kembali
melalui desa, dan melakukan penyelesaian secara restorative Justice.

Kasus ini biasanya ada yang selesai secara damai dan berakhir da nada pula yang
masih berlanjut. Kasus yang berlanjut bisanya adanya rasa ketidak puasan terhadap keputusan
yang diterima. Biasanya konflik ini akan melibatkan anggota keluarga kembali dengan tidak
saling menegur sapa. Sehingga tali silaturahmi antar pembudidaya menjadi terputus.

Identifikasi Konflik

Jenis Konflik :Konflik antar Individu, Konflik antar Kelompok

Penyebab Konflik : Perbutan Lahan Budidaya Rumput Laut

Cara penyelesaian :Strategi yang digunakan dalam penyelesaian adalah musyawara


dan kompromi. Pihak yang terlibat konflik akan dipanggil dan
dimediasi dengan meminta keterangan yang ada. Setelah itu,
dilakukan kompromi antar kedua pihak. Salah satu, strategi yang
muncul dengan menngunakan kuadran (Win-Lose) dan (Lose-
Win). Metode Lose Win merupakan metode yang digunakan
berdasarkan hasl keputusan dari pemangku kebijakan yang
menangani kasus tersebut.

Metode Lose-Win merupakan metode penyelesaian yang


digunakan oleh seseorng dengan sadar mengalah dikarenakan
ada beberapa faktor, sepeti menjaga tali silaturahmi dan lainnya.

2. Konflik antar Ormas dan Pedangang

Kejadian tanggal 25 mei, bentrok antara warga sekitar di kecamatan parung kabupaten
bogor, konflik bermula sebenernya sudah lama, ormas sudah sangat meresahkan di sekitar
kecamatan parung, terutama di tempat ramai yaitu pasar. ormas seringkali meminta uang
keamanan terhadap toko pedagang dan pedagang kaki 5 di sekitaran pasar. di tambah lagi di
setiap hari raya ataupun hari besar lainnya seperti 17 agustusan para ormas kerap meminta
uang sumbangan yang di patokan. dan jumlah tergolong sangat banyak, puncak nya terjadi
pada tanggal 25 Juni kemarin. di saat ormas meminta sumbangan untuk kegiatan idul fitri. hal
ini membuat kemarahan warga sekitar dan para pedagang. beberapa ormas di keroyok warga
dan ormas yang tidak suka atas kejadian tersebut kembali mendatangi warga di sekitaran
tersebut, sehingga terjadi lah konflik dimana warga berkumpul untuk menghadang para ormas
yang ingin bergrombol mendatangi kampung mereka. hal ini sampai melibatkan ke polisian,
camat dan kepala desa untuk melerai kejadian tersebut.

Konflik meredaa di saat terjadi mediasi antara beberap tokoh masyarakat dan ketua
ormas tersebut, yang akhirnya setiap tindakan sumbangan dan pungli tanpa izin dari desa,
kecamatan dan polsek di nyatakan ilegal dan dapat di jatuhi sanksi yang telah di sepakati
bersama, yaitu pengusiran secara paksa ormas di daerah tersebut. hal ini berlaku untuk semua
ormas tanpa terkecuali.

Identifikasi konflik

Jenis konflik: konflik antar individu, konflik antar kelompok

Penyebab konflik: Ormas yang seringkali meminta sumbangan kepada para pedagang
hingga akhirnya menimbulkan kemarahan.
Penyelesaian: Strategi yang digunakan dalam penyelesaian adalah melalui mediasi.
Pihak 1 dan pihak 2 terjadi kesepakatan damai. Kemudian,
adanya sanksi jika sewaktu-waktu terjadi hal seperti ini lagi. itu,
Salah satu, strategi yang muncul dengan menggunakan kuadran
(Win-Lose) Metode Win - Lose merupakan metode yang
digunakan berdasarkan hasil keputusan dari pemangku kebijakan
yang menangani kasus tersebut.

