Cerita penindasan Jepang kepada rakyat Indonesia. Jepang memberlakukan kerja paksa
atau dalam bahasa Jepang adalah romusha.
Para romusha bekerja tidak mengenal waktu, karenanya begitu banyak di antara
mereka yang tumbang karena kelaparan
Akting ; Tentara Jepang dengan semena mena menyiksa dan menyuruh rakyat
jelata dengan seenaknya. Dan para rakyat jelata menuruti perintah jepang dengan
susah payah dan kelaparan.
Rakyat Indonesia pada saat itu telah mengetahui bahwa romusha selalu
diperlakukan dengan buruk dan tidak manusiawi. Akan tetapi mereka terlalu takut
untuk menolak perintah Jepang dan dengan berat hati anggota keluarga mereka
diambil secara paksa.
Bu Fajar Masuk:
Fatmawati menjahit bendera pusaka merah putih usai dirinya kembali ke Jakarta bersama
keluarga setelah pengasingan di Bengkulu pada bulan Oktober tahun 1945
Fatmawati saat menjahit bendera itu sedang mengandung anak pertamanya yakni Guntur
diusia kandungan 9 bulan. Air mata Fatmawati pun menetes di atas bendera yang sedang
dijahitnya. Fatmawati menangis, dengan kondisi fisik yang rentan, dua hari Fatmawati
habiskan waktu untuk menjahit bendera itu
Bukan dengan kaki, namun dijahit dengan tangan saja. Sebab Fatmawati dilarang oleh
dokter untuk menggerakkan mesin jahit.
"Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya
paksakan diri menjahit bendera Merah Putih," ungkap Fatmawati (bu Fajar berbicara)
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus, pasukan sekutu menjatuhkan bom atom secara berturut turut
di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Setelah menjajah Indonesia sejak 1942 silam, Jepang takluk di tangan sekutu Belanda pada
15 Agustus 1945. Karena keadaan Jepang yang genting, Jepang menyerah tanpa sayarat
kepada sekutu, yang menyebabkan kekosongan kekuasaan di Indonesia. Berita kekalahan
Jepang pun terdengar bersamaan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Akting: Caherul saleh mendengar kabar berita jepang di bom oleh sekutu
Golongan muda yang dipimpin oleh Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno dan
Mohammad Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah mendapatkan keputusan dari rapat golongan muda, kemudian para pemuda tersebut
mengirim utusan (Wikana dan Darwis) agar segera bertemu dengan Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta untuk menyampaikan hasil rapat dan meminta Proklamasi Kemerdekaan
segera dilaksanakan pada 16 Agustus 1945.
Namun usulan golongan muda ditolak karena proklamasi kemerdekaan Indonesia diserahkan
pada PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Tetapi, golongan muda berpendapat
kemerdekaan harus diraih dan diperjuangkan sendiri, tanpa ikut campur dari tangan Jepang.
Golongan muda menganggap PPKI adalah organisasi bentukan Jepang meski anggotanya
orang Indonesia.
Ir. Sokerno dan Drs. Moh. Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok untuk menjauhkan
dari pengaruh Jepang. Golongan muda khawatir kedua tokoh ini akan dipengaruhi oleh
Jepang untuk menghalangi proklamasi kemerdekaan. Soekarno dan Hatta kemudian
diamankan di Rengasdengklok atau markas PETA (Pembela Tanah Air).
Sementara itu di Jakarta, Ahmad Soebardjo (golongan tua) bersama Wikana (golongan muda)
mengadakan kesepakatan untuk proklamasi di Jakarta.
Laksamana Maeda yang merupakan tentara Jepang yang mendukung perjuangan Indonesia
membolehkan rumahnya menjadi tempat perundingan untuk membuat naskah proklamasi.
Kesepakatan tersebut membuat Jusuf Kunto dari pihak pemuda membawa Ahmad Subardjo
menjemput Ir. Soekarno ke Rengasdengklok. Malam hari pada 16 Agustus 1945, rombongan
sampai ke Jakarta.
Soekarno dan Hatta diarahkan untuk menuju rumah Laksamana Maeda dengan maksud
menyusun isi teks proklamasi. Sementara di ruang depan, juga ada Sayuti Melik, Soekarni, B.
M. Diah, dan Soediro. Teks proklamasi disusun oleh, Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad
Soebardjo. Namun terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda terkait
penanda tanganan teks proklamasi.
Akting : golongan muda dan golongan tua berdiskusi membuat teks proklamasi.Ir
soekarno menulis rancangan teks proklamsi di selembar kertas, yang nantimya akan
diserahakan ke sayuti melik untuk diketik
Akhirnya Sukarni mengusulkan teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta
dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia. Kemudian Sayuti Melik menyalin dan mengetik
menggunakan mesin tik.
Akting : soekarno, muh hatta, dan sayuti melik berada di satu meja untuk proses
pengetikan teks proklamasi
Usai teks proklamasi selesai diketik, terjadilah hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00
Pada awalnya, pembacaan Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada, tetapi karena
alasan keamanan kemudian pelaksanaan pembacaan Proklamasi dipindahkan ke kediaman
Presiden Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56
Saat itu, pengibaran Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih dilakukan oleh Latief
Hendraningrat, Suhud, SK Trimurti
Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, terjadi suatu kendala atau masalah
utama, yaitu menyampaikan penyebaran berita atau informasi kemerdekaan Indonesia ke
seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
Pada tahun 1945, alat komunikasi masih sangat terbatas dan belum memadai. Bukan hanya
itu, Jepang juga melarang Indonesia untuk menyebarkan berita Proklamasi ke seluruh
wilayah Indonesia. Larangan tersebut menjadi salah satu penyebab berita Proklamasi
terlambat sampai ke beberapa daerah, khususnya daerah di luar Jawa.
Penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan penuh dengan perjuangan, orang yang berjasa
dalam penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan yaitu Jusuf Ronodipuro, ia membuat
pemancar radio baru setelah kantor berita Domei disegel dan karyawannya dilarang masuk.
Selain itu, juga ada BM Diah yang mencetak surat surat kabar dan menyebarkan ke seluruh
pelosok Indonesia.