Anda di halaman 1dari 22

SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA PT GOODYEAR INDONESIA Tbk

NOMOR : / ADM-GY / AKRE-SK / X / 2023

TENTANG
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN
PERALATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA
PT GOODYEAR INDONESIA TBK

Menimban : a. bahwa dalam upaya tersedianya sarana kerja


g dan peralatan dengan kondisi yang sesuai
dengan persyaratan kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan;
b.
bahwa masyarakat perlu dilindungi kesehatan
dan keselamatannya terhadapkesalahgunaan,
penyalahgunaan dan penggunaan alat kesehatan
dan yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
c. keamanan, dan kemanfaatan;
bahwa agar tersedianya sarana kerja yang
d.
nyaman dan peralatan yang berada dalam
kondisi baik serta aman; bahwa berdasarkan
pertimbangan pada huruf a,b dan c perlu
menetapkan Keputusan Penanggung Jawab
KLINIK PRATAMA PT GOODYEAR INDONESIA
Tbk tentang Pemantauan, Pemeliharaan,
Perbaikan Sarana dan Peralatan;
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2023 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor
2. 105);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1189/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Produksi Alat Kesehatan Dan Perbekalan
3. Kesehatan Rumah Tangga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 399);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga
4.
Sanitarian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 648);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 403);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi
Alat Kesehatan (Berita Negara Republik
6. Indonesia Tahun 2015 Nomor 1197);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
7. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1475);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
8. Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1423);
9.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
10 Nomor
. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 857);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
43 Tahun 2019 tentang PusatKesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1335).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PARATAMA PT GOODYEAR


INDONESIA Tbk TENTANG PEMANTAUAN,
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN
PERALATAN KLINIK.
Kesatu Kebijakn pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
:
sarana dan peralatan Klinik termasuk didalamnya
pemantauan dan pemeliharaan instalasi listrik, air,
dan ventilasi, pemantauan fisik, sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian tidak
terpisakan dari keputusan ini.

Kedua :Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana


dan peralatan klinik, pemantauan instalasi listrik,
air, dan ventilasi, pemantauan lingkungan fisik,
dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan
dilakukan oleh tenaga sanitarian yang kompeten.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : Bogor
di pada : 09 Oktober
2023
tanggal

Penanggung jawab Klinik Pratama PT Goodyear


Indonesia Tbk

dr. Muhammad Najib Fajar Fawaid


LAMPIRAN :SURAT KEPUTUSAN PJ
KLINIK PRATAMA PT
GOODYEAR INDONESIA TBK

NOMOR ADM-GY / AKRE-SK / X / 2023

TENTANG :PEMANTAUAN,PEMELIHARAAN
:, PERBAIKAN SARANA DAN
PERALATAN

PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN


PERALATAN

BAB I
PENDAHULU
AN

Pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan perlu


disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini. Dalam rangka menjamin sarana dan peralatan
kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan melalui upaya pemeliharaan mutu sarana dan
peralatan kesehatan di Puskesmas dengan memperhatikan
dampak terhadap kesehatan manusia serta upaya pelestarian
lingkungan hidup.
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang- Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan
pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap media
lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan standar,
norma dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan
penyehatan, pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial yang mana dilaksanakan pemantauan,
pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan klinik.

Defenisi:
Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya
tersedianya lingkungan sarana kerja dan peralatan dengan
kondisi yang sesuai dengan persyaratan kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Tujuan :

1. Tersedianya lingkungan sarana kerja yang nyaman dan


peralatan yang berada dalam kondisi baik serta aman dari
ancaman kebakaran, timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak
2.
psikologis.
3.
Memberikan perlindungan kepada pegawai dari ancaman.
Terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat
4. melalui upaya pencegahan gangguan
kesehatandari faktor risiko kesehatan
lingkungan di klinik.
Melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat terhadap
kesalahgunaan, penyalahgunaan dan penggunaan alat
kesehatan dan yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
keamanan, dan kemanfaatan.
BAB II

PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN SARANA DAN


PERALATAN

Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan


KLINIK PRATAMA PT GOODYEAR INDONESIA Tbk dilaksanakan
dengan cara komunikasi, informasi, dan edukasi antar unit
pelayanan terhadap jadwal pemantauan dan pemeliharaan sarana
air, listrik, ventilasi dan peralatan di setiap unit pelayanan.
Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku
petugas terhadap pemeliharaan dan pemantauan sarana instalasi
listrik, air, gas, dan system lainnya, ventilasi dan peralatan
kesehatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan dan
upaya yang diperlukan sehingga dapat mencegah Faktor Risiko
Lingkungan.

Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan


1.
berupa: Petugas memeriksa secara berkala
sarana dan peralatan yang digunakan.
2.
Petugas menerima pengaduan dari pasien maupun petugas
kesehatan mengenai kerusakan dari sarana maupun

3. peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.


Petugas menginventarisir sarana dan peralatan yang harus

4. dilakukan perbaikan.
5. Petugas merencanakan perbaikan sarana dan peralatan.
Petugas mengusulkan perbaikan sarana dan peralatan

Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik,


air bersih, air limbah, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan instalasi
terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab. Perawatan
rutin dilakukan secara rutin dan berkala, sedangkan
perbaikan/rehab dilakukan hanya terhadap instalasi yang
rusakPelaksanaan dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui kerja bersama
melibatkan semua petugas Puskesmas dan dilakukan secara
berkala sesuai jadwal.
Adapun tata cara pemantauan dan pemeliharaan sesuai
dengan prosedur yang berlaku antara lain:
A. PEMANTAUAN DAN PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK

Tata cara pemantauan dan pemeliharaan instalasi listrik:


1. Petugas mengupayakan agar tidak terjadi hubungan silang
dan aliran
balik.
2. Petugas menata jaringan instalasi sedemikian rupa agar
memenuhi
syarat estetika.
3. Petugas memastikanjaringan instalasi tidak menjadi
tempat
perindukan serangga dan tikus.
4. Petugas mengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur
tetap yang
telah ditentukan.
5. Petugas mengupayakan konstruksi instalasi agar
sesuai dengan
standar desain yang berlaku.
7. Petugas memastikan pelaksanaan perbaikan/rehab
dilakukan oleh
pihak lain yang berkompeten.

B PEMANTAUAN DAN PEMELIHARAAN AIR


.
Tata cara pemantauan dan pemeliharaan air :

1. Petugas memastikan air bersih diperoleh dari Perusahaan


Air Minum,
sumber air tanah atau sumber lain yang telah
diolah sehingga
memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Petugas menyediakan air bersih untuk kebutuhan pasien
dan tenaga
kesehatan Puskesmas sesuai dengan persyaratan
kesehatan.
3. Petugas memastikan sumber air bersih dan sarana
distribusinya
harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
4. Petugas melakukan pengambilan sampel air bersih pada
sumber, bak
penampungan dan kran terjauh diperiksakan di
laboratorium minimal
1 kali setahun.

C PEMANTAUAN DAN PEMELIHARAAN UDARA DAN CAHAYA


.
Tata cara pemantauan dan pemeliharaan udara dan cahaya
(ventilasi) :
1. Petugas menjaga suhu dan kelembaban udara setiap
ruangan di Puskesmas dengan menggunakan ventilasi dan
alat peñata udara seperti AC, kipas angin, dll
2.
Petugas mengupayakan pencahayaan alam maupun
buatan agar
tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas yang
sesuai.
3. Petugas menempatan bola lampu agar dapat
menghasilkan penyinaran yang optimum.
4. Petugas segera melakukan penggantian bola lampu yang
mulai atau
berkurang fungsinya.
BAB III