Metode penyelesaian koflik win-lose strategy merupakan cara


untuk menyelesaikan konflik yang paling bijaksana karena pihak
yang ditindas akan dimenangkan, sedangkan pihak yang
menindas akan dikalahkan. Oleh karena itu teknik yang lebih
sering digunakan akan teknik win-lose atau menang-kalah.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam mengenai teknik win-
lose.

3. KONFLIK SENGKETA TANAH DESA BOJONG KONENG VS SENTUL CITY,


KABUPATEN BOGOR

Permasalahan sengketa lahan yang terjadi di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan


Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terkuak setelah pengamat politik Rocky Gerung
disomasi oleh PT Sentul City Tbk untuk hengkang dan segera membongkar rumahnya.

Bukan hanya Rocky Gerung yang diminta untuk minggat, tetapi ada enam orang warga
di Desa Bojongkoneng yang juga kena somasi oleh pihak Sentul City.

Tak terima disomasi, enam orang itu menggugat balik Sentul City ke PN Jakarta Selatan.
Mereka menggugat Kepala Departemen Hukum PT Sentul City Faisal Farhan sebagai
Tergugat I dan PT Sentul City sebagai Tergugat II.

PT Sentul City Tbk diketahui tengah berencana memanfaatkan lahan yang terletak di
Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor itu. Langkah pemanfaatan lahan ini juga
disebutkan sebagai program lanjutan yang sebelumnya telah terlaksana di beberapa
desa, seperti Desa Citaringgul dan Desa Babakan Madang.

Sentul City disebut-sebut ingin mensukseskan rencana tersebut, kuasa hukum Sentul
City Antoni mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan penataan dan penguasaan
aset-aset yang diklaim telah diambil oleh spekulan.

Kuasa hukum pengamat politik Rocky Gerung, Haris Azhar menyatakan adanya kesepakatan
damai antara kliennya dengan pengembang properti, PT Sentul City Tbk (BKSL) terkait
sengketa lahan di Bojong Koneng, Babakan Madang, Jawa Barat.
Dia menegaskan, Rocky telah melakukan pertemuan dengan Presiden Komisaris Sentul City,
Basaria Pandjaitan.

Dalam kesepakatan damai itu, Direktur Eksekutif Lokataru itu juga meminta agar hak-hak warga
di Bojong Koneng yang sebelumnya mendapatkan somasi dari Sentul City tidak tergusur.

Identifikasi konflik

Jenis konflik: Konflik antar individu, konflik antar kelompok

Penyebab konflik: Sengketa lahan yang dulakukan Sentul City terhadap Rocky Gerung dan 6
orang lainnya di Desa Bojongkoneng

Penyelesaian: Strategi yang digunakan dalam penyelesaian adalah melalui


mediasi. Pihak 1 dan pihak 2 terjadi kesepakatan damai. Setelah
itu, pihak 1 meminta hak dari aset-aset yang telah diklaim untuk
dikembalikan kepada pihak 2. Salah satu, strategi yang muncul
dengan menggunakan kuadran (Win-Lose) Metode Win - Lose
merupakan metode yang digunakan berdasarkan hasl keputusan
dari pemangku kebijakan yang menangani kasus tersebut.

Teknik win-lose memberikan penekanan penyelesaian masalah


dengan memenangkan salah satu pihak dan menaklukan lawan
lain. Sehingga jelas siapa yang benar (menang) dan siapa yang
salah (kalah). Ketika sudah dipastikan siapa yang akan menang
dan siapa yang akan kalah, akan menyebabkan pihak yang
dimungkinkan kalah menjadi bersiap dalam pertemuan
selanjutnya. Persaingan antar kedua pihak menjadi lebih tegang
dan terasa sekali suasana persaingannya. Penyelesaian teknik ini
akan sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang kalah. Teknik ini
biasanya hanya digunakan ketika menghadapi masalah yang
membutuhkan penyelesaian secara cepat dan tegas.

Anda mungkin juga menyukai