PEMELIHARAAN, PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN

SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN

Pemeliharaan, perbaikan dan pembangunan sarana dan


peralatan kesehatan dilakukan antara lain untuk meningkatkan
akses terhadap air bersih, sarana kesehatan lingkungan, sarana
pembuangan air limbah, sampah medis dan non medis, serta
sarana kesehatan lingkungan lainnya yang memenuhi standar
dan persyaratan kesehatan lingkungan. Pemeliharaan, perbaikan
dan pembangunan sarana dan peralatan kesehatan sesuai dengan
tingkat risiko, dan standar atau persyaratan kesehatan
lingkungan, dengan mengutamakan keselamatan pasien dan
petugas pemberi layanan.
Contoh:

1. Penyediaan sarana cuci tangan dengan air bersih dan sabun


2. Pembuatan saluran air yang aman dan terlindungi untuk
mencegah pasien jatuh
3. Pembuatan wastafel di setiap unit pelayanan
4. Pemasangan tanda – tanda peringatan pada lantai, tangga
gedung Puskesmas untuk mencegah pasien atau petugas
5. jatuh
6. Ventilasi yang cukup untuk pencahayaan ruangan dan
7. kamar mandi. Pembuatan tangki air bersih.
8. Pembuatan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).

Membuat pegangan (ram) di kamar mandi pasien


9.
berkebutuhan khusus/disablitas.
10
. Penyediaan tempat sampah medis dan non
medis disetiap unit pelayanan

11 Menyediakan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) di unit yang


. berisiko terjadi kebakaran.
12 Membuat alur evakuasi pasien dan petugas jika terjadi
.
kebakaran Membuat jadwal pemeliharaan peralatan
13
. kesehatan.
Menyediakan anggaran
14 pemeliharaan, perbaikan/service
. peralatan kesehatan.
15 Menginventarisir peralatan kesehatan di setiap unit
. pelayanan.
Mengganti peralatan kesehatan yang rusak.
BAB IV

KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

Untuk menjamin tersedianya peralatan kesehatan sesuai


standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat,
keselamatan, dan laik pakai, perlu dilakukan pengujian
dan/atau kalibrasi peralatan kesehatan. Alat kesehatan yang
telah memenuhi standar berdasarkan hasil pengujian dan/atau
kalibrasi, harus diberikan Sertifikat dan Label laik pakai dari balai
pengujian fasilitas kesehatan atau institusi pengujian alat
kesehatan yang melakukan pengujian dan/atau kalibrasi.
Contoh:

1. Menyediakan anggaran untuk kalibrasi peralatan


kesehatan.
2.
Membuat jadwal kalibrasi 1 x setahun
BAB V

JIKA TERJADI KEBAKARAN

Kebakaran adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupandan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh kelalaian manusia
maupun faktor lain, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta
dampak psikologis dengan memberikan perlindungan kepada
pegawai dari ancaman bencana kebakaran dan menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Jika terjadi kebakaran
antara lain:

1. Petugas/ seluruh karyawan dan tamu menyelamatkan diri


ditempat aman dan jangan panik jika terjadi kebakaran.
2. Petugas/ karyawan yang mengetahui kejadian kebakaran
memberi informasi sumber kebakaran kepada petugas atau
yang diberi tanggung jawab.
3.
Petugas mematikan saklar pemutus arus listrik atau
putuskan arus listrik melalui panel sekering bila sumber

4. kebakaran dan penyebab kebakaran diketahui.


Petugas memadamkan kebakaran tersebut dengan alat
pemadam api dengan bahan pemadam yang sesuai (tabung
5. pemadam APAR, blanket, karung goni dsb) jika
memungkinkan.
Petugas segera menghubungi dinas pemadam kebakaran dan
6.
PLN jika ternyata kebakaran cukup besar. Lingkungan
sekitar perlu dirapihkan/ sterilkan sehingga mudah dicapai
7.
oleh pemadam kebakaran.

8. Satgas Kebakaran mempersiapkan peralatan pemadam/


9. hydrant/ Genset sambil menunggu petugas pemadam
kebakaran,
Petugas melakukan penyelamatan dokumen-dokumen serta
peralatan kantor.
Satgas/ petugas yang ditunjuk mengambil posisi yang telah
ditentukan.
Satgas/ petugas melakukan pemadaman sumber kebakaran/
api.
Proteksi terhadap kebakaran adalah suatu bentuk upaya
penanggulan terhadap terjadinya kebakaran melalui proteksi dini
yang ada dan dapat dilakukan di klinik. Proteksi terhadap
kebakaran dapat dilakukan oleh petugas dan pengunjung/
pasien.
A. Bagi Pegawai/ Petugas KLINIK PRATAMA PT GOODYEAR
INDONESIA Tbk :
1. Petugas mematuhi peraturan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
2. Petugas memberitahukan/melaporkan kepada petugas
yang berwenang apabila menemukan/mengetahui adanya
indikasi sumber bahaya kebakaran.
3. Petugas tidak melakukan perbuatan yang bisa
menimbulkan bahaya kebakaran.
4. Petugas menggunakan stop kontak sesuai dengan
kapasitasnya (tidak lebih dari 1.500 watt untuk satu stop
kontak).
5. Petugas Selalu mencabut/mematikan peralatan elektronik
dari stop kontak, setelah tidak lagi mempergunakannya.
6. Petugas menjaga agar seluruh peralatan pemadam yang
tersedia tidak terhalang barang apapun.
7. Petugas menjaga agar jalur menuju pintu darurat tidak
terhalang meja, lemari, dan barang lainnya.

B. Bagi pengunjung/tamu :
1. Pengunjung mematuhi peraturan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran.
2. Pengunjung mencegah dan tidak melakukan perbuatan
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
3. Pengunjung memberitahukan/melaporkan kepada petugas
yang berada didekatnya apabila mengetahui/menemukan
adanya indikasi yang bisa menimbulkan kebakaran.
BAB VI

PENUTU

Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan


Lingkungan, Puskesmas harus melakukan pemantauan dan
evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Pemantauan,
pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan kesehatan
mencakup komunikasi, informasi, dan edukasi antar unit
pelayanan terhadap jadwal pemantauan dan pemeliharaan sarana
air, listrik, ventilasi dan peralatan kesehatan di setiap unit
pelayanan, perbaikan dan pembangunan sarana dan peralatan
kesehatan serta kalibrasi peralatan kesehatan.

Pelaksanaan pengawasan kualitas sarana lingkungan dalam


rangka program kesehatan digunakan untuk mengukur kinerja
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus
menjadi indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas.
Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan
kesehatan dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas terhadap akses
masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
kualitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, masalah
yang dihadapi, dan dampak kesehatan masyarakat. Salah satu
peran Puskesmas dalam memberikan pelayanan yang bersifat
upaya kesehatan perseorangan adalah melalui Pelayanan
Kesehatan Lingkungan, sehingga memperkuat Puskesmas sebagai
pusat pembangunan kesehatan terdepan. Dengan demikian peran
Puskesmas sangat penting dalam mendukung pembangunan
kesehatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Pelayanan kesehatan di KLINIK PRATAMA PT GOODYEAR


INDONESIA Tbk juga menjadi bagian penting dari standar
pelayanan minimal yang merupakan indikator dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya. Diharapkan
dengan ditetapkannya Keputusan Kepala Puskesmas
mengenai Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan
Peralatan, masyarakat akan semakin mendapat kemudahan akses
dari fasilitas pelayanan kesehatan baik sarana maupun peralatan
yang digunakan dalam pelayanan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasien untuk mendukung dan meningkatkan derajat
kesehatan setinggi – tingginya.
KEPALA PUSKESMAS MAUK

Taufit Wirawan

Anda mungkin juga menyukai